Anda di halaman 1dari 19

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN STEK AKAR DAN STEK DAUN

FEREEN TASYA MAHARANI SIAHAAN

190301163/AET 3

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Perbanyakan Tanaman Dengan

Stek Akar dan Stek Daun” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian pada Laboratorium Perbanyakan Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak

Ir. Irsal, MP selaku dosen mata kuliah Perbanyakan Tanaman yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya

masukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

penulisan berikutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga penulisan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ........................................................................................3
Kegunaan Penulisan .................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat
Praktikum.................................................................................................. 8
Alat dan Bahan ..........................................................................................8
Prosedur Praktikum .................................................................................. 8

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ............................................................................................ 11
Pembahasan .................................................................................12

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan

menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga

menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman

buah- buahan. Dengan kata lain setek atau potongan adalah menumbuhkan bagian

atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 2004).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah

yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan

biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan

manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui

tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif

juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui

perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara

buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak

dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman

yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya

tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman

secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk

(layering). Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi

dan sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Beberapa tahapan teknik budidaya tanaman adalah pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, pemupukan, panen dan pasca panen. Tahapan

pembibitan merupakan fase awal yang akan menentukan tinggi rendahnya

produksi kopi. Pembibitan kopi selama ini umumnya dilakukan secara generative
2
melalui biji dan jarang dilakukan secara vegetative. Upaya perbanyakan secara

vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu stek, cangkok, dan okulasi.

Pembibitan secara vegetative, contohnya stek, jarang dilakukan karena

kemampuan batang kopi yang sulit berakar. Padahal keuntungan perbanyakan

melalui stek batang antara lain tidak lama untuk menunggu waktu panen,

memiliki sifat genetik yang sama dengan induk sehingga sifat unggul dari induk

akan dapat dipertahankan (Yunanda et al. 2015).

Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi yang

sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya stek berakar tergantung

kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup dengan medium air

saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar walaupun

dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang dihasilkan sangat

dipengaruhi oleh asal bahan steknya yaitu bagian tanaman yang dipergunakan,

keadaan tanaman yang diambil steknya, dan keadaan luar waktu pengambilan

(Hasanah 2007).

Perbanyakan vegetatif melalui perakaran stek batang dianggap signifikansi

strategis Stek berakar tanaman fisiologis dewasa sudah berbuah pada fase dikenal

untuk pengobatan dini mereka dalam produksi. Stek Selanjutnya perakaran

menginduksi pertumbuhan pengerdilan kebiasaan di pohon dengan kanopi yang

lebih luas resultan yang meningkatkan pemangkasan dan panen, dua penting

perlengkapan agronomi dalam perbaikan pohon buah. Terakhir vegetatif

propagasi dengan memperbaiki genotipe. (Owuor. et al., 2009.)


3
Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui Perbanyakan

Tanaman Secara Seksual pada tanaman mangga.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di praktikum Perbanyakan Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman

dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu

bisa berupa pucuk tanaman, akar, atau cabang. Proses penyetekan tanaman itu

sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan

menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang

halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari

mata tunas. Sedangkan pemotongan 4 stek bagian pangkal harus meruncing.

Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu

sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang

diharapkan akan berhasil (Aak, 1991).

Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek,. Salah satu

kendala tanaman tidak bisa dibiakkan secara stek adalah kemampuan tanaman

untuk berakar. Beberapa hal yang membuat tanaman tidak dapat berakar setelah

dilakukan penyetekan adalah kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin

sklerenkim yang dapat menghalangi tempat munculnya akar adventif (Hartmann

et al., 2002)

Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman

induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman sukun

(Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu buji

(Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek

(Diospyros kaki Thumb.). Tanaman-tanaman tersebut dapat diperbanyak dengan

stek akar karena akarnya diperkaya dengan kuntum adventif yang setiap saat dapat
5
tumbuh. Contohnya, sebagian akar berada di atas permukaan tanah (Sumiasrih,

2005).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam

memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman

(genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman,

kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan

orang yang melakukanya (Naipospos, 2015).

Zat pengatur tumbuh memeliki beberapa golongan antara lain sitokinin,

auksin, dan giberelin. Selain itu ada zat penghambat pertumbuhan yaitu inhibitor.

Sitokinin dan auksin sintetis yang digunakan pada kultur in vitro sangat banyak.

Secara umum auksin yang sering digunakan yaitu IAA, NAA, dan 2,4

Diklorofenoksi asetat. Sedangkan sitokinin yang sering dipakai yaitu Benzil

Amino Purin dan Tedeazhuron. Sitokinin berperan dalam penggandaan dan

pembentukan tunas, sedangkan auksin berperan dalam pembentukan akar dan

perpanjangan sel (Imelda et al., 2008).

Pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk merangsang pembentukan

dan pertumbuhan akar dalam melakukan stek. Salah satu zat pengatur tumbuh

yang sering digunakan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar

adalah jenis auksin. Jenis auksin yang sering digunakan untuk keperluan tersebut

adalah IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid) dan NAA

(Napthalene Acetic Acid). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA

yang meruapakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling
6
berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin

riboside, kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine

(BA atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam

pengakaran stek (Widiarsih et al.,2008).

Kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masingmasing

spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek. Seperti, di

proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang

pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek

dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin. Keberhasilan budaya stek

tergantung pada jumlah nutrisi zat yang mengandung dan kondisi kepada mereka

ketika menanam - baik disiapkan, dilonggarkan, subur, tanah baik aerasi dan

kelembaban yang cukup. Akar stek hasil dari dasar-dasar akar, yang merupakan

grup dari Sel-sel meristematik terlokalisasi di titik kontak dari sinar medula

dengan kambium. Dasar-dasar akar terbentuk lama sumbu menembak, dengan

kepadatan yang lebih tinggi di dasar tunas, dekat dengan tunas ketiak.

(Nina et al., 2011).

Sumber bahan stek yang terbaik dijumpai pada tunas akar karena hormon

auksin terdapat pada ujung akar sehingga mempercepat terjadinya proses

pembentukan akar dan tunas.Konsentrasi auksin yang baik dijumpai pada

konsentrasi auksin 0,50 ppm dan 0,75 ppm. Penambahan konsentrasi auksin yang

tepat dapat berpengaruh terhadap setimbangnya hormon pada stek yang dapat

tmempercepat terbentuknya tunas. Kombinasi perlakuan terbaik adalah sumber


7
bahan stek tunas akar dan konsentrasi auksin 0,50 ppm (Halimursyadah et al.,

2014).

Pertumbuhan akar baru pada stek dipengaruhi oleh ketersediaan hormon

auksin pada bahan stek. Pada tanaman auksin banyak terbentuk pada tunas baru.

Terdapat konsentrasi IAA yang lebih tinggi pada kuncup yang sedang tumbuh

dibandingkan pada kuncup yang tidak sedang tumbuh. Pemberian auksin dalam

konsentrasi yang sangar rendah akan memacu pemanjangan akar bahkan

pertumbuhan akar utuh dan pada konsentrasi yang lebih tinggi pemanjangan

hampir selalu terhambat. Pada pengamatan seluruh parameter menunjukkan

pertumbuhan stek pucuk jauh lebih baik dibandingkan dengan stek batang pada

setiap konsentrasi ZPT yang diberikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak

adanya interaksi yang terjadi antara bahan stek dengan konsentrasi ZPT yang

diberikan (Supriyanto dan Prakasa, 2011).


BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret 2021, pada

pukul 08.00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan secara daring di Jln Abadi,

kecamatan Medan Sunggal, kelurahan Tanjung Rejo, Medan, Provinsi Sumatera

Utara pada ketinggian ± 28 mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop sebagai

alat dalam mengerjakan laporan dan juga melakukan praktikum online, aplikasi

Microsoft Word untuk mengetik laporan, email untuk pengiriman laporan ke

dosen Perbanyakan Tanaman, kertas sebagai media dalam mencatat hal-hal yang

ditentukan, polybag 5 kg sebagai tempat tumbuhnya biji, gembor sebagai alat

penyiraman, handphone sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan

praktikum.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman lidah

buaya, jeruk kasturi, aglonema, dan rimbang sebagai objek pengamatan, topsoil

dan sekam padi sebagai media tanam, e-book sebagai sumber bacaan, literatur

sebagai sumber pendahuluan dan tinjauan pustaka. Air berfungsi untuk membantu

biji dalam perkembangan nya.

