Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Bisnis
Internasional
Teori Perdagangan Internasional

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode Kelas Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis S-1 Manajemen 3A4311EL Ali Hanafiah, SE, MM.

02
Abstract Kompetensi

Pada modul ini mempelajari Mahasiswa setelah selesai


mengenai teori ekonomi, teori mempelajari modul ini
merkantilisme, teori keunggul- diharapkan mampu untuk
an absolut, teori keunggulan memahami teori-teori yang
komparatif dan teori-teori lain menerangkan mengapa barang-
yang terkait dengan aktifitas barang tertentu diperdagangkan
bisnis internasional. secara internasional.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

“Jika sebuah negara asing dapat memasok kita dengan komoditas yang lebih murah daripada yang
dapat kita buat sendiri, lebih baik membelinya dari mereka dengan beberapa bagian dari industri
kita sendiri, yang dilakukan dengan cara di mana kita memiliki beberapa keunggulan.”
(Adam Smith, The Wealth of Nations)

Keuntungan Mengetahui Teori Ekonomi

Ketika pemerintah baru Chile diambil alih dari rezim Salvador Allende yang
Marxist, perekonomian negara itu berada dalam keadaan kacau. Inflasi berjalan lebih
dari 1.000 persen setahunnya, dan beban utang luar negeri negara sama sekali tidak
dapat dikelola. Pemerintah sebelumnya telah mengikuti kebijaksanaan banyak negara
berkembang pada waktu itu sangat terlibat dalam perekonomian. Keterlibatan tersebut
mencakup membebankan pajak pendapatan yang tinggi atas impor. Untuk melindungi
industri lokal, mengenakan bea masuk yang tinggi atas sektor swasta untuk
memperoleh dana bagi investasi yang diarahkan pemerintah, dan pemberian subsidi
yang sangat besar untuk industri-industri tertentu.

Mengetahui bahwa perubahan-perubahan drastis harus dilakukan, pemerintah


baru menunjuk sekelompok ahli ekonomi konservatif Chile untuk merancang program
baru. Dikenal sebagai Chicago Boys karena lulusan Universitas Chicago, mereka
adalah para pengikut ajaran pasar bebas dari profesor ekonominya dan pemenang
hadiah Nobel Milton Friedman. Isi program Chicago Boys itu dan dampaknya atas
bisnis tidak mengejutkan seorangpun yang memiliki pengetahuan teori ekonomi.
Nyatanya, banyak dari apa yang mereka usulkan berdasarkan atas teori keunggulan
komparatif. Salah satu di antara reformasi mereka yang terpenting adalah mengurangi
pajak impor, yang besarnya 1.000 % menjadi level dasar 10%. Tindakan ini
memaksa Chile untuk menjadi sebuah perekonomian pasar bebas di mana para
pabrikan dan pengembang harus bersaing di pasar-pasar dunia untuk bertahan dalam
bisnisnya. Pajak impor yang lebih rendah juga mengurangi biaya impor peralatan
modal, yang mendorong investasi bisnis.

2019 Bisnis Internasional


2 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Direktur Utama pabrik alat-alat terbesar di Chile, yang industrinya telah
dilindungi dari persaingan asing dengan pajak impor (bea masuk) 1.000 persen,
memberikan pendapatnya mengenai program baru tersebut: “Biasanya kami memiliki
5.000 pekerja dan produktivitas tahunan hanya $9.000 per pekerja. Sekarang kami
punya 1.860 pekerja dan produktivitas per pekerja $43.000, dan akhirnya kami
memperlihatkan suatu keuntungan”.
Namun ada kerugian dengan menurunnya bea masuk proteksionis yang tinggi.
Walaupun pembuat peralatan terkemuka tersebut mampu bersaing setelah kehilangan
proteksi impornya, sejumlah pembuat peralatan lokal lainnya terpaksa bangkrut
ataupun mengontrakkan operasi mereka. “Kami akan kehilangan sebagian besar
industri peralatan kami,” aku Alvaro Bardon, seorang Chicago Boys berusia 37 tahun,
yang kemudian mengepalai Bank Central Chile.

Kunci kedua reformasi adalah privatisasi sistem pengamanan sosial negeri itu
oleh ahli ekonomi yang berpendidikan Amerika lainnya (seorang Doktor dari
Harvard) yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial. Menurut ahli ekonomi
Sebastian Edward dari UCLA, privatisasi ini mengakibatkan kenaikan tabungan
nasional dari 10 % pada tahun 1986 menjadi 29 % pada tahun 1996. Hal ini
mengakibatkan suku bunga yang lebih rendah, membuat pinjaman untuk investasi
menjadi lebih murah.

Seberapa berhasilkah ukuran-ukuran pasar bebas yang diambil oleh


pemerintah tersebut? Eskpor tentu saja meningkat, dari 14% dari Produk Domestik
Bruto tahun 1980 menjadi 29% pada tahun 1995. Tidak hanya perusahaan-
perusahaan Chile mengekspor lebih banyak, tetapi mereka juga menanamkan modal
lebih banyak dalam usaha-usaha di luar negeri, sekurang-kurangnya $3 miliar dalam
empat tahun terakhir. Investasi-investasi tersebut meliputi toko-toko serba ada di
Paraguay, perusahaan listrik di Argentina dan Peru, kereta api di Bolivia, pabrik botol
Coca-Cola di Brazilia, dan bank-bank di Peru, Bolivia dan Argentina. Produk
Domestik Bruto Chile tumbuh dengan tingkat 6% setahun dari 1980 sampai 1995,
tingkat tertinggi di kawasan itu. Negeri ini memiliki GNP bruto perkapita $4.160 yang
daya belinya sama dengan $9.520.

2019 Bisnis Internasional


3 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam index of Economic Freedom tahun 1997, sebuah survei global yang
dilakukan oleh Heritage Foundation, sebuah tangki pemikir Washington, dan The
Wall Street Journal, Chile berada di peringkat ke 22 dalam daftar 150 negara. Faktor-
faktor dalam survei itu adalah kebijaksanaan perdagangan, kebijaksanaan pajak,
konsumsi pemerintah dari kelurahan ekonomi, kebijaksanaan moneter, dan investasi
luar negeri, perbankan, upah dan pengendalian harga, hak-hak kekayaan, regulasi dan
ukuran pasar gelap. Chile memiliki perekonomian yang paling bebas di Amerika
Latin, terutama sebagai akibat kemajuan dalam penurunan hambatan-hambatan
perdagangan dan pengurangan pengendalian harga.

Program ekonomi yang dilakukan oleh para ahli ekonomi Chile merupakan
aplikasi praktis dari dasar teori perdagangan internasional-hukum keunggulan
komparatif. Perhatikan pendidikan kepala Bank Sentral Chile. para ahli ekonomi
biasanya ditemukan di dalam pemerintahan sebagai pengambil keputusan dan
penasihat para pemimpin pemerintahan di seluruh dunia. Apabila mereka memiliki
pengaruh kuat tertentu dalam urusan pemerintahan, mereka sering kali dijuluki
dengan nama-nama yang direndahkan seperti “Chicago Boys” di Chile, “Technicos”
di Meksiko, atau “Berkeley Mafia” (para ahli ekonomi yang memperoleh pendidikan
di Universitas California-Berkeley) di Indonesia.

A. Teori Perdagangan Internasional


Mengapa bangsa-bangsa berdagang? Pertanyaan tersebut dan soal yang sama
pentingnya tentang memprediksi, komposisi dan volume barang-barang yang
diperdagangkan, merupakan apa yang berusaha dijelaskan oleh perdagangan
internasional. Adam Smith, yang geram melihat intervensi pemerintah dan
pengendalian baik atas perdagangan domestik maupun luar negeri, menerbitkan An
Inguiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776), di mana ia
mencoba menghancurkan falsafah penganut Merkantilisme.

1. Merkantilisme
Pada falsafah ekonomi merkantilisme bahwa adalah penting bagi kesejahteraan
sebuah negara untuk mengakumulasi persediaan logam-logam berharga. Hal ini,
dalam pandangan penganut merkantilisme, merupakan satu-satunya sumber
kesejahteraan. Karena Inggris tidak memiliki pertambangan, para merkantilis
2019 Bisnis Internasional
4 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cenderung ke perdagangan internasional untuk memasok emas dan perak. Pemerintah
membuat kebijaksanaan ekonomi yang mempromosikan ekspor dan mengurangi
impor, mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dibayar dengan emas dan
perak. Larangan-larangan impor seperti bea masuk mengurangi impor, sementara
subsidi pemerintah kepada eksportir meningkatkan ekspor. Tindakan-tindakan ini
menciptakan surplus perdagangan. Dalam akunting neraca pembayaran, ekspor yang
membawa dollar ke negara ini disebut positif, tetapi impor yang menyebabkan dollar
mengalir keluar diberi nama negatif.

2. Teori Keunggulan Absolut


Adam Smith menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan pasar yang seharusnya
menentukan arah, volume dan komposisi perdagangan internasional, bukan melalui
pengendalian pemerintah. Dia beralasan bahwa dalam perdagangan yang bebas dan
tidak diregulasi, masing-masing negara akan mengkhususkan diri dalam memproduksi
barang-barang yang dapat diproduksinya dengan lebih efisien (memiliki suatu
keunggulan absolut, baik alamiah maupun yang diperoleh). Sebagian barang-barang
tersebut akan diekspor untuk membayar impor barang-barang yang dapat diproduksi
lebih efisien di tempat lain. Smith menunjukkan dengan contoh mengenai
keunggulan absolut bahwa kedua negara akan memperoleh keuntungan dari
perdagangan.

Misalkan ada persaingan sempurna dan tidak ada biaya-biaya transportasi di


dunia dengan dua negara dan dua produk. Diasumsikan (1) satu unit input faktor
produksi (kombinasi tanah, tenaga kerja dan modal) dapat memproduksi beras dan
mobil di Amerika Serikat dan Jepang, (2) masing-masing negara memiliki 2(dua) unit
input yang dapat digunakannya untuk memproduksi baik beras maupun mobil, dan (3)
masing-masing negara menggunakan satu unit input faktor produksi untuk
memproduksi tiap-tiap produk. Apabila tidak ada negara yang mengimpor atau
mengekspor, jumlah-jumlah yang ditunjukkan dalam tabel juga merupakan apa yang
tersedia bagi konsumsi lokal. Keluaran total dari kedua negara adalah 4 ton beras dan
6 mobil.

Tabel 1. Produksi per unit Faktor Produksi (Tenaga Kerja) per periode waktu

Negara/Komoditas AS Jepang Jumlah


2019
5 Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ali Hanafiah SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Beras (ton) 3 1 4
Mobil (unit) 2 4 6
Total 10

Di Amerika Serikat, tiga ton beras atau dua mobil dapat diproduksi dengan satu unit
input. Karenanya, tiga ton beras harus mempunyai harga yang sama dengan dua
mobil. Tetapi di Jepang, karena hanya satu ton beras yang dapat diproduksi dengan
unit masukan yang dapat memproduksi empat mobil, maka satu ton beras seharusnya
memiliki biaya sebanyak empat mobil.

Amerika Serikat mempunyai keunggulan absolut (absolute advantage) dalam


produksi beras (tiga banding satu), sementara keunggulan absolut Jepang berada
dalam pembuatan mobil (empat banding dua). Apakah setiap orang di manapun akan
memberikan kepada pembuat mobil Jepang lebih banyak daripada satu ton beras
untuk empat mobil? Menurut contoh ini, semua produsen beras Amerika seharusnya
demikian karena mereka dapat memperoleh hanya dua mobil untuk tiga ton beras di
negaranya. Demikian pula, para pembuat mobil Jepang, sekali mereka mengetahui
bahwa mereka dapat memperoleh lebih dari satu ton beras untuk setiap empat mobil
di Amerika Serikat, mereka akan berkeinginan untuk memperdagangkan mobil Jepang
dengan beras Amerika.

Spesialisasi tiap negara. Misalnya tiap negara memutuskan akan menggunakan


sumber-sumbernya hanya untuk memproduksi produk yang lebih efisien. Tabel
berikut ini memperlihatkan keluaran masing-masing negara. Perhatikan bahwa dengan
kuantitas unit masukan yang sama, keluaran total sekarang lebih besar.

Tabel 2. Spesialisasi Produksi

Negara/Komoditas AS Jepang Jumlah


Produksi Beras 6 0 6
Produksi Mobil 0 8 8
14
Syarat-syarat perdagangan yg menguntungkan.
Dengan spesialisasi, sekarang produksi total kedua barang itu lebih besar. Tetapi
untuk mengkonsumsi kedua produk, kedua negara itu harus memperdagangkan sebagian
surplus mereka. Apa pembatasan-pembatasan apabila kedua negara ingin berdagang?
Jelas, pembuat mobil Jepang akan mem-perdagangkan sebagian mobil mereka dengan
2019 Bisnis Internasional
6 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
beras apabila mereka dapat mem-peroleh dari satu ton beras yang mereka peroleh untuk
empat mobil di Jepang. Demikian pula, petani beras Amerika akan memperdagangkan
beras mereka dengan mobil-mobil Jepang apabila mereka memperoleh satu unit mobil
dengan harga kurang dari 1,5 ton beras di Amerika Serikat. Apabila kedua negara
menggunakan kedua pembatasan perdagangan sehingga masing-masing sama-sama
memperoleh keuntungan dari perdagangan, mereka akan menyetujui jual beli 1,25 ton
beras untuk sebuah mobil (Term of Trade International). Keduanya akan memperoleh
keuntungan dari spesialisasi jika AS menjual 5 ton beras ke Jepang maka masing-masing
sekarang memiliki kuantitas sebagai berikut:

Negara/Komoditas AS Jepang
Produksi Beras 1 5
Produksi Mobil 4 4

Keuntungan laba dari spesialisasi dan perdagangan. Karena tiap negara melakukan
spesialisasi dalam memproduksi produk yang dapat dilakukan dengan lebih efisien dan
kemudian memperdagangkan kelebihannya (surplusnya) dengan barang-barang yang
tidak dapat diproduksi seefisien itu, keduanya memperoleh keuntungan sebagai barikut:

Negara AS Jepang
Produksi Beras -2 4
Produksi Mobil 2 0

Tentu saja, kedua negara memiliki keuntungan dengan berdagang. Tetapi bagaimana jika
sebuah negara memiliki suatu keunggulan absolut dalam memproduksi keduanya, baik
beras maupun mobil? Apakah akan terdapat basis untuk perdagangan?

3. Teori Keunggulan Komparatif


Pada tahun 1817 David Ricardo memperlihatkan bahwa meskipun sebuah bangsa
memegang keuggulan absolut dalam produksi dua barang, kedua negara masih dapat
berdagang dengan keunggulan bagi masing-masing sepanjang bangsa yang kurang
efisien, efisiennya di dalam memproduksi kedua barang itu.
2019 Bisnis Internasional
7 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Marilah kita mengubah sedikit contoh pertama sehingga sekarang Amerika Serikat
memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi kedua beras dan mobil. Perhatikan
bahwa dibandingkan Amerika Serikat, Jepang kurang efisien dalam pembuatan mobil
daripada dalam memproduksi beras. Karenanya ia memiliki keunggulan relatif, atau
keunggulan komparatif, menurut Ricardo, dalam memproduksi mobil.

Komoditas Amerika Serikat Jepang Jumlah

Ton beras 6 3 9
Mobil 5 4 9

Masing-masing negara melakukan spesialisasi. Apabila masing-masing negara


melakukan spesialisasi dalam apa yang dikerjakannya paling baik, keluarannya akan
menjadi sebagai berikut:

Komoditas Amerika Serikat Jepang Jumlah

Ton beras 12 0 12
Mobil 0 8 8

Syarat-syarat perdagangan. Dalam hal ini, syarat-syarat perdagangan akan berada


di antara satu ton beras untuk lima per enam mobil yang harus dibayar oleh petani
Amerika di Amerika Serikat, dan satu sepertiga mobil Jepang harus dibayar oleh
pembuat mobil Jepang untuk satu ton beras Jepang.
Marilah kita asumsikan bahwa para pedagang setuju atas tingkat pertukaran (kurs)
satu mobil untuk satu ton beras. Keduanya akan memperoleh keuntungan dari pertukaran
dan spesialisasi ini, seperti diperlihathan berikut ini:
Komoditas Amerika Serikat Jepang

Ton beras 8 4
Mobil 4 4

Perhatikan bahwa perdagangan ini meninggalkan Amerika Serikat dengan


beberapa beras surplus dan satu mobil lebih sedikit daripada yang ia miliki sebelumnya.
Jepang mempunyai lebih banyak beras dan jumlah mobil yang sama. Namun para petani

2019 Bisnis Internasional


8 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
beras Amerika seharusnya dapat memperdagangkan dua ton beras surplus untuk dua
mobil di tempat lain. Maka hasil akhirnya akan berupa:

Komoditas Amerika Serikat Jepang

Ton beras 6 4
Mobil 6 4

Keuntungan yang diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan. Keuntungan


spesialisasi dan perdagangan yang diperoleh dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Komoditas Amerika Serikat Jepang

Ton beras - 1
Mobil 1 -

Batas kemungkinan produksi (production possibility frontiers).


Kita juga dapat mengilustrasikan perolehan dari perdagangan secara grafis,
dengan menggunakan batas kemungkinan produksi. Gambar 3.1 menggambarkan garis
kemungkinan produksi Jepang dan Amerika dengan menggunakan biaya konstan untuk
memudahkan. Kurva-kurva ini, apabila tidak ada perdagangan, juga menggambarkan
kombinasi kemungkinan dari barang-barang untuk dikonsumsi. Sebelum perdagangan,
Amerika Serikat mungkin memproduksi dan mengkonsumsi enam ton beras dan lima
mobil (titik A), sementara Jepang memproduksi dan mengkonsumsi tiga ton beras dan
empat mobil (titik A).

Dengan masing-masing negara mengadakan spesialisasi dalam produksi barang-


barang di mana ia memiliki keunggulan komparatif dan memperdagangkan surplusnya
dengan yang lain, kedua negara dapat mengkonsumsi pada titik B. Bidang yang diberi
bayangan di bawah masing-masing kurva menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari
perdagangan.
Konsep sederhana mengenai keunggulan komparatif merupakan dasar bagi
perdagangan internasional.
Perhatikan bahwa dalam contoh, kita menyebutkan sebuah unit masukan. Ini adalah
versi yang lebih modern dari contoh-contoh Ricardo dan Smith, yang menggunakan

2019 Bisnis Internasional


9 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hanya masukan tenaga kerja. Mereka melakukannya karena pada saat itu hanya tenaga
kerja yang dianggap penting dalam memperhitungkan biaya produksi. Juga, tidak ada
pertimbangan yang diberikan bagi kemungkinan memproduksi barang-barang yang
sama dengan kombinasi faktor-faktor yang berbeda, dan tidak ada penjelasan yang
diberikan tentang mengapa biaya produksi berbeda. Barulah pada tahun 1933, Ohlin,
seorang ahli ekonomi Swedia, melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh ahli ekonomi
Heckscher, mengembangkan teori faktor pendukung (faktor endowment).

4. Teori Heckscher-Ohlin
Teori ini mulai dikenal publik dalam 1933 yakni sejak dipublikasikan teori ini
dalam 1933. Jauh sebelumnya, teori ini dipelopori dan dirintis Eli Heckscher (guru besar
kebangsaan Swedia tahun 1919).
Pandangan guru besar tersebut kurang dicatat secara baik sampai 10 tahun
kemudian pandangan Heckscher dikenal luas setelah dikembangkan dan dipublikasikan
Bertil Ohlin seorang murid Eli Heckscher. Setelah itu lahirlah teori perdagangan
internasional dikenal dengan nama Teori Heckscher-Ohlin (H-O theory).
Pada hakekatnya teori H-O merupakan kelanjutan dan penyempurnaan teori-teori
klasik yang terdahulu. Teori H-O didasarkan suatu dalil atau pandangan bahwa suatu
negara akan mengekspor komoditinya yang didukung dengan adanya faktor-faktor
produksi yang berlimpah (abundant) dan murah (cheap), dan akan mengimpor komoditi
yang langka jumlahnya dan di latarbelakangi dengan mahalnya faktor-faktor produksi di
negara tersebut.

Factor Endowments
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori H-O merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan teori keunggulan absolut dan keunggulan komparatif dimana dua teori
tersebut menganjurkan terwujudnya perdagangan bebas secara internasional atas
spesialisasi dan pembagian kerja. Pada gilirannya dua teori klasik tersebut mendasarkan
spesialisasi dan pembagian kerja atas teori nilai buruh.
Spesialisasi dan pembagian kerja internasional juga dianjurkan teori H-O. Akan
tetapi dasarnya adalah berlimpahnya faktor produksi yang dimiliki suatu negara dan
harganya murah (cheap factor price). Disini factor price menggantikan labor value
dalam teori klasik.
2019 Bisnis Internasional
10 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Factor price menyangkut harga faktor-faktor produksi seperti upah untuk buruh, sewa
untuk kekayaan alam dan tingkat bunga untuk balas jasa modal.
Factor Endowments adalah tersedianya faktor-faktor produksi yang mendukung
(endowment) dan melandasai perdagangan internasional seperti kekayaan alam, buruh
dan kapital (didukung dengan teknologi).

Komentar dan Pandangan

Ternyata, teori perdagangan internasional berdasarkan teori H-O belum sepenuhnya


mampu menerangkan seluruh kegiatan bisnis dan perdagangan internasional. Menurut
penelitian Leontief bahwa di tahun 1947, Amerika Serikat mengimpor komoditi yang
sifatnya padat modal (kurang lebih 30% lebih besar dari ekspornya). Ini adalah suatu
keanehan mengingat Amerika Serikat banyak memiliki modal dan teknologi. Keanehan
yang ditemui Leontief dalam penelitiannya disebut Leontief paradox yang bisa dijelaskan
teori H-O (sampai sekarangpun Amerika Serikat masih impor mobil).

Terdapat perdagangan komoditi secara internasional dalam industri yang sama


(intra-industry trade) dimana masing-masing perusahaan yang menghasilkan produk
yang sama (misalnya mobil) melakukan product differentiation (sama tetapi tidak
serupa) untuk memenangkan persaingan. Gejala seperti itu juga tampaknya tidak bisa
dijelaskan teori H-O.

2019 Bisnis Internasional


11 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

 Hill Charles W.L (2007), Competing in the Global Marketplace, McGraw


International Edition
 Ball Donald A and McCulloch Wendel H (2001),Salemba Empat(terjemahan)
 Daniels John D. and Radebaugh Lee H. (1998), International Business, Ninth Edition,
Prentice Hall.
 Daniels John D., Radebaugh Lee H. and Sullivan Daniel P. (2013), Internatiomal
Busienss, Fourteenth Edition, Pearson Education Limited.
 Farid Elashmawi dan Philip R. Harri. (1996), Multicultural Management, Gramedia.

2019 Bisnis Internasional


12 Ali Hanafiah SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai