Anda di halaman 1dari 43

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian

Menurut Mitayani (2009) kehamilan adalah hasil pertemuan antara sel

telur dengan spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan

fisiologis dan psikologis. Menurut Sukarni&Wahyu (2013) Kehamilan

adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki

anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah

anak itu lahir. Perubahan siklus radikal ini dipertimbangkan sebagai

suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan

psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan

mengalami puncaknya pada saat bayi lahir. Kehamilan adalah proses

dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan

vertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Menurut Dini (2016) Kehamilan merupakan kodrat seorang wanita

sebagai salah satu fase kehidupan dan merupakan fase reproduksi manusi

yang berfungsi melahirkan janin sebagai manusia baru didunia. Banyak

perubahan yang terjadi selama proses kehamilan sampai bayi melahirkan,

baik perubahan fisk maupun psikososial akibat dari pertumbuhan dan

perkembangan janin dan Marmi (2011) Kehamilan merupakan proses

yang alamiah dan normal. Perubahan yang terjadi beberapa kasus

mungkin dapat terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau
komplokasi tersebut terjadi kemudian. Sedangkan menurut Nugroho&

Subanar (2013) Kehamilan merupakan proses alami yang akan dilalui

oleh wanita dewasa, hal ini juga memiliki resiko yang harus diperhatikan

agar tidak membahayakan bayi maupun ibu hamil.

2. Perubahan Anatomi Fisiologi

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian

besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama

kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap

janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampirsemua perubahan

ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan

dan menyusui selesai. Pemahaman tentang perubahan anatomi dan

fisiologi selama kehamilan merupakan salah satu tujuan utama dari ilmu

kebidanan. Hampir tidak mungkin dapat mengerti proses penyakit yang

terjadi selama kehamilan dan masa nifas tanpa disertai pemahaman

mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini (Prawirohardjo, 2016.)

Gambar 2.1. Tanda Hegar (Prawirohardjo,2016)


Gambar 2.2 Pembesaran uterus (Prawirohardjo,2016)

3. Etiologi

Menurut mochtar (2010 : 17) Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat

5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari

suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh

zona pellusida oleh kromosom radiata.

b. Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong

agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan

bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat

bergerak cepat.

c. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum

di tuba fallopii.
d. Nidasi

Nidasi adalah masukanya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium.

e. Plasentasi

Plsasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna

untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :

a. Trimester I antara 0-12 minggu.

b. Trimester II antara 12-28 minggu.

c. Trimester III antara 28-40 minggu.

4. Klasifikasi

Menurut Wiknjosastro (2009) Umur kehamilan ibu umunya

berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur kehamilan ibu adalah batas

waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid

terakhir (HPHT).

1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan :

a. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37

minggu.

b. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu.

c. Kehamialan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau

lebih 42 minggu
2. Ditinjau daru tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:

a. Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu.

b. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.

c. Kehamilan trimester III : antara 28 sampai 42 minggu.

5. Patofisiologi

Menurut Kusmiyati dkk, (2009) Ketika seorang perempuan

melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki maka bisa jadi

perempuan tersebut akan hamil (terjadi kehamilan). Kehamilan terjadi

ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan

membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata

mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang

normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel

sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal

saluran kehamilan istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintas

rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada

pada saluran tuba di seberang rahim.

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)

menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.

Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk

corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii

mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur

yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur

atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah

pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang


menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur, bagian ekor yang

merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah

dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini memyebabkan

sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma (Kusmiyati dkk, 2009).

6. Web Of Cause (WOC) Kehamilan

coitus

Ejakulasi ( lepasnya cairan sperma kedalam saluran


reproduksi wanita)

Sperma bergerak menujutuba

konsepsi Tidak terjadi

fertalitas Tidak terjadi pertila sasi

Konsepsi pertumbuhan zigo Endometrium runtuh

menstruasi
Implantasi di uterus

Zigot (nidasi dalam rahim 5-7

Mencapai cavum uteri

Embrio (3-5 minggu)

Fetus ( >5 minggu)

Bagan 2.1 Web Of Cause (WOC) Kehamilan


( www.dokter.indo.net.id)
7. Tanda dan Gejala

a. Tanda tidak pasti kehamilan

Berikut adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :

1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan

ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan

perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan

persalinan.

2) Mual dan muntah (Emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron

menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual

dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat

mual dan muntah, nafsu makan berkurang

3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam.

4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah

kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu.

5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf

tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.


6) Sering miksi. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester II,

gejala ini sudah mulai menghilang.

7) Konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesteron dapat

menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.

8) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi

(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae

nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae, puting, susu makin menonjol,

kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar

payudara).

9) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila

hamil.

10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena

pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai

bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia

eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah

ini dapat menghilang setelah persalinan.


b. Tanda dugaan kehamilan

1) Rahim membesar, sesuai dengan usia kehamilan.

2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda

Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks dan

teraba ballotement.

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian

kemungkinan positif palsu.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagianbagian janin.

3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiotokografi, alat Doppler dan dapat dilihat dengan

ultrasonografi.

8. Komplikasi

Menurut Marjati dkk (2010 ; 100-106) komplikasi kehamilan adalah

sebagai berikut:

1) Komplikasi kehamilan pada trimester I

a. Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala

yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.

Mual biasa terjadi di pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat

dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu

setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung selama kurang

lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjaadi pada 60-80 %


primigravida dan 40-60% multi gravida. satu di antara kehamilan,

gejala-gejala ini menjaadi lebih berat. Perasaan mual ini disebab

kan oleh karena meningkat nya kadar hormon strogen dan HCG

dalam serum. Pada umum nya wanita dapat menyesuaikan dengan

ke adaan ini, meski pun demikian gejala mual muantah yang berat

dapat langsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi

tanggung dan ke adaan umum menjadi buruk. Keadaan ini lah

disebut heperimisis garvidarum. Keluhan gejala dan keluhan

visiologis menentukan berat ringannya penyakit.

Mual muntah dapat diatasi dengan :

(1) Makan sedikit tapi sering

(2) Hindari makan yang sulit di cerna dan berlemak

(3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah di tolerir dari

pada makanan padad.

(4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan

hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian

makanan berkuah pada waktu berikut nya.

(5) Jahe merupakan obat untuk mual. Cincang dan makan

bersama sayuran serta makanan lain.

(6) Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual

(7) Hindari hal-hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau

bunyi.

(8) Istirahat cukup


(9) Hindari hal-hal yang membuat anda berkeringat atau

kepanasan, yang dapat memicu rasa mual.

Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menur adalah

penarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkat nya

tekanan darah ketika penderita muntah.

b. Pendarahan pervagina

Pendarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu. Pada kehamilan muda, pendarahan pervagina yang

berhubumgan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,kehamilan

mola,kehamilan ektopik.

(1) Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu aau buah

kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan.

Macam-macam abortus yaitu:

(a) Abortus imminens

(b) Abortus insipiens

(c) Abortus inkomplit

(d) Abortus komplit

(e) Missed abortion

(2) Kehamilan mola

Mola hidatidosa aalah suatu kehamilan yang berkembang

tanpa janin dan ditemukan jaringan seperti buah anggur.

Secara makroskopik mola hidatidosa mudah di kela yaitau


berupa gelembung putih, tebus pandang, berisi cairan janin,

dengan ukuran berpariasi dari beberapa mm – ½ cm.

(3) Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah di buahi

berimplan tasi dan tumbuh di luar cavum uteri. Pada ke adaan

ini besar kemungkinan terjadi ke adaan gawat. Ke adaan

gawat ini dapat terjadi bila kehamilan ektopik terganggu.

Nyeri meri merupakan keluhan utama pada kehamilan

ektopik terganggu. Padan ruptur tuba, nyeru perut bagian

bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas nyan disetari

pendarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk

dalam ke adaan syok.

2) Komplikasi pada trimester ke II

a. Hiperemesis gravidium

Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umum nya,

gejala mual dan muntah sudah beransur reda saat kehamilan

memasuki trimester ke 2. Namun, ketika hal ini masih

terjadi, berarti ibu hamil mengalami kompli kasi kehamilan.

Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkat

kan resiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu

juga renta mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas

dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil

harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa

mual dan muntah.


b. Gingivitis

Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lain nya adalah

Gingivitis atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada

ibu hamil di sebab kan karena kadar hormon pogesteron

yang mengalami peningkatan dalam. ke adaan ini, gusi

menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain

gusiyang lebih sensitif, pendarahan juga akan terjadi,

terutama jika rongga mulut dapat suplai darah yang lebih

banyak.

c. Diabetes Gestasionsl

Ibu hamil rentan terkena diabetes gestational, tanda nya ibu

sering lapar,haus,seringbuang air kecil,tetapi berat badan

cenerung menurun.bila menemui tanda-tanda itu, segera

periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan

gatal-gatal juga salah satu tanda nya.

d. Tekanan Darah Tinggi

Ibu hamil biasa nya mengalami kenaikan tekanan darah.

Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun,

kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara

berlarut-larut.
3) Komplikasi kehamilan pada trimester III

a. Plasenta previa

Kompli kasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di

trimester ke tiga plasenta previa adalah posisi plasenta yang

mengalangi jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan

mengalami pendarahan. Pendarahan tersebut ada yang

terjadi secara perlahan-lahan, ada juga secara tiba-tiba.

Karena itu, ibuhamil bisa mengalami syok dan lemas.

b. Sakit kepala hebat

Umum nya, ibu hamil sering mengalami sakit kepala. Sakit

itu terjadi karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang

istirahat. Biasa nya, sakit kepala tersebut hilang dengan

sendiri nya setelah beristirahat, namun, ada kelainan yang

dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ke tiga, berupa

sakit kepala yang terlalu kuat. Rasa sakit ini tidak hilang

meskipun ibu hamil telah beristirahat, gejala ini adalah

tanda preeklamsia.

c. Anggota tubuh bengkak

Komplikasi kehamilan pada trimester tiga yang mungkin

terjadi adalah bengkak nya anggota tubuh. Sama seperti

sakit kepala, tubuh bengkak juga bisa terjadi pada ibu

hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut

tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam

bahasa medisnya juga disebut edemia, adalah penimbunan


cairan yang berlebihan yang di dalam tubuh.

Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-

hilang ini lah yang menunjukkan tanda-tanda serius bahwa

ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.

d. Ketuban pecah

Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada

ibu yang sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan

keluarnya cairan pervaginan. Pecah nya ketuban dapat di

sertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan,

kaki, atau plasenta. Ibu hamil yang belum cukup bulan

untuk melahirkan bila mengalami kejadia ini, harus segera

pergi kerumah sakit. Terlebih cairan ketuban sangat penting

dalam proses persalinan.ketuban yang pecah sebelum

waktunya disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena

selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari

mulut rahim atau vagina. (Marjati dkk 2010 ; 100-106).

9. Pemeriksaan Diagnosa

Menurut Rukiah, dkk (2009) Pemeriksaan diagnostik adalah

penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikasi

terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun

pontensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam

membantu diagnosa, memantau perjalan penyakit serta menentukan

prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil

pemeriksaan laboratorium.
Persiapan untuk pemeriksaan

(1) Pemeriksaan USG

Perkembangan ultrasonografi (USG) sudah mjulai sejak kira-kira

tahun 1960, dirinyis oleh profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan

dengan kemajuan teknologi bidang, mak perkembangan

ultrasonografi jug maju dengan sangatpesat, sehingga saat ini sudah

dihasil kan USG 3 dimensi dan live 3D ( ada yang menyebut USG

4D.

(2) Pemeriksaan rontgen

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu.

Tepatnya sejak 8 november 1890 ketika fisikawan terkemuka

berkengansaan jerman. Conrad roenteng, menemukan sinar yang

tidak dikenalinya, yang kemudian diberikan laber X. Sinar ini mampu

menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan

untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi

dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia

mendapat penghargaan nobel di tuhan 1901. Pada prinsipnya sinar

yang menebus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa

dilihat hasilnya. Seiringi dengan kemajuan teknologi, kini foto

rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara

hasailnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke

berbagai belahan dunia menggunakan teknologi email.


(3) Persiapan pemeriksaan

a) Radiografi konvensional tanpa persiapan.

Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini

untuk tulang atau toraks.

b) Radigrafi kovensional dengan persiapan.

Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan

diantara nya untuk foto rontgen perut. Sebelum pemeriksaan,

anak dimintak untuk berpuasa beberapa jam atau hanya makan

bubur dan kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil foto nya

pun dapat dengan jelas memperlihat kan kelaianan yang di derita

nya.

c) Pemeriksaan dengan kontras

Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan kedalam tubuh dengan

cara diminum, atau dimasukan lewat anus, atau disuntikan ke

pemuluh vena.