Prosedur Praktikum

a. Stek Daun Tanpa Tangkai Daun

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Diambil bagian daun tanaman jeruk kasturi dengan menggunakan pisau

3. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam

4. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam
9
polybag

5. Diletakkan di bawah naungan

6. Di lakukan penyiraman secara rutin

b. Stek Daun Dengan Tangkai

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Dipotong bagian yang ada batang, daun dan tunas nya

3. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam

4. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam

polybag

5. Di letakkan dibawah naungan

6. Dilakukan penyiraman secara rutin

c. Stek Potongan Daun

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Di potong salah satu lidah buaya dari tanaman nya

3. Di potong menjadi beberapa bagian, dengan panjang sekitar 5 cm

4. Kemudian di bagian atas kanan dan kiri di kikis sehingga bagian tengah

atas agak runcing

5. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam

6. Di rendam tanaman yang akan ditanaman dengan zpt

7. Di tanam tanaman di dalam polybag

8. Di letakkan di bawah naungan

9. Dilakukan penyiraman secara rutin

d. Stek Akar

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Di ambil bagian akar tanaman rimbang


10

3. Di potong menjadi beberapa bagian

4. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam

5. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam

polybag

6. Diletakkan di bawah naungan

7. Dilakukan penyiraman secara rutin


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dipersiapkan media tanam

Dipersiapkan tanaman yang akan di stek

Diaduk zpt dengan air, tunggu sekitar 3 jam

Dimasukkan tanaman yang akan di stek dalam zpt


12
Pembahasan

Perbanyakan tanaman dengan stek diperoleh dengan cara menanam bagian

tertentu dari tanaman pucuk, akar, cabang bahkan daun. Hal ini sesuai dengan

literatur Aak (1991) yang menyatakan bahwa perbanyakan tanaman dengan cara

setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian

tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atau

cabang.

Faktor yang menghalangi dalam stek ialah kandungan lignin yang tinggi

dan cincin skelenkim. Hal ini sesuai dengan literatur Hartmann et al (2002) yang

menyatakan bahwa tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Salah

satu kendala tanaman tidak bisa dibiakkan secara stek adalah kemampuan

tanaman untuk berakar. Beberapa hal yang membuat tanaman tidak dapat berakar

setelah dilakukan penyetekan adalah kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran

cincin sklerenkim yang dapat menghalangi tempat munculnya akar adventif.

Stek akar dapat digunakan pada tanaman seperti tanaman sukun, cemara,

jambu biji, jeruk keprok dan kesemek. Hal ini sesuai dengan literatur Sumiasrih

(2005) yang menyatakan bahwa Bagian tanaman yang digunakan untuk stek

adalah bagian akar tanaman induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek

akar adalah tanaman sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina

equisetifolia), jambu buji (Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis

Lour.), dan kesemek (Diospyros kaki Thumb)

Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi bibit ialah faktor

tanaman, faktor lingkungan dan keterampilan orang yang mengerjakannya. Hal ini
13

sesuai dengan literatur Naipospos (2015) yang menyatakan bahwa beberapa faktor

yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara

perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang

entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu

pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukannya.

Zat pengatur tumbuh terbagi atas sitokinin, auksin dan giberelin. Hal ini

sesuai dengan literatur Imelda et al (2008) yang menyatakan bahwa zat pengatur

tumbuh memeliki beberapa golongan antara lain sitokinin, auksin, dan giberelin.

Sitokinin berperan dalam penggandaan dan pembentukan tunas, sedangkan auksin

berperan dalam pembentukan akar dan perpanjangan sel.

Zat pengatur tumbuh berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar saat

dilakukan penyetakan. Hal ini sesuai dengan literatur Widiarsih et al (2008) yang

menyatakan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk merangsang

pembentukan dan pertumbuhan akar dalam melakukan stek. Salah satu zat

pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pembentukan dan

pertumbuhan akar adalah jenis auksin.

Perakaran stek dipengaruhi proses pembentukan akar, kondisi tanah dan

horman auksin. Hal ini sesuai dengan literatur Nina et al (2011) yang menyatakan

bahwa kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masingmasing

spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek. Seperti, di

proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang


14

pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek

dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin.

Pada saat stek akar, digunakan tunas akar karena terdapat hormon auksin

yang mempercepat proses pembentukan akar dan tunas. Hal ini sesuai dengan

literatur Halimursyadah et al (2014) yang menyatakan bahwa sumber bahan stek

yang terbaik dijumpai pada tunas akar karena hormon auksin terdapat pada ujung

akar sehingga mempercepat terjadinya proses pembentukan akar dan tunas.

Pada saat proses stek, pertumbuhan akar dipengaruhi oleh hormon auksin,

jika konsentrasi auksin rendah maka akan memacu pemanjangan akar begitu

sebaliknya. Hal ini sesuai dengan literatur Supriyanto dan Prakasa (2011) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan akar baru pada stek dipengaruhi oleh

ketersediaan hormon auksin pada bahan stek. Pada tanaman auksin banyak

terbentuk pada tunas baru. Terdapat konsentrasi IAA yang lebih tinggi pada

kuncup yang sedang tumbuh dibandingkan pada kuncup yang tidak sedang

tumbuh. Pemberian auksin dalam konsentrasi yang sangar rendah akan memacu

pemanjangan akar bahkan pertumbuhan akar utuh dan pada konsentrasi yang lebih

tinggi pemanjangan hampir selalu terhambat.


KESIMPULAN

1. Perbanyakan tanaman dengan stek diperoleh dengan cara menanam bagian

tertentu dari tanaman pucuk, akar, cabang bahkan daun.

2. Faktor yang menghalangi dalam stek ialah kandungan lignin yang tinggi

dan cincin skelenkim.

3. Stek akar dapat digunakan pada tanaman seperti tanaman sukun, cemara,

jambu biji, jeruk keprok dan kesemek.

4. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi bibit ialah faktor

tanaman, faktor lingkungan dan keterampilan orang yang mengerjakannya.

5. Zat pengatur tumbuh terbagi atas sitokinin, auksin dan giberelin

6. Zat pengatur tumbuh berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar saat

dilakukan penyetakan.

7. Perakaran stek dipengaruhi proses pembentukan akar, kondisi tanah dan

horman auksin.

8. Pada saat stek akar, digunakan tunas akar karena terdapat hormon auksin

yang mempercepat proses pembentukan akar dan tunas.

9. Pada saat proses stek, pertumbuhan akar dipengaruhi oleh hormon auksin,

jika konsentrasi auksin rendah maka akan memacu pemanjangan akar

begitu sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1991. Budidaya Tanaman Mangga. Yogyakarta. Kanisius, hal: 43


Hartmann HT, DE Kester, FT Davies, Jr, RL Geneve. 2002. Plant Propagation:
Principles and Practices. Prentice Hall Inc. Engelwoods Clifs. New
Jersey.
Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta. 68 hal.
Imelda, M., A. Wulansari, dan Y.S. Poerba. 2008. Regenerasi Tunas dari Kultur
Tangkai Daun Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume). Biodiversitas,
9 (3): 173-176.
Naipospos, Hevyana. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran
Anggaran, Dan Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Vol.
2. No.2
Nina, C. Onica, E. Rosca, I. Dumitras, A. Clapa, D. dan Fira, A. 2011. The
Biologi Of The Propagagation Of Species, Plant Devolop, 18 : 17 – 26 .
Owuor, B. Musimi. Ocaidi. dan Asimwe. 2009.Vegetative Propagation of The
Large Sour Plum By Rooting f Plagiotropic, Arpn of Agrikultur and
Biological Science, 4 (1) :19 – 25.
Rahman, E., Maria, L. dan Yomi T. 2012. Perbanyakan Tanaman Secara
Vegetatif. Makalah Dasar-Dasar Agronomi. Program Studi Agribisnis.
Universitas Jambi. Jambi.
Sumiasrih. 2005.. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya,
Yunanda J, S Murniati, Yoseva. 2015. Pertumbuhan stek batang tanaman buah
naga (hylocereus costaricensis) dengan pemberian beberapa konsentrasi
urin sapi. JOM Faperta 2(1): 1-8.
Yustina, E. W.1994. Jenis dan Budidaya. Depok: Penebar Swadayana.
Widiarsih, S., Minarsih, Dzurrahmah, B. Wirawan, dan W. B. Suwarno. 2008.
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan. Artikel.

Anda mungkin juga menyukai