Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH :

NI PUTU ANGGUN LASRI PURNAMA DEWI

P07120018097

3.3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. MASALAH UTAMA
Defisit Perawatan Diri

B. KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI


1.Pengertian Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri.Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,tidak menyisir rambut,pakaian
kotor,bau badan,bau napas dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan
diri,makan,berpakaian,berhias diri,buang air besar dan kecil sendiri (toileting) (Keliat
B.A,dkk,2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien
gangguan jiwa.Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak pedulian
merawat diri.Keadaan ini merupakan gejala perilaku negtif dan menyebabkan pasien
dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf,Rizky & Hanik, 2015:154).
2.Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut
Depkes (2000)
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

3.Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygine:


1) Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering terjadi
adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine
adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
3. Jenis Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan ata
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi Hambatn kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
4.Rentang Respon

Adaktif Maladaktif

Pola perawatan diri seimbang Kadang perawatan diri kadang Tidak melakukan perawatan
tidak diri pada saat stre

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk berperilaku
adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri

2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor kadang-kadang
pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya

3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak bisa melakukan
perawatan saat stresso (Ade, 2011)

5.Proses Terjadinya Masalah

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan
penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah

a. Factor predisposisi

1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan


inisiatif terganggu

2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1) Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan

Personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6) Kebiasaan

Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya

Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya


kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan
intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan kebutuhan
aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)

6. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai berikut:

a. Mandi/hygine

Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau


mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi

b. Berpakaian

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakian,


menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.

c. Makan

Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan


makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapat makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanandari wadah lalu memasukan ke mulut, melengkapi
makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman

d. Eliminasi

Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau


kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian toileting, membersihkan
diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

1. Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor

b) Rambut dan kulit kotor

c) Kuku panjang dan kotor

d) Gigi kotor disertai mulut bau


e) Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif

b) Menarik diri, isolasi diri

c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3) Social

a) Interaksi kurang

b) Kegiatan kurang

c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma

d) Cara makan tidak teratur

e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
7. Akibat

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak terpeliharanya kebersihan
perorangandengan baik, gangguan fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan kebutuhan aman
nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial (Damaiyanti, 2012)

8. Mekanisme koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai
tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

2. Mekanisme koping maladaptif

3. Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,


menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau
merawat diri (Damaiyanti, 2012
9. Penatalaksanaan Penatalaksanaan

manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

b. Membimbing dan menolong klien merawat diri

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

10.Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan

(BAB/BAK,mandi,makan,minum,berhias)

Masalah Defisit Perawatan Diri

Kasus Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Isolasi social :Menarik diri

11. Diagnosa keperawatan

1. Hygine diri,

2. berhias,

3. makan dan minum

4. bab/bak

12.Rencana Asuhan Keperawatan

Menurut (Direja, 2011) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesi (SIKI) 2016
WAKTU DX KEP TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
Hari, Tgl/ Defisit TUM: Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
Bln/ Thn Perawatan Klien mampu tindakan kemampuan permasalahan  
Diri melakukan keperawatan klien dalam yang terjadi
perawatan diri: selama 1x30 menit, perawatan pada diri klien.
hygiene. diharapkan defisit diri.
perawatan diri 2. Identifikasi 2. Agar klien tahu
TUK I: (mandi) pasien kebersihan penting nya
1. Klien dapat teratasi dengan tubuh pasien kebersihan diri.
menjalin kriteria hasil: (mis. Rambut
dan 1. Klien mampu mulut,kulit,ku
3. Memberitahu
membina menjaga ku)
klien alat - alat
hubungan kebersihan diri 3. Jelaskan
yang
saling secara mandiri. pentingnya
digunakannya
percaya 2. Kemampuan merawat
2. Klien dapat mandi pasien kebersihan
4. Agar klien bisa
menyebutk meningkat diri.
mengetahui
an 3. Klien mampu 4. Jelaskan alat -
cara  –  cara
pengertian menyebutkan   alat untuk
kebersihan diri
dan tanda- pengertian dan mandi.
secara mandiri.
tanda tanda-tanda 5. Jelaskan cara-
5. Melatih pasien
kebersihan kebersihan diri. cara
agar dapat
diri. 4. Klien dapat melakukan
melakukan  
3. Klien dapat mengetahui   kebersihan
perawatan diri
mengetahui pentingnya diri dengan
secara mandiri.
pentingnya kebersihan diri. mandi
kebersihan 5. Minat pasien 6. Latih pasien
diri. dalam cara
4. Klien dapat melakukan mempraktikka
mengetahui perawatan diri n cara
bagaimana meningkat menjaga
cara kebersihan
menjaga diri.
kebersihan
diri.
Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk
Hari, Defisit TUK II:
tindakan n usia dan mengetahui
Tgl/Bln/ Perawatan
Klien dapat
keperawatan budaya dalam kemajuan klien
Thn Diri
berhias
selama 1x15 menit, membantu dalam merawat
secara
diharapkan berpakaian diri dan sebagai
mandiri
perawatan diri dan berhias respon  positif  
(berhias) pasien terhadap
meningkat dengan 2. Jelaskan cara tindakan klien.
kriteria hasil: dan alat untuk 2. Memberitahu
1. Kemampuan berdandan dan klien
klien fasilitasi bagaimana cara
mengenakan berhias (mis.
berdandan dan alat
pakaian Menyisir
yang
meningkat rambut,merapi
digunakannya.
2. Klien mampu kan kumis/
mengganti  baju jenggot)
secara rutin,
menyisir
rambut dan 3. Agar klien bisa

memotong berdandan

kuku. 3. Latih cara secara mandiri.

3. Mempertahank berdandan

an diri setelah

meningkat kebersihan
diri: sisiran,
rias muka 4. Agar klien
untuk terbiasa dengan
perempuan; kegiatan yang
sisiran, telah diajarkan.
cukuran untuk
pria.
4. Masukan pada
jadwal  jadwal
kegiatan
kegiatan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan.
Hari, Tgl/ Defisit TUK III: Setelah diberikan 1. Monitor 1. Untuk
Bln/ Thn Perawatan Klien mampu tindakan kemampuan mengetahui
Diri melakukan keperawatan menelan kemampuan
makan dengan selama 1x15 menit, klien dalam
baik. diharapkan defisit menelan
 perawatan diri 2. Jelaskan cara makanan
(makan)  pasien   mempersiap 2. Agar klien
pasien teratasi kan makan. mengetahui
teratasi dengan cara
kriteria hasil: 3. Ciptakan mempersiapkan
1. Kemampuan lingkungan makanan
makan klien yang 3. Agar memberi
meningkat menyenangka suasanya
2. Klien dapat n selama nyaman
makan secara makan padaklien saat
teratur dan makan
baik.
4. Sediakan
3. Klien dapat 4. Agar nafsu
makanan dan
mempersiap makan klien
minuman
kan makan, bertambah
yang disukai
makan, dan
5. Mootivasi
membersih kan
untuk makan 5. Agar klien
peralatan
di ruang bersedia makan
makan secara
makan di ruang makan
mandiri
6. Jelaskan
posisi 6. Agar klien
makanan pada dengan
pasien yang gangguang
mengalami penglihatan
gangguan mengetahui
penglihatan letak makanan
dengan yang klie
menggunakan makan
arah jarum
jam
(mis.sayur di
jam 12
rendang di 7. Sebagai
jam 3) tambahan
7. Kolaborasikan pemberian obat
pemberian
obat(mis.
Analgesic,anti
emetik),
sesuai indikasi
Hari, Tgl/ Defisit TUK IV: Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk
Bln/ Thn Perawat an Klien mampu tindakan n kebiasaan mengetahui
Diri melakukan keperawatan BAB/BAK kebiasaan klien
defekasi atau selama 1x15 menit, sesuai usia saat BAB/BAK
berkemih diharapkan defisit 2. Dukung 2. Agar klien
(BAB / BAK) perawatan diri penggunaan terbiasa
secara mandiri. (BAB / BAK) toilet/commod BAB/BAK
pasien  pasien e/pispot/urinal menggunakan
teratasi teratasi secara alat yang sesuai
dengan kriteria konsisten 3. Agar klien
hasil: 3. Latih ingat kapan
1. Kemampuan ke BAB/BAK waktunya
toilet sesuai BAB/BAK
(BAB/BAK) jadwal,jika 4. Agar klien
meningkat perlu terbiasa dengan
2. Klien mampu 4. Anjurkan BAB/BAK
menjelas kan BAB/BAK
tempat BAB / secara rutin ke
BAK dengan kamar mandi
tepat.

3. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat.

4. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut  pengumpulan data subyektif dan obyektif
yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum,
evaluasi membandingkan keadaan yang ada pada pasien dengan kriteria hasil pada
perencanaan. Evaluasi menggunakan system SOAP (Subjektif, objektif, analisis, planning
DAFTAR PUSTAKA

Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di: www.academia.edu (Diakses pada: 3
September 2017).

Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Keliat, Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes RI.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha medika.

Townsend, Mary C. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Alih
Bahasa Daulima. Jakarta: EGC.

WHO. 2016. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia. Departemen
Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik.

SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja


SDKI DPP PPNI.

SIKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja


SDKI DPP PPNI.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
OLEH :

NI PUTU ANGGUN LASRI PURNAMA DEWI

P07120018097

3.3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DEFISIT


PERAWATAN DIRI DI RSUD BANGLI PADA TANGGAL 29 - 31 MARET 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S (L/P) Tanggal Dirawat(MRS) : 29 Maret 2021
Umur : 50 th Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2021
Alamat : Br.Penarukan
Pendidikan: : SMA
Agama : Hindu Ruang Rawat : Cempaka
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Jenis Kel. : Perempuan
No RM : 238748

II. ALASAN MASUK


a.Keluhan utama saat MRS
Klien Ny. S berumur 50 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Bangli diantar oleh
keluarganya. Pada tanggal 29 Maret 2021 pukul 08.45 wita. Keluarga
klien mengatakan klien mengeluh demam sejak kurang lebih 5 hari lalu disertai mual dan
nyeri ulu hati, nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri kepala. Pasien mengatakan lemas
dan lesu, setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan, TD : 150/ 90 mmHg, N : 80 x/
menit, S : 38, 5 c, R : 20 x/ menit.

b.Keluhan utama saat pengkajian

Klien mengatakan masih merasa panas badan serta pusing dan tidak nyaman
disertai mual. Keluarga klien mengatakan klien sudah tidak mandi semenjak masuk ke RS
dikarenakan pasien lemas dan tampak menggunakan pampers. Rambut klien nampak acak-
acakan dan kulit klien nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat
berkomunikasi klien nampak malas menjawab seperlunya saja.

c.Riwayat penyakit

Hipertensi

II. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?


 Ya
 Tidak,keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya
Jika Ya,Jelaskan: -
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil
 Tidak
berhasil
Jelaskan: -

3 RIWAYAT TRAUMA

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia


Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -

Kekerasan dalam keluarga - - - - - -


Tindakan kriminal - - - - - -
- - - - - -
Jelaskan: -
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada

IV. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Ukuran Vital :
TD : 110/70 mm/Hg
N : 84 x/m
S : 36.5⁰ C
P : 20x/m
3. Ukuran : BB : 55 kg TB : 160 cm
Turun Naik

Jelaskan : -

Ya Tidak

4. Keluhan fisik :
Jelaskan: Pasien mengatakan malas untuk merawat diri dan melakukan aktifitas, jarang mandi dan
sikat gigi, sering dibantu oleh keluarga/petugas medis yang berjaga.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Risiko tinggi perubahan suhu tubuh  Perubahan Nutrisi: Lebih dari


 Defisit Volume Cairan kebutuhanTubuh
 Kelebihan Volume Cairan  Kerusakan Menelan
 Resiko Tinggi terhdap Infeksi  Perubahan Eliminasi faeses
 Risiko Tinggi terhadap Transmisi  Perubahan Eliminasi urine
Infeksi  Kerusakan integritas kulit
 Perubahan Nutrisi: Kurang  Lain-lain, jelaskan: Defisit
dari kebutuhan Perawatan Diri

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien

: tinggal dalam satu rumah

Jelaskan :
Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara dan suami pasien anak ke 3
dari 3 bersaudara. Dengan memiliki 2 orang anak yang berjenis kelamin
perempuan dan laki- laki. Pasien tinggal bersama suami, kedua anaknya dan
orangtua suaminya.

2. Konsep Diri

a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan selalu bersyukur atas tubuh sempurna yang sudah diberikan oleh tuhan

b. Identitas :
Pasien mengatakan dirinya seorang istri dan memiliki seorang suami dan 2
anak laki-laki

c. Peran :
Pasien mengatakan dirinya sebagai istri dari suaminya serta orang tua dan ibu untuk
anaknya

d. Ideal diri :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarganya dan semua baik

e. Harga diri :
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan hal yang merusak harga dirinya
Masalah / Diagnosa Keperawatan : -
Pengabaian unilateral  Harga diri rendah kronis
Gangguan citra tubuh  Harga diri rendah
Gangguan identitas pribadi situasional
 Lain-lain, jelaskan..........

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien mengatakan dekat dengan anak-anak serta keluarganya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:


Pasien mengatakan sering melakukan kegiatan dimasyarakat seperti ngayah odalan

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:


Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Masalah / Diagnosa Keperawatan

Kerusakan komunikasi Isolasi sosial


Kerusakan komunikasi verbal Lain-lain, jelaskan (-)
Kerusakan interaksi sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan dirinya beragama hindu

b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sering berdoa dan tetap sembahyang

Masalah / Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan


Distress spiritual
Lain-lain:
Jelaskan (-)

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak
seperti biasanya Jelaskan:
Pasien malas merawat diri,dan malas mengganti baju,rambut acak-acakan dan
kuku pasien nampak hitam dan panjang
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)
 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan

L
a
i
n
-
l
a
i
n

J
e
l
a
s
k
a
n
:

(
-
)
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lain, jelaskan (-)

3. Aktifitas
motorik/Psikom
otor
Kelambatan :
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan: (-)
Peningkatan :

 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah  Reaksi konversi
Katatonik  Tremor
 Mannarism  Verbigerasi
 Katapleksi  Berjalan kaku/rigid
 Tik  Kompulsif
 Ekhopraxia
 Command automatism

Jelaskan: (-)
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : -

Risiko tinggi cidera Defisit aktivitas deversional /


Kerusakan mobilitas fisik hiburan
Perilaku kekerasan Intoleransi aktivitas
Resiko tinggi kekerasan
Lain-lain, jelaskan(-)
4. Alam Perasaan
 Sedih
 Gembira berlebihan
 Putus asa
 Khawatir
 Ketakutan
Jela
ska
n:
(-)
Masalah Keperawatan : (-)

5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai
Jelaskan : (-)

6. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Kontak mata kurang
 Tidak kooperatif
 Defensif
 Mudah tersinggung
 Curiga
Jelaskan : (-)

7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan : (-)

8. Proses pikir
 Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of ideas
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :
Pembicaraan pada pasien kurang kooperatif, pasien terlalu berbelit belit dan
banyak melamun.

9. Isi Pikir
 Obsesi
 Depersonalisasi
 Fobia
 Idea yang terkait
 Hipokondria
 Pikiran magic
Waham
 Agama
 Nihilistik
 Somatik
 Sisip pikir
 Kebesaran
 Siar pikir
 Curiga
 Kontrol pikir

Jelaskan :
Pasien cemas dan malas mengurus diri semenjak sakit
10. Tingkat Kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
Waktu
Tempat

O
ra
ng
Jel
as
ka
n:
(-)

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Jelaskan : (-)

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Pasien sulit untuk berkonsentrasi saat disuruh menghitung

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana, saat ditanya apa yang
dilakukan setelah makan pasien menjawab mencuci piring dan gosok gigi
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di
luar dirinya Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RSJ sebelumnya

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
 Bantuan minimal
 Bantual total

2. Defekasi/berkemih
 Bantuan minimal
 Bantual total

3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantual total

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan minimal
 Bantual total

5. Istirahat dan tidur


 Tidur siang lama : 12.30 s.d 13.30
 Tidur malam lama : 21.00 s.d 07.00
 Aktivitas sebelum/setelah tidur : menonton TV

6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal
 Bantuan total

7.Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak

 Perawatan lanjutan √
 Sistem pendukung √

8. Aktifitas di dalam rumah

Ya Tidak

 Mempersiapkan makanan √

 Menjaga kerapian rumah √

 Mencuci pakaian √
 Mengatur keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah

Ya Tidak

 Belanja √

 Transportasi √

 Lain-lain

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING

ADAPTIF MALADAPTIF
 Bicara dengan orang lain  Minum alcohol
 Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat
masalah  Reaksi berlebih
 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencederai diri
 Lainnya  Lainnya
Pola Perawatan diri Pasien tidak mampu
seimbang melakukan
perawatan diri saat
mengalami stress
Jelaskan :
- Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
- Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stress

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok
Uraikan : Pasien tidak memiliki masalah dengan
kelompok
 Masalah berhubungan dengan lingkungan
Uraikan :Pasien mengatakan jarang pergi keluar rumah semenjak pandemi
 Masalah dengan pekerjaan
Uraikan : Pasien mengatakan tidak bekerja dan hanya dirumah
menjadi IRT
 Masalah dengan perumahan
Uraikan : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dirumah
maupun dilingkungan rumahnya
 Masalah dengan ekonomi
Uraikan : Pasien mengatakan memiliki masalah ekonomi
karena pekerjaanya tidak tetap
Masalah lainnya Uraikan : Pasien malas merawat diri sendiri
Masalah keperawatan :
Defisit perawatan diri

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


 Penyakit jiwa
 Factor presipitasi
 Koping
 System pendukung
 Penyakit fisik
Obat-obatan
 Lainnya : Merawat diri

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medic : Febris hr ke-V
2. Terapi medic :
Paracetamol fls 3 x 1 gr
Levofloxacim 1 x 750 mg
Omeprazole Injeksi 2 x 40 mg
Ondansentron Injeksi 3 x 40 mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diagnosa Utama : Defisit Perawatan Diri (Mandi dan berpakaian)

XIV.ANALISA DATA

DATA MASALAH

Data Subjektif : Defisit Perawatan Diri


1. Pasien mengatakan untuk malas
melakukan perawatan diri (mandi dan
berpakaian rapi )
2. Pasien menolak untuk melakukan
perawatan diri

Data Objektif :
1. Pakaian pasien terlihat tidak rapi
2. Kulit pasien terlihat kusam
3. Minat melakukan perawatan diri
kurang
4. Gigi pasien terlihat kotor
5. Kuku pasien nampak kotor
6. Penampilan pasien terlihat acak
acakan

XV. POHON MASALAH

Penurunan kemampuan/minat merawat diri

Gangguan Interaksi Sosial

Defisit Perawatan Diri : mandi, berhias/berdandan

XVII.INTERVENSI KEPERAWATAN

DX KRITERIA
WAKTU KEP TUJUAN HASIL INTERVENSI RASIONAL
Selasa, Defisit TUM: Setelah diberikan
SP 1
30/03/21 Perawatan Klien mampu tindakan
1. Identifikasi 1. Untuk
Diri melakukan keperawatan selama
kemampuan mengetahui
perawatan 1 x 30 menit,
klien dalam permasalahan  
diri: mandi diharapkan defisit
perawatan diri. yang terjadi
perawatan diri
pada diri klien.
(mandi) pasien
2. Identifikasi
teratasi dengan
2. Untuk
kebersihan
TUK I: kriteria hasil:
mengrtahui
tubuh pasien
Selasa, 1. Klien 1. Klien mampu
kebersihan
(mis. Rambut
30/03/21 dapat menjaga
tubuh pasien
mulut,kulit,kuku
menjalin kebersihan diri
)
dan secara mandiri.
3. Jelaskan
membina 2. Kemampuan
3. Agar klien tahu
manfaat mandi
hubungan mandi pasien
manfaat mandi
saling meningkat
percaya 3. Klien mampu
4. Memberitahu
2. Klien menyebutkan  
4. Jelaskan alat -
klien alat - alat
dapat pengertian dan
alat untuk
yang
menyebut tanda-tanda
mandi.
digunakannya
kan kebersihan diri.
pengertian 4. Klien dapat
dan tanda- mengetahui   5. Melatih pasien
5. Latih pasien
tanda pentingnya agar dapat
cara
kebersihan kebersihan diri. melakukan  
mempraktikkan
diri. 5. Minat pasien perawatan diri
kebersihan diri.
3. Klien dalam secara mandiri.
dapat melakukan
mengetah perawatan diri
ui meningkat
pentingny
a
kebersihan
diri.
4. Klien
dapat
mengetah
ui
bagaimana
cara
menjaga
kebersihan
diri.
Defisit Setelah diberikan
TUK II: SP 2
Perawatan tindakan
1. Klien 1. Identifikasikan 1. Untuk
Diri keperawatan selama
dapat usia dan budaya mengetahui
1x30 menit,
berhias dalam kemajuan klien
diharapkan
secara membantu dalam merawat
perawatan diri
mandiri berpakaian dan diri dan sebagai
(berhias) pasien
berhias respon  positif  
meningkat dengan
terhadap
kriteria hasil:
tindakan klien.
1. Kemampuan
2. Jelaskan cara 2. Memberitahu
klien
dan alat untuk klien
mengenakan
berdandan dan bagaimana cara
pakaian
fasilitasi berhias
berdandan dan alat
meningkat
(mis. Menyisir
yang
2. Klien mampu
rambut,merapik
digunakannya.
mengganti  baju
an kumis/
secara rutin,
jenggot)
menyisir rambut
dan memotong
3. Latih cara
kuku.
berdandan
3. Mempertahanka
setelah
n diri
kebersihan diri:
meningkat
3. Agar klien bisa
sisiran, rias
berdandan
muka untuk
secara mandiri.
perempuan;
sisiran, cukuran
untuk pria.
4. Masukan pada
4. Agar klien
jadwal   jadwal
kegiatan untuk terbiasa dengan
kebersihan diri kegiatan yang
dan berdandan. telah diajarkan.

XVII.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan

Kasus :

Klien mengatakan masih merasa panas badan serta pusing dan tidak nyaman disertai mual.
Keluarga klien mengatakan klien sudah tidak mandi semenjak masuk ke RS dikarenakan pasien
lemas dan tampak menggunakan pampers. Rambut klien nampak acak-acakan dan kulit klien
nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat berkomunikasi klien nampak malas
menjawab seperlunya saja.

1. Kondisi Pasien
a. Data Subjektif :
1) Pasien mengatakan malas melakukan perawatan diri (mandi dan berhias)
2) Pasien tidak mau melakukan perawatan diri
b. Data Objektif
1) Pasien Nampak tidak bersih
2) Rambut dan kulit pasien nampak kusam
3) Pasien tidak mau merawat diri
4) Gigi pasien nampak kotor

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri :Mandi

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


a. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan  perawatan diri: mandi
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda- tanda kebersihan diri.
3) Klien dapat mengetahui  pentingnya kebersihan diri.
4) Klien dapat mengetahui  bagaimana cara menjaga kebersihan diri.

4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina
hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi).
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
5) Menjelaskan tujuan interaksi.
6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali  bertemu pasien  
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
c. Identifikasikan kemampuan klien dalam  perawatan diri.
d. Identifikasikan kebersihan tubuh pasien (mis. Rambut mulut,kulit,kuku)
e. Menjelaskan  pentingnya merawat kebersihan diri.
f. Menjelaskan manfaat mandi
g. Menjelaskan alat - alat untuk mandi.
h. Melatih pasien cara mempraktikkan kebersihan diri (mandi)

B. STRATEGI PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI (

Kasus :

Klien Ny. S berumur 50 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Bangli diantar oleh
keluarganya. Pada tanggal 29 Maret 2021 pukul 08.45 wita. Keluarga
klien mengatakan klien mengeluh demam sejak kurang lebih 5 hari lalu disertai mual dan
nyeri ulu hati, nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri kepala. Pasien mengatakan lemas
dan lesu, setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan, TD : 150/ 90 mmHg, N : 80 x/
menit, S : 38, 5 c, R : 20 x/ menit.

Saat pengkajian Klien mengatakan masih merasa panas badan serta pusing dan tidak
nyaman disertai mual. Keluarga klien mengatakan klien sudah tidak mandi semenjak masuk
ke RS dikarenakan pasien lemas dan tampak menggunakan pampers. Rambut klien nampak
acak-acakan dan kulit klien nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat
berkomunikasi klien nampak malas menjawab seperlunya saja.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien :
DS :

- Pasien mengatakan malas untuk mandi, keramas dan mengganti baju sejak masuk ke
rs
- Pasien mengatakan sudah tidak keramas sejak 3 hari yang lalu
DO :

- Pasein tampak menarik diri.


- Pasien tampak melamun dan pandangannya jauh saat diajak berbicara
- Kulit pasien Nampak kusam
- Rambut pasien Nampak acak-acakan

2. Diagnosa Keperawatan
- Defisit Peratwatan Diri

3. Rencana Keperwatan
a. Tujuan Umum (TUM) :
Defisit Perawatan Diri Menurun
b. Tujuan Khusus (TUK)
1) Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.
2) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
3) Pasien mampu berpakaian, berhias/berdandan dengan baik

B. Strategi Pelaksanaan

Waktu Diagnosa Strategi Pelaksanaan Pasien


Keperawatan Perawat
Temu 1 Defisit Perawatan SP 1
Diri Membina Hubungan
Saling Percaya
Fase Orientasi
Salam terapeutik

“Selamat Siang ibu” “Selamat Siang”


“Perkenalkan nama saya
Anggun, panggil saja saya
Anggun. Saya mahasiswa
dari Poltekkes Denpasar yang
sedang
praktek disini selama 6 hari
kedepan dari hari Senin
sampai Sabtu. Hari ini saya
dinas dari pukul 08.00 “Nama saya Ny, S”
sampai dengan 12.00 WITA.
“panggil Ny, S saja”
Nama ibu siapa? Senang
dipanggil siapa?”

Validasi

“Bagaimana perasaan ibu


sekarang? Apa semalam “Perasaan saya baik-baik

tidur nyenyak?” saja dan tidur nyenyak”

Kontrak

Topik :
“Senang bisa berkenalan “Iya, boleh saja”

dengan ibu hari ini.


Bagaimana jika kita
berbincang-bincang untuk
saling mengenal?”

Waktu :
“Ibu mau berapa lama “Iya saya bersedia
berbincang-bincang? berbincang-bincang
Bagaimana jika 15 menit? selama 15 menit”
Dari pukul 15.00 - 15.15 Wita
bagaimana?”

Tempat :
“Dimana ibu ingin
berbincang-bincang? “disini saja”

Fase Kerja
“ Baiklah ibu, bagaimana jika
sekarang ibu
bercerita tentang keadaan ibu
saat ini?”
“Sekarang kita ngobrol-
ngobrol ya .bapak tidak perlu
takut dan cemas
kepada saya. Ungkapkan
saja apa yang ibu rasakan
saat ini. Saya akan berusaha
membantu mengatasi
masalahnya.”
“Tadi ibu sudah
menyebutkan nama, lalu
“Umur 50 Tahun”
berapa umur ibu
sekarang ?”

“ibu sudah berapa lama


dirawat disini ?” “baru kemarin”

“ibu berasal dari mana ?”


“Br.Penarukan ”

“Saya bersaudara 3
“ibu bersaudara berapa ?”
orang”

“Saya tinggal bersama


“Siapa saja yang diajak suami anak dan orang
tinggal dirumah?” tua”

“ibu masih ingat tidak kapan “kemarin pagi”


dibawa kesini ?”

“Siapa yang membawa ibu “Saya diantar oleh anak


kesini ?” dan suami”

“Menurut ibu, ibu dibawa “Saya dibawa ke rumah


kesini karena apa?” sakit karena demam dan
mual serta pusing

“Selama dirawat disini hal


“Tidak ada”
apa yang sudah ibu
lakukan ?”

“Saya suka jalan-jalan


“Boleh saya tahu apakah
kesawah”
hobi ibu?

“Wah.. ternyata bagus sekali


hobinya. Boleh saya tahu
“Saya tidak bekerja hanya
apa pekerjaan ibu
menjadi IRT”
? Bisa
diceritakan tentang
pekerjaannya?”

“Tadi ibu sudah bagus sekali


“iya”
mau menjawab
pertanyaan saya dan mau
mengobrol dengan saya”.

Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
“Merasa nyaman”
“Setelah kita ngobrol tadi,
bagaimana perasaan
ibu ?”

Evaluasi Obyektif :
Ekspresi wajah klien
bersahabat, klien
menunjukkan rasa senang,
ada kontak mata,
klien mau menyebutkan
nama, klien
mau menjawab salam, klien
mau duduk berhadapan
dengan perawat, dan klien
mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.

b. Tindak Lanjut
“Nah ibu, sekarang sudah
pukul 15.15 wita,
pembicaraan kita cukupkan “Baik”
saja dulu sampai disini ya.
Sekarang ibu
istirahat dulu. Kalau nanti
ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan kepada
saya, bapak bisa sampaikan
saat kita bertemu lagi”
c. Kontrak
Topik :
“Bagaimana kalau besok
kita bertemu lagi
membicarakan tentang “iya, baiklah”
kebersihan diri ibu?”

Waktu :
“Jam berapa kita besok
bertemu bu? Bagaimana
kalau jam 13.00 WITA
kembali?”
“Iya, jam 13.00 saja”

Tempat :
“ibu mau ngobrol-
“Iya disini saja”
ngobrolnya dimana?

“Apakah ibu setuju?”


“yaa”

Temu 2 Defisit Perawatan SP 2


Diri Melakukan Kebersihan
Diri Secara Mandiri
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat siang ibu,
bagaimana perasaannya hari “Baik”
ini?”

b. Validasi
“ibu apakah sudah mandi?
Sudah berganti baju?” “belum”

“Tadi saya lihat ibu


menggaruk-garuk badannya,
apakah gatal?” “Iya, sedikit gatal di
badan”

c. Kontrak
Topik :

“saya ingin berbincang-


bincang tentang pentingnya
“iya, baiklah”
kebersihan”

“jam 13.00 saja”


Waktu :

“Baik ibu kita akan


berbincang-bincang jam
berapa?”

“Berapa lama? Bagaimana


jika 13.00-15.00?” “iya, baiklah”

Tempat :

“ ibu dimana kita akan


berbincang-bincang?” “iya disini saja”

Fase Kerja
“ibu mengapa anda garuk- “gatal”
garuk badan?
Apakah ibu sudah mandi?”
“Belum mandi sejak 3
hari yang lalu”

“Apa alasan ibu tidak


merawat diri?”

“Saya malas mandi”

“Kalau kita tidak teratur


menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut ibu
“Bau badan”
yang bisa muncul?”

“Ya betul, selain bau badan,


masalah yang dapat timbul
yaitu kudis, panu, kutu ,
“iya”
gatal-gatal, dan lain-lain.”

“Menurut ibu kita mandi


harus bagaimana?”
“mandi harus bersih”

“Sebelum mandi apa yang


“Handuk, sikat gigi dan
perlu kita siapkan?”
pasta gigi, sabun,
shampoo, dan sisir”

“Benar sekali, ibu perlu “Ya, saya mau melakukan


menyiapkan handuk, sikat kegiatan mandi,
gigi dan pasta gigi, sabun, menggosok gigi, dan
shampoo, dan sisir.” keramas”
Apakah ibu tahu urutan Ya saya tahu, pertama
mandi yang baik dan benar? membuka baju,setelah itu
membilas badan dan
kepala dengan air lalu
keramas setelah selesai
keramas lalu mandi
dengan sabun barulah
mencuci muka

Yap benar sekali ibu,jangan


iya
lupa juga menggosok gigi ya

Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibu


senang
setelah belajar cara menjaga
kebersihan diri (mandi) yang
benar?”

“Buka pakaian, siram


“Coba ibu sebutkan lagi apa
wajah dan badan dengan
saja cara-cara mandi yang
air, menggosok badan
baik yang sudah ibu lakukan”
dengan sabun, memakai
shampoo pada rambut,
menggosok gigi, dan
mengeringkan tubuh”
Evaluasi Obyektif :

Klien mampu menyebutkan


alat/bahan mandi, mampu
mandi dengan bersiram,
klien mampu mencuci
wajah, mampu mencuci
badan bagian atas, mampu
mencuci badan bagian
bawah, mampu
membersihkan area
perineum, dan mampu
mengeringkan badan.

b. Tindak lanjut
“Saya harap ibu melakukan
cara menjaga kebersihan diri “Baik. Saya akan
dengan mandi/mengelap masukkan ke dalam
badan dan jangan lupa jadwal harian”
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian”

c. Kontrak yang akan


datang
Topik :

“Bagaimana kalau besok kita


bertemu lagi dan berbincang-
bincang lagi tentang cara
berpakaian yang baik”

Tempat :
“Baik”
“ibu mau berbincang-bincang
dimana?

Waktu :
“disini saja”
“Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang kembali
besok jam 16.30.00-16.45?
Apakah bapak setuju ?”

“Setuju. Sampai jumpa.”


Temu 3 Defisit Perawatan SP 3
Diri Melakukan Berpakaian,
Berhias / Berdandan
Secara Baik
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat sore ibu, bagaimana “Selamat sore. Baik”
perasaan hari ini ? “

“Bagus. Bagaimana atau


perasaan ibu hari ini? “baik”

“Hari ini kita akan latihan


berhias (berpakaian rapi),

“Hari ini kita akan latihan


“Iya.
berpakaian rapi agar ibu
tampak rapi .

“Bagaimana kalau kita


melakukannya selama 15
menit?” “Baik’

b. Validasi
“Apakah ibu sudah bisa
membersihkan badan dan “Sudah”.
gosok gigi?”

“Alat apa saja yang


dibutuhkan ketika mau “Handuk, sikat gigi dan
membersihkan badan /gosok pasta gigi, sisir”
gigi ?”

c. Kontrak
Topik :
“saya ingin berbincang-
bincang tentang melakukan
berhias/berdandan.” “Baik”

Waktu : ibu kita akan


berbincang-bincang jam “baiklah”
pukul 16.30-16.45 ya

Tempat :

Kita berbicara disini saja ya


pak “Iya. Disini saja”
Fase Kerja
“Apa yang ibu lakukan
setelah selesai mengelap
badan dan gosok gigi? Apa “Sudah”
ibu sudah ganti baju?”

“Untuk berpakaian, pilihlah


pakaian yang bersih dan “Baik”
kering.”

“Berganti pakaian yang


bersih 2 kali sehari.Apakah
bapak bisa menggunakan
pakaian dengan baik dan
rapi? Bila masih
menggunakan infus ibu bisa
“Baik”
dibantu oleh keluarga ya.”

“Apakah ibu menyisir


rambut?

Selama dirumah sakit


tidak pernah
“Apakah ibu suka keramas?
Berapa hari sekali keramas?
Betul 2/3 hari sekali”

“2/3 hari sekali”


Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibu baik


setelah ini?”

“Coba ibu, sebutkan cara


berhias diri yang baik sekali mengganti baju 2 kali
lagi” sehari dan keramas 2/3
hari sekali

Evaluasi Obyektif:

Klien mampu memilih


pakaian, mampu memakai
pakaian dibantu oleh keluarga
,

b. Tindak lanjut
“Saya harap ibu melakukan
berhias atau berdandan yang
baik

c. Kontrak yang akan


datang
Topik :

“Bagaimana kalau hari ini


kita bertemu lagi untuk “Iya”
latihan makan yang baik?.”
Tempat :

“Nanti sore kita akan “Baik”


berbincang-bincang disini
saja ya ibu

Waktu :

“Bagaimana kalau kita


“Ya.”
berbincang-bincang kembali
nanti sore saat makan sore
bapak datang“Apakah ibu
setuju?”

Temu 4 Defisit Perawatan SP 4


Diri Melakukan Makan dengan
Baik
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat sore ibu , ibu
tampak rapi hari ini.” “Sore. Terimakasih”

“Sore ini kita akan latihan


bagaimana cara makan yang “Baik”
baik. Kita latihan langsung di
sini ya! makanannya sudah
datang.”

b. Validasi
“Bagaimana ibu makan “sedikit tidak napsu”
hari ini?”

c. Kontrak
Topik :
“Ya. Saya mau
“ ibu saya ingin berbincang-
berbincang-bincang
bincang tentang alat dan cara
tentang cara makan yang
makan yang benar.”
benar”
Waktu :

“ibu akan berbincang-bincang


“Baik”
selama 15 menit

Tempat :

“Kita berbincang disini saja


ya ibu

“Iya, silahkan ”
Fase Kerja
“Bagaimana kebiasaan
sebelum, saat, maupun
setelah makan?” “Baik”

“Dimana Ibu makan?”

“Kamar”

“Sebelum makan kita harus


cuci tangan memakai sabun.
Ya, mari kita praktikkan!”
“Baik”
“Bagus, setelah itu kita duduk
dan ambil makanan.”

“Baik”

“Ayo ibu siapkan


makanannya. Buka tutupnya
kemudian nasi dan lauknya
taruh di piring.”

“Sebelum disantap kita


berdoa dulu. Silakan Bapak
yang pimpin!”

“Bagus.”

“Jangan lupa ambil


sendoknya ibu”

“Mari kita makan! Saat


makan kita harus menyuap
makanan satu persatu dengan
pelan-pelan. Ya,
ayo......sayurnya dimakan
ya.”

“Nah, sekarang ambil


gelasnya Bu kalau mau
minum”

“Setelah makan dan minum,


sekarang kita bereskan piring

dan gelas yang kotor.”

“Ya betul”

“Dan kita akhiri dengan cuci


tangan.”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibu


“Merasa lebih baik
setelah berbincang-bincang
dengan
dengan saya dan setelah kita
makan dengan cara yang
makan bersama.”
benar”

“Coba ibu sebutkan kembali


apa saja yang harus kita
“Berdoa sebelum makan,
lakukan pada saat makan.”
mencuci tangan sebelum
makan, makan dengan
rapi,
Evaluasi Obyektif:

Klien mampu menyiapkan


makanan yang akan
disantap, mampu membuka
tutup makanan, mampu
menggunakan alat makan,
mampu menaruh makanan
pada alat makan, mampu
mengambil cangkir atau
gelas, mampu memasukkan
makanan ke mulut, mampu
memasukkan makanan ke
mulut dengan sendok, dan
mampu minum dengan gelas
dan cangkir dibantu oleh
keluarga

b. Tindak lanjut
“Saya harap ibu melakukan
makan secara mandiri “Iya”

c. Kontrak yang akan


datang
Topik :

“Bagaimana kalau besok kita


bertemu lagi dan berbincang-
“Baik”
bincang lagi tentang cara
toileting yang baik.”

Tempat :

“Besok kita akan berbincang-


bincang disini ya ibu

Waktu : “Iya”

“Bagaimana kalau kita


berbincang-bincang kembali
besok jam 08.00-08.15 ?
Apakah ibu setuju?”

“Iya, saya setuju”


Temu 5 Defisit Perawatan SP 5
Diri Melakukan BAB/BAK
Secara Mandiri
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, bagaimana
perasaan hari ini ? “ “Baik”

“Baik. Sudah dijalankan


jadwal kegiatannya ? kita “Baik.”
akan membicarakan tentang
cara BAB dan BAK yang
baik ya. Kira-kira 30 menit
ya? Dimana kita berbincang-
bincang? Bagaimana jika di
sini?”

b. Validasi
“Bagaimana pak makannya
sudah habis 1 porsi ?”
“Sudah”
“ibu ketika makan apa saja
yang harus dilakukan?”
“Berdoa sebelum makan,
mencuci tangan sebelum
makan, makan dengan
rapi”

c. Kontrak
Topik :

“ibu saya ingin berbincang-


bincang tentang melakukan
“Baik”
BAB dan BAK secara
mandiri”

Waktu :

“ibu kita akan berbincang-


bincang jam berapa ? Dan “baik”
berapa? Dan berapa lama?
Bagaiman jika jam 08.00-
08.15?”

Tempat :

“Kita berbincang disini ya ibu “Baik.”


Fase Kerja
“Dimana biasanya ibu buang
air besar dan buang air
kecil?” “Di toilet”

“Benar sekali,jika ibu tidak


bisa bangun bapak bis “Oh jadi begitu”
bab/bak menggunakan pispot
ya ibu

“Sekarang, apakah ibu tau


“Tidak, caranya
bagaimana cara cebok?”
bagaimana?”

“Yang perlu diingat saat


mencebok adalah bapak
membersihkan bokong atau
kemaluan dengan air yang
bersih dan pastikan tidak ada
tinja atau air kencing yang di
tubuh bapak. Setelah bapak
“Oh begitu, caranya
selesai cebok, jangan lupa
bagaimana?”
tinja atau air kencing yang
ada di WC di bersihkan.”

“Caranya siram tinja atau air


kencing yang ada di WC
secukupnya sampai tinja atau
air kencing itu tidak tersisa di
WC. Setelah itu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibu


“Baik”
setelah berbincang-bincang
tentang buang air besar atau
kecil yang baik?”

“Membilas bersih setelah


“Coba ibu jelaskan ulang
buang air besar yaitu
tentang cara BAB/BAK yang
dengan menyiram air ke
baik.”
arah depan ke belakang.
Setelah itu mencuci
tangan.”

Evaluasi Obyektif :

Klien mampu merespon saat


kandung kemih penuh
dengan tepat waktu, mampu
menanggapi dorongan untuk
buang air besar secara tepat
waktu, pasien tidak mampu
kekamar mandi dikarenakan
menggunakan infus dan perut
klien terkadang sakit karena
memiliki riwayat penyakit isk

b. Tindak lanjut “Ya.


“Saya harap ibu melakukan
toileting yang baik

c. Kontrak yang akan


datang “Baik”
Topik :
“Nah, besok ketemu lagi,
untuk melihat sudah sejauh
mana perkembangan ibu

Tempat :

“untuk tempatnya disini ya “Disini saja”


bu”

Waktu :

“Waktunya berapa lama “10 menit saja”


ibu?”

“Baiklah 10 menit saja.” “Baik. Sampai jumpa.”

I. EVALUASI

Waktu Dx Keperawatan Evaluasi Paraf

Rabu, Defisit TUK I :


Perawatan Diri - Pasien mampu menyebutkan manfaat mandi
31/03/2021
- Pasien mampu menyebutkan alat-alat untuk mandi
- Pasien mengetahui cara-cara untuk mandi
- Pasien mengetahui pentingnya menjaga kebersihan
terutama mandi

S : Pasien mengatakan sudah lebih fresh dan wangi


setelah mandi
O : Pasien nampak sudah lebih fresh,bersih dan wangi
dan pasien nampak sudah bisa mandi sendiri

A : Tujuan tercapai

P : Lanjutkan intervensi TUK II


Rabu, Defisit TUK II : Klien dapat berdandan/berhias secara
Perawatan Diri mandiri
31/03/2021
S : Pasien mengatakan sudah terasa lebih nyaman,dan
mengetahui manfaat dari berhias (memakai pakaian
dengan rapi)

O : Pasien nampak lebih rapi dan mampu menyebutkan


manfaat berhias, serta pasien sudah mampu berhias
secara mandiri

A : Tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

Mahasiswa yang mengkaji

Ni Putu Anggun Lasri Purnama Dewi


NIM: P07120018097

Anda mungkin juga menyukai