(4) Radiotokografi (CTG)

Secara khusus CTG adalah suatau alat yang digunakan untuk

mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak. Sedang kan secara

umum CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan

janin didalam Rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin

dalam hubungan degan Gerakan janin atau kontraksi janin.

a) Pemeriksaan CTG

(1) Sebaikanya dilakukan 2 jam setelah makan.

(2) Waktu pemeriksaan selama 20 menit.


(3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tidak

menyakitkan ibu maupun bayi.

(4) Bila ditemukan kelainan maka pematauan dilanjutkan dan

dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.

(5) Konsultasi langsung dengan dokter kandungan.

Menurut Sayfuddin (2006) Kehamilan normal dengan gambaran

ibu sehat, tidak ada Riwayat obstetric buruk, ukur uterus sama/ sesuai

usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

Kehamilan dengan masa khusus, seperti masalah keluarga atau

psikososial, kekerasan dalam rumaah tangga, kebutuhan finansial.

Kehamilan dengan masa Kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk

konsultasi dan atau Kerjasama penanganannya. Seperti hipertensi,

anemia berat, freeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran

kemih, penyakit kelainan dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk

selama kehamilan. Kehamilan dengan kondisi kegawadaruratan yang

membutuhkan rujukan segera. Seperti pendarahan, eklampsia, kutuban

pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawadaruratan lain pada ibu dan bayi.

Cara melakukan diagnosis kehamilan antara lain melakukan

anamnesis diantara nya: kapan ibu mulai tidak mendapat haid, apakah ibu

mengalami mual dan muntah, apakah terjadi pembesaran payudara,

pembesaran puting susu, sering buang air kecil, lesu leah/cepat pinsan,

pigmentasi kulit, folikel mentogory, mengidam, anoreksia, abstipasi,

epulis, parises, meningkatkan suhu basal banan, peningkatan saliva,

perubahan warna payudara, keluarnya kolestrum. Penilaian klinik


merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama anata

petugas Kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada

pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan

antenatal petugas mengumpulkan dan menganalisa data mengenai

kondisi ibu melalui anamsesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapat

kan diagnosis kehamilan intauterin, secara ada tidaknya masalah dan

komplikasi.

10. Penatalaksanaan

Cara mengatasi masalah pada ibu hamil, terutama masalah mual dan

muntah iya lah menyediakan biskuet tawar, biskuit tawar pangang, atau

sereal kering di samping tempat tidur untuk di konsumsi sebelum bangun

tidur di pagi hari, makan dalam porsi kecil tapi sering menghindari

minuman berkafein, mengomsumsi cairan dalam jumlah adekuat, tetapi

lebih baik di antara waktu makan dari pada saat siang, menghindari bau

masakan dan bau cat yang menimbulkan mual, dan membatasi makanan

yang banyak mengundakan rempah-rempah. Obat antiemetik tidak di

anjurkan. Hiperimesis gavidarum, muntah berat, lama, dan menetap

membutuhkan peratian medis. Pengantian cairan dan elektrolit dapat di

butuhkan untuk mencegah komplikasi dehidrasu (Sari 2017).


B. Asuhan keperawatan teoritis

a. Pengkajian

Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada

klien

Jam

No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang

lain dalam suatu ruangan.

a. Data Subyektif

1) Biodata

a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan

menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)

b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana

kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16

tahun dan kurang dari 35 tahun.

c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien.

Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan

melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan

kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)

d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan

menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.

e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai

dasar dalam memberikan asuhan.


f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup

dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami

dapat mempengaruhi kesehatan klien / tidak.

g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan

mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi

kesehatan klien.

h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai

apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta

mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.

2) Alasan Datang

Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.

3) Keluhan Utama

Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat

pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang

sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.

4) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu

sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti

TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:

jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu

menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah

ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.


5) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita

penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit

keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga

apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.

6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:

a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama

penyakit menular seperti TBC, hepatitis.

b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,

kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.

c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur

wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah

melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai

karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)

7) Riwayat Haid

Ditanyakan mengenai :

a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche

terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.

b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang

normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus

ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari.


Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32

hari.

c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari

diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.

Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.

d) Keluhan yang dirasakan.

e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.

8) Riwayat Perkawinan

Ditanyakan tentang :

Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah

Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup

pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.

a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum

cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu

melahirkan.

b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,

plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar /

macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang

terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga

dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang

dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.


10) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Berapa kali periksa dan dimana

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala

sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu

pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu

tiap minggu.

b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada

kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16

minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin

dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28

minggu.

c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.

d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x

dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya

ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau

pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT

boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan

janin walupun diberikan pada kehamilan muda.

e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa

mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan/keperawatan

untuk menentukan usia kehamilan, memberikan konseling

tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi

adanya komplikasi.
11) Riwayat KB

Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya,

ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu

menggunakan KB apa.

12) Pemeriksaan fisik

a. Kepala dan leher

1) Kepala : biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak

ada luka ataulesi

2) Rambut : biasanya warna hitam, tidak ada ketombe,

tidak rontok dan distribusi merata

3) Wajah : biasanya tidak ada cloasma gravidarum,

tidak ada edema, dan tidak pucat

4) Mata : biasanya konjungtiva tidak pucat dan

sklera tidak ikterus

5) Mulut dan gigi : biasanya bersih, warna bibir kemerahan,

tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang,

gusi tidak berdarah.

6) Leher : biasanya tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar

limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid.
b. Payudara

1) Inspeksi : biasanya bentuk melingkar, simetris,

hiperpig-mentasi pada areola, puting susu

menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling

2) Palpasi : biasanya tidak ada masa/ benjolan,tidak

ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe, colostrum (-).

3) Abdomen

a) Inspeksi : biasanya tidak ada luka bekas operasi

,terdapat linea nigradan pembesaran

uterus sesuai dengan umur kehamilan.

b) Palpasi

Leopold I :

(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha

(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke

arah muka klien

(3) Rahim dibawah ke tengah

(4) Tinggi fundus uteri ditentukan

(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam

fundus uteri.

Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat

bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang

melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.


Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau

bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di

atas simfisis.

Leopold II :

(1) Kedua tangan pindah ke samping

(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan

(3) Tentukan letak punggung anak

(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin

Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung

anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).

Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung

dengan satu tangan menekan di fundus

Leopold III :

(1) Dipergunakan satu tangan saja

(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya

(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan

Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan

apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum

terpegang oleh pintu atas panggul)

Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung

dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah

perut.
Leopold IV :

(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki

si penderita.

(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi

bagian bawah.

(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam

pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah

ke dalam rongga panggul.

Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan

(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran

tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)

(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran

terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul).

Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah

danberapa masuknya bagian yang bawah ke dalam

rongga panggul.

Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a) Nutrisi

Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat

besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air.

Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat

arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk

menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.


b) Eliminasi

Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering

kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin

membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya

ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih

tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi

aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan

obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang

disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan

kepala janin terhadap usus besar dan rektum.

c) Istirahat

Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita

hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina,

2000:168).

Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik

karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan

dan perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).

d) Aktivitas

Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak

melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:

pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi

jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal

guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang


sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan

misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang

mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam

kandungannya (Christina, 2000:163).

e) Personal Higiene

(1) Rambut harus sering dicuci.

(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk

mencegah caries.

(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan

kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi

makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya

bisa menyebabkan infeksi.

(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan

bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara

cebok yang dari depan ke belakang.

(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah

kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.

(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari.

Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi

menyegarkan badan, karena pembuluh darah terangsang

dan badan terasa nyaman.

(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang

bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian


dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-

160)

13) Riwayat Psikososial dan Budaya

Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya

serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn.

Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada

takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan

kondisi kesehatan ibu.

14) Pola Spiritual

Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

b. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan buku SDKI, SIKI dan SLKI (2018), adalah :

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron

b. Definisit nutrisi berhubungan dengan mual muntah

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan hormonal.

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologi

kehamilan.
7) Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI

keperawatan
1. (D0077) Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri

berhubungan (L.08066) (I.08238)

dengan Setelah dilakukan Observasi

peningkatan ntervensi selama - Identifikasi

progresteron 3X24 jam maka lokasi,

nyeri akut menurun karakteristik,

dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi,

- Kemampuan kualitas, intensitas

menuntaskan nyeri.

aktivitas - Identifikasi skala

meningkat (5) nyeri.

- Keluhan nyeri - Identifikasi

menurun (5) respon nyeri non

- Meringgis verbal.

menurun (5) - Indentifikasi

- Sikap prokteksif pengaruh nyeri

menurun (5) pada kualitas

- Kesulitan tidur hidup.

menurun (5) - Monitor

- Mual menurun keberhasilan


(5) terapi

- Muntah menurun komplementer

(5) yang sudah

- Pola nafas diberikan.

membaik (5) Terapeutik

- Tekanan darah - Berikan Teknik

membaik (5) non farmakologis

- Fungsi berkemih untuk

membaik (5) memngurangi

- Nafsu makan rasa nyeri.

membaik (5) - kontrol

- Pola tidur lingukungan

membaik (5) yang

memperberat rasa

nyeri.

- Fasilitas istirahat

dan tidur.

- Pertimbangkan

jenis dan sumber

nyeri dalam

pemilihan

strategi

meredakan nyeri.

Edukasi
- Jelaskan

penyebeb,

periode, pemicu

nyeri.

- Jelaskan strategi

meredakan nyeri.

- Anjurkan

memonitor nyeri

secara mandiri.

- Ajarkan Teknik

non farmakologis

untuk

mengurangi rasa

nyeri.

Kolaborasi

- Kolaborasi

pemeberian

analgetic, bila

perlu.
2. (D. 0019.) Definist Definisit nutrisi Definisit nutrisi

nutrisi (L.03030) (I.03119)

berhubungan Setelah dilakuakn Observasi

dengan mual intervensi - Identifikasi

muntah keperawatan selama satatus nutrisi.

3x24 jam maka - Identifikasi alergi


definisit nurtisi dan intolenransi

membaik dengan makanan.

kriteria hasil: - Identifikasis

- Porsi makan makanan yang

yang dihabiskan sesuai.

membaik (5) - Monitor asupan

- Verblisasi makanan.

keinginan untuk - Monitor berat

meningkat kan badan.

nutrisi membaik Traupetik

(5) - Lakukan oral

- Pengetahuan hygine sebelum

tentang pilihan makan.

makanan yang - Sajikan makan

sehat membaik secara menarik

(5) dan suhu yang

- Pengetahuan sesuai.

tentang pilihan - Berikan makan

minuman yang tinggi serat untuk

sehat membaik mencegah

(5) konstipasi.

- Pengetahuan - Berikan makanan

tentang standar tinggi kalori dan

asupan nutrisi tinggi protein.


yang tepat - Berikan

membaik (5) suplemen

- Perasaan cepat makanan, jika

kenyang perlu

menurun (5) - Hentikan

- Berat badan pemberian

mambaik (5) makanan melalui

- Frekuensi selang nasogtrik

makan jika asupan oral

membaik (5) dapat ditoleransi.

- Nafsu makan Edukasi

membaik (5) - Anjurkan posisi

duduk, jika perlu

- Ajarkan diet

diprogramkan

Kalaborasi

- Pemberian

medikasi

sebelum mkanan

- Kolaborasi

dengan ahli gizi

untu menentukan

jumlah kalori dan

jenis nutrisi yang


dibutuhkan.

a
3. (D. 0192) Gangguan integritas perawatan integritas

Gangguan kulit (L.14125) kulit (I. 11353)

integritas kulit / Setlah dilakukan Observasi.

jaringan intervensi selama - Identifikasi

berhubungan 3x24 jam maka penyebab

dengan perubahan gangguan integritas gangguan

hormonal. kulit/ jaringan integritas kulit

meningkat dengan Terapeutik

kriteria hasil: - Gunakan produk

- Elastisitas berbahan

meningkat (5) petroleum / minta

- Hidrasi pada kulit kering.

meningkat (5) - Gunakan produk

- Perfusi jaringan berbahan ringan

meningkat (5) atau alami dan

- Kerusakan hipoalergik pada

jaringan kulit sensitive

menurun (5) - Hindari produk

- Kerusakan berbahan dasar

lapisan kulit alcohol pada kulit

meburuk (5) kering

- Nyeri menurun Edukasi

(5) - Anjurkan
- Kemerahan menggunakan

menurun (5) pelembab.

- Jaringan parut - Anjurkan minum

memnurun (5) air yang cukup.

- Nekrosis - Anjurkan

menurun (5) meningkat kan

- Suhu kulit asupan nutrisi.

membaik (5) - Anjurkan

- Sensasi meningkat kan

membaik (5) asupan buah dan

sayur.

- Anjurkan

menghindari

terpapar suhu

ekstrem.

- Anjurkan

menggunakan

tabir surya SPF

menimal 30 saat

berada diluar

rumah.

- Anjurkan mandi

dan

menggunakan
sabun

secukupnya.
4. (D.0057) Keletihan Tingkat Keletihan Edukasi

berhubungan (L. 05046) aktivitas/istirahat

dengan Setalah dilakukan (I12362)

peningkatan intervensi Observasi

kebutuhan energi keperawatan selama - Identivikasi

3x24 jam maka kesiapan dan

keletihan menurun menerima

dengan kriteria hasil: inforsami

- Verbalisasi Teraupeutik

kepulihan - Sediakan matiri

energi dan media

meningkat (5) pengaturan

- Tenaga aktivitas dan

meningkat (5) istirahat

- Kemampuan - Jadwalkan

melakukan pemberian

aktivitas rutin Pendidikan

meningkat (5) Kesehatan sesuai

- Motivasi kesepakatan.

meningkat (5) - Berikan

- Verbalisasi kesempatan

Lelah menuru kepada pasien

(5) dan keluarga


- Lesu menurun untuk bertanya

(5) Edukasi

- Gangguan - Jelaskan

konsentrasi pentingnya

menurun (5) melakukan

- Sakit kepala aktivitas

menurun (5) fisik/olah raga

- Gelisah secara rutin.

menurun (5) - Anjurkan

- Selera makan Menyusun jadwal

membaik (5) aktifitas dan

- Pola nafas istirahat.

membaik (5) - Ajarkan

- Pola istirahat mengidentifikasi

membaik (5) kebutuhan

istirahat

- Ajarkan cara

mengidentifikasi

target dan jenis

aktifitas sesuai

kemampuan.
5. (D0055) Gangguan Pola tidur (L.05045) Dukungan tidur

pola tidur Setelah dilakukan (I.05174)

berhubungan intervensi selama Observasi

dengan perubahan 3x24 jam maka pola - Identifikasi pola


fisiologi kehamilan tidur membaik aktivitas dan

dengan kriteria hasil: tidur

- Keluhan sulit - Identifikasi factor

tidur menurun penganggu tidur

(1) - Identifikasi

- Keluhan sering makan dan

terjaga menurun minum yang

(1) menganggu tidur

- Keluhan tidak - Identifikasi obat

puas tidur tidur yang

menurun (1) dikonsumsi

- Keluhan pola Terapeutik

tidur berubah - Modivikasi

menurun (1) lingkungan.

- Keluhan - Batas waktu tidur

istirahat tidak siang.

cukup menurun - Fasilitasi

(1) mengilangkan

- Kemampuan stress sebelum

aktivitas tidur.

meningkat (1). - Tetapkan jadwal

tidur rutin.

Edukasi

- Jelaskan
pentingnya tidur

cukup selama

sakit.

- Anjurkan

menepati

kebiasaan waktu

tidur.

- Anjurkan

menghindari

makanan atau

minuman yang

menganggu tidur.

- Ajarkan factor-

faktor yang

berkontribusi

terhadap

gangguan pola

tidur.

- Ajarka relaksasi

otot autigenik/

cara non

farmakologi

lainnya.

8) Implementasi keperawatan
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Pelaksanaan

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.Tahap

pelaksanaan merupakan bentuk tindakan yang direncanakan sebelumnya

dan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan tindakan (Donges, 2012).

9) Evaluasi keperawatan

Penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien

dan tenaga kesehatan lainnya (Doenges, 2012).

Evaluasi asuhan keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan

yang bertujuan untuk menilai hasil dari keseluruhan tindakan

keperawatan yang dilakukan, ditulis dalam catatan perkembangan yang

berfungsi untuk mendokumentasikan keadaan pasien baik berupa

keberhasilan maupun ketidakberhasilan yang dilihat berdasarkan masalah

yang ada. Evaluasi ini dapat bersifat formatif yaitu evaluasi yang

dilakukan secara terus menerus untuk menilai hasil tindakan yang

dilakukan, yang juga disebut sebagai tujuan jangka pendek dan dapat pula

bersifat sumatif yaitu evaluasi dilakukan sekaligus pada akhir semua

tindakan keperawatan yang disebut dengan evaluasi pencapaian tujuan

jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai