Anda di halaman 1dari 26

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Pembiayaan Persalinan

Kemampuan pembiayaan persalinan biasanya berupa uang yang

mempengaruhi kesiapan keluarga dalam mempersiapkan semua kebutuhan selama

kehamilan, persiapan persalinan dan pasca persalinan. Kemampuan pembiayaan

berpengaruh pada daya beli seseorang untuk membeli sesuatu yang merupakan salah

satu faktor yang paling menetukan kuantitas maupun kualitas persiapan selama

kehamilan antara lain menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan barang-barang yang

dibutuhkan menjelang persalinan serta menjaga asupan gizi selama kehamilan dan

pasca kehamilan. Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan

dengan penghasilan yang didapat, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki

harus dipergunakan semaksimal mungkin begitu pula dalam mencari bantuan

kesehatan yang ada disesuaikan dengan kemampuan keluarga (Matterson, 2010).

2.2 Kemampuan Pembiayaan Kesehatan Ibu

Sekumpulan dana dan penggunaan dana tersebut untuk membiayaai kegiatan

kesehatan yang dikakukan secara langsung serta memiliki tujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat (WHO, 2002).

Upaya kesehatan ibu adalah hal yang menyangkut dengan pelayanan dan

pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak pra

10 10
Universitas Sumatera Utara
11

sekolah yang bertujuan tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan

derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya (Sugihantono, 2014)

Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama

kehamilan berlangsung, resiko akan kesehatan janin yang di kandung akan berkurang

jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup. Hal ini harus dipersiapkan

seorang ibu sebelum berencana hamil, sehingga pada saat hamil badan sudah

terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Kehamilan menyebabkan

meningkatnya metabolisme energi, oleh karena itu kebutuhan energi dan zat gizi itu

diperlukan, beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil adalah sumber kalori,

protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C. vitamin A

dan Vitamin D, vitamin B6, vitamin E sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin

dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida, asam folat, zat besi, EFA, FE, dan

kolin.

Pada masa ibu menyusui tidak banyak perbedaan akan kebutuhan gizi, susu

ibu pada masa menyusui dan suplemen ibu hal ini sangat erat kaitannya dengan

produksi air susu ibu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Hal ini

yang sangat menuntut persiapan dalam kebutuhan alokasi dana yang di mulai dari

kehamilan sampai pemulihan kesehatan ibu (masa nifas).

Sistem yang mengatur tentang besarnya dan alokasi dana yang harus

disediakan untuk menyelenggarakan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan

yang dibutuhkan oleh perorangan maupun keluarga, dimana kecenderungan

meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan ibu yang menyulitkan akses masyarakat

Universitas Sumatera Utara


12

terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, keadaan ini dapat terjadi terutama

dimana pembiayaan harus ditanggung sendiri dalam sistem tunai.

2.2.1 TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)

Kemenkes. (2010), Salah satu unsur dari kesehatan adalah subsistem

pembayaran dalam pelayanan kesehatan. Sebagai bagian integral dari puskesmas

reformasi tentu kebijakan yang diarahkan di tingkat puskesmas terjabarkan pula di

unit integralnya, termasuk dalam menggeser pola pembayaran tunai menjadi pra-

upaya.Pembiayaan kesehatan yang berkeadilan adalah pembiayaan kesehatan secara

tunai yang mengakibatkan terhambatnya akses ke pelayanan kesehatan, pada

dasarnya pembiayaan kesehatan diarahkan untuk terlindungnya ibu dan anak dari

ancaman biaya dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada saat mulainya

kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah melahirkan. Tabungan ini

akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil dan keluarga yang perekonomian

kelas menengah ke bawah pada saat menghadapi persalinan terutama masalah

kendala biaya sudah dapat teratasi. Secara psikologis ibu akan merasa tenang

menghadapi saat persalinan dan karena pengelolaan biaya keuagan yang dibutuhkan

pada saat persalinan. Tabulin ini di kelola oleh kader desa siaga atau petugas

kesehatan, yang akan menjamin akses ibu mendapatkan pelayanan kesehatan.

Perlindungan pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada

setiap fase kehidupannya (Depkes RI. 2010).

Universitas Sumatera Utara


13

2.2.2 Tujuan

1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil

3. Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan sebagian dananya untuk

ditabung sebagai persiapan persalinan dan pasca bersalin.

2.2.3 Manfaat Tabulin

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada

indikator persalinan yang di tolong tenaga medis. Intervensi yang dilakukan adalah

menggiatkan penyuluhan masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih

banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan masyarakat “ bersama tenaga medisnya.

Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil meningkatkan usia

harapan hidup perempuan. Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabulin,tabulin

adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif karena langsung

menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga,

terutama yang ekonominya lemah, program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya

meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam

mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan di lakukan melalui

pola jimpitan (sejenis iuran sukarela) (Depkes RI. 2010).

Adapun manfaat dari tabulin, antara lain :

1. Sebagai tabungan atau simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau

pasca persalinan.

2. Ibu dan keluarga tidak terbebani lagi terhadap kebutuhan akan biaya persalinan.

Universitas Sumatera Utara


14

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada

indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah

menggiatkan penyuluhan ke tengah masyarakat, khususnya di pedesaan dan

menyediakan lebih banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan masyarakat”, bersama

tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil

meningkatkan usia harapan hidup perempuan. Salah satu isi kegiatan adalah

membuat tabulin (tabungan ibu bersalin), tabulin adalah salah satu program kesehatan

yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat

sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah (Depkes

RI. 2010)

Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan

masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut

karena penggalangan dana tabungan dilakukan melalui pola jimpitan (sejenis iuran

sukarela)melalui tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat melahirkan

tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana yang bersumber

dari tabungan tersebut. Tabulin merupakan upaya yang sangat baik untuk

menurunkan angka kematian ibu, meskipun demikian, cara ini belum 100 %

menjamin ibu hamil selamat dari kematian.

Dengan menerangkan ke ibu hamil dan keluarganya tentang manfaat dari

tabulin, meskipun orang yang tergolong ke dalalam ekonomi yang lebih, justru orang

tersebut harus memberikan contoh kepada orang-orang yang tidak mampu dalam

Universitas Sumatera Utara


15

pembiayaan dengan cara menabung, tabungan itu dibentuk berdasarkan rukun warga

(RW) atau posyandu.

Bila posyandu di suatu tempat ada empat, maka tabungannya ada empat di

desa tersebut. Kita juga harus menentukan jumlah tabungan ibu hamil setiap

minggunya dan memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat

tabulin sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran untuk membayar tabulin. Banyak

hal yang sebenarnya kelihatan kecil tetapi harus di persiapkan , seperti menyiapkan

tabungan, kemudian menyiapkan tetangga yang bisa mengantar pada saat terjadinya

persalinan secara tiba-tiba. Hal ini bisa menginspirasi banyak masyarakat agar di

masa mendatang tabulin dapat tersosialisasi dengan baik di masyarakat (Depkes RI.

2010).

2.2.4 Tahapan Tabulin

1. Ibu yang sudah mengetahui kehamilannya, diminta mulai menabung untuk

persalinannya.

2. Tabulin merupakan tabungan keluarga, bukan tanggung jawab ibu yang harus

menyisihkan uang untuk persalinannya, tetepai suami juga harus menabung

untuk biaya persalinan. Terutama bagi keluarga yang penghasilannya tunggal

(suami yang berpenghasilan). Jadi perlu ada kesepakatan dengan suami.

3. Jika ibu hamil menngalami kesulitan menyampaikan kepada suami, maka kader

desa siaga yang dalam pertemuan bulanannya mengikut sertakan para suami

ataupun pendekatan secara individual.

Universitas Sumatera Utara


16

4. Waktu perkiraan persalinan sudah dapat diketahui sehingga ibu atau keluarga

mampu memperkirakan kapan biaya akan digunakan. Jika simpanan tidak berupa

uang, ibu dan keluarga harus bisa memperkirakan kapan simpanan bisa

diuangkan, misalnya menjual hasil panen, menjual ternak dsb.

5. Tabulin dalam bentuk uang, dapat disimpan di bank, dirumah, atau pada

bidan,tabulin dapat diisi dengan mencicil. Tabulin yang disimpan pada bidan

dapat dititipkan pada saat pemeriksaan kehamilan(Kepmenkes,2010).

2.3 Partisipasi

2.3.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang - orang dalam

situasi atau kelompok dan mendorong mereka untuk memberikan suatu kontribusi

demi tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam hal mencapai tujuan.

Partisipasi dengan kata lain sebagai keterlibatan diri seseorang dalam suatu kegiatan

baik secara langsung maupun tidak langsung atau suatu proses identifikasi diri

seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu

(Davis dan Newstrom, 2004).

2.3.2 Partisipasi Warga/Masyarakat

Menurut Sj Sumarto, 2004. Merupakan proses ketika warga sebagai individu

maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta untuk ikut

mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan yang

langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Keterlibatan aktif masyarakat atau

Universitas Sumatera Utara


17

partisipasi masyarakat dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah

kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Ada 4 (empat) segi penyebab terjadinya partisipasi dalam masyarakat salah

satu adalah segi efektifitasnya yaitu dengan menjadi partisipan berharap bisa

membrikan masukan atau saran atau kontribusi dalam bentuk materi atau lainnya

yang tentu pada akhirnya akan memberi manfaat terhadap dirinya sendiri (Cohen,

2002).

2.3.3 Partisipasi Masyarakat dalam Kesehatan

Dalam hal ini masalah kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata

tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat, banyak cara yang dapat dilakukan

untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu :

1. Partisipasi dengan paksaan (enforsement participation)

Artinya memaksa masyarakat untuk berkontribusi dalam suatu program, baik

melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun dengan perintah lisan

saja.

2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi

Yakni partisipasi yang di dasari kesadaran, susah untuk ditumbuhkan dan

memakan waktu yang lama, namun bial tercapai hasilnya akan mempunyai rasa

memiliki dan rasa memelihara yang tinggi. Partisipasi ini di mulai dengan

penyuluhan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Universitas Sumatera Utara


18

2.3.4 Nilai-nilai Partisipasi Masyarakat dalam Kesehatan

a. Partisipasi masyarakat adalah cara yang paling murah, dengan adanya partisipasi

masyarakat dalam program-program kesehatan berarti dapat memperoleh sumber

daya dan dana untuk pembiayaan yang mudah untuk melengkapi fasilitas

kesehatan mereka sendiri.

b. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang saja yang dapat

dipecahkan akan tetapi dapat menghimpun dana dan daya untuk memecahkan

masalah di bidang kesehatan yang lain

c. Partisipasi ini akan membuat semua masyarakat belajar bertanggung jawab

terhadap derajat kesehatannya sendiri.

d. Partisipasi masyarakat di dalam pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang tumbuh

dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan dari atas untuk

sadar akan kebutuhan kesehatan dengan derajat yang tinggi.

e. Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan yang langsung, karena

dasarnay adalah kebutuhan dan kesadaran masyarakat itu sendiri.

f. Melalui partisipasi setiap anggota di rangsang belajar berorganisasi dan

mengambil peran yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2.4 Peran Serta Masyarakat

2.4.1 Pengertian Peran Serta Masyarakat (PSM)

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang

melaksanakan hak dan kewajiban berarti telah menjalankan suatu peran, peran diatur

Universitas Sumatera Utara


19

oleh norma-norma yang berlaku yang lebih menunjukan pada fungsi penyesuaian diri

dan sebagai sebuah proses ( Soekanto S, 2002).

Syarifudin,(2013) mengatakan peran serta masyarakat (PSM) merupakan

keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap

menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri,

keluarga dan masyarakatnya. Dalam World Health Assembly, 1997, peran

masyarakat adalah proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah

dan masyarakat setempat dalam merencakan , melaksanakan dan memanfaatkan

kegiatan kesehatan sehingga diperoleh manfaat berupa peningkatan kemampuan

swadaya masyarakat, dimana masyarakat berperan dalam menentukan prasarana dan

pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan kesehatan. Peran serta

masyarakat (PSM) merupakan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok

masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan

tanggung jawab sendiri, keluarga dan masyarakatnya. Peran serta masyrakat adalah

proses ketika individu dan keluarga dan serta lembaga swadaya masyarakat,

termasuk swasta bertanggung jawab atas kta kesejahteraan kesehatan diri sendiri,

keluaga dan masyarakat. Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas.

Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada

hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan

tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana

individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap

Universitas Sumatera Utara


20

kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya (Syarifudin,

2013).

2.4.2 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat

berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan

kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya

ikut berpartisipasi.(Syarifudin, 2013). Sebagai berikut:

1. Perbedaan peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat

Tabel 2.1 Perbedaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat

Peran Serta Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat


Keikutsertaan individu, keluarga dan Proses pembangunan di mana
kelompok masyarakat dalam setiap masyarakat berinisiatif untuk memulai
menggerakan upaya kesehatan yang proses kegiatan sosial untuk
juga merupakan tanggung jawab memperbaiki situasi dan kondisi diri
sendiri, keluarga dan masyarakatnya. sendiri. Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila warganya ikut
berperanserta

2. Tujuan peran serta masyarakat adalah:

a. Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat dalam

menggerakkan upaya kesehatan meningkatkan persatuan dan kebersamaan

kegotong royongan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

b. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan

upaya kesehatan.

c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan

mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


21

d. Untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara

dan masyarakat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan masalah kesehatan.

e. Meningkatkan persatuan dan kebersamaan kegotong royongan dalam

menyelesaikan masalah secara mandiri.

1. Langkah- langkah PSM

2. Pertemuan / pendekatan tingkat desa

3. Survey mawas diri (community self survey / CSS)

4. Musyawarah masyarakat desa

5. Pelatihan kader

6. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat

7. Pembinaan pelestarian kegiatan

3. Bentuk PSM

1. Polindes (pondok bersalin desa) suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat

atas dasar musyawarah serta kelengkapan dari PKMD di kelola oleh bidan

dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat yang dipergunakan untuk

memberi pelayanan KIA-KB sesuai dengan kewenangan bidan yaitu kasus

dan norma dan resiko sedang

2. POD (pos obat desa) merupakan bukti operasional PKMD dalam

melaksanakan unsur: penyediaan obat-obat sederhana dan penaggulangan

penyakit ringan setempat

Universitas Sumatera Utara


22

4. DUKM merupakan perhimpunan dana guna menjamin terselenggaranya kegiatan

tersebut.

5. Pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

6. Tabulin Merupakan tabungan untuk membantu bumil dan keluarganya pada saat

menghadapi persalinan dan setelah persalinan.

7. Dasolin merupakan dana sosial yang digunakan untuk dana kunjungan sosial

anggota desa siaga (Syarifudin,2013).

2.4.3 Tingkatan PSM

1. PSM karena imbalan

Adanya peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik dalam

bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.

2. PSM karena paksaan / perintah

Masyarakat berperan serta karena adanya ancaman atau sanksi

3. PSM karena identifikasi

4. PSM karena tuntutan hak asasi & tanggung jawab

5. PSM yang disertai kreasi dan daya cipta.

6. PSM karena kesadaran

Peran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat

imbalan.

Universitas Sumatera Utara


23

2.4.4 Pengembangan PSM

1. PKDM

PKDM adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan

kekerasan gotong royong dan swadaya.PKDM di lakukan dalam rangka menolong

diri (masyarakat) sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah/kebutuhan yang

dirasakan masyarakat.Kegiatan PKDM bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

masyarakat baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan.

PKDM juga merupakan bagian integral pembangunan nasional pada umumnya dan

pembangunan desa-desa khususnya kegiatan PKDM diharapkan muncul dari

masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan oleh pemerintah setempat

secara lintas program dan lintas sektor.

PKDM adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri

mereka sendiri di bidang kesehatan, dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan

kesejahteraan masyarakat.

2. Dana Sehat

Dana sehat merupakan upaya pemeliharaan kesehatan dari oleh dan untuk

masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan

dengan pembiayaan secara pra-upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf

kesehatan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


24

Tujuan Dana Sehat

1. Pemeliharaan kesehatan yang bernutu, brhasil guna, dan berdaya guna

terselenggarkan.

2. Dana yang dihimpun serta secara pra-upaya atas asas gotong royong dapat

tersedia.

3. Pengelolaan yang efisien oleh lembaga organisasi masyarakat yang melindungi

kepentingan peserta terwujud.

3. KP-KIAP

KP_KIA adalah suatu kelompok yang mempunyai kegiatan belajar tentang

kesehatan ibu dan anak, yang beranggotakan semua ibu hamil dan menyusui yang ada

di wilayah desa.Kegiatan ini di bimbing oleh kader posyandu setempat, karena

kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan diluar

jadwal posyandu.

Tujuan KP-KIAP

1. Agar ibu hamil yang menyusui mengetahui cara yang baik dan menjaga kesehatan

sendiri dan anaknya.

2. Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui pentingnya dan melakukan

pemerikasaan ke puskesmas dan posyandu sejak hamil dini dan setelah

melahirkan.

3. Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui dan mempergunakan kontrasepsi yang

efektif dan tepat.

Universitas Sumatera Utara


25

4. TABULIN (tabungan ibu bersalin)

Tabulin adalah dana yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan sendiri

dirumah atau dikelola oleh kader desa siaga yang telah ditunjuk yang akan diambil

pada saat persalinan dan pasca persalinan

5. DASOLIN (dana sosial bersalin)

Dosalin adalah dana bersama yang dikumpulkan warga dan dikelola oleh

pengurus berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga, jumlah tabungan yang

telah disepakati dan dibayar setiap bulannya, dapat berupa barang atau hasil panen

yang bisa diuangkan.

6. AMBULAN DESA

Ambulan desa adalah memanfaatkan alat transportasi yang ada di desa

tersebut bisa berupa kendaraan roda dua, roda tiga dan roda empat, yang pemiliknya

merupakan anggota desa siaga sehingga dapat digunakan untuk mengantarkan warga

yang membutuhkan pertolongan atau perawatan pelayanan kesehatan.

Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dimana peran

serta masyarakat diatur dalam BAB XVI pasal 174. Yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 174

1. Masyarakat berperan serta baik secara perseorangan maupun organisasi dalam

segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu

mempercepat pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup keikutsertaan secara

aktif dan kreatif.

Universitas Sumatera Utara


26

2.5 Konsep Dasar Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2.5.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Kemenkes,(2013) mengatakan desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk

pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau

kelurahan siaga aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan,

yang :

1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang

memberikan pelayanan setiap hari melalui pos kesehatan desa (poskesdes) atau

sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, pusat kesehatan masyarakat

pembantu (pustu), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau sarana kesehatan

lainnya.

2. Penduduknya mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

(UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan

penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan

kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga

masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2.5.2 Pelayan Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa siaga aktif atau keluarahan siaga

aktif diselenggarakan melalui barbagai UKBM, serta kegiatan kader dan masyarakat

pelayanan ini selanjutnya didukung oleh sarana-sarana kesehatan yang ada seperti

puskesmas pembantu (pustu), puskesmas, dan rumah sakit. Teknis pelaksanaan

pelayanan mengacu kepada petunjuk-petunjuk teknis dari kementerian kesehatan

Universitas Sumatera Utara


27

dengan pengawasan dan bimbingan dari puskesmas pelayanan kesehatan dasar adalah

pelayanan primer, sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang

bertugas.Pelayanan kesehatan dasar berupa (1).Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil,

(2), Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui, (3) Pelayanan kesehatan untuk anak,

seta (4), Penemuan dan penanganan penderita penyakit. Kepmenkes,(2013)

2.5.3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM

Syafrudin,(2010) mengatakan pemberdayaan masyarakat terus diupayakan

melalui pengembangan UKBM yang ada di desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya

survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana

serta penyehatan lingkungan.Survailans berbasis masyarakat adalah pengamatan dan

pencatatan penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat (kader) dibantu oleh

tenaga kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementrian

Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa : (1) pengamatan dan pemantauan penyakit

serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, (2) Pelaporan cepat (kurang dari 24

jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat, (3) Pencegahan dan

penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, (4) Pelaporan kematian.

2.6 Persepsi

Menurut Robbins, (2003) yang mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan

kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa

(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut

Universitas Sumatera Utara


28

memperoleh makna.Oleh karena itu dalam persepsi sekalipun stimulusnya sama,

tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka

acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan

yang lain tidak sama atau berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa

persepsi itu bersifat individual (Davidoff dalam Walgito, 2003)

2.7 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974),

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoatmodjo, 2007) :

a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut,di sini sikap

subjek sudah mulai timbul.

Universitas Sumatera Utara


29

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

(Notoatmojo, 2007), yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


30

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat meinterpretasikan materi tersebut secara

benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

diliat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

Universitas Sumatera Utara


31

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ditetapkan.

2.8 Sikap

Berkowitz tahun 1972 pernah mendaftarkan lebih dari tiga puluh definisi

tentang sikap (Azwar, 2000), namun secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga

kelompok pemikiran, yaitu:

1) Kelompok pertama yang diwakili oleh Louis Thurstone (1928), Rensis Likert

(1932), Charles Osgood (1975), mengatakan bahwa “sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan, baik perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak (unfavorable)

terhadap objek sikap tertentu”.

2) Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave (1928), Bogardus (1931), LaPiere

(1934), Mead (1934) dan Girdon Allport (1935), mengatakan bahwa “sikap

adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara

tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respons”.

3) Kelompok ketiga adalah yang mengatakan bahwa “sikap merupakan konstalasi

komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif”. Termasuk dalam kelompok

Universitas Sumatera Utara


32

ini Secord dan Backman (1964) mengatakan bahwa “sikap adalah sebagai

keteraturan tertentu dalam hal perasaan (efeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.”

Sikap terjadi karena adanya rangsangan sebagai objek sikap yang harus

diberirespon, baik responnya positif ataupun negatif, suka atau tidak suka, setuju atau

tidak setuju, dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap

mempunyai dua kemungkinan, yaitu sikap positif dan sikap negatif terhadap suatu

objek sikap. Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui, mendukung,

memihak (favorable) atau tidak menyetujui, tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) suatu objek sikap. Bila seseorang mempunyai sikap mendukung objek

sikap, berarti mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika

seseorang tidak mendukung terhadap objek sikap, berarti mempunyai sikap yang

arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan (Fishbein, 1987).

2.9 Tindakan

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), Suatu sikap belum

otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap

menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support)

praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

Universitas Sumatera Utara


33

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik

tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.

2.10 Landasan Teori

Peran serta masyarakat lebih diartikan sebagai partisipasi adalah keterlibatan

seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran atau emosi dan perasaan yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang

telah ditentukan dan ikut bertanggung jawab pencapaian dari tujuan tersebut

(Syamsuddin Adam, 2008).

Universitas Sumatera Utara


34

Persepsi menurut Moskowitz dan Orgeldalam Walgito, 2003.merupakan

proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima

olehorganisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan

merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karenapersepsi merupakan

aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti

perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir dankerangka acuan yang ada dalam diri

individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Oleh karena itu dalam persepsi

sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan

berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi

antara individu satu dengan yang lain tidak sama atau berbeda. Keadaan tersebut

memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981)

Bloomdalam Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia sangatlah

kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, maka Bloom dalam

Notoatmodjo, membagi perilaku ke dalam tiga domain, yaitu, 1) kognitif, 2) afektif,

dan 3) psikomotor. Untuk memudahkan pengukuran, maka tiga domain ini diukur

dari : pengetahuan, sikap dan tindakan/praktek.

Universitas Sumatera Utara


35

2.11 Kerangka Konsep

Peran program tabulin dipengaruhi oleh :

Persepsi

Pengetahuan
Kemampuan Pembiayaan
Kesehatan Ibu
Sikap

Tindakan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Peran program tabulin (tabungan ibu bersalin) yang terdiri dari persepsi,

pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga terhadap kemampuan pembiayaan

kesehatan ibu dalam mengelola dana untuk persiapan proses persalinan dan pasca

persalinan yang dibantu pengelolaannya oleh kader desa siaga dibawah pengawasan

koordinator desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Blang Cut Kota Lhokseumawe.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai