Anda di halaman 1dari 2

SICOM – 

Tri Dharma Perguruan Tinggi berbanding lurus dengan Pancasila. Artinya,


pengetahuan untuk perubahan yang baik dapat terjadi ketika pengamalan dapat
berjalan dengan benar, sesuai poin-poin yang terkandung didalamnya.

Demikian disampaikan akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun


dalam diskusi Kopi Senja di Pamulang, Tangsel, Minggu (28/2).

“Pancasila adalah falsafah bangsa, ideologi negara. Sedangkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi merupakan salah satu tujuan pencapaian yang harus dilakukan oleh setiap
kampus,” kata Ubed, sapaannya.

Tri Dharma Perguruan Tinggi, kata Ubed itu terdiri dari tiga poin. Pertama pendidikan
dan pengajaran, kedua penelitian dan pengembangan dan terakhir pengabdian kepada
masyarakat.

“Pendidikan dan pengajaran merupakan situasi dimana seorang mahasiswa


mendapatkan pengetahuan. Kalau ini bukan hanya sebatas pengetahuan, maka sumber
pengetahuan ini dapat menjadi perubahan,” sambung Direktur Puspol Indonesia ini.

Ubed kemudian menyesalkan pola pikir kebanyakan pihak memandang poin kedua dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Kalau memang itu adalah sebuah penelitian untuk pengembangan, mengapa tidak
dijadikan dasar untuk sebuah perubahan. Dosen, seringkali menjadikan penelitian yang
dilakukan mahasiswa hanya sebatas penelitian untuk mendapatkan gelar saja,” imbuh
dia.

Ubed melanjutkan, pada poin ketiga, pengabdian masyarakat sejatinya menjadikan


mahasiswa, dosen sebagai kaum akademisi untuk dapat lebih dekat dan menjawab
setiap persoalan yang terjadi di masyarakat.

“Dosen dan mahasiswa itu adalah kaum akademik, seharusnya bisa lebih dekat dengan
masyarakat. Kalau dosen dan mahasiswanya jauh dari masyarakat, bagaimana
mungkin dapat menjawab persoalan yang terjadi di masyarakat,” tutup Ubed.
http://www.siagaindonesia.com/117554/tri-dharma-perguruan-tinggi-berbanding-
lurus-dengan-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai