Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN TERPADU DI SD (PDGK4301) MODUL- 2


PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU

DOSEN : RINI HASWIN PALA, M.Pd

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah Pembelajaran Terpadu di SD

Disusun oleh:

KELOMPOK 2
NO NIM NAMA
1. 856230696 RADHIATI EKA PUTRI
2. 856230675 DENI FITRIA
3. RAHMI EKA PUTRI
4. 856230715 ASMIARTI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pemebelajaran Terpadu di SD yang berjudul “Prosedur
Umum Pembelajaran Terpadu” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas tutor pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu RINI HASWIN PALA, M.Pd selaku tutor
pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD ini  yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Danau Kembar, 03April 2021 

Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..2


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..…2
C. Tujuan …………………………………………………………………………….......2

BAB II PEMBAHASAN

1. Makna Kegiatan Pendahuluan………………………………………………..……….3


2. Bentuk Kegiatan Pedahuluan……………………………............................................3
3. Makna Kegiatan Inti ……………………………………..…………………………...5
4. Bentuk Kegiatan Inti …………………………………………………………..……..5
5. Makna Kegiatan Akhir ………....................................................................................7
6. Bentuk Kegiatan Akhir………. ……………………………………………………..10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………15
B. SARAN…………………………………………………………………………….15

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsep dasar penilaian dalam pembelajaran merupakan syarat wajib bagi seorang guru agar
ia mampu menilai hasil belajar sisa dengan baik. Pemahaman konseptual ini sangat diperlukan agar
guru mempunyai dasar yang kuat dalam menilai hasil belajar siswa.

Pada saat kita mendiskusikan permasalahan dalam prosedur umum pembelajaran terpadu, kita
akan membahas tentang mengecek atau memeriksa kehadiran, menumbuhkan kesiapan belajar siswa,
menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkit motofasi belajar siswa, membagikan
perhatian siswa

Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan
kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Disini ada tujuan,
materi, siswa, siswa, guru fasilitas, ruang dan waktu. Dan juga ada kegitan akhir dan tindak lanjut.
Untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari modul ini pembahsan dibagi dalam 3
kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan membahas tentang : (1) Kegiatan pendahuluan dalam
pembelajaran terpadu (2) Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu (3) dan Kegiatan akhir dan tindak
lanjut dalam pembelajaran terpadu
.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas,maka diuraikan rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Mejelaskan makna kegiatan pendahuluan


2. Menjelaskan bentuk kegiatan pendahuluan
3. Menjelaskan makna kegitan initi dalam pembelajaran terpadu
4. Menjelaskan bentuk kegiatan inti pembelajaran
5. Memjelaskan makna kegiatan akhir dan tindak lanjut
6. Menjelaskan bentuk kegiatan akhir dan tindak lanjut

Dengan memahami teori tentang kegiatan awal sampai akhir maka kita akan mampu untuk
melaksanakan pembelajaran dengan baik, mulai dari kegitan awal sampai kegiatan akhir

C. Tujuan

Adapun tujuan masalah dalam pembahasan makalah ini

1. Memahami pengertian makna kegiatan pendahuluan


2. Memahami bentuk kegiatan pendahuluan
3. Memahami makna kegitan initi dalam pembelajaran terpadu
4. Memahami bentuk kegiatan inti pembelajaran
5. Memahami makna kegiatan akhir dan tindak lanjut
6. Memahami bentuk kegiatan akhir dan tindak lanjut

BAB II
MODUL 2
PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU
KEGIATAN BELAJAR I
Kegiatan Pendahuluan dalam Pembelajaran Terpadu

A. MAKNA KEGIATAN PENDAHULUAN


Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan integral yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai objek
dan subjek pembelajaran yang mana harus direncanakan secara sistematis, fleksibel, efektif dan efisien.
Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan siswa
pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Dalam pembelajaran terpadu waktu relative singkat berkisar 5-10
menit, jadi guru harus efisiensi dalam kegiatan pembelajarannya. Guru harus dapat menciptakan
kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga dalam pembeljaran terpadu siswa sudah siap untuk
mengikuti pelajaran dengan seksama.
Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, gguru menyapa anak dengan nada bersemangat
dan gembira (mengucapkan salam, mengecek kehadiran,menanyakan ketidak hadiran siswa.
Selanjutnya guru meminta bantuan siswa menyiapkan sarana dan prasarana belajar yang di butuhkan,
seperti papan tulis yang bersih, alat belajar dan buku sumber yang di butuhkan saat pembelajaran.
Semua kegiatan pendahuluan tersebut harus direncanakan oleh guru dan melibatkan siswa sehingga
siswa merasa ikut bertanggung jawab ata kegitan yang akan dilaknakan. Pada kegiatan pendahuluan,
Guru juga memberitahukan gambaran umum materi yang akan dipelajari, memnacing anak dengan
pertanyaan berkaitan dengan materi. Melalui kegiatan ini siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara
dan mengeluarkan pendapatnya sehingga akan muncul rasa ingin tahu dari setiap siswa. Dengan
demikian, siswa akan tergiring pada kegiatan baik yang berkaitan dengan tugas belajar yag harus
dilakukan maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus di pahami.

B. BENTUK KEGIATAN PENDAHULUAN


Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut
kegiatan awal pembelajaran. Sementara itu kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau
kompetensi yang akan dibahas disebut kegiatan pra pembelajaran.
Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya, yaitu
menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, memberi acuan, melaksanakan
kegiatan apersepsi (apperception) dan penilaian awal (pre-test). Kegiatan pendahuluan seperti sebagai
berikut:
1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat
mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
kondisi awal pembelajaran yang efektif tersebut misalnya:
a. Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti pelajran di sekolah adalah sebagai penentu
keberhasilan siswa dalam belajar. Beberapa hasil penelitian siswa yang kehadirannya 90% keatas
relative tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik disbanding dengan yang tingkat kehadirannya
rendah. Dengan demikian sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau
memeriksa terlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terhitung banyak maka
perlu cara yang lebih praktis agar tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang
dapat dilakukan guru adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk
menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan ketidak hadiran siswa yang
tidak hadir tersebut.

Dengan pengcekan kehadiran siswa setiap saat, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi
kepada siswa untuk selalu hadir. Selain itu cara ini juga dapat menanamka kedisiplinan pada diri siswa
serta membiasakan diri memberitahu secara tulis atau lisan melalui teman atau guru apabila tidak dapat
hadir ke sekolah.

b. Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)


Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dalam teori Koneksionisme atau teori Asosiasi, dengan tokohnya yaitu Edward L.
Thorndike, yang merupakan teori paling awal dari rumpun Behaviorisme, dikemukakan bahwa
kehidupan itu tunduk kepada hokum stimulus-respon atau aksi-reaksi. Belajar merupakan upaya untuk
membentuk hubungan stimulus-respon sebanyak-banyaknya. Teori tersebut dikemukakan tiga hukum
belajar (law of learning) yang sangat terkenal. Salah satu di antaranya, yaitu hukum kesiapan (law of
readiness). Hukum belajar yang lain adalah hukum tentang pentingnya latihan (law of exercise) dan
penguatan (law of effect). Menurut hukum kesiapan (readiness hubungan antara stimulus dengan respon
akan mudah terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf individu. Dengan adanya hokum
kesiapan maka pada awal pembelajaran terpadu guru perlu mencari cara-cara efektif untuk
menumbuhkan kesipan belajar siswa.
1. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan belajar siswa,
khususnya yang dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:
Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
2. Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
3. Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi.
4. Mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran.
5. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta minat dan
perhatian siswa.
6. Menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis


Sejak saat awal pembelajaran, siswa harus sudah mulai diarahkan pada suatu kondisi atau
suasana belajar yang demokratis dalam rangka menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar. Suasana
yang demokratis dalam pembelajaran terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan, keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau mengeluarkan ide/gagasan, dan
keberanian memperlihatkan unjuk kerja (performance). Untuk itu guru hendaknya mengembangkan
kegiatan awal pembelajaran yang memungkinkan siswa merasa bebas, sukarela, tidak merasa ditekan
atau dipaksa dalam belajar.
Alternatif yang dapat dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran terpadu adalah dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal yang berkaitan dengn topic atau tema yang akan dibahas.
Pertanyaan yang di ajukan adalah yang dapat merangsang siswa untuk menjawab atau memberikan
pendapat. Untuk pertanyan yang diajukan hendaknya berkaitan dengan sesuatu yang diperkirakan
pernah dialami siswa dalm kehidupan. Guru di tuntut untuk memilih jenis pertanyaan yang kreatif.
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan motor penggerak aktivitas belajar. Motivasi belajar siswa berkaitan erat
dengan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa. Bila siswa yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan
yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya maka motivasi belajarnya akan muncul dengan
kuat. Motivasi belajar seperti intrinsik atau motivasi internal. Motivasi ekstrinsik atau motivasi
eksternal merupakan motivasi belajar dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu (pujian, hadiah).
Motivasi intrinsik disebut pula motivasi murni. Guru harus berusaha memunculkan motivasi intrinsik
pada diri siswa di awal kegiatan pembelajaran terpadu. Umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan
tujuan pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. Memunculkan motivasi ekstrinsik
dapat dilakukan antara lain dengan cara memberikan penguatan seperti memberi pujian atau hadiah,
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau memberi nasihat. Munculnya motivasi intrinsik
dalam belajar disebabkan keinginan siswa untuk menguasai kemampuan yang terkandung didalam
tujuan pembelajaran.

Contoh motivasi intrinsik atau internal:


- Dodi sejak kelas II sangat senang dan selalu bersungguh-sungguh belajar seni suara, karena ia ingin
menjadi penyanyi yang baik.
Jadi disini jelas maksut dari intrinsic tersebut bahwa tujuan dodi belajar berkaitan langsung
dengan tujuan pembelajaran
Contoh motivasi ekstrinsik atau eksternal

- Nani siswa kelas II bersungguh-sungguh belajar karena ayahnya menjanjikan sepeda mini apabila
menjadi siswa terbaik.

Disini terlihat bedanya Nani besungguh-sungguh belajar bukan karena ingin menguasai
kemampuan yang terkandung didalam pelajaran, akan tetapi karena ingin hadiah atau pujian. Dengan
demikian, tujuan yang ingin mereka raih berada diluar tujuan pelajaran yang mereka pelajari, akan
tetapi kedua contoh kasus tersebut memiliki persamaan, yaitu semua siswa tersebut memiliki dorongan
belajar, walaupun kadarnya berbeda.

e. Membangkitkan perhatian siswa

Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek yang
dipelajari. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik, dan hasilnya akan makin
baik pula. Oleh karena itu sejak awal pembelajaran terpadu guru harus selalu berusaha supaya
perhatian siswa terpusat kepada pelajaran. Munculnya perhatian siswa terhadap suatu objek dapat
diakibatkan oleh dau hal. Pertama, siswa merasa bahwa objek yang disajikan guru mempunyai kaitan
dengan dirinya, umpamanya sesuai dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, atau minat. Kedua
objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang berbeda, yang lain dari yang sudah biasa, lain dari
yang pada umumnya muncul.
Belajar dengan penuh perhatian akan menyebabkan proses dan hasil belajar yang lebuh baik.
Upaya guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman,
kebutuhan, cita-cita, bakat atau minat siswa. Selain itu penggunaan metode dan media yang bervariasi
dapat menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.

2. Memberi Acuan

Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya
guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut:
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah
memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembejaran
dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut.
Agar siswa mengetahui semenjak awal kemampuan apa saja yang akan diperolehnya setelah proses
pembelajaran berakhir. Dalam penyampaian tujuan atau kompetensi di awal kegiatan inti guru harus
bijaksana dalam menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya dan guru dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk bersungguh-sungguh
dalam belajar.

