ABSTRACT
Aggregate stability is one of the importantfactors to be taken into account in controlling soil degradation. It influences
soil ability to resist soil erosion. Therefore, it is necessary to have accurate measurement of aggregate stability that able to
express well its resistance to dispersion. In this study, aggregate stability of various soil types were measured using different
wet sieving time and aggregate size. Latosol Sindangbarang showed the highest aggregate stability index (ASI), followed by
Podsolik Jasinga, Andosol Sukamantri, Lalosol Darmaga, and Regosol Sindangbarang Wei sieving time significantly affected
AS!. The ASI decreased as wet sieving time increased The result also showed that different methods result in significantly
different stability index. The method that used smaller size aggregates ( ::: 2.83 mm) results in about 3 to 4 times higher
stability index.
Keywords: Aggregate size, aggregate stability, wet sieving time
54 Baskoro, D.P.T. dan HD. Manunmg. 2005, Pengaruh metoda pengukuran dan waktu pengayakan basah terhadap nilai indeks
stabilitas agregat tanah. J. Tanah Lingk., 7(2): 54-57
n:li'lvurun Metoda Pengukuran (D ,Po T. 8askoro & H.D. NlG'/11l1,!1 '/1 ,(> J
Stabilitas Tanah yang Diteliti Tabel I. Stabilitas Agregat Jenis Tanah yang Dileliti
!ndeks stabilitas
Stabilitas Agregat
fisik tanah yang diteliti Jenis Tanah
Dari tabel-tabel tersebut terlihat bahwa indeks stabilitas Nilai Indeks •
agregat sangat bervariasi. Latosol Sindangbarang Latosol 93.6 a SS
menunjukkan nitai indeks yang yaitu rata-rata
93.6, diikuti oleh Podsolik Andosol Sukamantri, Podsolik 78.6 ab S
Latosol Darmaga, dan Regosol Sindangbarang. Tingginya Andosol Sukamantri 62.6 be AS
indeks stabilitas Latosol Sindangbarang
terutama berkaitan dengan kalsium serta Latosol 47,5 c KS
rendahnya natrium dapat Sementara tanah Regosol 30,0 d TS
ini juga mempunyai kadar liat dan bahan organik yang
relatif tinggi (Tabel Hal ini dengan Shainberg el Keterangan : dikuti huruf yang sarna pada kolom yang sarna
nyata pada taraf 5%
al., (1991), Lebron et al. (1994) dan Rowell (1997) yang Pengukuran dengan metode I menggunakan agregat
menyatakan bahwa tanah yang ban yak mengandung liat dan berukuran S 8 mm dengan Lama waktu pengayakan basah 5
kation polivalen kalsium mempunyai
stabilitas agregat yang Di lain pihak, Regosol stabil; S: stabi!; AS: agak stabil; KS: huang
stabil
indeks stabilitas yang paling
55
Jurnal Tanah dan Lm.X'KUnx"tn, Vol. 7 No.2, Oktober 2005: 54-57
Tabe13. Nilai Indeks Stabilitas Agregat Jenis Tanah Diukur Waktu Pengayakan Basah yang Berbeda
Keterangan: Angka yang dikuti hurufyang sarna pada baris yang sarna pada rnetode pengukuran yang sarna tidak berbeda nyata pada taraf5%
56
Pemgaruh Metoda Pengukuran (D.P.T. Baskoro & HD. Manurung)
yang tidak stabil akan lebih mudah pecah dibandingkan UCAPAN TERIMA KASIH
agregat yang tidak stabil bila berkontak dengan air. Hasil
pengkurannya harus dapat mencerminkan tingkat kestabilan Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
agregat tanah terhadap pengaruh air. Berapapun nilai indeks kepada Saudara Maspadin dan Sukatma yang telah banyak
stabilitas yang diperoleh, untuk tanah yang sarna kelas membantu dalam anal isis tanah, serta semua pihak yang
stabilitas agregat yang diperoleh seharusnya sarna. telah banyak membantu selama penelitian berlangsung.
