Anda di halaman 1dari 10

ILMU BAHAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

BAHAN BAJA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

MOKHAMAD RIZKI FIRMANDA


TEKNIK SIPIL
NIM : 2014221025

Surabaya, 25 Desember 2020


BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bangunan adalah salah satu faktor yang menjadi parameter sebuah kebudayaan dan
sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, baik dalam hal bisnis, pertemuan sebuah
komunitas manusia, dan berbagai macam kegiatan manusia lainnya. Hal ini menjadikan
bangunan haruslah kokoh, sehingga bangunan ini akan menjamin keberadaaan komunitas yang
bernaung didalamnya. Bangunan yang kokoh ini dibangun dengan perencanaan yang matang
serta berbagai bentuk campuran bahan yang menyusunnya,
Salah satu campuran bahan kontruksi untuk membuat bangunan dan strukturnya
semakin kuat dan kokoh adalah baja. / struktur baja. Permulaan pemakaian baja sebagai bahan
campuran penguat kontruksi dan struktur bangunan adalah pada abad ke-19 yakni ketika
pengolahan besi mulai umum dan harganya mulai terjangkau. Penggunaan bahan baja ini
dimaksudkan untuk mengganti penggunaan bahan kayu yg mudah terbakar, serta mulai
menipisnya persediaan kayu yang berkualitas dipasaran. Baja digunakan secara umum pada
sebuah kontruksi bangunan karena baja memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban
jenis Tarik aksial, Tarik aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hamper sama. Baja juga
memiliki berat jenis yang tinggi tetapi perbandingan antara kekuatan dengan beratnya juga
tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan kapasitas
muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan
tersebut dipergunakan secara efisien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan baja serta struktur kontruksi baja untuk bangunan?
2. Bagaimanakah sifat-sifat bahan baja untuk material sebuah struktur kontruksi
bangunan?
3. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan bahan baja dalam penggunaaannya
untuk struktur bangunan?
4. Bagaimana konsep sambungan struktur kontruksi baja?
5. Apa saja jenis-jenis struktur kontruksi baja pada bangunan?
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Bahan Baja dan Struktur Kontruksi Baja untuk Bangunan

Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-
Germanic yaitu stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait dengan stahlaz atau
stahlija (berdiri tegap). Baja dapat didefinisikan sebagai sebuah logam campuran yang
memiliki besi dan karbon sebagai unsur penyusun utamanya. Kandungan karbon dalam baja
berkisar antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten.
Sedangkan kontruksi baja bisa didefinisikan sebagai sebuah system kontruksi yang
mengandalkan baja sebagai pondasinya. Penggunaan kontrukis baja untuk bangunan atau
Gedung tinggi dan luas telah terbukti lebih kokoh dan aman. Serta kontruksi ini lebih mudah
untuk dirangkai dan mempercepat pembangunan sehingga banyak raktu yang bisa digunakan
untuk proses pembangunan lainnya.
Penggunaan baja sebagai bahan bangunan banyak digunakan pada struktur utama yang
meliputi batang Tarik, batang tekan dan batang lentur. Desain struktur pada kontruksi baja
harus memenuhi 3 unsur yakni kekuatan, kemampuan layan dan ekonomis.
a. Batang Tarik
Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya tarik
aksial murni, dan umumnya terdapat pada struktur rangka batang. Gaya tarik
tersebut dikatakan sentris, jika garis gaya berimpit dengan garis berat
penampang. Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban, dan dapat
terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh penampang
batang tarik adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang,kanal, WF,
dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh gambar baja sebagai batang Tarik.

b. Batang Tekan
Batang tekan adalah batang-batang dari struktur yang dapat menahan beban
tekan aksial yang searah dengan sumbu batang. Pada struktur baja terdapat 2
7macam batang tekan, yaitu: kolom dan bagian rangka batang yang memikul
gaya tekan.
c. Batang Lentur
Batang lentur adalah batang struktur yang menahan baban transversal atau
beban yang tegak lurus sumbu batang. Menurut Ariestadi, Dian, 2008,batang-
batang lentur pada struktur yang biasanya disebut gelagar atau balok bisa
dikategorikan sebagai joist, lintel, balok sprandel, girder, dan balok tunggal /
gelagar tunggal. Berikut contoh gambar batang lentur pada sebuah struktur
bangunan

2.2 Sifat-Sifat Bahan Baja untuk Material Sebuah Struktur Kontruksi Bangunan
Sifat-sifat baja pada struktur bangunan bisa dipengaruhi oleh kombinasi logam
penysunnya, kombinasi penyusun bahan baja ini bisa menaikkan kekokohan, kekerasan
keuletan, regangan, kekuatan energi pikul, energi tahan karat, dan lain-lain. Namun pada
pencampuran logam dan bahan lain yang kurang pas juga mampu menurunkan sifat-sifat positif
yang tadi sudah disebutkan. Berikut ini sifat-sifat bahan baja pada kontruksi bangunan antara
lain:
a. Sifat Mekanis Baja
Baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan tekan lelehnya atau dengan tegangan tarik batas. Bahan baja
dengan tipe terendah kekokohannya akan selalu memiliki perbandingan
kekuatan per volume lebih besar disbanding dengan bahan-bahan bangunan yg
lain. Hal ini menjadikan perencanaan suatu kontruksi baja memiliki beban mati
yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang. Untuk Standard Nasional
Indonesia no 03-1729-2002 sifat mekanis baja structural yang digunakan dalam
perencanaan wajib memenuhi persyaratan yang ada pada table dibawah ini:
b. Sifat Daktilitas Baja
Sifat daktilitas baja adalah sifat sebuah bahan baja yang dapat mengalami
deformasi yang besar dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur
atau putus. Sifat ini menjadikan struktur baja mampu mencegah terjadinya
proses robohnya bangunan secara tiba-tiba.
c. Korosi
Karena baja adalah salah satu jenis logam maka besi mampu mengalami proses
korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Masa guna bahan baja sangat
dipengaruhi oleh penangkalan terhadap korosi. Penangkalan korosi ini bisa
dengan beberapa cara antara lain: pengecatan, disepuh dengan seng,timah,emas
atau perak, melapisi secara galvanis dengan seng, krom, nikel atau cadmium.
d. Pengaruh Radiasi
Perubahan radiasi kosmis atau aliran medan listrik dan medan magnet pada
bahan kontruksi baja maka akan memberikan dampak negative terhadap
kesehatan manusia. Hal ini bisa diatasi dengan pembumian pada gedung dengan
pondasi beton bertulang dengan menggunakan kabel penghubung dari tembaga.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Baja untuk Struktur Bangunan


1. Kelebihan Bahan Baja untuk Struktur Bangunan
a. Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja persatuan berat memiliki konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang Panjang,
bangunan tinggi dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
b. Keseragaman
Sifat baja tidak akan berubah banyak terhadap wakru tidak seperti pada beton
bertulang
c. Elastisitas
Baja mempunyai perilaku mendekati asumsi perancang Teknik dibandingkan
dengan material lain karena baja mengikuti hukum hooke hingga mencapai
tegangan yang cukup tinggi. Moemn inersia untuk penampang baja dapat
ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan beton bertulang
d. Permanen
Bahan struktur baja yang mendapat perawatan yang baik akan berumur sangat
Panjang.
e. Daktilitas
Daktilitas menurut SNI 03-1729-2002 didefinisikan sebagai kemampuan
struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastic bolak balik
berulang(siklis) di luar batas titik leleh pertama sambal mempertahankan
sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya.
f. Liat(Toughness)
Baja struktur memiliki sifat liat yang berarti memiliki kekuatan dan daktilitas.
Sebuah elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang
cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena sifat ini elemen
baja bisa menerima deformasi yang besar selama fabrikasi, pengangkutan, dan
pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran.
g. Tambahan pada struktur yang telah ada.
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur yang sudah ada. Baik
Sebagian batang baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal
yang telah ada.
h. Kemudahan dalam penyambungan baik dengan baut, paku keeling maupun
dengan las
i. Cepat dalam hal pemasangan
j. Dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan
k. Kekuatan terhadap fatik
l. Masih bernilai meskipun tidak digunakan Kembali sebagai elemen struktur
m. Adaptif terhadap prefabrikasi
2. Kekurangan Bahan Baja untuk Struktur Bangunan
a. Biaya pemeliharaan
Material bahan baja sangat rentan dengan proses oksidasi. Hal ini
menjadikannya mudah terkorosi sehingga diperlukan pengecatan secara
periodic untuk menghindari proses oksidasi dengan lingkungan
b. Biaya perlindungan terhadapa kebakaran
Baja memang tidak mudah terbakar, namun kekuatannya bisa menurun secara
drastic ketika terjadi kebakaran. Selain itu baja yang merupakan konduktor
panas yang baik ditakutkan akan memicu kebakaran pada komponen lainnya.
c. Rntan terhadap buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan semakin besar pula bahaya terhadap
buckling(tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi persatuan berat dan jika digunakan sebgai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang digunakan untuk
memperkuat kolom terhadap buckling
d. Fatik
Kekuatan baja bisa menurun drastic jika mendapat beban siklis. Sehingga
dalam sebuah perancangan diperlukan pengurangan kekuatan jika pada elemen
struktur akan terjadi beban siklis.
e. Keruntuhan getas
Pada beberapa kondisi struktur kontruksi bahan baja akan kehilangan sifat
daktilitasnya. Keruntuhan getas ini terjadi pada tempat dengan konsentrasi
tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperature yang sangat rendah akan
memperbesar kemungkinan keruntuhan getas ini.

2.4 Konsep Sambungan Struktur Kontruksi Baja


System kontruksi baja berat hampir semua terbuat dari elemen-elemen linear yang
membentang satu arah Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau
batang-batang yang harus disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan beberapa
cara. Sambungan terdiri dari komponen sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, pelat
pendukung, dan pelat penyambung) dan alat pengencang (baut dan las).
a. Paku Keling
Paku keling dibuat dari baja batangan dan memiliki bentuk silinder dengan
kepala di salah satu ujungnya. Paku keling terbuat dari baja karbon sedang
dengan Mutu I (Fy = 28 ksi) (1190 MPa) dan Mutu 2 (Fy = 38 ksi) (260 MPa),
serta kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan pada bahan baja
batangan. Pembuatan dan pemasangan paku keling menimbulkan perubahan
sifat mekanis. Proses pemasangannya adalah pertama paku keling dipanasi
hingga warnanya menjadi merah muda kemudian paku keling dimasukkan ke
dalam lubang, dan kepalanya ditekan sambil mendesak ujung lainnya sehingga
terbentuk kepala lain yang bulat. Besarnya jepitan akibat pendinginan paku
keling bervariasi dari satu paku keling ke lainnya, sehingga tidak dapat
diperhitungkan dalam perencanaan. Paku keling juga dapat dipasang pada
keadaan dingin tetapi akibatnya gaya jepit tidak terjadi karena paku tidak
menyusut setelah dipasang.
b. Baut
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai Standar
Nasional Indonesia nomor 03-1729–2002 adalah baut yang jenisnya ditentukan
dalam SII (0589-81, 0647-91, 0780-83 dan 0781-83) atau SNI (0541-89-A,
0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, seperti baut A325 dan A490 atau
penggantinya.
Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut
A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur
segi enam tebal yang diberi tanda standar dan simbol pabrik pada salah satu
mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada
baut standar yang lain. Keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada
tangkai baut yang memerlukan kekuatan maksimum.
c. Pengelasan
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong baja dengan
cara pemanasan sampai keadaan plastis, dengan atau tanpa tekanan. Proses
pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja struktural yang
memakai energi listrik sebagai sumber panas; dan paling banyak digunakan
adalah busur listrik (nyala). Busur nyala adalah pancaran arus listrik yang relatif
besar antara elektroda dan bahan dasar yang dialirkan melalui plasma (kolom
gas ion hasil pemanasan). Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat
aliran bahan yang melintasi busur dengan tanpa diberi tekanan.

2.5 Jenis Struktur Baja untuk Struktur Bangunan


3 jenis struktur baja yang sering diterapkan sebagai struktur bangunan
a. Tipe Rangka atau frame structure
Dengan menyusun batang baja dengan bentuk struktur tertentu, batang baja mampu
memperkuat satu sama lain. Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap, bangunan
pabrik, pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver Station) operator
seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang sebagian besar
menggunakan batang-batang baja yang disusun secara struktural hingga bisa berdiri
megah hingga kini.
b. Tipe Cangkang atau Shell-Type Structure
Struktur baja tipe cangkang diterapkan pada bangunan stadion, gelora, maupun
bangunan lain yang membutuhkan kubah / dome diatasnya. Salah satu contoh adalah
struktur atap pada Sapporo Dome, salah satu stadion yang dipakai dalam Piala Dunia
2002.

c. Tipe Suspensi atau Suspension-type structure


Suspensi bisa juga disebut tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban
dengan kekuatan tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja
pada jembatan.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Baja adalah bahan logam berasal dari beberapa zat penyusun atau material yang
material penyusunnya ini memiliki andil besar dalam karakteristik baja yang terbentuk. Baja
memiliki beberapa sifat dasar antara lain sifat mekanis baja, sifat daktilitas baja, korosi serta
sifat pengaruh radiasi. Baja dijadikan bahan kontruksi struktur bangunan karena banyak
memiliki kelebihan antara lain : memiliki kekuatan yang tinggi, memiliki keseragaman yang
konsisten, bersifat elastis, bersifat permanen, memiliki sifat daktilitas, bersifat liat dan beberapa
sifat positif lainnya. Namun selain memiliki sifat positif.=, baja pun juga memiliki kekurangan
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan material ini untuk salah satu material kontruksi
bangunan, antara lain: harus ada pemeliharaan secara berkala untuk pemeliharaan dari sifat
korosi yang disebabkan oleh oksidasi logam pembentuk baja, memerlukan biaya berlebih untuk
perlindungan kepada kejadian kebakaran, rentan terhadap buckling dan lainnya. Bahan baja
agar siap dijadikan sebagai struktur kontruksi bangunan maka perlu dijadikan satu dengan
bahan baja lain denga sambungan, sambungan ini bisa menggunakan paku keeling, baut
maupun dengan cara pengelasan. Dalam penerapaannya untuk struktur kontruksi bangunan
bahan baja bisa kita lihat dalam beberapa bentuk seperti di jembatan, dalam atap stadion atap
rumah galvalum, tulangan beton bertulang dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Harper, Douglas. "steel". Online Etymology Dictionary.
Buku Modul Pembelajaran Ilmu Bahan Ubhara bab Bahan baja sebagai bahan Kontruksi
https://id.wikipedia.org/wiki/Baja#cite_note-2 (diakses pada tanggal 25 Desember 2020 Jam
10.00 WIB)
https://pp-presisi.co.id/manfaat-dan-kelebihan-konstruksi-baja-untuk-
bangunan#:~:text=Konstruksi%20baja%20merupakan%20sebuah%20sistem,proses%20pemb
angunan%20sehingga%20banyak%20digunakan. (diakses pada tanggal 25 Desember 2020
jam 10.15 WIB)
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/3-Batang-Tarik.pdf (Diakses pada tanggal 25
Desember 2020 pukul 10.32 WIB)
http://rachmat-arsitektur.blogspot.com/2011/02/konsep-sambungan-struktur-
baja.html#:~:text=Sambungan%20terdiri%20dari%20komponen%20sambungan,pengencang
%20(baut%20dan%20las).&text=Jenis%2Djenis%20sambungan%20struktur%20baja,keling
%20(rivet)%20dan%20baut. (diakses pada tanggal 25 Desember pukul 16.00 WIB)
http://dizeen.id/sifat-baja-sebagai-material-struktur-bangunan-lengkap (Diakses pada tanggal 25
Desember 2020 pukul 10.32 WIB)
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/sifat-baja-sebagai-material-struktur.html (Diakses pada
tanggal 25 Desember 2020 pukul 10.32 WIB)
https://tekniksipil.blog.uns.ac.id/2011/02/25/penggunaan-struktur-baja-dalam-
konstruksi/#:~:text=Baja%20sering%20digunakan%20sebagai%20struktur,cocok%20diterapkan%20p
ada%20struktur%20jembatan. (Diakses pada tanggal 25 Desember 2020 pukul 16.13 WIB)

Anda mungkin juga menyukai