Anda di halaman 1dari 10

Journal of Industrial and System Engineering (JIES)

e-ISSN: 2722-7979
Vol. 1 No. 1, Hal 65-74

Analisis Bahaya dan Resiko Kerja di Industri Pengolahan Teh dengan


Metode HIRA atau IBPR
Melisa Nurul Aini1, Arif Nuryono*2
Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta
e-mail: 1melisanurulaini48@gmail.com, *2arif.nuryono@dsn.ubharajaya.ac.id

ABSTRACT

Occupational Health and Safety (OHS) is an important aspect in the industry. The tea processing
industry is one of the industries which has a high potential for accidents, a tea processing
company in 2018 experienced 94 work accident cases, with FR = 5.04. Pareto highest accident
case is scratched, 34 cases. Therefore, it is necessary to study hazard identification and risk
assessment in the tea processing, namely blending, filling and packing. The study was conducted
using the HIRA (hazard identification & Risk Assessment) approach. The HIRA method starts
from hazard identification, assessing risks and controlling hazards / risks. From the results of
observation and data analysis, the identified hazards are mechanical and chemical hazards in all
processes. The second stage of risk assessment in the extreme category is being hit by a press,
exposed to chemicals and slipping, and everything is in the filling process. After being controlled
by the hazard control hierarchy, the risk of being hit by a press drops to low, while the risk of
being exposed to chemicals decreases to high, and the risk of slipping decreases to low.

Keywords: Hazard, Risk, Hazard & Risk Control .


ABSTRAK

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam industri.
Industri pengolahan teh termasuk industri yang punya potensi kecelakaan tinggi, sebuah
perusahaan pengolahan teh tahun 2018 mengalami kecelakaan kerja 94 kasus, dengan
FR=5,04. Pareto kasus kecelakaan tertinggi adalah tergores, 34 kasus. Oleh sebab itu,
perlu kajian identifikasi bahaya dan penilaian resiko di proses pengolahan teh, yaitu
blending, filling dan packing. Kajian dilakukan dengan pendekatan metode HIRA (hazard
identification & Risk Assesment). Metode HIRA dimulai dari identifikasi bahaya, menilai
resiko dan pengendalian bahaya/resiko. Dari hasil observasi dan analisis data, bahaya
yang teridentifikasi adalah bahaya mekanis dan kimia di semua proses. Tahap kedua
penilaian resiko dengan kategori extrim adalah terkena mesin press, terpapar bahan kimia
dan terpeleset, dan semuanya di proses filling. Setelah dikendalikan dengan hirarki
control bahaya, resiko terkena mesin press turun menjadi low, sedangkan resiko terpapar
kimia turun menjadi high, dan resiko terpeleset turun menjadi low.
Kata Kunci: Bahaya, Resiko, Pengendalian bahaya & resiko

PENDAHULUAN merupakan suatu kewajiban yang harus


diberikan oleh pihak perusahaan terhadap
Industri manufaktur merupakan pegawainya, sehingga pegawai dapat bekerja
industri yang mengolah bahan baku menjadi lebih tenang, aman, nyaman dan target
produk setengah jadi maupun produk jadi. produksi dapat terpenuhi (Mangkunegara,
Dalam proses produksi industri manufaktur 2016).
memerlukan K3, aspek yang penting dalam Kajian dan penelitian tentang K3 ini
perusahaan dan berkaitan erat dengan difokuskan pada industri pengolahan teh.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dimana industri ini memiliki aktivitas
Perlindungan terhadap tenaga kerja pertanian mulai dari perkebunan sampai pada

65
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

pengolahannya, aktivitas yang melibatkan


tenaga kerja, alat, metode, biaya, dan material
serta waktu yang cukup besar. Industri ini
memiliki kemungkinan bahaya dan resiko,
bahkan kecelakaan kerja dalam aktifitasnya.
Ada 3 aktifitas (proses) utama dari industri ini,
yaitu blending, filling dan packing. Jika dilihat
dari jenis pekerjaannya dimana banyak
melibatkan tenaga manusia, kemungkinan
bahaya dan paparannya lebih banyak
mengganggu kesehatan manusia. (Sumber: Pengolahan Data, 2018)
Pada tahun 2018, industri atau Gambar 1. Diagram Pareto
perusahaan ini sempat mengalami stop
produksi karena no operator. Dan itu Berdasarkan data diatas bahaya dan resiko
disebabkan karena naiknya tingkat kecelakaan tergores termasuk yang paling besar potensi
kerja yang berdampak pada kesehatan pekerja. kecelakaannya. Oleh sebab itu, dalam kajian
Berikut datanya : ini peneliti mencoba untuk mengidentifikasi
Tabel 1 Data Kecelakaan Kerja bahaya dan menilai resiko pada proses
blending, filling dan packing industri
pengolahan teh, dengan pendekatan metode
HIRA atau IBPR.

