Anda di halaman 1dari 8

Brand Extension Untuk Produk Baru

BRAND EXTENSION UNTUK PRODUK BARU

Wijayanti
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo
Jln. K.H.A. Dahlan Purworejo 54111
wijayantiaq2@yahoo.co.id

Abstrak
Brand merupakan masalah utama dalam strategi produk. Perusahaan harus memilih strategi brand
yang tepat bagi perusahaan. Ada dua strategi yaitu line extension dan brand extension. Dalam
artikel ini hanya akan dibahas tentang brand extension. Selain itu, ada dua pandangan yang berla-
wanan dari para peneliti tentang efek brand extension. Pertama, ada efek positif dari brand exten-
sion. Kedua, efek negatif dari brand extension. Tujuan artikel ini adalah melihat konsep brand ex-
tension yang didapat dari literature penelitian-penelitian yang sudah ada.

Kata Kunci: Brand, Brand Extension, Strategi Produk

Pendahuluan lindungan hukum (hak paten). Perusahaan


Penggunaan brand merupakan ma- yang mempunyai produk dengan brand
salah utama dalam dalam strategi produk tertentu akan terlindungi oleh hokum jika
(Kotler, 2003). Ada pengertian brand dari ada pihak lain yang mencoba meniru
para peneliti. Martinez dan Pina (2003) me- brand tersebut. Ketiga, manajemen brand
nyebutkan bahwa brand merupakan salah yang efektif akan memunculkan loyalitas
satu aset perusahaan yang penting. Menurut konsumen. Perusahaan akan mengetahui
Kotler dan Keller (2006), merupakan nama, kompetitor yang mencoba masuk ke dalam
istilah, tanda, simbol, atau desain, atau pasar dengan produk yang hampir sama.
kombinasi semuanya untuk mengidentifi- Selain itu, dengan manajemen tersebut,
kasi barang atau jasa seseorang atau seke- brand akan mampu bersaing dan dapat
lompok penjual serta untuk membedakan meningkatkan penjualan. Keempat, brand
barang atau jasa dari pesaing. Lebih jauh dapat membantu dalam melakukan seg-
lagi dikatakan oleh Retnawati (2003) bahwa mentasi pasar. Kelima, brand dapat mem-
brand merupakan “janji” perusahaan untuk bantu membangun image perusahaan. Ima-
secara konsisten memberikan gambaran, se- ge yang baik akan mudah diingat oleh
mangat, dan pelayanan kepada konsumen. konsumen. Hal yang sama diungkapkan
Brand menjadi sangat strategis bagi oleh Retnawati (2003) bahwa manajemen
suatu perusahaan dikarenakan adanya man- brand sangat diperlukan perusahaan dan
faat yang diberikan bagi penjual (Retnawati, bukan merupakan pekerjaan yang seder-
2003). Menurut Kotler (2003), ada lima hana. Alasannya karena banyak kompe-
manfaat. Pertama, brand memudahkan pen- titor yang masuk ke pasar dengan mem-
jual untuk memproses pesanan dan mene- perkenalkan produk yang siap bersaing.
lusuri masalah. Jika ada konsumen yang Ada keputusan strategi brand yai-
menginginkan produk tertentu, maka de- tu line extension dan brand extension. Line
ngan menyebutkan band akan mudah men- extension terdiri atas pengenalan jenis pro-
dapatkannya. Kedua, nama brand membe- duk tambahan dalam kategori produk yang
rikan ciri-ciri produk yang unik dan per- sama dengan menggunakan brand yang

Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 93


Brand Extension Untuk Produk Baru

sama (Kotler, 2003). Perbedaan yang ada favorability, kekuatan, dan keunikan dari
hanya pada selera, bentuk, warna, dan ada asosiasi brand.
unsur tambahan, serta ukuran kemasan yang Keunikan dibagi ke dalam tida
baru. Brand extension merupakan strategi kategori (Pitta dan Katsanis, 1995). Perta-
dengan menggunakan nama brand yang su- ma adalah atribut yang secara umum dihu-
dah ada untuk meluncurkan produk dengan bungkan dengan kinerja produk. Hal itu
kategori yang lain (Kotler, 2003). Dalam dapat berkaitan dengan fisik produk mau-
artikel ini, penulis akan fokus pada brand pun kategori produk. Kedua adalah man-
extension. Menurut penelitian yang sudah faat. Manfaat berkaitan dengan kepuasan
dilakukan oleh para peneliti, bahwa ada konsumen. Manfaat sering diklasifikasikan
kemungkian dengan melakukan brand ex- sebagai fungsional dan experiental/ sim-
tension memunculkan efek negatif dan efek bolik (Park et al. 1986 dalam Pitta dan
positif. Berdasarkan fenomena di atas, da- Katsanis, 1995). Ketiga adalah sikap terha-
lam tulisan ini penulis hanya ingin melihat dap brand. Menurut Aspari dan hastjarjo
dan membandingkan konsep brand ex- (n.y), sikap merupakan suatu respon indi-
tension yang didapat dari literatur pene- vidu terhadap suatu obyek sikap. Dengan
litian-penelitian yang sudah ada. kata lain, sikap terhadap brand merupakan
respon individu terhadap brand yang me-
Brand Extension miliki elemen seperti nama merek, logo,
Saat ini, perusahaan menggunakan simbol, karakter, dan kemasan. Menurut
brand extension sebagai strategi meluncur- Assael (1998) dalam aspari dan Hastjarjo
kan produk baru di pasar (Martinez dan (n.y) sikap terhadap brand sebagai kecen-
Pina, 2003). Hal senada juga dikatakan oleh derungan seseorang untuk mengevaluasi
Chen dan Liu (2004) bahwa brand exten- suatu brand dalam bentuk menguntungkan
sion digunakan untuk peluncuran produk dan tidak menguntungkan.
baru. Sebagai contoh brand extension ada-
lah strategi brand extension yang dilakukan Brand extension dan kualitas
oleh Honda. Perusahaan tersebut menggu- Keller dan Aaker (1992) dalam
nakan satu brand untuk banyak produk. Martines dan Pina mengatakan bahwa
Honda merupakan brand untuk mobil, mo- brand extension terkait dengan kualitas.
tor, pemotong rumput, dan beberapa produk Brand extension akan membuat bingung
lain dengan jenis yang berbeda. konsumen sehingga akan membahayakan
perusahaan ( Ries dan Trout, 1981 dalam
Brand extension dihubungkan dengan Martinez dan Pina, 2003). Jika image yang
brand image baik tehadap produk terdahulu sudah me-
Hal yang berkaitan dengan exten- lekat dengan baik dibenak konsumen, ma-
sion adalah persepsi konsumen dan evaluasi ka jika produk baru yang diluncurkan kua-
dari brand extension serta core brand. Hal litasnya buruk akan mempengaruhi image
ini terkait dengan brand image sebuah pro- keseluruhan produk. Oleh karena itu,
duk. Brand image merupakan alasan dan brand image merupakan faktor yang fun-
persepsi emosional konsumen terhadap damental untuk memahami sikap terhadap
brand sebuah produk (Dobni dan Zinkhan, brand extension (Martinez et al. 2008).
1990 dalam Law dan Liu, 2000). Brand Image positif brand akan mempengaruhi
image meliputi fungsi dan simbol dari pro- konsumen. Alker dan Alvazer 1995 mem-
duk. Menurut Pitta dan Katsanis (1995), proposisikan bahwa brand image terdiri
brand image meliputi tiga dimensi yaitu dari tiga dimensi yaitu, nilai, personality,
dan organisasi. Nilai meliputi manfaat dari
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 94
Brand Extension Untuk Produk Baru

produk tersebut. Personality mengacu pada sumen akan lebih menerima produk baru
simbol dan manfaat emosional dari brand. yang diluncurkan karena sudah menge-
Komponen organisasi berkaitan dengan tahui brand sebelumnya tetapi juga ada
image dan tujuan perusahaan. efek negative bagi konsumen. Hal yang
sama dikemukakan oleh Sharp (1991),
Effect of fit dalam brand extension penggunaan brand extension untuk produk
Menurut Grime et al. (2002), brand baru adalah mengurangi risiko dan
extension terkait dengan effect of fit (efek mengurangi biaya.
dari kecocokan). Kecocokan berarti ke- Berbeda dengan pernyataan Kotler
samaan kategori produk dari parent brand (2003), brand extension yang terlalu ba-
dan extension. Selain itu, kesamaan antara nyak akan mengakibatkan brand dilution.
image parent brand dengan extension (Bhat Brand dilution berarti nama brand suatu
dan Reddy, 1997 dalam Grime et al. 2002). produk kehilangan posisi dibenak kon-
Kecocokan penting untuk evaluasi kon- sumen. Di bawah ini matrik dari pem-
sumen dalam mengevaluasi core brand. Jika bagian nama brand dan kategori produk
berbicara tentang brand, maka akan terkait yang dikutip dari Tauble’s 1987 dalam
juga dengan preferensi konsumen tentang Aubler dan Styles 1991.
brand suatu produk. Menurut alreck dan
Settle (1999), ada enam mode yang berbeda
dalam preferensi konsumen:
1. Need association; produk dan brand
dihubungkan dalam satu kebutuhan me-
lalui asosiasi.
2. Mood association; mood digabungkan
dalam produk dan brand melalui aso-
siasi.
Sumber: Taubler’s dalam dan Styles 1991.
3. Subconcious motivation; simbol yang
digunakan untuk memotivasi konsumen,
Chen dan Liu (2004) berbeda dari
4. Behavior modivication; konsumen di-
pendapat dari Martines dan Pina, kedua
kondisikan untuk membeli dengan me-
ahli tersebut mengatakan bahwa brand ex-
manipulasi kata dan pemberian reward.
tension akan berdampak positif. Strategi
5. Cognitive processing; perceptual dan
akan memberikan manfaat karena mengu-
hambatan kognitif dihadapi untuk
rangi perkenalan dan biaya iklan dari pro-
menciptakan sikap yang menguntung-
duk baru. Perusahaan tidak membutuhkan
kan.
iklan besar-besaran di media karena brand
6. Model emulation; model lifestyle yang
dari produk tersebut sudah dikenal masya-
ideal diperlihatkan untuk konsumen se-
rakat. Pengiklanan di media membutuhkan
hingga dapat dibandingkan.
biaya yang besar. Apalagi jika produk di-
iklankan melalui media televisi.
Efek positif dan negative dari brand Menurut Chen dan Liu (2004),
extension strategi brand extension ada dua yaitu ver-
Ada dua pandangan berlawanan tikal dan horisontal. Brand extension se-
tentang efek strategi brand extension yaitu cara horisontal adalah nama brand yang
efek negatif brand extension dan efek po- sudah ada diterapkan untuk memperkenal-
sitif brand extension. Menurut Martinez kan produk baru dihubungkan dengan ke-
dan Pina (2003), brand extension menurun- las produk di dalam perusahaan. Brand
kan risiko kegagalan produk karena kon-
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 95
Brand Extension Untuk Produk Baru

extension secara vertikal termasuk memper- 2. brand extension dengan kategori produk
kenalkan perluasan produk dalam kategori yang terpisah.
produk yang sama sebagai brand inti tetapi
ada perbedaan harga dan level kualitas. Ada Selain itu, produk baru yang di-
dua kemungkinan pilihan dalam brand ex- luncurkan dengan kualitas yang lebih ren-
tension secara vertikal (Chen dan Liu, dah akan menyuramkan nama core brand
2004). Pertama, diperkenalkan dengan har- (Kim dan Lavack, 1996). Hal tesebut me-
ga dan level kualitas lebih rendah dari nyebabkan prestige dari core brand akan
brand inti. Kedua, produk baru diperkenal- pudar. Core brand yang semula dianggap
kan dengan harga dan level kualitas lebih oleh konsumen mempunyai kualitas yang
tinggi dari core brand. bagus akan pudar dengan munculnya
Hal senada juga dikatakan oleh brand extension dengan harga yang lebih
(Kim dan Lavack, 1996), vertikal brand ex- rendah. Perusahaan akan mengalami keru-
tension dapat dilakukan dengan dua cara gian jika core brand yang sudah sukses
yaitu step up atau step down. Vertical brand dibangun akan kehilangan pasar.
extension merupakan strategi atractive peru- Step up extension juga berpotensi
sahaan untuk meningkatkan profit (Lim dan merugikan core brand. Brand extension
lavack, 1996). Step up adalah produk baru yang mempunyai harga di atas core brand
diperkenalkan dengan kualitas dan harga akan membingungkan konsumen dan tidak
yang tinggi dari pada core brand. Step down yakin akan karakter dan image dari core
adalah produk baru diperkenalkan dengan brand (Kim dan lavack, 1996). Konsumen
harga dan kualitas lebih rendah dari core akan bingun dengan posisi kualitas dari
brand. Vertikal brand extension akan mem- core brand. Konsumen akan memperta-
bantu penerimaan konsumen pada pelun- nyakan kualitas dari core brand yang se-
curan brand extension (Broniarzyk dan lama ini sudah terbentuk terlebih dahulu.
Alba, 1994 dalam Kim dan lavack, 1996). Konsumen akan menganggap bahwa core
Step down brand extension dapat merugi- brand mempunyai kualitas yang buruk.
kan brand inti dengan 3 cara (Kim dan Menurut Kim dan Lavack 1996, hal terse-
lavack, 1996); but dapat diatasi dengan teknik distancing
1. Kanibalisme terhadap penjualan core yaitu memanipulasi brand extension dari
brand core brand. Selian itu untuk melindungi
2. Menyuramkan nama core brand core brand dari vertikal extension.
3. Feedback negatif dari franchice core Teknik untuk melindungi core
brand brand tersebut dapat dilakukan dengan
grapichal dan linguistic distancing yaitu
Dalam step down brand extension, risiko teknik dalam pengiklanan, promosi pen-
kanibalisme adalah yang utama. Alasannya jualan dan pengepakan (Kim dan Lavack,
adalah konsumen dapat membeli produk de- 1996). Grapichal distancing bisa dilaku-
ngan kualitas produk pada harga yang lebih kan dengan memanipulasi ukuran. Ukuran
rendah. Jika konsumen memperoleh produk tulisan yang diperkecil atau diperbesar da-
dengan kualitas yang hampir sama dan har- pat membantu menyamarkan brand exten-
ga lebih rendah, maka risiko kanibalisme sion dengan core brand. Linguistic distan-
akan terjadi. Menurut Buday (1986), risiko cing dilakukan dengan menggunakan kata
kanibalisme ada dua macam: untuk memanipulasi brand extension dari
1. brand extension dengan bentuk produk core brand. Pengiklanan dengan menggu-
yang terpisah. Kanibalisme semacam ini nakan kata-kata yang berbeda diharapkan
mempunyai risiko yang lebih kecil. mampu memanipulasi brand extension.
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 96
Brand Extension Untuk Produk Baru

Meskipun demikian, keputusan untuk dalam mengirimkan pesan kepada konsu-


distancing seharusnya dihubungakan de- men melalui brand. Brand extension juga
ngan tujuan strategik perusahaan (Kim dan berhubungan dengan parent brand (Reast,
lavack, 1996). Perusahaan tidak dengan mu- 2005). Parent brand yang diperluas dalam
dah dapat mengganti brand begitu saja. kategori produk yang tidak sama konsu-
Image yang sudah tertanam di benak konsu- men akan kurang menerima brand ter-
men akan sulit diubah. Selain itu, peru- sebut (Wu dan Yen, 2007). Menurut keller
sahaan harus mengeluarkan banyak biaya ji- 1993 dalam Wu dan Yen 2007, faktor-
ka mengganti brand. Perusahaan harus faktor yang menentukan kesuksesan brand
mengeluarkan biaya untuk merancang extension diasumsikan bahwa brand me-
brand tersebut dan akan mengeluarkan bia- rupakan akumulasi dari asosiasi. Parent
ya untuk pengiklanan kembali agar dapat di- brand asosiasi dapat mempengaruhi reaksi
kenal konsumen. Keefefektifan mengguna- konsumen pada brand extension. Brand
kan distancing akan mengurangi dilution association merupakan kategori dari aset
sehingga risiko kegagalan produk baru dan brand dan liabilititas yang dihubungkan
samarnya core brand akan dapat diminima- dengan memori (Aaker 1991 dalam Low
lisasi. and lam, 2000).
Peneliti lain yaitu Aubler dan Styles Brand assotiation penting bagi ke-
(1991) juga mengatakan bahwa ada manfaat dua belah pihak yaitu pemasar dan kon-
dalam brand extension. Ada dua manfaat sumen. Pemasar menggunakan brand
yaitu untuk effectivenes dan efficiency. association untuk membedakan, memposi-
Manfaat efisiensi meliputi biaya yang ren- sikan, dan memperluas brand untuk me-
dah untuk membangun kesadaran konsumen munculkan sikap positif dan felling konsu-
akan sebuah brand dan efisien dalam men terhadap brand (Low dan Lam,
mengkomunikasikan brand tersebut pada 2000). Sikap merupakan suatu respon in-
konsumen. Manfaat efektifitas yaitu pene- dividu terhadap suatu obyek sikap. Jadi
rimaan yang tinggi dari konsumen. Brand dapat dikatakan bahwa sikap terhadap
yang mempunyai kualitas yang baik akan brand merupakan respon individu terha-
lebih mudah diterima oleh konsumen jika dap brand yang memiliki elemen seperti
ada produk baru dengan brand yang sama. nama brand, logo dan simbol, karakter dan
Meskipun demikian, Aubler dan Styles kemasan (Aspari dan hasjarjo, n.y). Kon-
(1991) juga mengungkapkan adanya risiko sumen akan memunculkan dua sikap yaitu
tentang brand extension. Ada dua risiko yai- positif dan negatif. Lebih lanjut Assael
tu risiko extension dan risiko brand. Risiko (1998) dalam Aspari dan Hasjarjo, men-
extension meliputi estimasi yang berlebihan definisikan sikap terhadap brand sebagai
terhadap manfaat dan kurang layak dalam kecenderungan seseorang untuk mengeva-
keberadaan brand tersebut. Risiko brand luasi suatu brand dalam bentuk mengun-
meliputi dilution, kanibalisme terhadap lini tungkan atau tidak menguntungkan (favo-
yang ada, dan ineffisiensi logistik. rable-unfavorable), dan dalam bentuk baik
Karakteristik dari brand extension atau buruk. Menurut Retnawati (2003),
meliputi perluasan konsep yang konsisten ada lima level sikap pelanggan terhadap
dengan parent brand, brand extension di- brand dari yang terendah sampai yang
luncurkan berurutan dari peluncuran, dan tertinggi yaitu;
berdampak pada pemilihan pemilihan stra- 1. Konsumen akan mengganti brand ka-
tegi komunikasi. Brand akan mudah dite- rena alasan harga seningga tidak ada
rima oleh konsumen apabila perusahaan loyalitas terhadap brand tersebut. Kon-
mempunyai strategi komunikasi yang tepat sumen tipe ini akan mengganti brand
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 97
Brand Extension Untuk Produk Baru

ketika ada produk lain yang lebih (2001) dalam Fajrianthi dan farrah 2000,
murah. keberhasilan brand extension dipengaruhi
2. Konsumen merasa puas sehingga tidak oleh beberapa faktor:
ada alasan untuk berpindah ke brand 1. Similarity (kesamaan) yaitu konsumen
yang lainnya. menganggap bahwa produk hasil
3. Konsumen merasa puas dan merasa rugi brand extension mempunyai kualitas
apabila berganti brand. yang sama dengan brand aslinya.
4. Konsumen menghargai brand tersebut. 2. Reputation (reputasi); produk yang
5. Konsumen terikat dengan brand tersebut mempunyai posisi yang kuat di pasar
sehingga tidak ada kemungkinan untuk akan memberikan pengaruh pada
berpindah brand. brand extension.
3. Perceived risk, mengimplikasikan pe-
Konsumen menggunakan brand ngetahuan konsumen yang tidak pasti
asosiation untuk membantu proses, meng- tentang produk.
organisasikan dan mendapatkan kembali in- 4. Innovativeness yaitu kemauan konsu-
formasi dalam memori serta keputusan men untuk menerima produk baru. Pe-
pembelian kembali (Aarker dalam Low dan rusahaan diharapkan mampu menarik
Lam, 2000). Jika persepsi konsumen terha- konsumen yang innovativeness untuk
dap parent brand positif maka akan mem- keberhasilan brand extension. Konsu-
pengaruhi persepsi konsumen tentang brand men yang innovativeness mempunyai
extension. Persepsi yang muncul adalah per- rasa ingin tahu yang besar pada sebuah
sepsi positif. Brand association merupakan produk baru.
segala kesan yang muncul dan terkait de-
ngan ingatan konsumen mengenai suatu
brand (Haryanto, n.y). Brand association
mencerminkan pencitraan suatu brand ter-
hadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya
dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat,
atribut, produk, geografis, harga, pesaing,
selebriti dan lain-lainnya. Suatu brand yang
telah mapan sudah pasti akan memiliki
posisi yang lebih menonjol dari pada pe-
saing, bila didukung oleh assosiasi yang
kuat (Haryanto, n.y).
Menurut Reast (2005), brand exten-
sion juga terait dengan kepercayaan. Konsu-
men yang sudah percaya akan brand ter-
tentu akan mudah untuk dikelola oleh peru- Jadi, perusahaan dapat memilih
sahaan. Kepercayaan berhubungan dengan brand extension dengan berbagai macam
kredibilitas dari brand tersebut. Dua kom- konsekuensi negative dan positif. Brand
ponen dalan kepercayaan terhadap brand extension dapat digunakan untuk strategi
digambarkan oleh Reast (2003). peluncuran produk baru, sehingga produk
Konsumen akan mencoba brand baru tersebut cepat dikenal masyarakat lu-
extension tersebut jika konsumen mempu- as. Disamping keuntungan yang didapat-
nyai kepercayaan akan brand tersebut dan kan, perusahaan juga harus berhati-hati
ada penjelasan yang terpercaya (Hem et al, dengan terjadinya kanibalisme dan
2000 dalam Reast 2005). Menurut Ham dilution.
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 98
Brand Extension Untuk Produk Baru

Kesimpulan Grime, I.; Diamantopoulus, A; Smith, G,


Perusahaan seharusnya berhati-hati “Consumer Evaluation of Exten-
dalam menentukan strategi brand. Ada efek sions and their effect on The Core
negatif dan positif yang harus dipertimbang- Brand“, European Journal of
kan. Efek negatif dari brand extension yang Marketing, Vol.30 No, 11/12,
paling utama adalah terjadinya kanibalisme. 2002.
Selain itu, akan terjadi dilution yaitu core
brand akan terlihat kabur atau suram. Efek Haryanto, D. (n.y), “Brand Equity: The
positifnya antara alain brand akan mudah Way to Boost Your Marketing
dikenal oleh konsumen karena core brand Performance,”Marketing Quotient
telah lebih dulu ada di pasar. Community: www.mqc.cjb.net,
acces on 7 April 2008.
Daftar Pustaka
Alreck, P.L. and Settle, R.B, “Strategies for Kim, C.K. and Lavack, A.M, “Vertical
building consumer brand preferen- brand extensions: current re-
ce,” Journal of Product & Brand search and managerial implica-
Management, Vol. 8 No, 2, 1999. tions,” Journal of Product &
Brand Management, Vol 5 No 6,
Ambler, T. and Styles, C, “Brand deve- 1996.
lopment versus new product deve-
lopment: toward aprocess model of Kotler, P, “Marketing Management”, 11th
extension decision,” Journal of ed. Upper Saddle River, Prentice-
Product & Brand Management, Vol Hall, New Jersey, 2003.
6 No. 4, 1997.
Kotler, P. and Keller. K.L, “Marketing
Apsari, F. Y. dan Hastjarjo, T.D. (n.y), “Si- Management”, 12th ed. Pearson
kap Terhadap Merek Yang Dikon- Education International; Prentice-
disikan Secara Klasik”. Hall, New Jersey, 2006.

Buday, T, “Capitalizing on Brand Exten- Low, G. S. and Lamb Jr. C.W, “The
sion”, ”The Journal of Consumer measurement and dimensionality
Marketing, Vol.6 No. 4, 1989. of brand associations,” Journal of
Product & Brand Management,
Chen, K.F. and Liu, C.M, “Positive brand Vol. 9 No. 6, 2000.
extensiontrial and choice of parent
brand,” Journal of Product & Martinez, E. and Pina, J.M, “The negatif
Brand Management, Vol 13, No.3, Impact of Brand extension on
2004. parent brand image”, Journal of
Product & Brand Management,
Fajrianthi and Farrah, Z, “Strategi Perluasan Vol 12, No 7, 2003.
Merek dan Loyalitas konsumen“,
Fakultas Psikologi Universitas Martinez, E.; Polo, Y,; Chernatony, L,
Airlangga: INSAN Vol. 7 No. 3, “Effect of brand extension strate-
2005. gies on brand image A compara-
tive study of UK and Spanish
markets”, International Marketing
Review, Vol. 25 No 1, 2008.
Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 99
Brand Extension Untuk Produk Baru

Pitta, A.D. and Katsanis, L.P, “Understan- Sharp, B.M, “The Marketing Value of
ding brand equity forsuccessful Brand extension,” Marketing In-
brand extension,” Journal Of Con- telligence & Planning, Vol. 9 No.
sumer Marketing, Vol. 12, No. 4, 7, 1991.
1995.
Wu, C. and Yen, Y.C, “How the strength
Reast, J.D, “Brand Trust and Brand Exten- of parent brand associations in-
sion Acceptance: The Relation- fluence the interaction effects of
ship,” Journal of Product & Brand brandbreadth and product simi-
Management, 14/1, 2005. larity with brandextension evalua-
stions,” Journal of Product &
Retnawati, B.B, “Strategi Penguatan Dan Brand Management, 16/5, 2007.
Revitalisasi Merek Menuju Penge-
lolaan Merek Jangka Panjang,”
USAHAWAN, NO. 07, XXXII Juli
2003.

Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 2, Mei 2011 100

Anda mungkin juga menyukai