Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAS DAN SETARA KAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Pajak Dari Ibu Hartati Tuli, SE.Ak,M.Si

DISUSUN OLEH

NURUL ANISA BEMPAH ( 921418052 )

RAHAYU GONIBALA ( 921418142 )

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah atas lehadirat Allah Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Kas dan
Setara Kas ini bisa selesai dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya akhir zaman. Makala ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Pajak.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gorontalo, 27 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Akuntansi...............................................................................................................3
2.2 Perpajakan ............................................................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................9
3.2 Kritik dan Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian dari Akuntansi Perpajakan ialah
Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan di dalam mata kuliah ini
terdapat salah satu bab yang membahas tentang Kas dan Setara Kas. Maka dari itu semua disini
tim akan menyajikan pembahasan yang lebih mendalam tentang Kas da Setara Kas.
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari Aktiva yang liquid, yang dapat
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas dapat berupa uang
tunai atau simpanan pada Bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima sebagai alat
pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti uang kertas dan logam, check dan bilyet giro,
simpanan di Bank dalam bentuk giro dan lain-lain.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat
diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut.Kas dapat terdiri dari kas
kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan
mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
Setara Kas adalah Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
sangat signifikan.
Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak praktis
bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil dicatat pada buku kas kecil dan hanya
diposting kebuku besar sekali saja pada saat pengisian kembali kas kecil. Dana yang ditentukan
dalam kas kecil harus ditetapkan melalui keputusan manajemen dan tidak boleh melebihi
ketentuan tersebut. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil hanya dapat dilakukan setelah perintah
pengeluaran kas telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kas ?
2. Apa pengertian dari setara kas ?
3. Apa itu macam-macam kas ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami lebih dalam  apa itu kas dan setara kas
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kas dan setara kas
3. Untuk memahami lebih dalam tentang perpajakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi
Kas adalah komponen aktiva yang paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang
terjadi, tidak hanya terbatas . Aset yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat
digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Kas dibagi
atas kas kecil dan kas besar. Kas kecil dipakai untuk pengeluaran dan sifatnya rutin dan tidak besar
jumlahnya. Sedangkan kas besar dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran dengan jumlah yang besar
dan biasanya uang tunai kas besar disimpan didalam berkas.
Setara kas menurut IAI (2009 : 28) dalam SAK ETAP ialah investasi jangka pendek dan sangat
likuid dan dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau
lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akn segera
jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
 Yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik menurut akuntansi dan perpajakan adalah
sebagai berikut.
1.  Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau rollover, tidak
termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Perangko dan materai
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko dan materai yang dapat dipakai sewaktu-
waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini sering
disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat
digolongkan kedalam persediaan perlengkapan alat-alat kantor (supplies)
3. Kas bon atau uang muka
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai dan tidak dapat digolongkan
kedalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-waktu sehingga tidak dapat
dianggap sebagai uang tunai.
4. Cek Mundur atau cek kosong
Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat
sebagai kas. Cek mundur yang diterima untuk melunasi piutang, belum mengurangi saldo
piutang. Apabila cek tersebut dapat diuangkan karena tidak cukup dananya di bank, cek tersebut
disebut cek kosong.
3
Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset
perusahaan.

Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan pemisahan dana
antara kas kecil dan kas besar. Menurut Wild dan Kwok (2011 : 249) dalam kas kecil dikenal sistem
berikut :
a. Sistem dana tetap  ( imprest fund system )
Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana.
b. Sitem dana fluktuasi ( fluctuating fund system )
Pencatatan transaksi dan mutasi dan kas kecil dilakukan setiap saat terjadinya pengeluaran dana
kas kecil.
Tabel 1. Jurnal Transaksi Kas Kecil
Jurnal untuk membukukan transaksi kas kecil, adalah sebagai berkut :

4
Transaksi Sistem Dana Tetap Sistem Dana Fluktuasi
Pembentukan kas kecil Kas Kecil xxx Kas Kecil xxx
Kas xxx Kas xxx
Bensin xxx
Kas Kecil xxx
Tol da Parkir xxx
Kas Kecil xxx
Pengeluaran dengan dana kas Tidak ada jurnal
Alat Tulis xxx
kecil
Kas Kecil xxx
Hanya menyimpan bukti dan Prangko xxx
pengeluaran tersebut Kas Kecil xxx

Bensin xxx
Tol dan parkir xxx Kas kecil xxx
Pengisian kembali kas kecil Alat tulis xxx Kas xxx
Prangko xxx
Kas xxx

Seperti diketahui bahwa saldo bank yang dicatat oleh perusahaan sering kali mempunyai saldo
yang berbeda dengan jumlah saldo yang tertera pada rekening koran atau rekening giro, sehingga
seharuslah dibuatkan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank merupakan proses menyesuikan saldo bank
pada pembukuan perusahaan dengan saldo rekening koran atau rekening giro sehingga mempunyai saldo
yang sama. Setiap bulan rekonsiliasi bank ini seharuslah dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan. Setelah
itu barulah dibuatkan jurnal untuk mencatat transaksi pada rekonsiliasi bank tersebut.

5
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 319/323 ) perbedaan yang terjadi disebabkan
oleh (a) Time lags : perbedaan waktu pencatatan antara pihak bank dengan pihak perusahaan, dan
(b) Errors : kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pihak bank atau pihak perusahaan. Secara lebih
detail perbedaan tersebut tersiri atas berikut :
1. Setoran dalam perjalanan
Setoran akhir bulan yang dicatat perusahaan pada suatu bulan, tetapi diterima dan dicatat oleh
bank pada bulan berikutnya
2. Cek beredar
Cek perusahaan yang dicatat pada saat pengeluaran, namun belum dicatat oleh bank sampai bulan
berikutnya
3. Jasa giro atau pendapatan bunga
Penghasilan yang berasal dari bank yang belum dicatat oleh perusahaan sampai diterimanya
rekening Koran.
4.  Beban bank
Beban-beban yang dikeluarkan bank namun belum dicatat oleh perusahaan sampai rekening
koran diterima perusahaan.
5. Kesalaha bank atau perusahaan
Kesalahan pencatatan oleh pihak bank maupun pihak perusahaan.

2.2 Perpajakan

Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 jo. KMK-51/KMK.04/2001 Penghasilan dalam bentuk bunga
yang dapat dari deposito atau tabungan, yang ditempatkan pada bank yang didirikan di dalam negeri
maupun di luar negeri melalui cabangnya di indonesia, termasuk jasa giro serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia ( SBI ), kecuali WP orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam satu tahun pajak
termasuk bunga dan diskonto tidak melebihi PPKP dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto.
Penghasilan atas bunga deposito atau tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dipotong langsung
oleh bank pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan biaya ; pihak bank tersebut yang akan
membayar atau menyetor PPh final tersebut ke kas negara dengan menggunakan surat setoran pajak atau
(SSB) dan melaporkannya ke kantor pelayanan pajak (KPP) dengan menggunakan surat pemberitahuan
(SPT) masa PPh pasal 4 ayat (2). Pemotong wajib menyetorkan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
6
Dikecualikan dari pemotongan PPh terhadap :
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta
SBI tersebut tidak melebihi Rp.7.500.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang
bank lur negeri di Indonesia
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disaahkan oleh menteri keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber
pendapatan sebagai mana dimaksudkan dalam pasal 29 UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana
pension
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana
dan rumah sangat sederhana, tanah kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan kentetuan yang berlaku, untuk dihuni
sendiri.

Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secara fiscal disajikan
pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final
atas bunga.
Contoh: Pada tanggal 1 Januari  2012 PT Kaya mendapatkan bunga tabungan dalam tahapan sebesar
Rp1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong PPh final sebesar Rp200.000 oleh pihak bank yang
memberikan penghasilan.
a. Metode bruto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1-Jan-12 Bank 800.000
PPh Pasal 24 ayat (2) 200.000
Pendapatan Bunga 1.000.000

PPh final diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam beban operasional ( beban umum dan
admnistrasi).

7
b. Metode Neto
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1-Jan-12 Bank 800.000
Pendapatan Bunga 800.000

Pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah neto
pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga dengan
jumlah Rp800.000. hal tersebut sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
            Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama seperti perlakuan
akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena penghasilan ini terkena PPh final, maka harus
dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari Aktiva yang liquid, yang dapat dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas dapat berupa uang tunai atau simpanan pada
Bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima sebagai alat pembayaran sebesar nilai
nominalnya, seperti uang kertas dan logam, check dan bilyet giro, simpanan di Bank dalam bentuk giro
dan lain-lain.
Setara Kas adalah Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.
3.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini belum pada tingkat kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan yang perlu di benahi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wacana baru bagi pembaca dan bermanfaat bagi tugas kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati, 2016 Akuntansi Perpajaakan, Edis 3,Jakarta :
Salemba Empat
10

Anda mungkin juga menyukai