Pengukuran stabilitas agregat dengan menggunakan Metode
II menghasilkan nilai indeks yang jauh lebih tinggi (3.0
4.4 kali lipat). Penggunaan kriteria yang sarna dengan
Metode I tentu akan menghasilkan kelas stabilitas agregat
DAFTAR PUSTAKA
yang berbeda. Untuk itu perlu adanya suatu faktor konversi
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
agar indeks stabilitas agregat hasil pengukuran Metode II
dapat diklasifikasikan menurut keriteria yang sudah ada Jury, W.A ., W. R. Gardner, and W. H. Gardner. 1991. Soil
untuk Metode I. Faktor konversi dapat diperoleh dengan Physics. 51h ed. John Wiley and Sons, Inc . New York
membagi indeks stabilitas agregat hasil pengukuran Metode Chichester-Brisbane. 329 pp.
I terhadap nilai indeks stabilitas agregat hasil pengukuran Kay, B. D. and D. A. Angers. 2000. Soil structure. In M. E.
dengan Metode II. Faktor konversi yang diperoleh (Iihat Summer (ed.). Handbook of Soil Science. CRC Press, Boca
Tabel 4) tampaknya tidak sarna untuk semua jenis tanah. Raton-London-New York-Washington D.C. p. A229-A276.
Oleh karen a itu perlu pengujian lebih lanjut apakah faktor Kemper, W. D. and R. C. Rosenau. 1986. Aggregate stability and
konversi yang diperoleh selalu konsisten untuk setiap jenis size distributin. In A. Klute. Methods of Soil Analysis. Part
tanah sehingga penggunaan kriteria stabilitas agregat yang ). Physical and MineralogicalMethods. 2nd ed. ASA InC. and
sudah ada untuk Metode II dapat menghasilkan kelas SSSA Inc. Publisher. Madison, Wisconsin. p. 425-442.
stabilitas agregat yang sesungguhnya.
Lebron, I., D. L. Suarez, and F. Alberto. )994. Stability of
calcareous saline-sodic soil during reclamation . Soil Sci.
Soc. ofAmer. J. p. 1753-1762.
KESIMPULAN Rowell, D. L., 1997. Soil Science. Methods and Applications.
Longman Group UK Limited. London-Singapore. 350 pp.
Tanah yang mempunyai nilai indeks stabilitas agregat
tertinggi adalah Latosol Sindangbarang, diikuti oleh Shainberg, I., G. J. Levi, P. Rengasamy, and H. Frenkel. 1991.
Podsolik Jasinga, Andosol Sukamantri, Latosol Darmaga, Aggregate stability and seal fonnation as affected by drop
impact energy and soil amendments. Soil Sci. Soc. ofAmer.
dan Regosol Sindangbarang J. p. 113-119.
Secara umum, waktu pengayakan basah berpengaruh
nyata terhadap nilai indeks stabilitas agegrat tanah. Makin Schneider, R. and D. SchrOder. 1995. Development of soil
lama waktu pengayakan, nilai indeks stabilitas agregat structure, soil chemical, biological, physical , and mechanical
tanah cenderung makin rendah. properties of reclaimed soils derived from Loess and
Harbour sediment. In Hartge, K. H. and B. A. Stewarts
NHai indeks stabilitas tanah hasH pengukuran dengan (eds.). Advance in Soil Science. Soil structure. Its
menggunakan Metoda II (alat DIK-20 10) yang development and function. CRL Press. Inc., Boca Ruton,
menggunakan agregat dengan ukuran yang lebih kecil (~ London-NewYork. p. 138-158.
2.83 mm) jauh lebih tinggi (3.0 - 4.4 kali lipat)
dibandingkan nilai indeks stabilitas agregat hasil Steel, R.C. D. and J. H. Torrie, 1980. Principles and procedures of
Statistics. McGraw Hill. Tokyo.
pengukuran Metode I yang menggunakan ukuran agregat
yang lebih besar (~ 8 mm).
57