Anda di halaman 1dari 3

Soeharto Monument

Monument soeharto is located in Gajah Mungkur district, in a


place marked with a monument about 8 meters high. In this place there
are two river currents namely Garang river and Kreo river. Every 1st Sura
people do the kungkum ritual. They believe with the Kungkum ritual on
the 1st night this Sura will always get blessings and safety in the future.

The name of the soeharto monument began when the second


President of republic Indonesia Soeharto who at that time was major on
duty in Semarang in the war against Netherlands. At that time he ran to
the south of the city which was still a forest. he jumped into the river,
and then stuck a stick and soaked there. At this point a monument called
Tugu Suharto was built.

Monumen soeharto terletak di kabupaten Gajah Mungkur, di


tempat yang ditandai dengan monumen setinggi sekitar 8 meter. Di
tempat ini ada dua aliran sungai yaitu sungai Garang dan sungai Kreo.
Setiap 1 sura orang melakukan ritual kungkum. Mereka percaya dengan
ritual Kungkum pada malam pertama Sura ini akan selalu mendapatkan
berkah dan keselamatan di masa depan.

Nama monumen soeharto dimulai saat yang kedua Presiden


Republik Indonesia Soeharto yang pada waktu itu sedang bertugas di
Semarang dalam perang melawan Belanda. Saat itu ia berlari ke selatan
kota yang masih berupa hutan. dia melompat ke sungai, dan kemudian
menusukkan tongkat dan berendam di sana. Pada titik ini sebuah
monumen yang disebut Tugu Suharto dibangun, dan tugu soeharto
dibuat
Tugu Soeharto di Sungai Kaligarang, Sampangan, Semarang, populer dikaitkan dengan ritual kungkum
atau berendam di sungai saat malam menjelang 1 Muharram atau 1 Suro. Sesuai namanya, ritual ini
meniru  yang pernah dilakukan mantan Presiden Soeharto yang saat itu masih berdinas militer di Jawa
Tengah.

Terdapat beberapa versi tentang kisah Tugu Soeharto. Konon, sungai itu sebagai tempat persembunyian
mantan Presiden Soeharto untuk menghindari kejaran tentara Belanda.

Ia kungkum di dalam tempuran pertemuan kali Kreo dan kali Gunungpati yang terletak di Kali Kaligarang.
Tentara musuh hanya melintas di tempat itu. Untuk mengenang tempat tersebut, mantan presiden itu
mendirikan Tugu Soeharto. Sesuai yang tercatat di bangunan itu, didirikan pada 30-9-1965/1-10-1965.

Versi lain nama Tugu Soeharto konon berawal dari saat Presiden kedua itu berpangkat mayor bertugas di
Kota Semarang. Saat perang melawan Belanda, ia terdesak  lari ke arah selatan. Pada waktu itu daerah
Sampangan masih hutan.

Dia lalu melompat ke sungai yang menjadi pertemuan muara antara sungai Gunungpati dan Kreo,
kemudian menancapkan tongkat dan berendam. Di titik inilah kemudian dibangun sebuah monumen yang
diberi nama Tugu Soeharto. 

Sebagai penganut kejawen, mendiang Soeharto percaya bahwa laku spiritualnya ini akan membawa
kemuliaan. Beberapa tahun kemudian Soeharto berhasil menjadi orang nomor satu di Indonesia. Ia
bahkan berkuasa hingga 32 tahun lebih sebelum lengser pada tahun 1998.
Setelah adanya pembangunan normalisasi Sungai Kaligarang-Banjir Kanal Barat oleh pemkot Semarang,
kawasan Tugu Suharto yang dulunya dipenuhi alang-alang dan gelap, kini sudah tertata rapi dan indah.

Bahkan dengan adanya jembatan baru yang dilengkapi dengan lampu penerangan menggantikan
jembatan gantung yang rusak. Lokasi yang dulunya sepi, kini banyak didatangi oleh masyarakat untuk
jalan-jalan sore. 

Anda mungkin juga menyukai