PERMODALAN UMKM
Disusun Oleh :
Dosen : Anggrismono
2021/2021
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Landasan Teori
2.2 Konsep Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Menurut Pandji Anorangga
(1997) UMKM merupakan usaha yang memiliki peran yang cukup tinggi
terutama di Indonesia yang masih tergolong negara berkembang. Banyaknya
jumlah UMKM maka akan semakin banyak penciptaan kesempatan kerja bagi
para penganguran. Selain itu UMKM dapat dijadikan sebagai sumber
pendapatan khususnya didaerah pedesaan dan rumah tangga berpendapatan
rendah. Perkembangan UMKM adalah peluang usaha produktif milik orang
perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur oleh undang-undang. Kriteria usaha mikro kecil dan
menengah menurut UU NO.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)
Pengertian UMKM Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Bab III
Pembahasan
Bab IV
Kesimpulan
Ada beberapa faktor selain jumlah koperasi yang mempengaruhi rendahnya
minat masyarakat pelaku UKM untuk bergabung ke dalam wadah koperasi; 1)
stigma negatif tentang koperasi, 2) banyaknya koperesi yang gagal
menyebabkan pelaku UKM enggan untuk bergabung dengan koperasi, 3) tidak
adanya lembaga pengawasan dan lembaga penjaminan simpanan memberikan
kontribusi terhadap kengganan masyarakat untuk berkooperasi 4) belum adanya
kepercayaan kepada pengelola koperasi juga memberi kontribusi terhadap
keengganan masyarakat berkooperasi. Faktor-faktor inilah antara lain yang
menyebabkan masih rendahnya peran koperasi dalam memajukan UKM.
Banyaknya koperasi yang tidak aktif, dapat dimaknai sebagai masih rendahnya
pemahaman anggotanya terhadap manfaat berkoperasi serta sulitnya
mendapatkan SDM pengelola yang profesional dan bisa diandalkan dalam
operasional pengelolaan koperasi. Rendahnya kepercayaan anggota terhadap
pengelola koperasi secara otomatis dapat berdampak kepada keluarnya satu
persatu anggota koperasi dari keanggotaannya. Jika ini terjadi secara masive
maka sudah bisa dipastikan akan banyak koperasi yang bangkrut dan menutup
kegiatan operasionalnya.
Daftar Pustaka
https://kabar24.bisnis.com/read/20200607/79/1249464/maksimalkan-peran-
koperasi-untuk-berdayakan-umkm
https://www.neliti.com/id/publications/13428/peranan-koperasi-dalam-
mendukung-permodalan-usaha-kecil-dan-mikro-ukm
http://eprints.umsida.ac.id/3448/1/PERAN%20KOPERASI%20TERHADAP
%20PENIGKATAN%20MODAL%20PADA%20UMKM%20UNTUK%20M
EMERANGI%20KEMISKINAN%20%28166120600027%29.pdf
https://www.liswantipertiwi.com/2020/08/peran-koperasi-untuk-mendukung-
umkm.html
https://www.liswantipertiwi.com/2020/08/peran-koperasi-untuk-mendukung-
umkm.html