Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PADAT
1 LATAR BELAKANG
Pada salah satu dari ketiga metode pembuatan tablet adalah dengan cara
granulasi basah.Pada pembuatan tablet paracetamol dibuat dengan granulasi
basah. Granulasi basah cara pembuatan tablet dengan mencampurkan zat aktif
dan eksipien menjadi pratikel yang lebih besardengan menambahkan cairan
pengikat dengan jumlah yang tepat sehingga dieproleh massalembab yang dapat
digranulasi. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa atau campuranzat
aktif dan eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat
kebasahantertentu pula.Selain itu keuntungan dari tablet dibuat granulasi basah
yaitu untuk memperoleh aliranyang baik, meningkatkan
kompresibilitas , mengontrol pelepasan dan meningkatkan kecepatan disolusi.
Namun dari keuntungan terdapat pula kerugian granulasi basah yaitu banyak taha
pdalam proses produksi yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif tidak
tahan lembab atau panas.
2 TUJUAN PRAKTIKUM
A. Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244)
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi
dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavalabilitas
obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu
pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin)
atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, 647-648)
D. Komponen Tablet
Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien) yaitu:
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan
dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi
(akhir)
3. Penghancur (disintegrants)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada
antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan
penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukan sifat
sebagai antilengket (anti adherant) atau pelicin (glidan)
Stickland mendeskripsikan:
1. Antiadheran
2. Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang
lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering
ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan
kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan.
E. Kualitas Tablet
Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai berikut :
a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai
identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan,
kintaminasi, dan lain lain.
b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan
pengepakan.
c. Stabil secara fisika, kimia.
d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan.
e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648)
f. Memenuhi keseragaman ukuran
g. Memenuhi keseragaman bobot
h. Memenuhi waktu hancur
i. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
j. Memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005).
k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label
dan dalam batas yang dizinkan (spesifikasi).
l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses
manufaktur, transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien
yang akan menggunakan.
m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang
dipersyaratkan.
n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien.
(Goeswin, hlm 304)
Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau
beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak.
Mesin pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punch dan
pencetak ganda berputar atau rotary press.
a. Granulasi Basah
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang
akan menghasilkan granul (Chorles J.P Siregar, 2008). Dalam proses granulasi
basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi
dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul
dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan
diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang
dipakai pada pembentukan gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi
kelembaban sampai pada tingkat yang optimum (Lachman, 1986). Setelah kering
diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994).
b. Granulasi Kering
Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipient dengan mengempa campuran ahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih beasr
dari serbuk semua (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gaya. Teknik ini cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitive
terhadap pemansan dan kelembabab.
Pada proses ini, komponen-komponen tablet dikempakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikempakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya
lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka
proses diatas dapat diulang.
Pada proses granulasi kering ini memerlukan mesin tablet khusus untuk
membuat slug (mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat).
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
Keseragaman kandungan lebih sulit untuk dicapai.
Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih banyak
c. Kempa Langsung
Penghancur Penabletan
Penabletan
Uji kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah
dan setelah kering. Kadar air dinyatakan sebagai % susut pengeringan dan %
kadar uap. Kadarnya sekitar 2% - 5%. Alat yang digunakan untuk pengujian kadar
air yaitu timbanga nanalitik, botol timbang dan oven.
Gambar Picnometer
4. Pengujian Kompresibilitas
Semakin kecil indekspengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul
dengan indeks pengetapan kurang dari 20%, maka akan mempunyai sifat alir yang
makin baik pula (Fessihi dan Kanfer, 1986). Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan gelas ukur.
Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yangdigunakan
mengkompressi (menekan) tablet. Bila punchnya kurangcembung maka tablet
yang dihasilkan lebih datar, sebaliknya semakincekung punch semakin cembung
tablet yang dihasilkan. Dibagi dua atauempat bagian sehingga mudah dipotong
potong secara tepat untuk klien.Ketebalan tablet dipengaruhi oleh ketebalan obat
yang dapat diisikandalam cetakan dalam jumlah tekanan waktu dilakukan
kompressi.Termasuk dalam hal ini, diameter tablet, tebal tablet, kekerasan
tablet,waktu hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan dan untuk
beberapatablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa
dandiproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batchproduksi
kebatch produksi berikutnya untuk menjamin keseragamanbukan hanya
penampilan saja tapi efek terapinya.
2. Keseragaman Bobot
3. Keseragaman Ukuran
Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebal dan diameternya selama produksi
dan diantara produksi untuk formula yang sama, harusdilakukan pengawasan
supaya volume bahan yang diisikan dan tekananyang diberikan. Tablet diukur
dengan jangka sorong selama prosesproduksi, agar yakin ketebalannya sudah
seragam. Maka berbeda ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan
dan bahan yang dapat dimasukan dari pada tekanan yang diberikan.
Bobot Rata-Rata Penyimpangan Bobot Rata-Rata Dalam
%
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 1/3 tebal tablet. Keseragaman bobot tablet tidak bersalut harus memenuhi
syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut :
Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu,
tidak boleh dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya yang menyimpang dari
bobot rataratanya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobo rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi
20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak
satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang di
tetapkan kolom B.
4. Kekerasan Tablet
Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet,bobot tablet dan
waktu hancur tablet. Umumnya semakin besar tekanansemakin keras tablet yang
dihasilkan, walaupun sifat dari granulmenentukan kekerasan tablet. Pada
umumnya tablet harus cukup kerasuntuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan
waktu ditangani secaranormal, tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut
atau hancurdengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipatahkan diantara
jari- jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaiannya.Dalam bidang
industri kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg/cm2.
Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktuproduksi supaya penyesuaian tekanan
yang dibutuhkan dapat diatur padaperalatannya. Alat lain untuk menentukan
kekerasan tablet ini denganmemakai sebuah Hardnees Tester. Ketahanan terhadap
kehilangan berat,menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap
goresanringan/kerusakan dan penanganan, pengemasan dan penglepasan.
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktuhancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiketdinyatakan bahwa tablet atau
kapsul digunakan sebagai tablet isap ataudikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan
obat dalam dua periodeberbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara
periodepelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket
sertadari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaanatau
lebih. Alat yang digunakan yaitu Desintegrator Tester.
Gambar Desintegrator Tester
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahanaktifnya terlarut
sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisasediaan yang tertinggal
pada tabung alat uji merupakan masa lunak yangtidak mempunyai inti yang jelas,
kecuali bagian dari penyalut ataucangkang kapsul yang tidak larut.
6. Keregasan Tablet
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakahkadar zat aktif yang
terkandung di dalam suatu sediaan sesuai denganyang tertera pada etiket dan
memenuhi syarat seperti yang tertera padamasing-masing monografi. Bila zat
aktif obat tidak memenuhi syaratmaka obat tersebut tidak akan memberikan efek
terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi.
8. Disolusi Tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakandalam masing
masing monografi obat. Pengujian merupakan alat yangobjektif dalam
menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalamsediaan padat. Karena
absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuhdan tergantung pada adanya
obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang
penting dari produk obat yang memuaskan
4 FORMULASI TABLET
6 MONOGRAFI BAHAN
1. Paracetamol
Struktur kimia
2. Amylum manihot
Struktur kimia
Struktur
4. Gelatin
Struktur
Glass Wear
Timbagan
Oven
Ayakan
Flow tester
Hardness tester
Friability tester
Disolution tester
Desintegration tester
BAHAN
Paracetamol
Laktosa
Gelatin
Amilum kering
Talk
Aquadest
8 CARA KERJA
9 EVALUASI GRANUL
Timbang wadah petri kosong (wadah dan tutupnya) dan beri kode
pada tiap piring petri
tg α = 2t
D
Cek dalam literatur berapa sudut diam yang baik untuk granul
Ayakan disusun mulai dari yang kasar sampai yang halus, yaiyu 14,
16, 20, 30, 50 mesh dan pan
Pasang ayakan beringkat ke sievig machiene, jalankan mesin 50
amplitudo selama 15 menit.
10.1 ORGANOLEPTIS
Pengujian dengan pengindraan meliputi bentuk, warna, aroma, dan
rasa.
Aturlah skala hardness tester pada posisi nol. Letakkan satu tablet di
tengah dan tegak lurus pada hardnes tester.
Hitung kerapuhan tablet dan bandingkan denagn nilai yang ada pada
literature
10.5 UJI WAKTU HANCUR
Masukkan 6 tabletsecara
Naik-turunkan kedalam tabung
teratur berbentuk
30 kali keranjang
setiap menit dalam
literature
10.6 DISOLUSI
Hitung nilai DF30 dan prosentase jumlah zat aktif yang terlarut
R/ PARACETAMOL 500MG
LAKTOSA 100MG
SOL.GELATIN 5% Q.S
TALK 10 MG
FORMUL SUHU WAKTU BOBOT BOBOT CAWAN BOBOT GRANUL MOISTURE KET
ASI (C) (MENIT) CAWAN PETRI + GRANUL (GRAM) CONTENT/
PETR (GRAM) MC (%)
(GRAM)
GRANUL BASAH KERING BASAH KERING
PCT 60 10 211,52 236,52 236,01 25 24,49 4,83 BAIK
60 30 230,19 255,35 254,25 25 24,14 3,33 BAIK
60 50 218,33 243,33 241,69 25 23,36 0 TIDAK
BAIK
Syarat MC berdasakan literatur (Voight,1994)
MC baik = 2 - 5%
Replikasi I =
tg α = 2 x 2,28 / 7,89
= 0,57 cm
Tan α = 29,68
Replikasi II =
tg α= 2 X 22,40 / 8,28
=0,57 cm
tan α = 29,68
Replikasi III =
tg α = 2 x 2,35 / 7,34
= 0,64 cm
tan α = 32,61
JENIS X/ FREKUENSI X / D/ CV
TABLET BOBOT BOBOT SIMPANGAN %
TABLET RATA- BAKU
(GRAM) RATA
TABLET
(GRAM)
GENERIK 0,53 8 0,54 0,013 2,40
0,55 7
0,56 5
PATEN 0,57 3 0,58 0,017 2,93
0,58 9
0,59 8
Syarat CV yang baik untuk sediaan tablet adalah < 5 % (DIRJEN POM ,
2014)
= V 0,0035
19
= 0,013
CV tablet generik
CV = 50 X 100%
X
= 0,013 X 100%
0,54
= 2,40 %
Syarat CV yang baik untuk sediaan tablet adalah < 5 % ( DIRJEN POM, 2014)
19
=v
0,0011 = 2,93%
19
CV tablet paten yang diuji emmiliki CV yang baik karena <5%
III. KERAPUHAN TABLET
Tablet generic
Vertikal 1 = 133,6 x 0,101971= 13,62
Vertikal 2 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63
Vertikal 3 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63
Horizontal 1 = 133,6 x x 0,101971 = 13,62
Horizontal 2 = 126,6 x x 0,101971 = 12,90
Horizontal 3 = 133,7 x x 0,101971 = 13,63
Tablet paten
Vertikal 1 =133,2 x 0,101971 = 13,58
Vertikal 2 = 133,2 x 0,101971 = 13,58
Vertikal 3 = 133,2 x 0,101971 = 13,58
Horizontal 1 = 93,6 x 0,101971 = 9,54
Horizontal 2 = 122,8 x 0,101971 = 12,52
Horizontal 3 = 103,7 x 0,101971 = 10,57
12. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan dan tablet parasetamol dan
dilakukan pengujian terhadap sediaan tablet yang tela dibuat. Tujuan praktikum
ini untuk mengetahui cara pembuatan tablet beserta evaluasinya. Formula
parasetamol tablet yang digunakan pada praktikum :
R/ Paracetamol 500 mg
Laktosa 100 mg
Sol.Gelatin 5% q.s
Talk 10 mg
Zat aktif utama pada praktikum pembuatan tablet ini adalah parasetamol
yang memiliki efek farmakologi sebagai antipiretik dan analgetik. Laktosa
sebagai zat penghancur dan juga sebagai pengisi . Talkum digunakan sebagai
glidan atau bahan yang dapat meningkatkan kemampuan alir serbuk. Penggunaan
Sol.Gelatin 5% dibuat dengan cara pengembangan gelatin ditaburkan diatas air
.Prosentase gelatin sebanyak 5% dan sisanya air ad 20 gram. Tujuan
penggunaaan sol.gelatin adalh untuk menambah kohesitas serbuk sehingga
memberi ikatan untuk membuat granul dengan massa yang kompak. Amilum
kering digunakan sebagai bahan pengisi untuk menyesuaikan bobot tablet.
Talkum digunakan sebagai lubrikan / pelican, alasannya karena talcum termasuk
bahan inert / netral yang tidak mempengaruhi efek parasetamol. Talkum
ditambahkan terahir setelah pengujian laju pengeringan granul. Tujuannya untuk
meningkatkan sifat alir sebelum granul dikempa.
Ketiga, dilakukan Uji kecepatan alir . Waktu alir adalah waktu yang
diperluakn graanul mengalir melalui corong yang diukur dalam waktu tertentu.
Sifat alir mempengaruhi peningkatan reproduksibilitas pengisin ruang kosong
kompresi pada pembuatan tablet sehingga menyebabkan keseragaman bobot
sediaan lebih baik. Rasio massa granul yang mengalir dengan waktu yang
ditempuh membentuk kecepatan alir dalam perbandingan massa per waktu. Hasil
pada replica I, II DAN III didapat kecepatan alir 4,06 , 4,35 , dan 5,55 berarti
sifat mudah mengalia baik karena direntang 4-10 gram/sekon memenuhi syarat
kecepatan alir.
Keempat, uji penetuan diameter rata-rata granul. Penentuan ukuan dari
suatu bulatan segera dinyatakan garis tengahnya, namun ketika derajat
ketidaksimetrisan dari partikel naik, maka sulit ditentukan diameternya, maka
dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang mempunyai luas
permukaan, volume dan diameter yang sama. Salah satu cara pengukuran
dilakukan dengan metode pengayakan. Dengan prin sip mencari bobot yang
tertinggal granul setelah diayak melalui ayakan bertingkat lalu dihiutng prosentase
bobot tertinggal dan dikurangi ukuran pori-pori ayak kemudian dibagi 100.
Ukuran pori ayakan no.100 adalah 0,150mm , ayakan no.120 0,125mm serta
ayakan no.14 adalah 0,105mm. Dari hasil praktikum diperoleh diameter rata-rata
pada kedua kelompok 0,126mm kurang dari 1 mm, jadi diameter granul
tergolong baik.
Evaluasi yang keempat uji kekerasan tablet generic dan tablet paten. Uji
kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur
dengan memberikan tekanan terhadap diameter tablet menggunakan alat hardness
tester.Hardness tester bekerja dengan menghitung bsarnya tekanan yang masih
bias diterima tablet uji sebelum akhirnya tablet retak atau hancur. Indikator massa
yang ditunjukan alat hardness tester berupa satuan Newton. Alat menunjukkan
skala awal pada saat setelah alat ditara, sehingga hasil penetapan dihitung setelah
angka indicator yang ditunjukkan dikurangi dengan bobot skala awal.
Kekerasan tablet oral yang baik adalah 4-8 kg/cm2 (Parrot, 1971). Perbedaan
antara satuan referensi dengan satuan dalam alat ukur mengharuskan untuk
mengkorversi data hasil uji dengan satuan dalam referensi (kg) dengan ketentuan
1 newton = 9,8 kg. Tablet uji diletakkan pada posisi berbeda yaitu vertical dan
horizontal tujuannya untuk mendapatkan nilai kekerasan tablet dari dua posisi
karena tablet ketika masuk kedalam tubuh memiliki sudut kontak yang bervariasi.
Adapu hasil dari uji tablet generic dan paten menghasilkan kekerasan tablet
melebihi syarat 4-8 kg/cm2. Berarti tablet generic dan tablet patennya memiiki
kekerasan tablet yang tidak baik.
Evaluasi yang kelima yaitu uji disolusi tablet. Uji disolusi digunakan
untuk menentukan kesesuaiantablet dengan persyaratan disolusi yang tertera pada
masing-masing monografi. Parasetamol memiliki klarutan dalam air sebesar 70
bagian, dalam etanol (95%)7 bagian dan dalam gliserol40 bagian. Dalam istilah
kelarutan 70 bagian air mengandung arti agak sukar larut . Alat yang dipakai
untuk pengujian yaitu disolution tester, bekerja dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan tablet untuk melarut sepenuhnya terdiri dari 3 tabung yang
dimasukkan dalam media disolusi. Media disolusi berisi larutan dapar fosfat PH
5,8 sebagai replikasi suasana asam dalam lambung m,anusia sehingga pengujian
memiliki tingakt keakurasian yang sama dengan kondisi pencernaan manusia.
Hasil uji disolusi yang dilakukan pada tablet generic dan paten menggunakan 3
tablet memerlukan waktu larut selama 3 menit. Kelarutan parasetamol agak sukar
larut namun dari pengujian tablet menunjukkan waktu yang epat melarut hal ini
mungkin dikarenakan adanya zat tambahan untuk melarutkan tablet.
Evaluasi yang keenam yaitu Uji waktu hancur tablet. Waktu hancur adalah
waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi partikel
penyusunnya sehingga at aktif akan erurai dalamm jaringan dan melepas senyawa
aktifuntuk memberikan efek farmakologi.. Persyaratan waktu hancur yang baik
tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit (FI Ed.III,1979I). Adapun hasil
dari pengujian pada tablet generic dan paten menunjukkan baik karena waktu
hancur < 15 menit.
13. KESIMPULAN