1.1 KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA


Istilah keselamatan mencakup kedua
istilah resiko keselamatan dan resiko
kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan
kondisi yang aman atau selamat dari
(Sumber: Pengumpulan Data, 2018) penderitaan, kerusakan atau kerugian di
Dari data kecelakaan injury (cidera) tempat kerja. (Mangkunegara,2016). Aspek-
ada 94 kasus, dalam satu tahun. Ini termasuk aspek dari resiko keselamatan adalah
fenomena yang luar biasa. Dan dengan jumlah lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
karyawan 10.000 dengan jam kerja 7 jam kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong,
perhari atau 3 shift, sehingga frekuensi rate luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian
dan severity rate nya adalah : alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Aspek-aspek tersebut dihubungkan dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛 perlengkapan perusahaan atau lingkungan
Fr = 𝑥 1.000.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang
membutuhkan pemeliharaan dan latihan,
Fr = 5,06 sedangkan kesehatan kerja menunjukkan
Artinya dalam 1.000.000 jam kerja karyawan kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
terjadi 5 kali kasus kecelakaan. mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan
Jika di Pareto-kan problem yang paling besar oleh lingkungan kerja. Faktor-faktor dalam
adalah : lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, lingkungan
yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik merupakan resiko kesehatan.
Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya
keselamatan kerja meliputi:
- Menurunnya jumlah hari kerja yang hilang
agar meningkatnya produktivitas.

66
Analisis Bahaya dan Resiko di Industri Pengolahan Teh Dengan Menggunakan Metode HIRA
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

- Meningkatnya efisiensi dan juga kualitas • A condition or practice with the


para pekerja yang lebih berkomitmen. potensial for harm. (British Standard
- Menurunkan semua biaya-biaya kesehatan Institute; 2007)
dan juga asuransi.
Di dalam bahasa Indonesia dapat
- Tingkat kompensasi pekerja dan
didefinisikan bahwa “Bahaya adalah
pembayaran langsung yang lebih rendah
segala sesuatu yang berpotensi untuk
karena menurunnya pengajuan klaim.
menyebabkan kerugian (cidera pada
- Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih
manusia, kerusakan pada
besar sebagai akibat dari meningkatnya
alat/proses/lingkungan sekitar).
partisipasi dan rasa kepemilikan.
- Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik 2. Resiko (Risk)
karena meningkatnya citra perusahaan.
• The chance, geat or small, that
1.2 Kecelakaan Kerja someone may be harmed by a hazard.
(HSE-UK)
Menurut Notoatmodjo (2003), kecelakaan • Change of loss; A measure of the
kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni probability and potensial severity of
faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, harm. (British Standard Institute;
kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari 2007)
kesehatan kerja. Kecelakaan kerja merupakan
kejadian yang tidak terduga dan tidak Di dalam bahasa Indonesia dapat
diharapkan akibat dari kerja. didefinisikan bahwa “Risiko adalah
kemungkinan mendapatkan kerugian
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
(cidera pada manusia, kerusakan pada
menurut Henrich (1980) yang dikutip oleh
alat/proses /lingkungan sekitar) dari suatu
Hamzah (2005), tindakan tidak aman (unsafe bahaya”.
action), kondisi tidak aman (unsafe condition)
dan faktor nasib atau kejadian yang tidak bisa
3. Bahaya-bahaya yang Ada di Tempat
diramalkan (unsafe of god) merupakan
Kerja
penyebab-penyebab dasar dari terjadinya
Proses terjadinya kecelakaan diawali
kecelakaan kerja.
dengan adanya bahaya. Oleh karena itu,
Tindakan tidak aman (unsafe action) meliputi: seorang Pengawas Operasional harus
memahami bahaya-bahaya yang ada di tempat
1. Tidak taat peraturan,
kerja.
2. Bekerja tanpa kewenangan,
Tipe-tipe bahaya yang ada di tempat kerja
3. Tidak memakai APD, dan
antara lain ( Ramesh, R, . 2017)
4. Tidak aman dalam mengangkat,
1. Bahan Kimia
menarik atau mendorong.
Bahaya kimia umumnya berasal dari
Kondisi tidak aman (unsafe condition) terdiri bahan-bahan kimia yang ada di tempat
atas: kerja. Bahaya kimia dapat mempengaruhi
1. Layout pekerjaan, atau masuk ke dalam tubuh pekerja
melalui pernafasan, pencernaan, kontak
2. Penggunaan peralatan,
kulit, atau tertusuk/tersuntik. Contoh
3. Kebisingan, dan
bahaya kimia antara lain: Debu, Asap
4. Kondisi atmosfir kerja.
(smog), Gas, Uap, Fume, Kabut
1.3 Bahaya dan Resiko (mists/aerosol), Bedak/ Tepung (vapors),
dan Fiber.
1. Bahaya (Hazard) 2. Bahaya Fisik
• Anything that cause harm; Cehmical, Bahaya fisik biasanya berasal dari faktor
heat, noise, moving machine part. fisika, seperti kebisingan, getaran,
(HSE-UK) pencahayaan, radiasi, temperatur, dan
tekanan.

67
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

3. Bahaya Biologi Bahaya dari faktor prilaku pekerja seperti


Bahaya yang timbul oleh suatu mahkluk ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas
hidup baik tampak (makro biologi) baru/ tidak rutin, overconfident, sok jago/
maupun tidak tampak (mikro biologi) oleh pintar, tidak peduli/ masa bodo.
mata. Contoh bahaya mikro biologi adalah 9. Bahaya Kelistrikkan
bakteri, virus, jamur (fungi), tengu Bahaya yang timbul akibat instalasi atau
(mites); dan contoh bahaya makro biologi peralatan listrik, seperti pemasangan
adalah serangga, parasit, tumbuhan, dan kabel, penyambungan tahanan
binatang. pembumian (grounding system), panel
4. Bahaya Ergonomi listrik, dan saklar.
Bahaya ergonomi adalah bahaya yang
terjadi akibat ketidaksesuaian antara
1.4 Identifikasi Bahaya
seseorang/pekerja dengan peralatan atau
Metode indentifikasi bahaya :
lingkungan tempat kerjanya. Contoh
bahaya ergonomi adalah: 1. Observasi atau Inspeksi Terencana
• Stress Fisik (Physical Stresses); ruang
sempit & terbatas, manarik, Observasi/pengamatan terhadap kondisi
mendorong, canggung/ aneh fakta tempat kerja, peralatan dan
(awkward) or static postures, sebagainya atau inspeksi terencana yang
pekerjaan terlalu keras (overexertion), lebih focus terhadap bahaya tertentu,
repetitive motion, fatigue, excessive dengan menggunakan lembar pemeriksaan
force, and direct pressure (Checklist) dan Indeks. Biasanya
• Stress kejiwaan/ mental digunakan untuk identifikasi bahaya yang
(Psychological Stresses); bosan sudah ada aktivitas kerjanya.
(monotony), terlalu berat (overload),
perceptual confusion. 2. Brainstorming
Untuk proses yang belum dilakukan atau
5. Bahaya Mekanis berdasarkan pertimbangan seperti jarak
Bahaya yang berasal dari faktor mekanis yang jauh sehingga sulit dilakukan
dalam permesinan atau peralatan, seperti observasi atau inspeksi, maka identifikasi
bahaya yang ada pada titik operasi bahaya dapat dilakukan melalui
pemotongan, pemboran; bahaya pada titik brainstorming. Terdapat beberapa teknik
jepit (nip point) seperti putaran pulley, dalam mengidentifikasi bahaya,
roller; bahaya pada gerakan mesin yang diantaranya Job Safety Analysys, What-if
maju mundur atau naik turun, dan bahaya Analysis, Hazard and Operability Studies
pada tempat pemindahan dan pada bagian (Hazop). Fault Tree Analysis (FTA), dan
yang berputar atau bergerak lainnya dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
suatu peralatan atau permesinan. dan HIRA, namun demikian dalam
penelitian ini kita peneliti fokus pada
6. Bahaya Lingkungan Sekitar HIRA.
Bahaya yang muncul dari karakteristik
lingkungan kerja seperti kemiringan, A. Penilaian Resiko
permukaan tidak rata atau licin, dan cuaca Penilaian risiko adalah proses mengakaji
buruk. apakah risiko yang ada dapat diterima atau
7. Bahaya Psikososial tidak oleh pekerja. Penilaian resiko sebaiknya
Bahaya yang mempengaruhi psikologi dilakukan dengan melibatkan beberapa orang
pekerja akibat interaksi sosial pekerja (berkelompok) seperti pekerja yang bekerja
seperti intimidasi, trauma, pola gilir kerja, secara langsung, pengawas, petugas pengelola
pola promosi, dan pengorganisasian kerja. keselamatan, dan orang-orang lain yang terkait
karena keahlian atau pekerjaan terhadap risiko
8. Bahaya Tingkah Laku yang akan dikaji. Penilaian risiko dapat

68
Analisis Bahaya dan Resiko di Industri Pengolahan Teh Dengan Menggunakan Metode HIRA
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

dilakukan secara kualitatif, semi kuantitatif, 10. Alat Pelindung Diri


maupun kuantitatif.
Peneliti dalam mengidentifikasi dan
menilai resiko, menggunakan metode kuantitif METODE PENELITIAN
untuk menilai resiko. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif.
Tabel 1. Penilaian Resiko Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang menggambarkan sejumlah data yang
kemudian dianalisis dan dibandingkan
berdasarkan kenyataan yang sedang
berlangsung selanjutnya mencoba untuk
memberikan pemecahan masalah yang ada
supaya memperoleh hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.

(Sumber : EHS-MU-AST, 2019) 2.1 Jenis Data


Dalam penelitian ini jenis data yang
B. Pengendalian bahaya dan resiko
digunakan adalah :
Setelah bahaya-bahaya yang ada
diidentifikasi dan telah dinilai risikonya maka - Data primer : data dari observasi dan
selanjutnya dikendalikan agar dapat bekerja wawancara
secara aman. Dalam menentukan langkah- - Data sekunder : data jurnal, buku dan
langkah pengendalian maka konsep yang referensi lain bersifat teoritis.
harus dipahami adalah hirarki pengendalian
(Hierarchi Controls) sehingga pengendalian 2.2 Metode Penelitian
yang dilakukan berlangsung efektif. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian
(Markkanen, P. K.,2004). ini adalah :
Hierarcy pengendalian berarti tahapan
- Observasi : meliputi data kecelakaan kerja,
pengendalian yang harus dipertimbangkan penyebab kecelakaan, jenis bahaya
secara berurutan, dari pengendalian pertama
yang merupakan pengendalian paling efektif, - Studi pustaka : pendekatan teknis dan
ke pengendalian ke dua yang berkurang teoritis mengenai K3LH
efektifitasnya, sampai pengendalian yang
terakahir yang paling tidak efektif. 2.3 Pengolahan Data
Hierarcy pengendalian yang banyak Pengolahan data penelitan ini ada dua jenis
dijumpai dalam buku-buku keselamatan dan yaitu:
kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan data history (data
1. Eliminasi sebelumnya) yang diperoleh dari
2. Substitusi perusahaan perlu di plot dalam
3. Engineering Control perhitungan Microsoft Excel. Data
4. Administratif Control kecelakaan kerja yang ada dibuat dalam
5. Alat Pelindung Diri bentuk grafik agar dapat melihat pola data
Ada juga yang menyatakan hierarcy tersebut dan dapat menentukan data
pengendalian bahaya terdiri atas: tersebut menyerupai pola siklis,
1. Elimination musiman, horizontal, tren.
2. Substitution 2. Melakukan plot pada data history
3. Engineering/Redesigning kecelakaan kerja agar dapat mengurangi
4. Isolation tingkat kecelakaan kerja sesuai dengan
5. Monitoring permintaan perusahaan.
6. Administrative
7. Education & Training
8. Work Practice
9. Maintenance