Dalam hal ini guru juga menyampaikan informasi tentang kemampuan yang diharapkan atau
gambaran materi yang akan dipelajari secara lisan atau tulis dipapan tulis. Dengan ini siswa akan
memusatkan perhatiannya untuk mencapai kemampuan tersebut.

b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa


Kegiatan lain yang dapat dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif
kegiatan belajar yang akan dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif kegiatan
belajar yang akan dilakukan siswa. Dalam tahapan ini, guru juga perlu menyampaikan pada siswa
tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan
tersebut atau dalam mempelajari tema, topik, atau materi pembelajaran terpadu. Misalnya, jika dalam
pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik atau langkah-langkah
yang akan ditempuh siswa selama kegiatan diskusi. Jika dalam proses pembelajaran akan digunakan
metode eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik atau langkah-langkah eksperimen yang
akan ditempuh. Jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk
kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok tersebut.
guru hendaknya juga menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran berlagsung dan sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh siswa.
Penjelasan kegiatan pembelajaran yang aka ditempuh harus disampaikan kepada siswa karena dalam
pembelajaran terpadu lebih diutamakan terjadinya proses belajar yang berkadar aktivitas tinggi.
Berorientasi pada aktivitas siswa sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang
bertugas memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk belajar. Siswa di arahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya sehingga prinsip-prinsip belajar dalam teori
konstruktivisme dapat dijalankan. Efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran terpadu sangat
dipengaruhi oleh teknik dan prosedur belajar yang digunakan siswa.

3. Membuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi)

Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan
apersepsi. Dengan kata lain, apersepsi itu pada dasarnya yaitu menumbuhkan tanggapan-tanggapan
lama yang telah dimiliki siswa sebelum memberikan bahan baru, atau menerima tanggapan-tanggapan
baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan lama. Atau dengan kata lain apersepsi menekankan pada
upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi
yang akan dipelajari oleh siswa. Berikut ini beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru
dalam membuat kaitan atau melakukan apersepsi:
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

4. Melaksanakan Tes Awal


Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan oleh
guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai.

KEGIATAN BELAJAR II
Kegiatan inti dalam Pembelajaran Terpadu
Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu merupakan kegiatan yang menekankan pada proses
pembentukan pengalaman belajar siswa (learning expriences). Dalam kurikulum 2004, kemampuan
tersebut dinamakan Standar Kompetensi. Sebagai kegiatan utama, kegiatan inti dalam pembeljaran
terpadu ini memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai Standar Kompetensi yang
telah ditetapkan. Untuk menumbuhkan pengalaman belajar siswa secara terpadu maka pembelajaran
terpadu perlu direncanakan secara sistematis.

A. MAKNA KEGIATAN INTI PEMBELARAN

  Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Untuk
menumbuhkan pengalaman belajar siswa secara terpadu maka pembelajaran terpadu perlu
direncanakan secara sistematis. Kegiatan inti pembelajaran terpadu menggambarkan penggunaan
strategi dan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Kegiatan
inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berbuat langsung dan memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual maupun
kelompok

B. BENTUK KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Kegiatan inti pembelajaran terpadu menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Kegiatan inti pembelajaran hendaknya
melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan pada siswa untuk berbuat langsung dan
memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual maupun kelompok. Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan oleh guru untuk dapat mengorganisasikan kegiatan inti pembelajaran terpadu secara
efektif dan efisien, yaitu:

a. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep
dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata pelajran lainnya.
b. Guru harus berupaya menyajikan bahan pembelajaran yang bervariasi, yang mapu mendorong
siswa untuk aktif terlibat dalam upaya penemuan pengetahuan baru.

Kegitan inti pembelajaran, baik dalam pembelajaran terpadu maupun pembelajaran biasa,
menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran serta metode mengajar dalam upaya
membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.

Berkenaan dengan penggunaan strategi pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan. Faktor – faktor tersebut adalah tujuan, materi, guru, serta fasilitas, ruang, dan waktu
( Wardani,2002)

1. Tujuan

Kemampuan yang diharapkan siswa berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan,


serta pembentukan sikap dan lain-lain.

2. Materi
Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan penentuan kegiatan
pembelajaran. Apabila materi yang akan dibahas bersifat abstrak maka dalam kegiatan pembelajaran
guru hendaknya memberikan contoh-contoh. Apabila materi yang dibahas merupakan materi baru
maka guru hendaknya memberikan penjelasan singkat atau melakukan demonstrasi. Sebailknya apabila
materi yang akan dibahas sudah dikenal siswa maka guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang menuntut siswa untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan materi tersebut.

3. Siswa

Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan faktor siswa, yang
mencakup karakteristik dan jumlah siswa di dalam kelas.

4. Guru

Disamping tujuan, jenis dan tingkat kesulitan materi, serta siswa, faktor guru juga turut
menentukan perancangan kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Fasilitas, ruang, dan waktu

Dalam pengorganisasian kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan pembelajaran


harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari beberapa mata pelajaran. Selain itu,
pembahasan bahan pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dengan menggunakan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, yang mampu mendorong upaya penemuan
pengetahuan baru. Dalam menentukan kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan
faktor komptensi yang diharapkan dicapai siswa, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran,
karakteristik siswa, guru, serta fasilitas, ruang, waktu dan waktu yang tersedia. Beberapa nilai yang
dapat dipetik dari penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu :

1. Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.


2. Media dapat menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar.
3. Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
4. Media dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan diantaranya:
1. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing
3. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
5. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.
6. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan inti pembelajaran
terpadu :

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi memiliki fungsi
tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi dasar,
indikator, dan isi/bahan pemeblajaran terpadu.
d. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar.
e. Media pembelajaran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya.
f. Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga
dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT


DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

A. Makna Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut

Kegiatan Akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup semua
rangkaian kegiatan pembelajaran . kegiatan akhir mengandung makna untuk memantapkan pemahaman siswa
terhadap kompetensi dasar dan bahan pembelajaran yang telah dipelajarinya, serta mengetahui keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh siswa dan guru.

Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan belum
dikuasai siswa.Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan
maupun tertulis. Berdasarkan hasil kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan atau melaksanakan
penilaian).

B. Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut

Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut. Guru juga dapat berkreasi sendiri
dalam menentukan cara yang terbaik berdasarkan situasi pembelajaran yang terjadi.

1. Kegiatan akhir pembelajaran

a. Meninjau kembali penguasaan siswa


Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat
melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) dan membuat ringkasan sebaiknya
dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru.
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan hendaknya
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
2. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami
3. Kesimpulan /rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
4. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

b. Melaksanakan penilaian
Pengecekan atau penilaian terhadap pemahaman siswa sangat penting dilakukan guru dengan
maksud untuk melihat apakah siswa telah mencapai kompetensi dasar yang diharapkan, atau belum.
Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.

2. Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran


a. Memberikan pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah (homework) merupakan kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh guru sekolah
dasar untuk meningkatkan atau memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru pada saat memberikan tugas/latihan yang harus
dikerjakan oleh siswa dirumah.
1. Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik atau tema tugas
dan latihan yang harus dikerjakan siswa.
2. Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan berdasarkan
lembaran tugas. Guru hendaknya memberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas
tersebut.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum
dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian
tugas tersebut.
4. Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas dapat dilaksanakan di
rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.
5. Guru hendaknya meminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan.
6. Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.unakan waktu sesingkat
mungkin.
b. Membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit

Guru perlu membahas kembali materi pelajaran yang dianggap sulit. Guru juga perlu
mempertimbangkan jumlah waktu yang tersedia. Apabila membutuhkan waktu yang relatif panjang,
perlu dicari alternatif lain misalnya dilaksanakan di luar jam pelajaran. Guru hendaknya membuat
desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai, kegiatan belajar, evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan.
c. Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu yang dapat diberikan guru adalah menugaskan siswa
untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan pokok materiyang telah dibahas dari sumber
bacaan yang telah diterapkan. Untuk tugas ini, sebaiknya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
pengarah sebagai pedoman siswa dalam membaca topik tersebut.

d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Pada kegiatan akhir dan tindak lanjut, guru perlu memberikan balikan dan bimbingan belajar, baik
kepada siswa yang telah berhasil menguasai kompetensi maupun kepada siswa yang belum berhasil.
Pemberian balikan ini dapat dilakukan dengan memberikan penguatan (reinforcement) baik verbal
(dengan kata-kata atau kalimat) maupun nonverbal. Dengan kreatifitasnya, guru mampu memilih
kata-kata, kalimat atau ungkapan yang bersifat afirmatif (dapat menggugah dan menggelorakan
semangat belajar tinggi) misalnya “Kamu bisa!”, “Semua pasti mampu melakukannya!”, “Jangan
takut salah, ibu akan membimbingmu!” dan sebagainya.

e. Mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya

Kegiatan tindak lanjut lain yang dapat dilakukan guru adalah mengemukakan atau memberikan gambaran
kepada siswa tentang topik bahasan atau tema yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hal ini
dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam
pelajaran
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makna kegiatan pendahuluan merupakan kegitan tang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap
kali pelaksaan sebuah embelajran. Fungsinya adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Bentuk kegiatannya menciptakan kondisi awal pembelajaran yaitu dengan memeriksa kehadiran
siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan suasana belajar yang demokratis,
membangkitkan motovaasi belajar siswa, membangkitkan perhatian siswa .

Kegiatan inti dalam pembalajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan
kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

Bentuk kegiatan inti pembelajaran yang perlu di perhatikan yaitu penyajian bahan ajar secara
terpadu melalui penghubung konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata pelajaran lainnya.
Dan guru berupaya menyajikan bahan pembelajaran terpadu dengan menggunakan stretegi dan media
pembelajaran yang bervariasi.

Pada kegiatan akhir guru dapat melihat kembali sampai mana penguasaan siswa dalam materi
yang telah disajikan dengan memberikan pertanyaan pertanyaan ringan atau bias juga dengan
memberikan tes.

Bentuk kegiatan akhir dengan meninjau kembali penguasaan siswa, melaksanakan penilaian,
dan juga laksanakan tidak lanjut yaitu dengan memberikan dengan pekerjaan rumah, membahas
kembali pembelajaran yang dianggap sulit, menugaskan membaca materi pelajaran tertentu,
memberikan motivasi atau bimbingan belajar dan mengemukakan topic untuk pertemuan berikut.

B. SARAN

Dalam melakukan prosedur umum pembelajaran terpadu, hendaknya seorang guru harus
memperhatikan materi materi dan media yang akan disiapkan dalam pembelajaran, serta
memperhatikan prinsip-prinsip yang ada pada kegiatan awal, inti sampai kegiatan akhir.

Pertanyaan dari :

1. Rika Oktavia
Media apa yang paling efektif dan efisien yang bias kita gunakan dalam menyajikan materi?
Jawab : kita bisa menggunakan media nyata yang lebih tepat dan mudah dipahami siswa.
Contohnya dalam pengenalan bangun ruang, sebaiknya langsung kita bawa contoh-contoh yang
real dari bangun ruang tersebut. Misalnya membawa sebuah tabung, kubus, dan lainya yang
sesuai dengan bangun ruang tersebut.
Kemudian bisa juga lagi kita gunakan media gambar. Bisa juga kita bikin gambar yang efektif
dari bnagun ruang tersebut.
Adalagi dengan menggunakan media layar langsung di tonton siswa.

2. Milda Komala Sari


Dalam fasilitas ruang dan waktu dalam penyajian materi kelompok, bagaimana persentasi yang
harus dilakukan supaya tidak menyita waktu yang lama?
Jawab : kelompok seharus lebih awal menyiapkan media pembelajaran yang akurat untuk
kesiapan pembelajaran, media apa yang akan di guanakan bisa di sediakan sebelum pembelajaran
dimulai. Misalnya klo akan menggunakan M-Fokus, siapkan terlebih dahulu semua yang
menyangkut tentang materi. Gunakan media yang real atau nyata, misalnya dengan langsung
membawa gambar tentang mencangkok. Atau bisa dengan menggunakan gambar yang jelas
tentang pembelajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai