Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERT KE 2 /KDM 2
GAMBAR 1
1.1TORAKS
Minta pasien untuk duduk di tepi tempat tidur atau dikursi jika memungkinkan , dengan dada dan
perut bag atas terlihat. Periksalah secara menyeluruh , mulai dari punggung kemudian dada .
Urutan pemeriksaan :
Bentuk dada
Temuan normal
Dada seharusnya simetris dan berbentuk bulat lonjong pada potong lintang. Diameter
anteroposterior harus lebih kecil dibandingkan dengan diameter lateral.
Temuan abnormal
Apabila diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter lateral, dada dikatakan
berbentuk seperti gentong ( barrel-shaped ) . Hal ini dihubungkan dengan dengan hiperinflasi
paru pada pasien PPOK berat gambar 1.2a, walaupun derajat deformitas tidak berhubungn
dengan tingkat keperahan obstruksi jalan napas atau obstruksi paru
Kifosis adalah melengkungnya tulang belakang yang berlebihan kearah anterior , sementara
scoliosis adalah melengkungnya tulang belakang kearah lateral. Kifoskoliosis , gabungan Antara
kedua deformitas ( gambar 1.2b ) , dapat bersifat idiopatik atau sekunder akibat poliomeilitis
masa kanak atau akibat tuberkulose tulang belakang . hal ini dapat menyebabkan perubahan
bentuk tubuh dan kecacatan yg bermakna, serta menguranggi kapasitas ventilasi dan
meningkatkan usaha bernapas. Pasien dapat mengalami kegagalan ventilasi melengkungnya
secara progresif. dengan retensi karbondioksida dan pulmonale pada usia dini.
Pectus carinatum (dada burung/ pigeon chesť') adalah penonjolan lokal sternum dan tulang rawan
iga yang terkait, serta seringkali disertai penarikan iga sehingga membentuk lekuk horizontal
simetris (sulkus Harrison) diatas batas iga (Gambar1.2c).
Hal tersebut disebabkan oleh hiperinflasi paru diiringi kontraksi kuat diafragma secara berulang-
ulang sementara tulang rongga dada masih bersifat fleksibel pada masa prapubertas. Kondisi ini
paling sering disebabkan oleh asma berat yang tidak terkontrol pada masa kanak-kanak, namun
dapat pula terjadi pada osteomalasia dan riketsia.
Pectus excavatum (funnel chest) merupakan deformitas perkembangan dengan depresi lokal
sternum bagian bawah (Gambar1.2d) atau, yang lebih jarang terjadi, pada seluruh bagian sternum.
Pasien biasanya tidak mengalami gejala namun merasa cemas dengan penampilan mereka. Pada
kasus yang parah, jantung akan tergeser ke kiri dan kapasitas ventilasi akan berkurang.
Kulit
Mungkin akan terlihat lesi subkutan, termasuk nodul metastasis tumor, neurofibroma,dan lipoma,
selain juga kelainan vaskular seperți latasi saluran vaskular vena pada SVCO.
Palpasi
Tentukan posisi mediastinum dengan memeriksa trakea dan detak apeks jantung (Kotak 7.20).
Urutan pemeriksaan
Temuan abnormal
Pergeseran mediastinum bagian atas menyebabkan deviası trakea. Pergeseran detak jantung apeks
dapat merupakan pertanda adanya pergeseran mediastinum bagian bawah (Bab ). Pergeseran
impuls jantung tanpa deviasi trakea biasanya terjadi akibat pembesaran ventrikel kiri, namun dapat
pula terjadi pada skoliosis, kifoskoliosis, atau pectus excavatum berat. Detak jantung apeks
mungkin sulit dilokalisasi pada obesitas, pasien dengan efusi perikardial, fungsi ventrikel kiri, atau
hiperinflasi paru, seperti pada PPOK. Getaran yang mengangkat pada hipertrofi ventrikel kanan
ditemukan pada hipertensi pulmonal berat, yang terutama dirasakan pada tepi kiri sternum
(Gambar ).
Tarikan trakea ('tracheal tug') ditemukan pada keadaan hiperinflasi berat. Pada kondisi ini, jari
pemeriksa akan bergerak ke inferior bersamaan dengan setiap gerakan inspirasi.
Ekspansi dada
Urutan pemeriksaan
- Berdirilah di belakang pasien dan nilai ekspansi lobus atas paru dengan memperhatikan
klavikula saat pernapasan tidal.
- Nilai ekspansi lobus bawah paru dengan meletakkan tangan Anda secara mantap pada
dinding dada. Julurkan jari-jari tangan Anda ke sekitar sisi dada pasien (Gambar 5). Ibu jari
Anda seharusnya hampir menyentuh garis tengah dan jari kelingking hampir keluar dari
dada sehingga mereka bisa bergerak bebas seiring respirasi.
- Mintalah pasien untuk menarik napas dalam. Ibu jari Anda seharusnya terpisah secara
simetris sejauh minimal 5 cm.
- Dalam keadaan pasien telentang, carilah gerakan paradoksal dinding abdomen ke arah
dalam pada saat inspirasi.
Temuan normal
Kedua sisi toraks seharusnya mengembang secara seimbang selama pernapasan normal
tidal dan inspirasi maksimal.
Temuan abnormal
Berkurangnya ekspansi pada satu sisi menunjukkan kelainan pada sisi tersebut:
misalnya, efusi pleura, kolaps paru atau lobus paru, pneumotoraks, dan fibrosis unilateral.
Berkurangnya gerakan dinding dada secara bilateral umum dijumpai pada PPOK dan
fibrosis paru difus.
Gerakan paradoksal ke dalam dapat merupakan petanda paralisis diafragma, atau yang
lebih sering adalah petanda PPOK berat. Fraktur ganda rangkaian iga atau sternum
memungkinkan dinding dada yang berada di antara patahan tersebut untuk bergerak bebas
atau 'melambai' (Gambar ).
Emfisema subkutan menghasilkan sensasi berderak pada jaringan yang berisi udara
(Gambar dan mungkin pula dijumpai pembengkakan dinding dada, leher, dan wajah. Hal
ini dapat merupakan komplikasi pada asma akut yang berat, pneumotoraks spontan atau
traumatik, ruptur esofagus, dan komplikasi drainase interkosta. Emfisema mediastinum
terjadi apabila udara masuk ke dalam mediastinum dan dikaitkan dengan gambaran bunyi
sistolik yang khas seperti mengunyah ('crunching') pada auskultasi prekordium (Hamman's
sign).
Nyeri tekan pada tulang rawaniga ditemukan pada kostokondritis pada sindrom Tietze.
Nyeri tekan iga yang terlokalisasi dapat dijumpai pada area dengan infark paru atau fraktur
Perkusi
Perkusi memungkinkan pemeriksa untuk mendengarkan nada dan gema nada perkusi
tersebut, serta merasakan pada daerah yang berdekatan di kedua sisi dada getaran
pascaperkusi. Lakukan perkusi secara berurutan (Gambar 6).
Urutan pemeriksaan
- Tempatkan telapak tangan kiri di dada pasien, dengan jari-jari sedikit terbuka (Gambar 6c)
- Tekankan jari tengah tangan kiri Anda ke arah dada, sejajar dengan iga pada area yang
akan diperkusi
- Ketuklah jari falang bagian tengah dengan menggunakan ujung jari tengah tangan kanan
Anda, dengan melakukan gerakan mengayun pada pergelangan tangan dan bukan neda
lengan bawah
- Pindahkan jari yang melakukan perkusi secara cepat sehingna nada yang terbentuk tidak
teredam
- Perkusi apeks paru dengan meletakkan permukaan jari tengah tangan kiri pada tepi
anterior otot trapezius, menyentuh fossa supraklavikula dan perkusilah ke arah bawah
- Perkusi klavikula secara langsung pada sepertiga tengah, karena melakukan perkusi pada
bagian lateral akan menghasilkan nada pekak karena mengenal otot bahu
- Mintalah pasien untuk melipat tangannya di depan dada, menggerakkan skapulanya ke
lateral, dan perkusilah bagian posterior atas dada. Jangan melakukan perkusi dekat garis
tengah, karena struktur padat tulang belakang torakal dan otot-otot paravertebra akan
menghasilkan nada pekak.
- Gambarkan daerah yang abnormal dengan melakukan perkusi mulai dari suara sonor ke
pekak. Perkusi setiap sisi secara bergantian dan bandingkan nada yang terbentuk.
Temuan normal
Paru normal menghasilkan nada yang sonor (Kotak ).
Temuan abnormal
Pneumotoraks menghasilkan nada hipersonor, sedangkan perkusi pada struktur yang
padat, misalnya hepať, janteen atau area paru dengan konsolidasi (pneumonia) akan
menghasilkan nada yang pekak. Perkusi pada cairan, misalnya efusi pleura (Kotak 7.21),
menghasilkan nada yang sangat pekak ('stony dull'). Carilah batas atas pekak hepar dengan
memperkusi dinding anterior dada kanan dari atas ke bawah; pada dewasa, batas atas
pekak hepar berada pada iga kelima garis midklavikula. Nada sonor di bawah batas ini
merupakan tanda hiperinflasi (PPOK atau asma Derat). Area kepekakan jantung pada dada
anterior sebelah kiri dapat menurun saat paru hiperinflasi. Kepekakan basal akibat elevasi
diafragma dapat menyerupai cairan pleura.
Auskultasi
Sebagian besar suara yang mencapai dinding dada memiliki frekuensi rendah dan
terdengar paling baik dengan menggunakan stetoskop bagian corong. Diafragma mem-
batasi bunyi bernada tinggi, misalnya pleural friction rubs. Peregangan kulit dan rambut di
bawah diafragma saat bernapas dalam akan menghasilkan bunyi anomali seperti ronki, dan
pada pasien yang kurus mungkin akan sulit untuk menempelkan stetoskop bagian
diafragma agar melekat penuh ke kulit dinding dada.
Urutan pemeriksaan
- Dengarkan saat pasien relaks dan bernapas dalam dengan menggunakan mulut terbuka.
Jangan meminta pasien bernapas dalam untuk periode panjang karena hal ini dapat
menimbulkan rasa pusing dan bahkan tetani. Auskultasi setiap sisi secara Dergantian,
dengan membandingkan temuan pada berbagai posisi yang sesuai untuk memastikan tidak
ada kelainan lokal yang terlewatkan.
- Dengarkan:
pada sisi anterior dari atas klavikula ke bawah ke iga ke-6
pada sisi lateral dari aksila ke iga ke-8
pada sisi posterior ke bawah ke iga ke-11
- Nilailah kualitas dan amplitudo suara napas. Identifikasi kesenjangan antara inspirasi dan
ekspirasi, serta dengarkan suara napas tambahan. Hindari melakukan auskultasi dalam
jarak 3 cm dari garis tengah baik di anterior maupun posterior, karena area-area ini dapat
mentransmisikan suara secara langsung dari trakea atau bronkus utama.
Temuan normal
Pola dan intensitas suara napas mencerminkan ventilasi regional. Suara napas akan
menurun pada paru normal karena parenkim menyalurkan suara dengan buruk. Pada
pasien yang duduk tegak, suara napas terdengar paling jelas di bagian apeks saat awal
inspirasi dan di daerah basal saat pertengahan inspirasi. Selama ekspirasi, suara napas
normal akan memudar dengan cepat seiring dengan penurunan aliran udara.
Temuan abnormal
Menghilangnya suara vesikular terjadi pada obesitas, efusi pleura, penebalan pleura yang
bermakna, pneumotoraks, hiperinflasi akibat PPOK, dan pada daerah paru yang kolaps
dengan oklusi bronkus utama di daerah yang bersangkutan (Kotak 7.22). Jika intensitas
suara napas terdengar menurun, mintalah pasien untuk batuk. Jika suara napas berkurang
akibat obstruksi bronkus oleh sekret, maka suara napas akan kembali terdengar setelah
batuk.
Pernapasan bronkial merupakan suara napas bernada tinggi dengan kualitas seperti tiupan,
serupa dengan yang terdengar pada trakea dan laring selama pernapasan normal (tidal).
Panjang dan intensitas suara napas akan sama, baik saat inspirasi maupun ekspirasi,
dengan jeda yang khas antara kedua fase (Gambar 7.19). Suara napas bronkial ditemukan
saat jaringan paru normal digantikan secara seragam oleh jaringan konduksi dan bronkus
utama yang menyertainya terbuka (Kotak 7.27), hal ini cenderung menyingkirkan adanya
kemungkinan kanker obstruktif. Pernapasan bronkial dan bisikan pectoriloquy terdengar
pada paru yang mengalami konsolidasi (pneumonia), di atas efusi pleura, dan pada bagian
dengan fibrosis padat.
Aegophony adalah suara napas hidung atau seperti mengembik yang terdengar pada
bagian paru yang mengalami konsolidasi (pneumonia) atau pada bagian atas efusi pleura.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan transmisi nada berfrekuensi tinggi pada paru yang
abnormal, dan penghambatan nada berfrekuensi rendah (Kotak 7.28).
Perhatikan kapanronki timbul dalam siklus pernapasan (Kotak 7.25). Ronki inspirasi dini
menandakan penyakit saluran napas kecil dan dapat terjadi pada bronkiolitis. Pada edema
paru, ronki terjadi pada pertengahan inspirasi. Ronki halus pada akhir inspirasi, yang
bernada serupa dengan bunyi yang dihasilkan dari menggosok-gosokkan rambut di antara
jari-jari, khas pada fibrosis paru. Bronkiektasis dapat menyebabkan terdengarnya ronki
selama inspirasi dan ekspirasi.
Ronki dapat terdengar saat gelembung udara melalui sekret pada bronkus utama, bronkus
yang berdilatasi pada bronkiektasis, atau dalam kavitas paru. Ronki ini akan berbunyi kasar,
memiliki kualitas bergemuruh (seperti berkumur), dan berubah jika sekret telah
dikeluarkan dengan dibatukkan.
Mengi disebabkan oleh getaran berkesinambungan pada dinding saluran napas yang
berhadapan dan memiliki kualitas musikal. Mengi menandakan penyem- pitan saluran
napas dan timbul sesuai dengan siklus pernapasan. Mengi akan lebih nyaring terdengar saa
ekspirasi karena saluran napas normal berdilatasi sepanjang inspirasi dan menyempit saat
ekspirasi. Mengi saat inspirasi menandakan saluran napas yang sangat menyempit. Mengi
bernada tinggi terjadi pada saluran napas yang lebih kecil dan memiliki kualitas seperti
siulan. Mengi bernada rendah berasal dari bronkus yang lebih besar. Bedakan mengi
dengan bunyi kasar stridor (hlm. 143).
Mengi merupakan tanda khas asma dan PPOK, namun hal ini merupakan indikator yang
buruk untuk menilai tingkat keparahan obstruksi aliran udara. Pada obstruksi saluran napas
berat, mengi dapat tidak muncul karena berkurangnya aliran udara. Hal ini disebut sebagai
'silent chest. Obstruksi bronkial menetap, umumnya akibat kanker paru, dapat
menimbulkan mengi yang terlokalisasi dengan nada musikal tunggal yang tidak menghilang
setelah dibatukkan.
Pleural friction rub merupakan suara berderak yang serupa dengan bunyi saat kita
membengkokkan produk tulit vang kaku atau menginjak lapisan salju. Bunyi ini terjadi saat
pleura parietal dan viseral bergesaran satu sama lain, terdengar paling jelas dengan
menggunakan stetoskop bagian diafragma. Bunyi ini mungkin hanya terdengar saat
bernapas dalam pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi. Pleural rub umumnya dihubungkan
dengan nyeri pleuritik dan terdengar pada daerah dengan peradangan pleura pada paru
yang mengalami infark akibat emboli paru. Emboli paru merupakan obstruksi pada
sebagian percabangan vaskular paru oleh trombus yang berasal dari sumber yang jauh,
misalnya vena dalam di tungkai bawah atau pelvis (Gambar 7.18 dan 7.19; Kotak 7.23 dan
7.24 ). Emboli paru seringkali tidak terdiagnosis, dan kurang dari sepertiga pasien memiliki
gejala atau tanda trombosis vena dalam (Kotak 7.26). Pleural friction rub dapat terdengar
pada pneumonia atau vaskulitis pneumonia. Jika pleura yang berdekatan dengan
perikardium ikut terlibat, maka pleuropericardial friction rub juga dapat terdengar. Pleural
friction rubs menghilang jika erusi memisahkan kedua lapisan pleura.
Klik pneumotoraks merupakan bunyi ritmis, yang sinkron dengan sistolik jantung, terjadi
saat terdapat udara di antara dua lapisan pleura yang terletak di atas jantung.
Resonansi vokal
Urutan pemeriksaan
- Mintalah pasien untuk mengucapkan "one, one, one" (satu, satu, satu) sambil dilakukan
auskultasi untuk menilai kualitas dan amplitudo resonansi vokal.
- Mintalah pasien untuk berbisik "one, one, one" (satu, satu, satu) sambil terus
mendengarkan.
Temuan normal
Pada paru normal, komponen bernada rendah saat ber- bicara akan terdengar, sedangkan
komponen bernada tinggi akan dihambat sehingga tidak akan terdengar suara saat
berbisik.
Temuan abnormal
Pada paru yang mengalami konsolidasi (pneumonia), angka yang diucapkan akan terdengar
dengan jelas. Pada daerah yang mengalami efusi atau daerah yang kolaps, suara akan
terdengar sangat pelan. Suara bisikan tidak terdengar pada paru yang normal, namun pada
paru yang mengalami konsolidasi (pneumonia), suara akan diteruskan, menghasilkan
whispering pectoriloquy'.
Daftar pustaka:
Macleod. 2013. Pemeriksaan klinis. Jakarta : CV Pentasada
Media Edukasi