Anda di halaman 1dari 12

TATA KELOLA PENDIDIKAN : STUDI TENTANG GERAKAN AYO

SEKOLAH DI KABUPATEN BOJONEGORO DILIHAT DARI PERSPEKTIF


GOOD GOVERNANCE DAN SOUND GOVERNANCE

Emi Nurfadlilah
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Come to School Movement became one of the steps taken by Bojonegoro District to handle problems of education. One of
the problems in the education sector is dropout rates have remained high. This movement as an attempt to address these problem as
well as increasing school participation. Management education become important to discussed because there are still many the
assumption that governance not good enough. Governance less well it will affected a lot of sectors, one of them is education.
Manajement education less well it would provoke gap between the objectives to the achieved by the fact that accourred in field. The
purpose of this study is aims to look at Come to School Movement in Bojonegoro District seen from the perspective of good
governance and sound governance. The type of research used in this study is a type of descriptive research with qualitative
approaches. The selection of informants using purposive sampling and snowball sampling. Data collection is carried out by means of
interviews, observation, documentation, and a written document. Data analysis using data reduction techniques, presentation of
data, and verification or withdrawal of the conclusion. The result of the research shows that the management in Come to School
Movement when seen from perspective of good governance still needs to be improved in the principle of the rule of law,
transparency, effectiveness and efficiency. Whereas if viewed from the perspective of sound governance still needs to be improved in
dimension of the cognition and value and also constitution.

Keywords: good governance, sound governance, education

PENDAHULUAN
Jumlah penduduk di Indonesia saat ini sekitar
250 juta jiwa, sebagian besar berada pada usia
produktif (15-64 tahun). Perbandingan dimana
penduduk usia produktif lebih besar dari pada
penduduk non produktif menyebabkan angka
ketergantungan menurun dan memberikan peluang
yang disebut bonus demografi. Bonus demografi ini
membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun juga akan berdampak sebaliknya
jika tidak diimbangi oleh kualitas sumber daya
manusia yang memadai.
Salah satu acuan untuk melihat kualitas
sumber daya manusia adalah dengan melihat Human
Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan
Manusia (IPM). Menurut laporan United Development Sumber : BPS, Potret Pendidikan Indonesia: Statistik
Program (UNDP) tahun 2014 indek pembanguan Pendidikan 2016
manusia Indonesia berada pada peringkat 110. Masih Data diatas adalah angka putus sekolah di
dibawah negara Asean lain seperti Singapura, Brunei, Indonesia pada tahun 2016, seperti yang ditampilkan
Malaysia dan Thailand. Itu menunjukkan bahwa dalam data tersebut jumlah putus sekolah di Indonesia
kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih perlu masih cukup tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
ditingkatkan. semakin tinggi pula angka putus sekolah. Pada jenjang
Fokus pembangunan pendidikan Indonesia SD/ sederajat angka putus sekolah masih pada kisaran
saat ini adalah berupaya untuk mewujudkan wajib 0,76 persen, sedangkan pada jenjang SMP/sederajat
belajar 12 tahun baik melalui pendidikan formal meningkat menjadi 4,6 persen dan meningkat lagi pada
maupun nonformal serta mencegah anak putus sekolah jenjang SMA/sederajat menjadi 4,98 persen.
dan menarik anak yang putus sekolah untuk
melanjutkan sekolah lagi. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa pendidikan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

1
dibawah rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di
Jawa Timur. Berikut adalah rincian data IPM
Kabupaten Bojonegoro mulai tahun 2010 sampai 2016

Tabel 1.8 Indeks Pembangunan Manusia


Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010-2016
Tahun IPM AHH EYS MYS Pengeluaran

2010 62,19 69,8 11,14 5,51 8086,59

2011 63,22 69,89 11,43 5,7 8413,29

2012 64,2 69,98 11,74 5,8 8809,44

2013 64,85 70,07 12,04 5,9 8934,19


Serta dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa anak usia 7-12 tahun yang tidak bersekolah 2014 65,27 70,11 12,08 6,14 8963,65
jumlahnya sangat rendah yaitu laki-laki 0,95 persen
dan perempuan 0,88 persen. Sedangkan pada anak usia 2015 66,17 70,51 12,09 6,64 8993,21
13-15 tahun yang tidak bersekolah laki-laki sebesar
6,18 persen dan perempuan 4,02 persen. Dan anak usia 2016 66,73 70,67 12,11 6,65 9420
16-18 tahun yang tidak bersekolah sangat tinggi yaitu
Sumber : BPS diolah
laki-laki sebesar 30,38 persen dan perempuan 27,89
persen. Ini menunjukkan bahwa masih banyak anak
Pada era otonomi daerah memungkinkan
Indonesia yang tidak bersekolah terutama pada anak
daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintah dan
kelompok umur 16-18 tahun.
kepentingan masyarakat setempat. Ada banyak urusan
Banyak faktor yang menyebabkan anak putus
yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya
sekolah dan tidak bersekolah lagi. Diantaranya karena
adalah urusan tentang pendidikan. Peran pemerintah
tidak ada biaya, bekerja, menikah dan sebagainya.
sangat penting bukan hanya menyediakan sarana
Banyak dari masyarakat yang tidak dapat melanjutkan
prasarana pendidikan tapi juga dalam meningkatkan
sekolah karena terbentur biaya dan pada akhirnya
partisipasi warga untuk menempuh pendidikan.
memilih untuk bekerja demi membantu keuangan
Fokus pembangunan pendidikan di Indonesia
keluarga. Dengan pendidikan yang seadanya bahkan
saat ini yang berupaya untuk mewujudkan wajib
belum sampai lulus SMA/ sederajat mereka akan
belajar 12 tahun serta mencegah anak putus sekolah
kesulitan bersaing dalam memperolah lapangan
dan menarik anak yang putus sekolah untuk
pekerjaan. Karena kurangnya keterampilan maupun
melanjutkan sekolah lagi tidak hanya dilaksanakan
tidak memenuhi persyaratan minimal yang dibutuhkan.
oleh pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah.
Selain itu besaran anak yang mengenyam
Banyak pemerintah daerah yang berupaya melalui
pendidikan pada tingkat satuan tertentu juga dilihat
berbagai program agar wajib belajar 12 tahun dapat
dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) suatu daerah.
terlaksana serta berupaya agar anak yang putus sekolah
Angka Partisipasi Sekolah ini merupakan ukuran daya
dapat bersekolah lagi. Salah satunya adalah pemerintah
serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia
Kabupaten Bojonegoro.
sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah
Peningkatan kualitas dan daya saing sumber
semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan
daya manusia melalui pendidikan disadari penting oleh
mengenyam pendidikan. Angka partisipasi sekolah
Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro mulai
mengalami penurunan pada tiap jenjang pendidikan.
tahun 2015 melaksanakan program dalam bidang
Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin kecil
pendidikan berupa Gerakan Ayo Sekolah. Program ini
pula angka partisipasi sekolahnya. Salah satu
sebagai bentuk tindak lanjut dari upaya pemerintah
kabupaten di Jawa Timur yang mengalami hal tersebut
melaksanakan wajib belajar 12 tahun, anak usia
adalah Kabupaten Bojonegoro.
sekolah menempuh pendidikan formal dan yang diluar
Jika membahas mengenai pendidikan tentunya
usia sekolah menempuh pendidikan nonformal. Ini
tidak akan terlepas dari Indeks Pembangunan Manusia
merupakan bentuk nyata dari upaya agar partisipasi
(IPM). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya
sekolah masyarakat meningkat dan angka putus
bahwa IPM digunakan sebagai salah satu alat ukur
sekolah menurun serta menarik kembali anak yang
kualitas sumber daya manusia. Indikator didalamnya
putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang
meliputi aspek pendidikan. Indeks Pembangunan
sempat tertunda. Karena pemerintah Kabupaten
Manusia Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016
Bojonegoro yakin dengan meningkatkan pendidikan
masih cukup rendah jika dibandingkan dengan
maka akan meningkat pula kualitas dan daya saing
kabupaten lainnya di Jawa Timur. Kabupaten
masyarakat. Program ini menjadi penting sebagai
Bojonegoro berada pada urutan ke 26 dari 38
kabupaten/kota di Jawa Timur. Masih pula berada
2
pemicu agar masyarakat mau untuk melanjutkan kebijakan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Oleh
pendidikan lagi. karena itulah perspektif sound governance digunakan
Pengelolaan pendidikan menjadi penting dalam penelitian ini karena dengan pertimbangan
untuk dibahas karena masih banyaknya anggapan bahwa ada elemen internasional yang mungkin dapat
bahwa tata kelola pemerintah masih kurang baik. Tata mempengaruhi kebijakan di Kabupaten Bojonegoro.
kelola pemerintah yang kurang baik ini akan Selain itu Kabupaten Bojonegoro menjadi
berdampak pula pada bidang-bidang yang dinaunginya, salah satu kabupaten dan kota yang menjalin kerjasama
salah satunya adalah pendidikan. Pengelolaan dengan organisasi internasional salah satunya adalah
pendidikan yang kurang baik ini akan menimbulkan Open Government Partnership. Sehingga ada
gap antara tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan kemungkinan bahwa kerjasama tersebut juag
yang terjadi dilapangan. Tata kelola pendidikan ini berpengaruh pada jalannya tata kelola yang ada di
sendiri meliputi transparansi dan akuntabilitas, sistem Kabupaten Bojonegoro. Oleh karena itu konsep sound
pengendalian manajemen, sistem informasi governance diambil menjadi perspektif kedua dalam
manajemen, serta efisiensi penggunaan sumber daya. penelitian ini. dengan pertimbangan kemungkinan
Pengelolaan pendidikan ini dapat dianalisis adanya pengaruh aktor internasional pada program-
menggunakan dua perspektif yang berbeda yaitu program di Kabupaten Bojonegoro.
perspektif good governance dan sound governance. Program Gerakan Ayo Sekolah akan dianalisis
Kedua perspektif ini digunakan sebagai acuan menggunakan dua perspektif yang berbeda yaitu good
mengenai baik tidaknya tata kelola yang dilakukan governance dan sound governance. Keduanya
oleh pemerintah. Sehingga dapat pula digunakan memiliki perbedaan mulai dari latar belakang dan
sebagai alat analisis tata kelola pendidikan terutama perkembangannya, aktor yang terlibat didalamnya,
yang ada di Kabupaten Bojonegoro. serta prinsip dan dimensi yang menyertainya. Hasil
Perspektif yang diambil dalam penelitian ini analisis tersebut akan melihat bagaimana kedua
adalah perspektif good governance dan perspektif perspektif tersebut digunakan untuk melihat satu
sound governance. Perspektif yang pertama yaitu fenomena yang sama yaitu tata kelola dalam Gerakan
perspektif good governance diambil karena good Ayo Sekolah. Penelitian ini menjadi penting sebagai
governance menjadi salah satu tolok ukur yang pelengkap dalam studi tata kelola terutama yang
digunakan untuk melihat tata kelola pemerintah yang berfokus pada bidang pendidikan. Sudut pandang yang
dianggap baik selama ini. Semenjak pertama kali diambil dalam penelitian ini bukan cuma satu tetapi
konsep ini diperkenalkan, konsep ini menjadi sangat dua perspektif yang berbeda yaitu good governance
fenomenal dan ada pada setiap hal yang menyangkut dan sound governance. Penelitian ini akan menyajikan
tata kelola pemerintah. Aktor yang berperan dalam perbedaan dari dua perspektif tersebut jika digunakan
good governance diantaranya pemerintah (negara), untuk melihat suatu fenomena yang sama. Sehingga
swasta dan masyarakat. Good governance mengandung penelitian ini juga dapat memperkaya studi-studi
arti hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara mengenai tata kelola pemerintah terutama pada tata
ketiganya. Ini sesuai dengan program Gerakan Ayo kelola pendidikan.
Sekolah yang dilaksanakan oleh Kabupaten Berdasarkan latar belakang permasalahan
Bojonegoro yang melibatkan ketiga aktor tersebut, yang dituliaskan diatas, maka rumusan masalah
serta adanya hubungan yang saling berkaitan antara penelitian ini adalah bagaimana tata kelola Gerakan
ketiganya. Ayo Sekolah di Kabupaten Bojonegoro dilihat dari
Perspektif kedua yang digunakan dalam perspektif good governance dan sound governance.
penelitian ini adalah perspektif sound governance. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
Sound governance masih sangat awam dan jarang tata kelola Gerakan Ayo Sekolah di Kabupaten
sekali digunakan dalam mengkaji tata kelola Bojonegoro dilihat dari perspektif good governance
pemerintah di Indonesia. Sebenarnya sound dan sound governance
governance ini adalah kritik dari good governance. Secara akademis manfaat penelitiaan ini
Namun selain mengkritik kekurangan dari good diharapkan dapat memberi sumbangsih terhadap
governance, sound governance juga pengembangan konsep tata kelola pemerintah terutama
merekonstruksinya dengan memberikan solusi nyata. dalam hal tata kelola pendidikan serta dapat dijadikan
Sound governance menambah satu aktor lagi yang rujukan bagi akademisi untuk pengembangan lebih
berperan dalam jalannya tata kelola yaitu aktor lanjut pada masa yang akan datang. Pada penelitian ini,
internasional. Tidak bisa dipungkiri bahwa elemen peneliti lebih berfokus dengan melihat tata kelola
internasional ini juga memiliki pengaruh dalam pendidikan terutama Gerakan Ayo Sekolah di
pengelolaan pemerintah. Kabupaten Bojonegoro dalam Kabupaten Bojonegoro dilihat dari perspektif good
beberapa tahun terakhir ini mulai berkembang seiring governance dan sound governance. Sehingga dalam
dengan ditemukannya sumber minyak bumi. penelitian ini tidak hanya melihat dari satu perspektif
Eksploitasi terhadap sumber minyak ini memunculkan saja namun dua perspektif yang berbeda yaitu good
banyaknya multinational corporation yang mulai governance dan sound governance. Secara praktis,
berkembang di Kabupaten Bojonegoro. Tentunya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kebijakan- serta sumbangan informasi kepada pihak-pihak terkait

3
khususnya kepada penyelenggara dan pengelola Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat
program Gerakan Ayo Sekolah dengan melihat pada disimpulkan bahwa good governance merupakan
perspektif good governance dan sound governance. penyelenggaraan pemerintah dengan mengedepankan
Sehingga dapat dijadikan sebagai refleksi bagi sinergitas antara negara, sektor swasta dan masyarakat
pelaksana program Gerakan Ayo Sekolah ini apakah dalam mengelola sumber daya yang ada di suatu
telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau negara.
tidak. Serta melalui prespektif good governance dan
sound governance yang digunakan dalam penelitian ini Prinsip-prinsip Good governance
dapat memberikan pandangan tentang pelaksanaan a. Participation. Setipa warga negara mempunyai
program Gerakan Ayo Sekolah apabila dilihat dari dua suara dalam pembuatan keputusan, baik secara
persepektif tersebut. langsung maupun melalui intermediasi institusi
legitimasi yang mewakili kepentingannya.
Tinjuauan Teori Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar
Good Governance kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
OECD dan World Bank mengartikan Good berpartisipasi secara konstruktif.
governance penyelenggaraan manajemen b. Rule of Law. Adanya jaminan kepastian hukum
pembangunan solid dan bertanggungjawab yang dan rasa adil dari penerapan hukum yang berlaku
sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, untuk setiap warna negara tanpa pandang bulu.
penghindaran salah alokasi dana insvestasi yang langka Setiap kebijakan publik dan peraturan perundang-
dan pencegahan korupsi secara politik dan undangan harus selalu dirumuskan, ditetapkan,
administrasi, menjalankan disiplin anggaran serta dan dilaksanakan berdasarkan prosedur baku yang
penciptaan kerangka kerja politik dan hukum bagi telah melembaga dan diketahui masyarakat
tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan (Sedarmayanti umum, serta memiliki kesempatan untuk
2009). mengevaluasinya.
Arti good dalam kepemerintahan yang baik c. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar
(good governance) mengandung pemahaman kebebasan arus informasi secara langsung dapat
a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak diterima oleh mereka yang membutuhkan.
rakyat, dan nilai yang dapat meningkatkan Informasi harus dapat dipahami dan dapat
kemampuan rakyat dalam pencapaiaan tujuan dimonitor. Transparansi merupakan bentuk
(nasional), kemandirian, pembangunan keterbukaan pemerintah kepada pihak lain
berkelanjutan dan keadailan sosial. mengenai apa yang telah dilakukan oleh
b. Aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif, pemerintah, baik itu berupa kebijakan, program,
efisien dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai proyek dan sebagainya.
tujuan. Kepemerintahan yang baik tergantung d. Responsiveness. Pemerintah harus mampu untuk
pada dua hal : merespon kebutuhan masyarakat terutama yang
1) Orientasi ideal negara yang diarahkan pada berhubungan dengan kebutuhan dasar dan HAM.
pencapaian tujuan bernegara; orientasi ideal Ini menuntut kepekaan para aktor dalam
negara mengacu pada demokratisasi dalam pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat.
kehidupan bernegara dengan komponen Lembaga-lembaga dan proses-proses harus
konstituen/pemilihnya mencoba untuk melayani setiap “stakeholder”
2) Pemerintahan berfungsi ideal: secara efektif, e. Consensus Orientation. Good governance
efisien melakukan upaya pencapaian tujuan menjadi perantara kepentingan yang berbeda
bernegara untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi
Lembaga administrasi negara (2000) kepentingan yang lebih luas baik dalam hal
menyimpulkan bahwa wujud good governance sebagai kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
penyelenggara pemerintahan negara yang solid dan Apabila terdapat perbedaan kepentingan yang
bertanggungjawab, serta efektif dan efisien, dengan mendasar dalam masyarakat maka akan
menjaga “kesinergisan” interaksi yang konstruktif diselesaikan melalui diskusi/ musyawarah
diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan menjadi konsensus.
masyarakat. f. Equity. Pemerintah harus menjamin bahwa semua
Pengertian good governance juga pihak tanpa terkecuali dapat terlibat dalam proses
dikemukakan oleh Pierre Landell-Mills & Ismael politik. Semua warga negara, baik laki-laki
Seregeldin yang diartikan sebagai pengguna otoritas maupun perempuan, mempunyai kesempatan
politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan
demi pembangunan sosial ekonomi. Sedangkan Robert mereka.
Charlick mendefinisikan good governance sebagai g. Effectiveness and efficiency. Proses-proses dan
pengelolaan segala macam urusan publik secara efektif lembaga-lembaga sebaik mungkin menghasilkan
melalui pembuatan peraturan dan/ atau kebijakan yang sesuai dengan apa yang digariskan dengan
abash demi untuk mempromosikan nilai-nilai menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
kemasyarakatan (Pandji Santosa 2008)

4
h. Accountability. Para pembuat keputusan dalam sumber otoritatif yang bisa memberikan sangsi
pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil atau melegitimasi proses governance. Wujud
society) bertanggungjawab kepada publik dan strukturalnya dibentuk dan dijalankan secara
lembaga-lembaga “stakeholder”. Akuntabilitas ini vertical dan horizontal, dan dipengaruhi oleh
tergantung pada organisasi dan sifat keputusan beragam faktor dan kekuatan internal dan
yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk eksternal, local dan internasional.
kepentingan internal atau eksternal organisasi. c. Kognisi dan nilai. Dimensi kognisi atau nilai
i. Strategic vision. Para pemimpin publik harus merepresentasikan sistem nilai unik dalam
mempunyai perspektif good governance dan struktur atau proses governance. Internalisasi
pengembangan manusia yang luas dan jauh ke nilai-nilai yang ada harus diimbangi dengan
depan sejalan dengan apa yang diperlukan dalam kesadaran akan pentingnya nilai tersebut sehingga
pembangunan semacam ini. menjadi sebuah kebutuhan dan bukan sebuah
keterpaksaan. Sound governance berupaya untuk
Sound Governance membuat nilai yang sehat dan dinamis yang akan
Konsep sound governance menggambarkan mendasari dimensi struktur dan proses. Nilai
sistem pemerintahan yang bukan hanya jelas secara normative keadilan, ekuitas, representasi
demokratik dan tanpa cacat secara ekonomi, finansial, integritas, responsivitas, tanggungjawab,
politik konstitusional, organisasi, administratif, toleranasi dan kesetaraan dihadapan hukum bagi
manajerial dan etika, tapi juga jelas secara semua rakyat tanpa melihat warna, ras, etnis,
internasional/ global dalam interaksinya dengan gender, dan umur, membentuk lem perekat
negara-bangsa lain dan dengan bagian sebuah sistem sound governance yang menjaga
pemerintahannya dalam cara yang independen dan semua dimensi lain tetap saling berkaitan dalam
mandiri. Sound governance merefleksikan fungsi cara yang kuat.
governing dan administratif dengan kinerja organisasi d. Konstitusi. Konstitusi adalah dokumen dasar yang
dan managerial yang jelas, kompeten, antisipatif, menjadi cetak biru dari governance. Meski begitu,
responsif, akuntabel, dan transparan serta kolektif dan dalam sistem governance yang lemah, kurang
berorientasi strategis baik dalam jangka panjang terorganisasi dan tidak jelas konstitusi tidak lebih
maupun jangka pendek (Tjahjanulin Domai 2011). sekedar dokumen formal, ini masih sering
Konsepsi good ini digantikan dengan sound diabaikan, dan hanya digunakan secara selektif
karena “soundness is used to characterize governance untuk melayani kepentingan tertentu. Formalisme
with superior qualities in functions, structures, terjadi ketika aturan dan regulasi formal
process, values, dimensions and element that are dilengkapi oleh norma dan perilaku informal dan
necessary in governing and administration”(Ali tidak resmi dalam politik, tata pemerintahan, dan
Farazmand 2004). Artinya konsep “soundness” ini administrasi untuk melayani tujuan khusus, tetapi
menggambarkan governance dengan kualitas unggul mereka diaplikasikan secara kaku. Konstitusi
dalam fungsi, struktur, proses, nilai, dimensi dan dalam Sound governance tidak diposisikan dalam
elemen yang dibutuhkan dalam governing dan konteks tersebut. Tingginya kadar formalisme
administrasi. bisa merusak legitimasi sistem. Sebuah konstitusi
bisa menjadi sumber legitimasi yang paling
Dimensi-dimensi Sound Governance penting dalam sistem governance, sebuah
a. Proses. Sound governance berisi sebuah proses konstitusi juga mendukung kejelasan governance
mengatur segala interaksi segala elemen atau di level nasional.
stakeholder yang terlibat. Elemen atau e. Organisasi dan institusi. Organisasi dan institusi
stakeholder yang dimaksud adalah negara, swasta, merupakan alat yang harus dimiliki untuk
masyarakat sipil dan tentunya elemen mencapai tujuan yang diinginkan oleh
internasional. Dimensi ini ingin mencermati pemerintah. Sound governance tidak memiliki
bagaimana proses interaksi dari keempat elemen patokan tentang organisasi dan institusi yang baik
tersebut. Tapi sound governance bukanlah atau buruk. Karena semua itu bersifat kontekstual
menyangkut tentang proses internal dan eksternal, dan tergantung kondisi juga tujuan dari organisasi
tetapi juga tentang struktur dari proses itu sendiri. dan institusi tersebut. Organisasi adalah wujud
b. Struktur. Proses berkaitan dengan bagaimana konkret dari institusi. Institusi berisi tugas-tugas
pemerintahan bekerja, sedangkan struktur dan alasan kenapa organisasi tertentu diperlukan.
menunjuk dan memandu arah pada proses Institusi adalah jiwa dan organisasi adalah
tersebut. Arahan ini mencakup seluruh sistem tubuhnya. Tanpa adanya institusi maka tidak akan
maupun elemen dalam tata pemerintahan. ada Sound governance dan institusi tanpa
Sehingga akan tahu apa yang harus dilakukan organisasi akan rapuh.
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. f. Manajemen dan kinerja. Ini adalah bagian
Struktur sendiri dapat diartikan sebagai sebuah intergral dari sistem keseluruhan. Manajemen
badan elemen konstitutif, actor, aturan, regulasi, merupakan cara organisasi mengatur hidup dan
prosedur, kerangka pembuatan keputusan, dan mengekspresikan dirinya. Antara satu organisasi

5
dengan organisasi yang lain memilik manajemen yang tidak toleran dengn perilaku governance
yang berbeda walaupun institusinya sama. apapun yang sebelumnya dianggap normal dan
Manajemen ini diharapkan dapat mengantarkan internal dalam pemerintah berdaulat, atau
organisasi pada dampak yang diinginkan. Kinerja menuntut diimplementasikannya aturan, regulasi
merupakan alat ukur utama untuk melihat kualitas dan protokol yang disepakati bersama di level
manajemen dalam suatu organisasi atau regional atau global.
pemerintahan. Maka dari itu, manajemen perlu j. Etika, akuntabilitas, dan transparansi. Fitur pokok
didukung oleh ilmu pengetahuan, teknologi, dari sound governance adalah pondasi pokok dari
sumberdaya, kapasitas, dan keahlian terbaru nilai etika, kebutuhan akuntabilitas, dan struktur
melalui penelitian, pelatihan dan pengembangan dan nilai transparansi. Prinsip kardikal tentang
serta peningkatan dan pembentukan kapasitas. cek governance untuk menghindari prinsip buta
Tanpa sistem manajemen yang jelas seperti yang efisiensi dan ekonomi murni dalam proses
dikarakterkan oleh efisiensi dan efektivitas, sound manajemen dan administrasi.
governance kehilangan kompetensi,
menghasilkan kinerja buruk, sampah dan Tata Kelola Pendidikan
duplikasi, biro-patologi dan kekurangan Tata kelola atau pengelolaan dapat diartikan
legitimasi. sebagai pemanfaatan sumber daya baik manusia atau
g. Kebijakan. Dimensi kebijakan dalam sound sumber daya lain yang diperlukan untuk mencapai
governance memberikan panduan, arahan dan tujuan tertentu. Penguatan kapasitas pemerintah daerah
kendali yang jelas bagi elemen atau dimensi dalam mengelola sistem pendidikan di daerah secara
proses, struktur dan manajemen. Ada dua tipe efektif merupakan hal yang sangat penting demi
kebijakan yaitu kebijakan eksternal dan kebijakan keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan. Oleh
internal. Kebijakan eksternal adalah kebijakan karena itu dapat dikatakan bahwa tata kelola
yang diangkat dari aspirasi masyarakat baik pendidikan merupakan pemanfaatan sumber daya yang
secara langsung maupun melalui perwakilan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan peningkatan
nantinya akan digunakan sebagai arahan bagi kualitas pendidikan yang ada. Penentuan dimensi tata
organisasi. Sedangkan kebijakan internal adalah kelola utama yang mendasari penyampaian layanan
kebijakan organiasai atau panduan kepada peran pendidikan yang efektif dapat menjadi titik awal untuk
yang mendefinisikan dan menetapkan aturan, mengatasi kelemahan yang ada dan meningkatkan
regulasi, prosedur dan nilai untuk mencapai kinerja pendidikan.
tujuan yang diharapakan. Kebijakan eksternal dan Menurut Bank Dunia (2013) tata kelola
internal ini menjadi kendali bagi kinerja pendidikan dipecah menjadi empat dimensi utama
organisasi. Oleh karena itu, perlu adanya untuk mengukur tingkat efektivitas institusi pemerintah
partisipasi masyarakat dalam pembuatan daerah yang melekat dengan penyelenggaraan layanan
kebijakan tersebut. Semakin banyak partisipasi pendidikan, juga disertakan dengan tujuan untuk
masyarakat maka semakin besar pula kredibilitas mengukur kinerja pendidikan daerah secara
dan legitimasi yang diberikan. Partisipasi dalam keseluruhan. Dimensi yang digunakan dalam
Sound governance bukan hanya sekedar mengukur tata kelola pendidikan diantaranya
melibatkan masyarakat namun juga mendorong 1. Transparansi dan Akuntabilitas
terjadinya terjadinya partisipasi tersebut. Selain Upaya dan tindakan pengaturan yang dibuat oleh
partisipasi, transparansi juga diperlukan agar pemerintah daerah untuk mendorong pengelolaan
masyarakat dapat melakukan evaluasi secara tidak sektor pendidikan secara transparan, dapat
langsung terhadap kebijakan yang dibuat. dipertanggungjawabkan dan partisipatif
h. Sektor. Dimensi sektoral dari sound governance 2. Sistem Pengendalian Manajemen
dikatakan penting karena difokuskan pada sektor Mengukur taraf sampai dimana sistem yang ada
spesifik seperti industry, pertanian, desa, kota, akan menyertakan keputusan-keputusan yang
ilmiah, penelitian dan pengembangan, dibuat pada proses perencanaan tingkat daerah
pendidikan, kesehatan, transportasi dan area dan sekolah ke dalam rencana kerja pendidikan
lainnya. Sound governance sektoral tahunan tingkat daerah
membutuhkan partisipasi langsung dari rakyat, 3. Sistem Informasi Manajemen
manajemen yang mampu, dan pengetahuan dan Mengukur ketersediaan informasi yang
keahlian dalam kinerja organisasi publik. Tapi berkualitas pada sistem pendidikan daerah yang
koordinasi, kerjasama, dan pembagian dapat digunakan untuk mendudkung proses
pengetahun dan informasi antar sektor dan perencanaan dan pemantauan pendidikan
organisasi dikatakan sebagai bahan penting dari 4. Efisisensi Penggunaan Sumber Daya
sound governance Menentukan apakah sistem yang ada dapat
i. Kekuatan internasional atau globalisasi. Saat ini merencanakan, menganggarkan dan memantau
dijaman cepatnya globalisasi dan keterkaitan penggunaan sumber daya secara efektif
global, negara-bangsa, pemerintah dan rakyat 5. Standarisasi Layanan Pendidikan
masuk ke dalam-baik sukarela atau dipaksa- rejim

6
Setiap layanan pendidikan selalu memiliki standar dokumen tertulis. Analisis data menggunakan teknik
pendidikan yang sama baik standar pendidikan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau
secara nasional maupun standar pendidikan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan
minimal data pada penelitian ini menggunakan triangulasi. Pada
penelitian ini akan menggunakan triangulasi dengan
Tata Kelola Pendidikan dilihat dari perspektif Good sumber yaitu peneliti akan membandingkan dan
Governance meninjau kembali data yang sudah diperoleh
Pengelolaan pendidikan dapat dilihat dari sebelumnya baik berupa dokumen, berita maupun hasil
sudut pandang good governance. Dengan melihat dari pengamatan dengan hasil wawancara yang dilakukan
perspektif good governance maka aktor yang terlibat di dengan informan terkait
dalamnya hanya meliputi pemerintah, pihak swasta dan
masyarakat. Ketiga aktor ini merupakan aktor yang HASIL DAN PEMBAHASAN
selalu terlibat dalam setiap tata kelola pemerintah baik Tata Kelola Pendidikan dilihat dari Good
pusat maupun daerah. Ketiganya memiliki peran governance
tersendiri yang saling melengkapi satu sama lain. a. Partisipasi
Setiap organisasi memiliki tantangan- Aktor dalam Gerakan Ayo Sekolah ini
tantangan tersendiri untuk untuk membawa organisasi melibatkan banyak pihak, baik dari pihak
kearah yang lebih baik. Untuk mengahadapai pemerintah sendiri yang dalam hal ini dinas
tantangan-tantangan atau permasalahan tersebut maka pendidikan, kecamatan, desa dan masyarakat.
perlu adanya pengelolaan yang tepat. Salah satu Pada pelaksanaan Gerakan Ayo Sekolah ini juga
pengelolaan dalam bidang pendidikan akan dilihat dari turut melibatkan masyarakat, misalnya pada
prinsip good governance yang telah dijelaskan diatas. pendataan anak yang tidak sekolah atau putus
Prinsip-prinsip itu meliputi transparansi, rule of law, sekolah. Selain keterlibatan masyarakat secara
partisipasi, responsivitas, berorientasi consensus, langsung, pihak RT pada masing-masing desa
berkeadilan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, juga berperan sebagai perwakilan masyarakat.
serta visi strategis. Tata kelola pendidikan dianggap Sehingga partisipasi masyarakat sendiri dapat
baik apabila memenuhi kriteria dari kesembilan prinsip dikatakan baik, dimana masyarakat terlibat dalam
tersebut. hal pendataan, memberikan motivasi dan
informasi.
Tata Kelola Pendidikan dilihat dari perspektif b. Rule of law
Sound Governance Peraturan perundang-undangan yang
Pengelolaan pendidikan dilihat dari perspektif mengatur Gerakan Ayo Sekolah berasal dari UUD
ini maka pengelolaan pendidikan yang baik melibatkan 1945 pasal 31, Undang-undang Pendidikan
empat aktor yaitu pemerintah, swasta, masyarakat dan Nasional, Perda Pendidikan serta Keputusan
ditambah elemen internasional. Pada hubungan tata Bupati atau Edaran Bupati. Namun ketiganya
kelola pendidikan dengan perspektif sound governance masih belum dapat menjelaskan mengenai detail
elemen internasional ini sedikit banyak mulai Perda maupun Keputusan Bupati yang membahas
berpengaruh terhadap pengelolaan di pemerintah. Akan mengenai Gerakan Ayo Sekolah. Adapun perda
diketahui lebih dalam bagaimana penggaruhnya dan yang akan membahas mengenai Gerakan Ayo
seberapa besar peranannya. Karena sering kali dalam Sekolah masih dalam tahap penyusunan.
pengelolaan pendidikan elemen internasional ini Sehingga ini membuat Gerakan Ayo Sekolah
dianggap kasat mata. kurang memiliki kekuatan hukum yang jelas.
Pada perspektif sound governance ini c. Transparansi
nantinya tata kelola pendidikan akan dilihat melalui Banyak informasi yang sudah dapat
sepuluh dimensi, diantaranya proses, struktur, kognisi diakses di website dinas pendidikan atau pun
dan nilai, konstitusi, organisasi dan instansi, internet. Sehingga untuk kemudahan akses
manajemen dan kinerja, kebijakan, sektor, elemen informasi sudah dapat dikatakan baik. Sedangkan
internasional atau globalisasi, serta etika, akuntabilitas dalam hal kelengkapan informasi data-data
dan transparansi. Sehingga akan diperoleh hasil berupa pendukung mengenai pendidikan sudah bisa
pengelolaan pendidikan dengan melibatkan aktor diakses termasuk juga anggaran. Akses informasi
internasional dengan analisis sepuluh dimensi tersebut. tidak hanya pada lingkup pemerintah kabupaten
atau dinas pendidikan, akses informasi juga bisa
Metode Penelitian didapatkan secara langsung dari desa. Desa
Tipe penelitian yang digunakan dalam sendiri juga memiliki papan monografi yang
penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menunjukkan informasi umum dari desa dan juga
pendekatan kualitatif. Pemilihan informan terdapat poster yang berisi anggaran desa setiap
menggunakan purposive sampling dan snowball tahunnya. Selain itu desa juga memiliki website
sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yang bisa diakses oleh masyarakat. Oleh karena
ini adalah peneliti sendiri.Pengumpulan data dilakukan itu kemudahan akses informasi dari desa dapat
dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi, dan dikatakan sudah baik. Sedangkan untuk

7
kelengkapan informasi yang masih sebatas pendidikan. Semua siswa memiliki hak yang
kapasitas desa sudah. sama untuk memperoleh bantuan pendidikan
d. Responsiveness tanpa memandang baik kaya ataupun miskin.
Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan Meskipun besaran yang diterima pada tahun 2017
salah satu bentuk respon pemerintah akan ini mengalami perubahan, dari yang awalnya
kebutuhan masyarakat mengenai pendidikan. sama rata antara yang kaya dan miskin, sekarang
Masih banyaknya anak yang putus sekolah berubah. Anak PNS antara golongan I, II, III, IV,
menjadi pertimbangan dasar dijalankannya TNI/ Polri sudah dibedakan dengan warga yang
Gerakan Ayo Sekolah. Sehingga apabila dikaitkan biasa. Meskipun terdapat perbedaan tersebut,
dengan kemampuan pemerintah untuk merespon penyaluran dana pendidikan ini masih bisa
kebutuhan dasar dan HAM ini sudah baik. dikatakan adil karena semuanya tetap
Pendidikan sendiri merupakan hak setiap warga memperoleh bantuan pendidikan.
negara tanpa terkecuali dan pemerintah wajib
untuk membiayainya, serta saat ini pendidikan g. Effectiveness and Efficiency
menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi setiap Pada Gerakan Ayo Sekolah ini sudah
manusia. Ini juga sebagai salah satu wujud banyak menggunakan sumber daya yang ada
kepekaan dari para aktor dalam pemerintah dalam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jika
menanggapi aspirasi masyarakat. dilihat dalam pelaksanaan Gerakan Ayo Sekolah
e. Consencuss Orientation ini proses dan lembaga yang dalam hal ini dinas
Cara penyelesaian masalah atau pendidikan sudah sebaik mungkin menghasilkan
perbedaan kepentingan dilakukan dengan rapat sesuai dengan apa yang digariskan dengan
atau musyawarah yang dibagi berdasarkan menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
tingkatannya. Setiap tingkatan akan berbeda pihak Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya
yang terlibat didalamnya. Apabila perbedaan manusia dan teknologi. Namun dalam
kepentingan berada ditingkat daerah atau pemanfaatan sumber daya pengetahuan atau
kabupaten maka pihak yang dilibatkan dalam keterampilan pada kenyataan dilapangan dirasa
rapat adalah divisi yang bersangkutan dan masih kurang. Dalam menjalankan website yang
pemerintah kabupaten. Selain itu dinas telah disebutkan sebelumnya, masih banyak
pendidikan sebagai perantara apabila terdapat pegawai di desa yang tidak mampu untuk
berbagai kepentingan. mengoperasionalkannya. Sehingga untuk
Pada tingkatan yang lebih rendah yaitu pengoperasionalnya masih terbatas kemampuan
desa atau RT pihak yang terlibat juga berbeda. pegawai.
apabila terjadi perbedaan kepentingan pada h. Accountability
tingakt RT maka akan diselesaikan dengan Pengelola pendidikan dianggap
musyawarah RT yang dilakukan setiap bulan akuntabel apabila dapat
sekali. Jika dalam musyawarah tersebut masih mempertanggungjawabkan segala perbulatan,
tidak bisa memperoleh keputusan yang diingkan sikap, dan sepak terjang keseluruhan atas apa
maka pihak desa sendiri yang nantinya akan turun yang telah dilakukan secara objektif kepada pihak
tangan. yang memberi kewenangan. Bentuk
f. Equity pertanggungjawaban mengenai proses pendataan
Setiap warga negara memiliki yang melibatkan banyak pihak dapat dilihat dari
kesempatan yang sama tanpa pengecualian dan rincian data yang terkumpul di dinas pendidikan.
pemerintah harus menjaminnya. Termasuk juga Terdapatnya rincian data setiap tahunnya ini
pada Gerakan Ayo Sekolah ini, semua masyarakat merupakan hasil bahwa pendataan yang dilakukan
Bojonegoro memiliki hak yang sama untuk sudah berjalan. Untuk pertanggungjawaban
terlibat dan memperoleh manfaatnya. pencairan dana bantuan pendidikan juga sudah
Dilihat dari teori mengenai equity, baik dengan selalu ada laporan
pengelolaan Gerakan Ayo Sekolah ini pada pertanggungjawaban setiap adanya pencairan dan
pelaksanaannya sudah sesuai. Semua warga syarat yang perlu dibawa agar dana tersebut dapat
Bojonegoro memiliki hak yang sama untuk cair oleh setiap anak. Ini berfungsi agar tidak ada
mendapat pendidikan, sesuai dengan amanat kecurangan dalam pencairan dana bantuan
UUD 1945. Disebutkan juga selain memperoleh pendidikan tersebut.
hak yang sama dalam bidang pendidikan, i. Strategic Vision
masyarakat juga memiliki kewajiban untuk ikut Gerakan Ayo Sekolah di Kabupaten
serta mendukung terselenggaranya Gerakan Ayo Bojonegoro ini memiliki visi kedepan yang ingin
Sekolah. Pemerintah sebagai penyelenggara juga dicapai yaitu wajib belajar 14 tahun bagi semua
berupaya untuk mendorong agar masyarakat warga Bojonegoro. Dengan rata-rata lama sekolah
memperoleh haknya. masyarakat Bojonegoro yang masih sekitar 7,28
Prinsip equity atau keadilan ini juga tahun, visi tersebut masih jauh dari apa yang
diwujudkan dalam penyaluran dana bantuan diharapkan. Namun ini menunjukkan bahwa para

8
pemangku kepentingan sudah mulai memikirkan bagian dari dinas pendidikan tanpa terkecuali ikut
pengembangan yang diinginkan dari masyarakat terlibat dalam Gerakan Ayo Sekolah, dimana
Bojonegoro kedepannya. Mereka menyadari Kepala Dinas sebagai penanggungjawabnya.
bahwa yang diperlukan dalam pembangunan Selain melibatkan dinas pendidikan, Gerakan Ayo
semacam ini adalah pendidikan untuk seluruh Sekolah ini juga melibatkan Bappeda.
masyarakat. Dengan masyarakat Bojonegoro yang c. Kognisi dan Nilai
mengenyam pendidikan semakin tinggi maka Nilai-nilai normative seperti keadilan,
diharapkan agar masyarakat memiliki daya saing kesetaraan, dan responsifitas telah dijelaskan
dan dapat meningkatkan kesejahteraannya. sercara detail dalam sub bab sebelumnya di tata
kelola pendidikan dilihat dari good governance.
Dari penjelasan sebelumnya dapat dikatakan
bahwa nilai-nilai tersebut sudah dijalankan
dengan baik. Semua warga Bojonegoro memiliki
Tata Kelola Pendidikan dilihat dari perspektif kesempatan yang sama dalam Gerakan Ayo
Sound Governance Sekolah dan Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan
a. Proses salah satu bentuk respon pemerintah bagi
Elemen yang terlibat dalam Gerakan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
Ayo Sekolah ini sendiri meliputi berbagai pihak, Selain mengenai nilai-nilai normatif
diantaranya pemerintah kabupaten terutama dinas tersebut, terdapat upaya dalam internalisasi nilai
pendidikan, kecamatan, desa, dan masyarakat. yang juga dilihat dalam pengelolaan Gerakan Ayo
Banyaknya pihak yang terlibat dalam Gerakan Sekolah ini. Sebagai upaya internalisasi nilai dari
Ayo Sekolah ini membuat adanya suatu rangkaian Gerakan Ayo Sekolah, pemerintah melakukan
interaksi antar elemen tersebut. Pada proses sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya
pendataan interaksi antar elemen selalu saling pendidikan. Sosialisasi bukan hanya dilakukan
terhubung. Mulai dari pendataan dari desa yang oleh pihak pemerintah daerah saja, namun juga
melibatkan masyarakat, guru, dan perwakilan dari pihak desa. Upaya lain dalam internalisasi
masing-masing RT tercipta interaksi antara nilai dilakukan dengan pendekatan personal.
elemen masyarakat dan desa. Data dari desa Namun kenyataan dilapangan
tersebut nantinya akan diserahkan ke kecamatan menunjukkan bahwa tidak semua sosialisasi yang
untuk direkap keseluruhan desa di kecamatan diberikan sampai pada masyarakat. Masih banyak
tersebut, barulah data tersebut diserahkan ke dinas yang kurang mengetahui Gerakan Ayo Sekolah
pendidikan. Dari dinas pendidikan data ini nanti ini dan penerima sosialisasi hanya orang-orang
akan ditindaklanjuti lebih jauh. tertentu. Kebanyakan sosialisasi dilakukan
Sehingga dapat dikatakan bahwa proses melalui kegiatan RT, namun tidak semua warga
dari Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan suatu berkesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan
rangkaian yang tidak bisa terpisahkan satu sama RT. Sehingga internalisasi nilai melalui sosialisasi
lain. Antar elemen saling terikat dan memiliki belum sepenuhnya terlaksana.
kapasitas tertentu dalam Gerakan Ayo Sekolah. Sedangkan upaya lain yaitu dengan
Apabila ada salah satu elemen tidak berjalan, melakukan pendekatan personal pada anak-anak
maka pengelolan Gerakan Ayo Sekolah ini juga putus sekolah yang memang benar-benar menjadi
tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang sasaran adanya Gerakan Ayo Sekolah ini lebih
diharapkan. Sedangkan untuk elemen menunjukkan hasil yang positif. Banyak anak
internasional juga masih berhubungan dengan yang setelah diberikan penjelasan melalui
Gerakan Ayo Sekolah ini, namun akan lebih pendekatan personal tertarik untuk melanjutkan
dijelaskan pada sub bab selanjutnya. sekolah lagi. Maka dimensi kognisi dan nilai
b. Struktur dalam Gerakan Ayo Sekolah masih kurang,
Terkait dengan aktor yang terlibat dalam terutama dalam upaya internalisasi nilai tersebut.
Gerakan Ayo Sekolah telah dijelaskan d. Konstitusi
sebelumnya bahwa aktor yang terlibat diantaranya Peraturan perundang-undangan yang
pemerintah kabupaten terutama dinas pendidikan, mengatur Gerakan Ayo Sekolah berasal dari UUD
kecamatan, desa dan masyarakat serta elemen 1945 pasal 31, Undang-undang Pendidikan
internasional. Aktor-aktor yang terlibat dalam Nasional, Perda Pendidikan serta Keputusan
Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan bagian dari Bupati atau Edaran Bupati. Namun ketiganya
struktur governing baik secara langsung maupun masih belum dapat menjelaskan mengenai detail
tidak langsung. Perda maupun Keputusan Bupati yang membahas
Dinas pendidikan merupakan perwakilan mengenai Gerakan Ayo Sekolah. Adapun perda
pemerintah daerah untuk menjalankan Gerakan yang akan membahas mengenai Gerakan Ayo
Ayo Sekolah, sehingga struktur yang ada dalam Sekolah masih dalam tahap penyusunan.
dinas pendidikan juga masih termasuk dalam Sehingga ini membuat Gerakan Ayo Sekolah
struktur di Gerakan Ayo Sekolah ini. Seluruh kurang memiliki kekuatan hukum yang jelas.

9
e. Organisasi dan Institusi g. Kebijakan
Organisasi dan institusi yang ada pada Latar belakang adanya Gerakan Ayo
Gerakan Ayo Sekolah adalah dinas pendidikan Sekolah ini berasal dari Bupati, karena didukung
dan dinas-dinas terkait. Karena walaupun secara data yang menunjukkan masih banyaknya anak
teknis ini merupakan program dinas pendidikan yang tidak sekolah atau putus sekolah di
namun juga dalam beberapa aspek dapat Bojonegoro. Sehingga dapat dikatakan ini
melibatkan dinas lain. Serta disebutkan bahwa termasuk dalam kebijakan internal dimana ini
adanya keterlibatan pihak kecamatan dan desa sebagai panduan kepada peran mendefinisikan
dalam proses pendataan. Ini merupakan salah satu regulasi, prisedur, dan nilai untuk menghasilkan
cara untuk mengatasi keterbatasan sumber daya tujuan yang diinginkan.
yang ada dengan memanfaat sumber daya yang Dimensi ini juga tidak terlepas dari
ada di setiap desa. partisipasi aktif masyarakat dan upaya pemerintah
Terkait dengan permasalahan yang ada untuk mendorongnya. Sudah sering dijelaskan
pada organisasi terutama pada dinas pendidikan sebelumnya bahwa masyarakat turut serta
permasalahan lebih mengarah ke permasalahan berperan dalam Gerakan Ayo Sekolah ini.
internal yaitu dikarenakan jadwal yang sering Pemerintah juga berupaya mendorong partisipasi
berbenturan antara pegawai satu dengan yang masyarakat agar semakin aktif untuk ikut terlibat
lain. Namun permasalahan tersebut dapat diatasi didalamnya. Pemerintah desa juga berupaya
oleh pihak yang terlibat. Sedangkan untuk dengan memberikan informasi melalui forum
permasalahan yang lingkupnya lebih luas, seperti musyawarah RT.
penyelesaian masalahnya dibagi berdasarkan h. Sektor
tingkatannya. Disebutkan bahwa apabila terdapat Dimensi sektoral dari sound governance
berbagai permasalahan tertentu akan diadakan dikatakan penting karena difokuskan pada sektor
rapat. Jika terjadi pada tingkat kabupaten maka spesifik seperti industry, pertanian, desa, kota,
rapat akan dihadiri oleh divisi yang bersangkutan ilmiah, penelitian dan pengembangan,
dan melibatkan pihak yang lain apabila memang pendidikan, kesehatan, transportasi dan area
diperlukan. Dan berbeda lagi apabila lainnya. Koordinasi, kerjasama, dan pembagian
permasalahan tersebut terjadi pada tingkat informasi antar sektor dan organisasi dikatakan
kecamatan atau desa. penting dalam sound governance.
f. Manajemen dan Kinerja Pada tata kelola ini perlu difokuskan
Kinerja merupakan alat ukur utama pada satu sektor spesifik tertentu. Dalam Gerakan
untuk melihat kualitas manajemen suatu Ayo Sekolah yang dijalankan pemerintah
organisasi. Kinerja dapat pula dilihat dari Kabupaten Bojonegoro difokuskan pada sektor
pencapaian yang telah diperoleh oraganisasi pendidikan, yang dalam hal ini ditangani oleh
selama ini, perlu dilihat tercapainya tujuan yang dinas pendidikan. Meskipun sektor spesifik dalam
diharapkan. Tujuan yang diingikan dari Gerakan Gerakan Ayo Sekolah adalah pendidikan, namun
Ayo Sekolah adalah seluruh warga Bojonegoro tidak bisa terlepas dengan sektor lain dalam
dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya pemerintahan.
dan tidak ada lagi anak putus sekolah. Terjadi i. Kekuatan internasional atau globalisasi
perubahan jumlah anak yang tidak bersekolah Pada Gerakan Ayo Sekolah elemen
yang ada di Bojonegoro. Dari yang awalnya data internasional yang ikut mempengaruhi adalah
dari BPS 17.000 dan data yang diperoleh dinas world bank dan adanya MEA. World bank
pendidikan 10.000 kini menjadi sekitar 2.000. sebagai salah satu lembaga internasional yang
Jika dilihat dari data tersebut tentunya dapat berpengaruh dalam Gerakan Ayo Sekolah
dikatakan bahwa tujuan yang diharapkan sudah memberikan masukan dan rekomendasi mengenai
mulai tercapai. Antara data awal dengan akhir penanganan masalah pendidikan yang ada di
sudah banyak mengalami perubahan. Dengan Bojonegoro. Salah satunya adalah pembangunan
begitu tentunya dapat menunjukkan bahwa SMA Trucuk yang merupakan rekomendasi dari
masyarakat Bojonegoro semakin banyak yang world bank. Selain itu juga secara tidak langsung
mengenyam pendidikan. Selain itu juga terjadi adanya MEA juga ikut mempengaruhi, dimana
peningkatan jumlah peserta kejar paket A, paket menuntut peningkatan sumber daya manusia yang
B, dan paket C. berkualitas dan daya saing. Sedangkan
Meskipun belum sepenuhnya tercapai peningkatan kualitas SDM dan daya saing salah
tujuan yang diharapkan dari Gerakan Ayo satunya melalui pendidikan.
Sekolah ini, namun dengan terjadinya perubahan j. Etika, Akuntabilitas dan Transparansi
yang cukup signifikan dapat dikatakan bahwa Etika dalam pengelolaan pendidikan
manajemen dan kinerja dalam Gerakan Ayo diperlukan agar dapat mencegah potensi
Sekolah ini sudah baik. Karena untuk mencapai penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi serta
tujuan diperlukan waktu secara bertahap, tidak penyimpangan yang lain. Transparansi dan
bisa langung tercapai dalam waktu singkat. akuntabilitas menjadi bagian didalam internalisasi

10
etika itu sendiri. Terkait mengenai transparansi globalisasi dan etika. Namun masih perlu ditingkatkan
dalam Gerakan Ayo Sekolah ini, dinas pendidikan pada dimensi kognisi dan nilai serta konstitusi. Pada
membuka informasi dan data-data yang dimensi kognisi dan nilai, nilai-nilai normatif seperti
mendukung melalui adanya website dinas keadilan, kesetaraan, dan responsifitas sudah
pendidikan. Selain dinas pendidikan, akses dijalankan dengan baik. Namun upaya internalisasi
informasi juga bisa didapatkan secara langsung nilai dari Gerakan Ayo Sekolah ini masih tidak
dari desa. Desa sendiri juga memiliki papan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan
monografi yang menunjukkan informasi umum pada dimensi konstitusi hampir sama dengan rule of
dari desa dan juga terdapat poster yang berisi law yang ada pada good governance, hasilnya juga
anggaran desa setiap tahunnya. Selain itu desa sama saja yaitu sumber legitimasinya masuk kurang
juga memiliki website yang bisa diakses oleh kuat. Selanjutnya organisasi dan institusi dari Gerakan
masyarakat. oleh karena itu dapat dikatakan Ayo Sekolah ini adalah dinas pendidikan dan dinas-
bahwa transaransi yang dilakukan sudah cukup dinas lain yang masih terkait.
baik Ada beberapa hal yang membedakan antara
Selain transparansi, etika dalam tata kelola yang dilihat dari good governance dan
pengelolaan pendidikan juga dikaitkan dengan sound governance. Pada tata kelola yang menggunakan
akuntabilitas. Bentuk akuntabilitas atau good governance cenderung kaku dan harus sesuai
pertangungjawaban dinas pendidikan dalam dengan prinsip-prinsip yang ada didalamnya sedangkan
Gerakan Ayo Sekolah ini berupa laporan rincian pada sound governance cenderung lebih fleksibel.
data yang didapatka, yang mana menunjukkan Tidak ada ukuran pasti suatu pemerintahan dikatakan
bahwa pendataan yang dilakukan sudah berjalan. baik atau buruk, semua itu sifatnya kontekstual dan
Sedangkan pertanggungjawaban dalam hal tergantung kondisi dari setiap organisasi. Selain itu
anggaran lebih mengarah pada laporan pencairan adanya inovasi dalam sound governance. Sound
dana bantuan pendidikan. Laporan ini secara rinci governance memungkinkan adanya inovasi dengan
terdapat pada masing-masing desa, karena didukung kompetensi sumber daya manusia. Dengan
penyalurannya dilakukan lewat pihak desa. oleh adanya pengaruh kekuatan internasional dan
karena itu secara keseluruhan dapat dikatakan globalisasi maka akan menuntut pegawai atau aparat
bahwa akuntabilitas dalam Gerakan Ayo Sekolah pemerintah menjadi semakin unggul. Misalnya unggul
ini juga sudah cukup baik. dalam menggunakan teknologi informasi, pengetahuan,
mobilitas, komunikasi dan sebagainya
Kesimpulan
Pengelolaan Gerakan Ayo Sekolah dilihat dari Saran
perspektif good governance dijabarkan melalui Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
berberapa prinsip yang ada dalam good governance. dan untuk mendukung keberhasilan Gerakan Ayo
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya partisipasi, rule of Sekolah yang ada di Bojonegoro berikut adalah saran
law, transparansi, responsiveness, consencuss yang dapat disampaikan peneliti :
orientation, equity, effectiveness and efficiency, 1. Kelengkapan informasi yang berkaitan dengan
accountability dan strategic vision. Gerakan Ayo pendidikan dan terutama Gerakan Ayo Sekolah
Sekolah jika dilihat dari prinsip partisipasi, masih perlu ditingkatkan sehingga masyarakat
responsiveness, consencuss orientation, equity, lebih mudah untuk memperoleh informasi serta
accountability, strategic vision dapat dikatakan cukup mengetahui tentang Gerakan Ayo Sekolah
baik. Namun jika dilihat dari prinsip rule of 2. Perlu peningkatan kemampuan pegawai atau
law,transparansi, dan effectiveness and efficiency. aparatur terutama di desa dalam hal pengetahuan
Prinsip rule of law Gerakan Ayo Sekolah kurang dan keterampilan. Sehingga pemanfaatan
memiliki kekuatan hukum yang jelas, karena peraturan teknologi informasi dapat digunakan secara
yang membahas mengenai Gerakan Ayo Sekolah maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
secara detail masih dalam tahap penyusunan. adanya program pelatihan dan pengembangan.
Transparansi disini sudah bisa dikatakan baik terutama 3. Selain memberikan sosialisasi melalui forum-
dalam hal kemudahan akses informasi, namun masih forum dan kegiatan RT juga perlu adanya
perlu ditingkatkan dalam hal kelengkapan informasi. pendekatan personal pada sasaran Gerakan Ayo
Dan jika dilihat dari prinsip effectiveness and efficiency Sekolah. Sebab tidak semua masyarakat
secara umum masih kurang maksimal karena meskipun mengetahui hanya melalui forum-forum tersebut.
pemanfaatan sumber daya manusia dan teknologi
sudah cukup baik namun tidak diimbangi dengan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan dan keterampilan petugas. Buku dan Jurnal
Sedangkan pengelolaan Gerakan Ayo Sekolah
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta:
dilihat dari perspektif sound governance sudah dapat
Salemba Humanika
dikatakan baik jika dilihat dari dimensi proses,
struktur, organisasi dan institusi, manajemen dan Anggraini, Ristya Dwi. 2013. Transparansi, Partisipasi
kinerja, kebijakan, sektor, kekuatan internasional dan dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran

11
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam
Program Rencana Kegiatan dan Anggaran Pendidikan dan Bimbingan Konseling.
Sekolah (RKAS) di SDN Pacarkeling VIII Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Surabaya. Skripsi. Universitas Airlangga
Widodo, Joko. 2001. Good governance. Surabaya:
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Insan Cendikia
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik:Teori dan
lainnya. Kencana. Surabaya. 2007. hlm 68
Proses. Yogyakarta: Media Pressindo
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial:
format-format kuantitatif dan kualitatif.
Surabaya: Airlangga University Press Website :
Domain, Tjahjanulin. 2011. Sound governance. BPS Jawa Timur, www.jatimbps.go.id, diakses pada 28
Malang: UB Press April 2016
Dwiyanto, Agus (ed). 2008. Mewujudkan Good Dinas Pendidikan,
governance Melalui Pelayanan Publik. www.dinaspendidikan.bojonegorokab.go.id,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press diakses pada 21 Mei 2017
Farazmand, Ali. 2004. Sound governance: Policy and Kabupaten Bojonegoro, www.bojonegorokab.go.id,
Administrative Innovations. Westport: Praeger diakses pada 21 Mei 2017
Publishers
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. (TNP2K). www.tnp2k.go.id, diakses pada 28
2009. Jakarta: Erlangga April 2016
Putra, Fadillah. 2009. Senjakala Good governance. UNDP. 2014. http://hdr.undp.org/en/composite/HDI,
Malang: Averroes Press diakses pada 28 April 2016
Santosa, Pandji. 2008. Administrasi Publik: Teori dan
Aplikasi Good governance. Bandung: Refika
Aditama
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik,
Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan
Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima
dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung:
Refika Aditama
Suaedi, Falih dan Bintoro Wardiyanto (Ed). 2010.
Revitalisasi Administrasi Negara: Reformasi
Birokrasi dan e-Governance. Surabaya: Graha
Ilmu
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik:
Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta

12

Anda mungkin juga menyukai