69
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

2.4 Metode HIRA Tabel 3. Identifikasi Bahaya Filling


Identifikasi potensi bahaya merupakan Daftar Operasional Situasi/Kondisi
Kesehatan Rincian Bahaya Jenis Rincian Potensi
Analisa Konsekuensi
suatu proses yang dilakukan untuk No. Rincian Aktivitas /Keselamatan dan Aspek /Aspek Resiko dan
dan Proses Maksimum
/Lingkungan Lingkungan Bahaya Dampak
mengenali seluruh situasi atau kejadian (R/NR;N/AN;E)
yang berpotensi sebagai penyebab Memasukkan cup ke Tergores pisau Infeksi Luka
1 R Keselamatan Mekanis Luka Gores
dalam pengisian cup pemisah cup (Cedera)
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja Pengambilan sample Terkena mesin
yang mungkin timbul ditempat kerja, 2 R Keselamatan Mekanis Luka Bakar Luka Bakar
untuk QC press
sehingga segera dilakukan tindakan Filling R Keselamatan Terpapar panas Kimia Luka Melepuh Luka Melepuh
pencegahan dan pengendalian agar tidak
Ketika Sedang Terpeleset lantai Cedera, bahkan
mengakibatkan kerugian terhadap 3
Cleaning In Place
R Keselamatan
basah
Mekanis Terjatuh
sampai kematian
perusahaan maupun tenaga kerja. Terhirup bahan Keracunan, bahkan
R Kesehatan Kimia Penyakit Paru-Paru
(Santoso, G, 2004) Sedangkan Penilaian kimia berbahaya sampai kematian
risiko merupakan proses mengevaluasi
(Sumber: Pengolahan Data, 2018)
tinggi rendahnya tingkat risiko yang
timbul dengan memperhitungkan hasil
Tabel 4. Identifikasi Bahaya Packing
estimasi tingkat kekerapan dan tingkat
keparahan, sehingga nantinya Kesehatan Rincian Bahaya Jenis Rincian Potensi
Daftar Operasional Situasi/Kondisi Analisa Konsekuensi
diklasifikasikan kedalam tingkat risiko dan Proses
No. Rincian Aktivitas /Keselamatan dan Aspek /Aspek Resiko dan
Maksimum
tidak ada bahaya, bahaya rendah, bahaya (R/NR;N/AN;E)
/Lingkungan Lingkungan Bahaya Dampak
sedang, bahaya serius, atau bahaya sangat 1 Packing R Keselamatan Terpapar panas Kimia Luka Melepuh Luka Melepuh
tinggi. Packing Ketika Sedang
Terpapar percikan
2 NR Keselamatan panas dan uap Kimia Luka Melepuh Luka Melepuh
Cleaning In Place
HASIL DAN PEMBAHASAN panas

3.1 Identifikasi Proses Pengolahan Teh (Sumber: Pengolahan Data, 2018)

Daftar identifikasi potensi bahaya


yang ada pada proses pengolahan teh dapat 3.2 Penilaian Resiko
dilihat pada tabel berikut : Tahap selanjutnya setelah
mengidentifikasi kegiatan yang berpotensi
bahaya maka dilanjutkan dengan menilai
Tabel 2. Identifikasi Bahaya Blending tingkat resiko dari potensi tersebut.
Kesehatan Rincian Bahaya Jenis Rincian Potensi
Daftar Operasional Situasi/Kondisi Analisa Konsekuensi
No. Rincian Aktivitas /Keselamatan dan Aspek /Aspek Resiko dan Tabel 5. Penilaian Resiko
dan Proses Maksimum
/Lingkungan Lingkungan Bahaya Dampak
(R/NR;N/AN;E)
Memasukkan cup ke Tergores pisau Infeksi Luka Analisis Resiko Tingkat
1 R Keselamatan Mekanis Luka Gores No. Resiko
dalam pengisian cup pemisah cup (Cedera) Likelyhood Severity Resiko
Pengambilan sample Terkena mesin
2
untuk QC
R Keselamatan
press
Mekanis Luka Bakar Luka Bakar Tergores
Filling R Keselamatan Terpapar panas Kimia Luka Melepuh Luka Melepuh
1 bagian 3 2 M
tajam
Ketika Sedang Terpeleset lantai Cedera, bahkan
3
Cleaning In Place
R Keselamatan
basah
Mekanis Terjatuh
sampai kematian Terpapar
2 2 3 M
R Kesehatan
Terhirup bahan
Kimia Penyakit Paru-Paru
Keracunan, bahkan panas
kimia berbahaya sampai kematian
Terpapar
(Sumber: Pengolahan Data, 2018) 3 2 3 M
panas
Terpapar
4 2 3 M
panas
Terpapar
percikan
5 3 3 H
panas dan
uap panas
Terpapar
6 3 3 H
air panas
Tergores
7 3 3 H
pisau

70
Analisis Bahaya dan Resiko di Industri Pengolahan Teh Dengan Menggunakan Metode HIRA
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

pemisah Terhirup
cup bahan
12 4 4 E
Terpapar kimia
percikan berbahaya
8 3 3 H
(Sumber: Pengolahan Data, 2018)
panas dan
uap panas Keterangan:
Terhirup
bahan : Blending
9 4 4 E
kimia : Filling
berbahaya : Packing
Terkena 3.3 Hasil Pengendalian Resiko
10 3 4 E
mesin press
Terpeleset Berdasarkan hasil dari identifikasi
11 3 4 E
bahaya dan penilaian resiko maka didapat hasil
lantai basah
pengendalian resiko pada tabel-tabel berikut.

Tabel 6. Pengendalian Resiko Blending

(Sumber: Pengolahan Data, 2018)


Tabel 7. Pengendalian Resiko Filling

(Sumber: Pengolahan Data, 2018)


Tabel 8. Pengendalian Resiko Packing

71
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

Tabel 11 Nilai Resiko Packing Pengendalian

(Sumber: Pengolahan Data, 2018)

KESIMPULAN DAN SARAN


Proses produksi teh skala industri terdiri
(Sumber: Pengolahan Data, 2018) dari beberapa tahap yaitu proses pengolahan
teh (blending), pengisian pada cup (filling),
3.4 Hasil Nilai Resiko setelah Pengendalian dan pengepakan cup ke dalam karton
Berdasarkan hasil pengendalian resiko (packing). Proses pengolahan teh
maka didapat hasil penilaian resiko setelah memungkinkan adanya resiko kecelakaan
pengendalian resiko pada tabel-tabel berikut. yang terjadi pada para pekerja.
Bahaya dan resiko pengolahan teh pada
Tabel 9 Nilai Resiko Blending Pengendalian proses pengolahan teh (blending) untuk
bahayanya ada bahaya kimia dan fisik, dan
untuk resikonya yaitu; ISPA dan terkena
paparan panas. Untuk bagian pengisian pada
cup (filling), bahaya nya adalah bahaya biologi
dan kimia. Dan untuk resiko kesehatannya,
yaitu paru-paru dan ISPA. Pengepakan cup ke
dalam karton (packing) sendiri bahayanya
yaitu; bahaya fisik sedangkan resikonya
adalah terkena paparan panas.
Pengendalian bahaya dan resiko
pengolahan teh pada proses pengolahan teh
(blending), yaitu ; subtitusi, administratif, dan
(Sumber: Pengolahan Data, 2018) APD. Sedangkan pengisian pada cup (filling)
pengendalian bahaya dan resikonya adalah
Tabel 10 Nilai Resiko Filling Pengendalian engineering, administratif, dan APD. Dan
untuk pengepakan cup ke karton (packing),
pengendalian resikonya administratif dan
APD.
DAFTAR PUSTAKA

British Standard Institute; 2007: OHSAS


18001: 2007.
Henrich, H. W., Petersen, D., & Roose, N.
(1980). Industrial accident
prevention. 5thed., New York, McGraw.
HSE, U. (2002). COSHH Essentials—Easy
Steps to Control Chemicals. London,
HSE. http://www. coshhessentials. org.
(Sumber: Pengolahan Data, 2018) uk.
Mangkunegara, A. A. P. (2016). Manajemen
sumber daya manusia perusahaan. PT.
Remaja Rosdakarya.

72
Analisis Bahaya dan Resiko di Industri Pengolahan Teh Dengan Menggunakan Metode HIRA
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

Markkanen, P. K. (2004). Occupational safety


and health in Indonesia= Keselamatan dan
kesehatan kerja di Indonesia (No.
993679933402676). International Labour
Organization.
Notoatmodjo, S. (2003). education and health
Behavior. Rineka Cipta. Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. 2010.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan Dari Teori Ke Praktek (Edisi
Kedua). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ramesh, R., Prabu, M., Magibalan, S., &
Senthilkumar, P. (2017). Hazard
identification and risk assessment in
automotive industry. International
journal of ChemTech research, 10(4),
352-358.
Santoso, G. Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, 2004. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

73
Melisa Nur Aini, Arif Nuryono
Submitted: 02/05/2020; Revised: 01/06/2020; Accepted: 08/06/2020; Published: 29/06/2020

74
Analisis Bahaya dan Resiko di Industri Pengolahan Teh Dengan Menggunakan Metode HIRA
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai