Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN

DAN KEBIASAAN PELAPORAN PAJAK TEMAN SEJAWAT


TERHADAP KEPATUHAN PAJAK GENERASI MILENIAL DI DKI
JAKARTA

Diajukan Oleh:

DZAKY FADLURRAHMAN ZAINUDDIN

1911070331

PROGRAM STUDI S1 KARYAWAN AKUNTANSI 

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS

(IKPIA)

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendapatan negara yang paling mendominasi saat ini adalah berasal dari
sektor pajak. Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
disebutkan bahwa kontribusi sektor pajak adalah sebesar 1.865,7 triliun dari total
penerimaan negara sebesar 2.233,2 triliun, atau sekitar 83,5 persen [ CITATION
Kem19 \l 1057 ]. Mengingat peranan pajak yang sangat fundamental bagi negara,
maka penerimaan dari sektor pajak harus dioptimalkan sebagai salah satu
sumber penerimaan negara terbesar di Indonesia.
Akan tetapi, walaupun penerimaan dari sektor pajak mendominasi
struktur penerimaan di APBN, penerimaan pajak masih tergolong rendah
dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Perbandingan penerimaan
pajak terhadap PDB disebut dengan tax ratio. Tax ratio merupakan repsentasi
kapasitas fiskal suatu negara, karena tax ratio menunjukkan tingkat kemampuan
pemerintahan dalam menghimpun pendapatan negara dari PDB dalam bentuk
pajak. Berikut merupakan data tax ratio di Indonesia pada tahun 2009-2019.

Grafik 1 Tax Ratio di Indonesia tahun 2009-2018

14

13.5

13
12.5
12.5 12.5
12.2
12.2 12.1
12 12 11.9

11.5 11.5
11.4

11 11

10.5

10
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : [CITATION OEC20 \l 1033 ]


Pada grafik di atas menunjukkan bahwa keadaan tax ratio di Indonesia
terus mengalami fluktuasi. Faktor yang mempengaruhi fluktuasi tax ratio di
Indonesia adalah regulasi, penegakan hukum, hingga kesadaran pajak
masayarakat Indonesia itu sendiri. [CITATION DJP20 \l 1033 ]. Apabila dilihat dari
negara lain, Indonesia mendapatkan perolehan angka tax ratio yang paling kecil.
Berikut merupakan perbandingan tax ratio di Indonesia dengan beberapa negara
ASEAN.

Grafik 2 Perbandingan Tax Ratio negara-negara ASEAN

20
18.2
18 17.5

16

14 13.2
12.5
11.9
12

10

0
Indonesia Malaysia Singapore Thailand Phillipines

Sumber : [CITATION OEC20 \l 1033 ]

Berdasarkan data di atas Tax Ratio Indonesia sangat kecil dibandingkan


dengan negara-negara tetangga di ASEAN. Faktor yang menyebabkan
rendahnya tax ratio di Indonesia adalah rendahnya kepatuhan pajak di
Indonesia, kepastian hukum mengenai peraturan perpajakan yang kurang, dan
peer country pressure, yaitu lemahnya daya saing tarif pajak di antara negara-
negara lainnya [ CITATION Nas19 \l 1057 ].

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan di sektor perpajakan


telah dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak, salah satunya adalah terus
meningkatkan target penerimaan pajak. Akan tetapi, target tersebut selalu
mengalami shortfall dari realisasi yang ada. Berikut merupakan data target dan
realisasi penerimaan dari sektor perpajakan di Indonesia tahun 2009-2018.
Grafik 3 Target dan Realisasi Pajak tahun 2009-2018 dalam Triliun

1600
1424
1400 1355.2 1315
1294.25 1283.57
1200
1072.38 1060.86 1105.97 1151.13
995.2 985.13
1000 921.4
885.03
835.83
800 763.67
742.74
661.5
577.39
544.53
600 569.02

400

200

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Target Realisasi

Sumber : [CITATION Lok19 \l 1033 ]

Berdasarkan data di atas, realisasi penerimaan pajak tidak pernah


mencapai target dari tahun ke tahun. Faktor yang mempengaruhi atas tidak
tercapainya target tersebut adalah tingkat kepatuhan yang rendah hanya sebesar
50%, kebocoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang berasal dari restitusi atau
pengembalian pajak, dan jumlah basis Wajib Pajak yang masih kecil [ CITATION
Ari15 \l 1057 ].

Tingkat kepatuhan pajak yang rendah, tentunya tidak luput dari kontribusi
milenial. Generasi Y atau biasa disebut dengan Generasi Milenial adalah
kelompok masyarakat dengan tahun kelahiran antara tahun 1980 hingga awal
tahun 2000 [CITATION Hor12 \l 1057 ]. Generasi milenial merupakan generasi yang
masuk ke dalam usia produktif di Indonesia [CITATION Bad20 \l 1057 ]. Dengan
kata lain, keberadaan generasi milenial saat ini berperan penting dalam
peningkatan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut karena generasi milenial
mendominasi persebaran penduduk di Indonesia.
Grafik 4 Persebaran Penduduk Berdasarkan Usia di Indonesia Tahun 2015-2020

200,000,000
180,000,000
160,000,000
140,000,000
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Belum Produktif (0-14 tahun) Usia Produktif (15-64 tahun)


Sudah Tidak Produktif (65+ tahun)

Sumber :[CITATION Kat19 \l 1033 ]

Berdasarkan data di atas, komposisi generasi milenial terhadap generasi


lainnya sangat mendominasi. Hal ini berarti dengan besarnya jumlah populasi
generasi milenial, potensi yang akan dihasilkan oleh generasi milenial juga
semakin besar. Salah satu yang bisa dilakukan oleh generasi milenial adalah
melakukan hal produktif sehingga bisa meningkatkan perekonomian individu
mereka masing-masing. Sehingga pada akhirnya juga meningkatkan
peningkatan pendapatan negara melalui sektor pajak.

Peningkatan sektor pajak tersebut salah satunya adalah dengan cara


peningkatan pelaporan pajak. Kaum milenial yang memiliki inisiatif untuk
memenuhi tanggungjawab pajaknya hanya sekitar 50% [ CITATION Sau19 \l 1057 ].
Padahal, kebiasaan generasi milenial cenderung dekat dengan teknologi,
komunikasi dan media. Generasi milenial adalah pengguna internet terbesar di
Indonesia. Menurut survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), pengguna internet terbesar merupakan masyarakat yang berusia 19-34
tahun yaitu sebesar (49,52%). Berikut adalah data tentang pengguna internet
berdasarkan kelompok usia, dapat dilihat dalam Grafik 5 dibawah.
Grafik 5 Pengguna Internet berdasarkan kelompok usia

>54
4% 13-18
17%
35-54
30%

19-34
50%

13-18 19-34 35-54 >54

Sumber : [CITATION Dat18 \l 1033 ]

Dominasi pengguna internet oleh generasi milenial merupakan peluang


bagi pemerintah untuk semakin berfokus terhadap kepatuhan pajak generasi
milenial. Hal tersebut karena sistem perpajakan saat ini didominasi oleh teknologi
informasi, seperti e-billing, e-SPT, dan e-faktur. Dengan penerapan e-system
tersebut, seharusnya proses pelaporan pajak akan semakin mudah. Hal tersebut
sejalan dengan penerapan sasaran administrasi perpajakan. Melalui sistem
tersebut, diharapkan dapat menjadi kontrol yang efektif terhadap otoritas
perpajakan dalam melaksanakan tugasnya [CITATION Rah10 \l 1057 ]. Selain itu,
penerapan penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan
kepatuhan perpajakan di Indonesia [CITATION Kes13 \l 1057 ].

Peran pemerintah dalam meningkatkan kesadaran Wajib Pajak sudah


digalakkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah gerakan sadar pajak.
Gerakan tersebut adalah gerakan untuk mensosialisasikan pajak pada generasi
milenial. Pengenalan pajak kepada generasi milenial yang bisa digaungkan
adalah dengan publikasi melalui media sosial maupun menyisipkan dalam materi
perkuliahan seperti program kerja yang sedang dilakukan oleh DJP. Sehingga
tujuan untuk mewujudkan milenial sadar pajak terwujud [ CITATION DJP19 \l 1057 ].
Gerakan tersebut dikemas dengan menarik dan ringan sehingga bisa diterima
oleh generasi milenial. Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan
rasa bangga serta memiliki rasa tanggung jawab bersama terhadap tujuan
negara [CITATION Nil18 \l 1057 ]. Generasi milenial juga selalu update terhadap
trend yang ada sekarang. Jika saja kebiasaan sadar pajak menjadi trend, maka
milenial akan lebih sadar akan manfaat pajak bagi pembangunan-pembangunan
negara [ CITATION DJP19 \l 1057 ].

Gerakan sadar pajak juga selaras dengan karakteristik generasi milenial


yang cenderung berkelompok dan pandai bersosialisasi. Budaya atau gaya hidup
sehari-hari yang biasa dilakukan generasi milenial adalah “nongkrong”[CITATION
Adm19 \l 1033 ]. Dalam proses “nongkrong” tersebut biasanya mereka saling
bersosialisasi atau bertukar informasi yang mereka dapatkan. Hal tersebut dapat
menjadi peluang yang baik untuk menanamkan nilai kesadaran pajak secara
masif melalui kelompok-kelompok tersebut. Karena apabila teman sejawat
melakukan pelaporan pajak, maka wajib pajak yang lainnya memiliki potensi
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya [CITATION Tri03 \t \l 1057 ].

Kecendrungan generasi milenial yang pandai bersosialisasi sangat erat


kaitannya dengan kehidupan di DKI Jakarta karena merupakan kota dengan
jumlah penduduk yang cukup tinggi yaitu sebanyak 10.557.810 jiwa [CITATION
Bad18 \l 1033 ]. Terlebih lagi, DKI Jakarta merupakan pusat ibukota negara yang
memiliki kontribusi yang tinggi di bidang perekonomian. Terlihat dari
kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang cukup
tinggi yaitu sebesar 17.17% [CITATION Dat20 \t \l 1033 ]. Selain itu, upah minimum
DKI Jakarta cukup tinggi dari rata-rata daerah-daerah yang lainnya, yaitu sebesar
Rp4.276.349 [CITATION POR20 \l 1033 ]. Selain itu, jumlah tenaga kerja usia
produktif di DKI Jakarta sebesar 71% dari total populasi DKI Jakarta [ CITATION
Dat181 \l 1033 ]. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan generasi milenial
dan juga termasuk usia produktif yang berada di DKI Jakarta harus menjadi fokus
pemerintah dalam menghimpun sumber daya dalam bentuk pajak.

1.2 Perumusan Masalah

Realisasi pendapatan negara melalui pajak tidak sesuai sesuai dengan


target selama sepuluh tahun terakhir ini. Sedangkan, Direktorat Jenderal Pajak
sudah melakukan berbagai cara yaitu gerakan sadar pajak yang dan yang
menjadi target adalah generasi milenial. Alasan DJP menjadikan generasi
milenial menjadi target adalah karena pada tahun sekarang ini generasi milenial
sudah masuk usia produktif. Gaya hidup generasi milenial suka “nongkrong” atau
bersosialisasi, juga sangat menagandalkan teknologi informasi, komunikasi dan
media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya, dua karakteristik diatas
sangat membantu mensukseskan gerakan sadar pajak yang dipelopori oleh DJP.
Ditambah lagi dari segi penduduk di DKI Jakarta yang upah minimum regional
nya juga tinggi, usia produktif sangat mendominasi.

Berdasarkan pokok permasalah tersebut, maka pertanyaan penelitian dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi perpajakan pada generasi


milenial di DKI Jakarta?
2. Bagaimana kebiasaan pelaporan pajak teman sejawat pada generasi milenial
di DKI Jakarta?
3. Bagaimana tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial di DKI Jakarta?
4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan teknologi informasi perpajakan terhadap
tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial di DKI Jakarta?
5. Bagaimana pengaruh kebiasaan pelaporan pajak teman sejawat terhadap
tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial di DKI Jakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi informasi perpajakan


pada generasi milenial di DKI Jakarta.
2. Untuk mendeteksi bagaimana kebiasaan pelaporan pajak teman sejawat
pada generasi milenial di DKI Jakarta.
3. Untuk memahami bagaimana tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial
di DKI Jakarta.
4. Untuk mengerti bagaimana pengaruh pemanfaatan teknologi informasi
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial di DKI
Jakarta.
5. Untuk melihat bagaimana pengaruh kebiasaan pelaporan pajak teman
sejawat terhadap tingkat kepatuhan pajak pada generasi milenial di DKI
Jakarta.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi


Perpajakan dan Kebiasaan Pelaporan Pajak Teman Sejawat terhadap
Kepatuhan Pajak Generasi Milenial di DKI Jakarta” ini memiliki dua manfaat,
yaitu:

1.4.1 Manfaat Akademis


Manfaat secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat mengenai pengaruh
pemanfaatan teknologi informasi perpajakan dan kebiasaan pelaporan pajak
teman sejawat terhadap kepatuhan pajak. Selain itu, hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya data tambahan, informasi, data tambahan, dan
acuan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan kebijakan bagi lembaga-lembaga terkait seperti Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), khususnya dalam proses pembuatan kebijakan untuk meningkatkan
kepatuhan pajak.
DAFTAR PUSTAKA

AdminSSP. (2019, Januari 3). Peran Generasi Milenial Menuju Indonesia 2045. Diambil
kembali dari sspeduli.org: https://sspeduli.org/peran-generasi-milenial-menuju-
indonesia-2045/

Ariyanti, F. (2015, June 19). 3 Penyebab Penerimaan Pajak RI Selalu di Bawah Target.
Diambil kembali dari liputan6.com:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2255380/3-penyebab-penerimaan-
pajak-ri-selalu-di-bawah-target

BPS, Badan Pusat Statistik. (2019). Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2018-2019. Diambil kembali dari
https://jakarta.bps.go.id/:
https://jakarta.bps.go.id/dynamictable/2019/09/16/58/jumlah-penduduk-
provinsi-dki-jakarta-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-2018-.html

Consultant, M. (2020, February 15). Tax Ratio Indonesia Turun Jadi 10,73%. Diambil
kembali dari mucglobal.com: https://mucglobal.com/id/news/1878/tax-ratio-
indonesia-turun-jadi-1073

Databoks. (2018, Agustus 1). 71 Persen Penduduk Jakarta Merupakan Usia Produktif.
Diambil kembali dari https://databoks.katadata.co.id/:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/01/71-persen-penduduk-
jakarta-merupakan-usia-produktif

Databoks. (2018, Februari 23). Usia Produktif Mendominasi Pengguna Internet. Diambil
kembali dari https://databoks.katadata.co.id/:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/23/usia-produktif-
mendominasi-pengguna-internet#

Databoks. (2020, September 15). Kontribusi 34 Provinsi terhadap Perekonomian


Nasional. Diambil kembali dari https://databoks.katadata.co.id/:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/09/15/kontribusi-34-
provinsi-terhadap-perekonomian-nasional

DJP. (2019). Generasi Patriot Pajak. Diambil kembali dari Pajak.go.id:


https://www.pajak.go.id/id/artikel/generasi-patriot-pajak

DJP. (2020). Kompleksitas Pajak: Tax Ratio, Perekonomian, dan Kesadaran Pajak. Diambil
kembali dari Pajak.go.id: https://www.pajak.go.id/id/artikel/kompleksitas-pajak-
tax-ratio-perekonomian-dan-kesadaran-pajak

Horovitz, Bruce. (2012, May 4). After Gen X, Millennials, what should next generation
be? Diambil kembali dari abcnews.go.com:
https://abcnews.go.com/Business/gen-millennials-generation/story?
id=16275187
Katadata. (2019, September 9). Berapa Jumlah Penduduk Usia Produktif Indonesia?
Diambil kembali dari databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/berapa-jumlah-
penduduk-usia-produktif-indonesia#

Kesdu, Purwito. (2013). Analisis Kepuasan Wajib Pajak: Pendekatan


Terhadappenggunaan Teknologi Informasi Dan Self Assessment. STIE Adi Unggul
Bhirawa Surakarta, 45-55.

Keuangan, K. (2019). Pokok-pokok APBN 2020. Jakarta: Kementrian Keuangan.

Kontan, N. (2019, March 22). Tax ratio Indonesia rendah, ini yang harus dilakukan
otoritas pajak. Diambil kembali dari nasional.kontan.co.id:
https://nasional.kontan.co.id/news/tax-ratio-indonesia-rendah-ini-yang-harus-
dilakukan-otoritas-pajak

Lokadata. (2019, September 26). Target dan realisasi pajak, 2007-2019. Diambil kembali
dari Lokadata.id: https://lokadata.id/data/target-dan-realisasi-pajak-2007-2019-
1569470271

Nilasari. (2018, July 14). Gerakan Sajak (Sadar Pajak): Upaya Peningkatan Kesadaran
Pajak bagi Generasi Milenial. Diambil kembali dari pajak.go.id:
https://stats.pajak.go.id/artikel/gerakan-sajak-sadar-pajak-upaya-peningkatan-
kesadaran-pajak-bagi-generasi-milenial

OECD. (2020, July 23). Revenue Statistic in Asian and Pacific Economies 2020. Diambil
kembali dari OECD .Org: https://www.oecd.org/tax/revenue-statistics-in-asian-
and-pacific-economies-26179180.htm

PORTAL STATISTIK SEKTORAL DKI JAKARTA. (2020). UPAH MINIMUM PROVINSI DKI
JAKARTA 2015-2020. Diambil kembali dari http://statistik.jakarta.go.id/:
http://statistik.jakarta.go.id/tabel/upah-minimum-provinsi-dki-jakarta/

Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia-Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Saumi, A. (2019, November 15). Survei: Generasi milenial lebih patuh bayar pajak.
Diambil kembali dari alinea.co.id: https://www.alinea.id/bisnis/survei-generasi-
milenial-lebih-patuh-bayar-pajak-b1XpT9peX

Statistik, Badan Pusat. (2020). Istilah. Diambil kembali dari bps.go.id:


https://www.bps.go.id/istilah/index.html?Istilah_page=4

Trivedi, Viswanath Umashanker; Shehata, Mohamed; Lynn, Bernadette. (2003). Impact


of Personal and Situational Factors on Taxpayer Compliance : An Experimental
Analysis. Journal of Business Ethics, 175-197.

Anda mungkin juga menyukai