Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KOEFISIEN BIAYA PEKERJAAN

PEMBESIHAN DAN CETAKAN BETON SESUAI


PENERAPAN RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN
Sutirto

Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang


e-mail : sutirtojatayu@gmail.com

ABSTRAK

Harga satuan pekerjaan beton bertulang dipengaruhi oleh berat besi tulangan dan
cetakan beton. Faktor koefisien pemakaian tulangan besi beton 1 m3 dilihat dari faktor
koefisien pemakaian tulangan sesuai daftar analisa Bachtiar Ibrahim, 1996 dan
Burgerlijke Open bare Werken ( BOW ), J. A. Muko – Muko, 1995 yang merupakan
vareabel terikat sebagai penyebut seberat 110 kg/m3. Hasil perhitungan kebutuhan besi
beton 1 m3 sesuai pelaksanaan sebagai pembilang, sehingga akan didapat nilai indeks
koefisien analisa untuk pekerjaan beton. Dari hasil nilai indeks koefiseien dikalikan
dengan semua nilai koefisien yang terdapat dalam analisa pemakaian tulangan dari
Bachtiar atau BOW. Hasil perhitungan tersebut menjadi factor koefisien yang akan
dipergunakan sebagai dasar perhitungan harga satuan analisa sesuai kebutuhan besi yang
dipergunakan sesuai gambar pelaksanaan.

Kata Kunci : beriabel, pemakaian tulangan, begisting, nilai koefisien

ABSTRACT

Reinforced concrete unit price is influenced by the weight of steel reinforcement and
concrete molds. Consumption coefficient factor 1 m3 concrete steel reinforcement seen
from the use of reinforcement factor corresponding coefficient analysis list Bakhtiar
Ibrahim, 1996 and Burgerlijke Open bare Werken (BOW), J. A. Muko - Muko, 1995, which
is tied as the denominator vareabel weighing 110 kg/m3. Calculation results 1 m3 of
concrete iron needs by operation as the numerator, that will get the value of the index
coefficient analysis for concrete work. From the results koefiseien index value multiplied
by all the coefficients contained in the analytical use of reinforcement or BOW Bakhtiar.
This result will be a factor coefficients are used as the basis for calculation of unit price
analysis used iron as needed according to the picture implementation

Keywords : variable, use of reinforcement, formwork, the value of the coefficient

PENDAHULUAN peranan yang penting dalam memajukan


Pesatnya pembangunan dan persaingan kesejahteraan umum untuk mencapai masyarakat
bisnis konstruksi diharapkan kita tetap menjaga yang adil dan makmur.
dan menegakkan moral dan etika untuk Kenyataannya sering terjadi kesenjang an sosial
menciptakan suatu karya yang indah dan tanpa yang besar dalam masyarakat kita, juga melemahnya
ada kendala di dalam pelaksanaan pembangunan tanggung jawab sosial yang terlihat pada ketidak
fisik nantinya. pedulian pelaku bisnis konstruksi dalam lingkungan
Dalam pembangunan Nasional, tanggung hidup. Situasi yang demikian ini kurang menunjang
jawab sosial perusahaan konstruksi mempunyai perkembangan bisnis konstruksi yang sehat. Karena
itu para pelaku bisnis konstruksi mempunyai untuk selalu dapat menang dalam proses lelang
tanggung jawab langsung untuk mengatasi dengan tanpa memperhitungkan pada saat
masalah ini, dan bahkan merupakan suatu melaksanakan pekerjaan mempunyai dampak
keharusan yang tidak bisa di tawar – tawar yaitu terhadap pengadaan tenaga kerja serta bahan yang
tanggung jawab sosial. Perusahaan konstruksi akan dipakai nantinya, hal ini akan berpengaruh
mempunyai dua tanggung jawab yaitu tanggung terhadap mutu dan kualitas pekerjaan.
jawab primer dan sekunder dengan kata lain Pada proses pelelangan yang paling utama
tanggung jawab terhadap perusahaan dan menjadi tradisi adalah dimana pekerjaan tersebut
tanggung jawab dengan masyarakat ( Andy telah tersedianya uang muka senilai 20 – 30 % dari
Kirana, 1995 : 79 ). Biaya Kontrak. Hal ini sudah dianggap keuntungan
Tanggung jawab terhadap hubungan primer, oleh para pengusaha pengadaan barang dan jasa,
misalnya memenuhi kontrak secara memuaskan, padahal uang tersebut diberikan untuk persiapan
menawarkan jasa atau barang kepada klien, pengadaan material, tenaga kerja guna dipersiapkan
memenuhi janji, membayar hutang, memberikan mulainya pelaksanaan di lapangan. Tetapi
pelayanan yang memuaskan terhadap klien, sebaliknya uang muka tersebut untuk kepentingan
menawarkan barang atau jasa atau masyarakat lain yang dipergunakan untuk membayar dan
dengan mutu yang baik, memperhatikan memenuhi kebutuhan tunggakan pekerjaan dari
kesejahteraan karyawan dan keluarganya, tahun – tahun sebelumnya.
meningkatkan pendidikan dan keterampilan bagi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
karyawan. Tanggung jawab terhadap hubungan yang dipersiapkan untuk menawar pekerjaan pada
sekunder, bertanggung jawab atas operasi dan saat pelelangan prosentase biaya yang paling besar
dampak bisnis konstruksi terhadap masyarakat adalah pada Sub Bagian item Pekerjaan Beton
pada umumnya, atas masalah – masalah sosial Bertulang. Hal ini menurut kebiasaan para
lapangan kerja, pendidikan, prasarana sosial, kontraktor membiasakan diri percaya dengan Bill Of
lingkungan hidup dan pajak. Quantity (BQ) yang telah dipersiapkan oleh
Pengaruh yang sangat dominan Panitia Pelelangan, dengan tanpa mengoreksi atau
keberhasilan perusahaan konstruksi adalah menghitung kembali jumlah volume yang tertuang
perhitungan biaya awal operasional pekerjaan dalam daftar BQ tersebut. Selain itu kebiasaan
pelaksanaan, perhitungan ini sangat terkait pada yang dipakai dalam perhitungan Rencana Anggaran
perhitungan usulan biaya pada saat memasukkan Biaya menyalin dari perhitungan Surat Perjanjian
penawaran pelelangan. Pemborongan (Kontrak) yang lama
Dalam upaya memperbaiki Sistem dan dengan tanpa mengetahui koefisien Analisa yang
Prosedur pengadaan barang dan jasa, pemerintah sebenarnya (sesuai literatur). Sedangkan pada saat
telah menerbitkan Keppres Nomor 80 Tahun pengambilan dokumen pelelangan Gambar, RKS
2003 sebagai pengganti Keppres Nomor 18 serta Bill Of Quantity ( BQ ) sudah diberikan untuk
Tahun 2000 yang berdasarkan evaluasi selama 3 dipelajari serta di perintahkan untuk menghitung
tahun ternyata mempunyai berbagai kelemahan kembali volume yang tercantum dalam BQ
(Proyek Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, tersebut, sehingga pada saat diberikan penjelasan
2004 ) pekerjaan (answijzing) dapat diusulkan ke panitia
Walaupun demikian, disadari bahwa tidak pelelangan. Atas usulan dan keberatan dengan
ada suatu peraturan pun yang benar – benar pertimbangan – pertim bangan dari pihak panitia
sempurna dan tidak ada kelemahannya. Oleh pelelangan sehingga mempunyai kesepakatan yang
karena itu mengantisipasi timbulnya persoalan, akan di tuangkan dalam Berita Acara Penjelasan
telah dilakukan berbagai upaya sosialisasi, Pekerjaan.
pembuatan pedoman – pedoman, diseminasi dan PERMASALAHAN
pelatihan – pelatihan untuk mengembang kan Permasalahan dalam penulisan ini dapat diambil
analisa sesuai penerapannya. beberapa identifikasi masalah :
Ketatnya persaingan dalam kontek 1. Terjadi kesenjangan sosial yang besar dalam
pelelangan pada umumnya pengusaha yang masyarakat dan melemahnya tanggung jawab
bergerak di bidang barang dan jasa sosial, ketidak pedulian pelaku bisnis konstruksi
(kontraktor) memaksakan rasa egoismenya dalam lingkungan hidup.
2. Perkembangan bisnis konstruksi yang kurang Sebelum menyusun dan menghitung Harga
sehat, yang akan berdampak terhadap kualitas Satuan Pekerjaan seseorang harus mampu
dan mutu pekerjaan. menguasai cara pemakaian analisa BOW. BOW
3. Keberhasilan perusahaan kontruksi menekan (Burgerlijke Open bare Werken) ialah suatu
kan pada perhitungan biaya awal operasional ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir.
pekerjaan pelaksanaan, perhitungan ini sa- BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada
ngat terkait pada perhitungan usulan biaya zaman Pemerintah Belanda ( Ibrahim Bachtiar,
pada saat memasukkan penawaran pelelangan Rencana dan Estimate Real of Cost, 2009 : 133)
4. Perhitungan RAB untuk penawaran menyalin Komponen Biaya dalam Rencana Anggaran
dari perhitungan Surat Perjanjian Pembo- Biaya ( RAB )
rongan (Kontrak) yang lama dengan tanpa Didalam penyusunan rencana anggaran biaya
literatur. terdapat 3 komponen utama yang teridiri dari :
TUJUAN DAN MANFAAT 1. Volume sesuai item pekerjaan dinyatakan dengan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk satuan ( ls,buah, unit, set,m’,m2,m3 )
memberikan kajian terhadap indeks koefisien 2. Analisa Satuan Pekerjaan dinyatakan dengan
Analisa Pekerjaan Beton Bertulang sesuai satuan ( Rp.)
penerapan rencana pelaksanaan di lapangan. 3. Harga satuan upah dan bahan dinyatakan dengan
Hal ini tentunya dalam menghitung satuan ( Rp.)
pekerjaan beton bertulang akan berpedoman Dari ketiga komponen tersebut saling terkait,
terhadap gambar pelaksanaan dan Rencana perhitungan volume pekerjaan didapat dari hasil
Kerja dan Syarat – syarat Teknis Pelaksanaan. perhitungan sesuai gambar desain perencanaan.
Pemakaian koefisien analisa satuan pekerjaan Dalam perhitungan perlu adanya ketelitian
untuk harga satuan pekerjaan beton bertulang tersendiri, berikut pemakaian analisa sesuai jenis
sesuai dimensi dan penulangan beton serta pekerjaan dalam konteks perhitungan harga satuan
sesuai dengan pekerjaan beton yang akan beton bertulang, Rencana dan Estimate Real of
dikerjakan Cost, , Bachtiar Ibrahim, 1996 dan Burgerlijke
Adapun manfaatnya adalah untuk Open bare Werken ( BOW ) Tabel 1 dan J. A. Muko
memperkecil inflasi biaya pelaksanaan di – Muko, 1995 Tabel 2
lapangan, serta sebagai dasar perhitungan untuk Daftar analisa ini yang biasa diterapkan di
membuat rencana anggaran biaya pada saat kalangan jasa konstruksi untuk menghitung rencana
penawaran supaya harga yang ditawarkan anggaran dan biaya dalam proses penawaran
sesuai dengan pemakaian bahan yang akan pelelangan.
dipakai dilapangan. Tabel 1 : 1m3 Pekerjaan Beton Bertulang Campuran
1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil
TINJAUAN PUSTAKA Terdiri kari komponen sebagai berikut :
Harga Satuan Pekerjaan Koefisien
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga Anls A Pek. Beton Camp. 1:2:3
1,000 M3 Pek. Beton Camp. 1:2:3
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
8,500 Zak Portland Cement (PC)
perhitungan analisa. Harga bahan terdapat 0,540 M3 Pasir Beton
dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang 0,820 M3 Batu Pecah 2/3
dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.Upah 6,000 Org Pekerja
tenaga kerja didapatkan dilokasi dikumpulkan 1,000 Org Tukang
dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan 0,300 Org Mandor
Daftar Harga Satuan Upah. 0,100 Org Kepala Tukang
Koefisien
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di Anls B Pembesihan
setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam 1,000 Pembesihan dipakai 110
menghitung dan menyusun Anggar- an Biaya kg/m3
suatu bangunan/proyek, harus berpedoman pada 110,000 Kg Besi Beton
harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di 2,000 Kg Kawat Ikat Beton
pasaran dan lokasi pekerjaan. 6,750 Org Pekerja
6,750 Org Tukang
2,250 Org Kepala Tukang
Koefisien (dibungkus) dengan campuran beton, sebagaimana
Anls C Bahan Cetak Beton daftar analisa tersebut diatas. Adapun berat dari
1,000 M3 Bahan Cetak Beton
masing-masing diameter baja tulangan disajikan
0,400 M3 Papan Begisting
4,000 Kg Paku pada Tabel 3 dibawah ini
6,000 Org Pekerja Tabel 3 Daftar Tulangan Baja
5,000 Org Tukang
0,500 Org Kepala Tukang
0,100 Org Mandor
1 M3 Pekerjaan Beton Bertu-
lang dg Besi Beton 110
kg/m3 (A+B+C)
Sumber : BOW, J. A Muko – Muko, 1995

Tabel 2 : 1m3 Pekerjaan Beton Bertulang


Campuran 1 Portland Cement (PC)
: 2 Pasir : 3 Kerikil
Terdiri kari komponen sebagai berikut
Koefisien
Anls A Pek. Beton Camp. 1:2:3
3
1,000 M Pek. Beton Camp. 1:2:3
8,500 Zak Portland Cement (PC)
0,540 M3 Pasir Beton
0,820 M3 Batu Pecah 2/3
6,000 Org Pekerja
1,000 Org Tukang
0,300 Org Mandor
0,100 Org Kepala Tukang

Koefisien
Anls B Pembesihan
1,000 Pembesihan dipakai 110 Sumber : Bachtiar Ibrahim, 1996
kg/m3
PEMBAHASAN
110,000 Kg Besi Beton
2,000 Kg Kawat Ikat Beton Pemakaian Koefisien Analisa Pekerjaan
6,750 Org Pekerja Tulangan Beton sesuai Pengamatan Lapangan
6,750 Org Tukang Sesuai pengamatan dalam perhitungan RAB
2,250 Org Kepala Tukang penawaran pemakaian koefisien analisa untuk
Koefisien pemakaian tulangan beton yang sering dijumpai dan
Anls C Bahan Cetak Beton dipergunakan dengan tidak memperdulikan adanya
1,000 M3 Bahan Cetak Beton
0,400 M3 Papan Begisting
gambar design, berupa bangunan bertingkat atau
4,000 Kg Paku bangunan sederhana ( prototif ), pada prinsipnya
6,000 Org Pekerja setiap ada pekerjaan beton bertulang yang biasa
5,000 Org Tukang lazim di pakai dilapangan bagi para kalangan jasa
0,500 Org Kepala Tukang konstruksi dengan pemakaian besi tulangan sebesar
0,100 Org Mandor 110 kg/m3
4,000 Org Tukang Bongkar
Hal ini tentunya dalam menghitung pekerjaan
1 M3 Pekerjaan Beton Bertu- beton bertulang tidak memperhatikan potongan dan
lang dg Besi Beton 110
kg/m3 (A+B+C)
deminsi sesuai gambar rencana serta berpedoman
Sumber : Rencana dan Estimate Real of Cost, terhadap Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis
Bachtiar Ibrahim, 1996 Pelaksanaan. Sedangkan kebutuhan material
tulangan beton akan mempengaruhi terhadap
Baja Tulangan
Komposisi pekerjaan beton bertulang koefisien analisa satuan pekerjaan. Selain itu akan
adalah rangkaian baja tulangan yang di perkuat menjadi kendala terhadap pengadaan material
tulangan beton yang dipergunakan saat 2 dia 10 mm
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Penerapan Pemakaian Daftar Analisa Satuan


Pekerjaan Beton Bertulang 10
Didalam pemakaian analisa satuan pekerjaan
beton bertulang dari kedua nara sumber ini
analisis perhitungan untuk pemakaian besi 10
dianggap sama dengan me makai tulangan besi
sebanyak 110 kg/m3 Sedangkan kenyataan di Potongan A
lapangan pemakaian besi tulangan beton sesuai B Dia 6 mm – 2,50
fungsi dan kegunaan masing – masing beton
bertulang tergantung jenis beton ( kolom, sloof,
ringbalk dan plat dek).

Perhitungan besi tulangan beton sesuai


lapangan
Untuk menghindari pengeluaran biaya
2 dia 10 mm
berlebihan pada saat melaksanakan pekerjaan
(overload) terlebih dahulu harus membuat
2 dia 10 mm
methode pelaksanaan dan Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP). Jumlah besi tulangan yang
akan dipergunakan dilapangan didapat dari 10
perhitungan sesuai desain gambar pelaksanaan,
untuk perhitungannya mengambil contoh sample POT B
gambar potongan beton kolom praktis (Gambar
1) dan Beton Sloff ( Gambar -2) serta Beton
Ringbalk ( Gambar-3). 10 2 dia 10 mm

Suatu dimensi beton kolom praktis dengan Gambar 2 Potongan Beton Sloff
ukuran kolom 10/10 cm dan memakai tulangan
besi diameter 6 -12,50 Cm. Besi diameter 6 C Dia 6 mm –12,50
mm untuk sengkang dan besi ukuran 10 mm
untuk tulangan pokok.

A
2 dia 10 mm
Sengkang / beugel
diameter 6 mm – 12,50

10
Tulangan Pokok
Tulangan pokok diameter 12 ”
diameter 10 mm
10
2 dia 10 mm
Gambar 1 Potongan Kolom Praktis Potongan C

Gambar 3 Potongan Beton Ringbalk


Untuk menghitung kebutuhan besi sesuai b. Nilai indeks koefisien analisa untuk tulangan
Gambar 1 diatas adalah sebagai berikut : beton adalah = 402,35/110 = 3,66
a. Ambil sampel volume beton 1 m3 sesuai
ukuran dan dijadikan dalam (m’). Perhitungan Koefisien Analisa Pembesian
b. Jumlah total kebutuhan tulangan untuk 1 m3 Koefisien analisa untuk pembesian sesuai daftar
( dalam m’). analisa dari nara sumber diatas adalah :
Bila diketahui seperti Gambar 1 maka untuk 1 Tabel 4 : Analisa Pembesian untuk 1 M3
m3 beton diperlukan besi beton : Koefisien Sat Pembesihan
Volume beton 1 m3 dengan ukuran 10/10 cm , Anls
panjang beton bertulang ( p ) = 1,00 M3 Pembesihan dipakai
1,00 Besi 110 kg/M3
p = --------------------- p = 100 m’ 110,000 Kg Besi Beton
0,10 x 0,10 2,000 Kg Kawat Ikat
6,750 Org Pekerja
Besi tulangan pokok diameter 10 “ di perlukan 6,750 Org Tukang
= 4 x 100 = 400 m’ 2,250 Org Mandor
Besi tulangan untuk sengkang diperlukan = Sumber : Bachtiar Ibrahim, 1996 dan
Ukuran beton = 10 x 10 cm BOW, J. A Muko – Muko, 1995
Besi sengkang / beugel = 10 – 0,5 ( tebal Jadi pembesian untuk beton kolom praktis 10/10
selimut beton untuk 2 sisi ) = 9,50 cm. seperti Gambar 1 dalam 1 M3 Analisa koefisiennya
panjang besi = (4 x 9,50 ) + 2 ( overstack = adalah sebagai berikut :
0,25) = 38 + 0,50 = 38,50 cm = 0,385 m Besi beton 110,00 x 4,06 = 446,60 kg
Jumlah sengkang / beugel yang diperlukan Kawat ikat 2,00 x 4,06 = 8,12 kg
dengan diketahui : Pekerja 6,750 x 4,06 = 27,405 Org
Panjang beton ukuran 10/10 cm dalam 1 m3 Tukang 6,750 x 4,06 = 27,405 Org
nya = 100 m Kepala Tukang 2,250 x 4,06 = 9,135 Org
Jarak sengkang / beugel = 12,50 cm = 0,1250 m Selanjutnya untuk perhitungan beton sloof,
Jumlah besi sengkang yang di perlukan = ringbalk sesuai dimensi dan tulangan disajikan pada
((100/0.1250) + 1) buah = 801 buah sengkang Tabel 5.
/beugel Tabel 5 : Nama Jenis Beton dan Ukuranya
Kebutuhan besi untuk sengkang / beugel = 801 Ukuran Beton
x 0,385 m = 308,39 m No. Nama Beton Penjelasan Lebar Tinggi
Berat besi masing – masing diamater untuk Gambar (m) (m)
setiap panjang 1m’ adalah sebagai berikut : 9,50
a. Berat besi untuk 1 m
1 Kolom Praktis 10/10 cm 0.10 0.10
Besi diameter 10” beratnya dalam 1 m = 10 9,50
0,79 kg/m’ ( Tabel 3 )
10
Besi diameter 6” beratnya dalam 1 m
= 0,28 kg/.m’ (Tabel 3 ) 9,50

b. Jumlah berat besi 1 m3 sesuai penampang 2 Sloof 10/20 cm 0.10 0.20

(Gambar 1) diatas adalah sebagai berikut = 20 19,50

Jumlah kebutuhan besi tulangan pokok =


10
400 x 0.79 kg = 316 kg ( a )
Jumlah kebutuhan besi tulangan 9,50
sengkang/beugel 3 Ringbalk 10/15 cm 0.10 0.15
= 308,39 x 0,28 kg = 86,35 kg ( b ) Total 15 14,50

kebutuhan besi adalah (a) + (b)


= 316 kg + 86,35 kg = 402,35 kg. 10

Sumber : Hasil Pengamatan


Tabel 6 : Jumlah Panjang Tulangan Pokok dan Tabel 10 : Berat Besi untuk masing masing Jenis
Jumlah Beugel dalam 1 M3 Beton dan Nilai Indeks Koefisien

Sumber : Hasil Pengamatan Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7 : Panjang Tulangan Pokok dan Panjang Tabel 11 : Koefisien Analisa Beton Kolom
Beugel dalam 1 M3 Praktis 10/10 cm

Sumber : Hasil Pengamatan Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 8 : Jumlah Berat Besi untuk Tulangan Tabel 12 : Koefisien Analisa Beton Sloff 10/20 cm
Pokok ( M3)

Sumber : Hasil Perhitungan

Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 13 : Koefisien Analisa Beton


Ringbalk 10/15 cm
Tabel 9 : Jumlah Berat Besi untuk Tulangan
Beugel ( M3)

Sumber : Hasil Perhitungan

Sumber : Hasil Perhitungan


Perhitungan Bahan Cetakan Beton
( Bekisting) Ringbalk
Bahan cetakan beton (bekisting) yang
dipergunakan sebagai bahan cetakan beton
menurut daftar analisa satuan pekerjaan
Rencana dan Estimate Real of Cost, Bachtiar
Ibrahim, 1996 dan BOW, J. A Muko – Muko,
1995 adalah 4 x sisi.
Jika melihat fakta kenyataan di lapangan
untuk pekerjaan cetakan beton (bekisting)
dilaksanakan seperti berikut ini :

1. Beton Kolom Praktis. Gambar 2 Kedudukan Kolom Praktis


Pembuatan bekisting kolom praktis Jadi dalam pemakaian analisa cetakan beton
disesuaikan dengan kedudukan atau tempat (bekisting) tergantung dari fungsi dan kegunaan
dimana kolom praktis akan didirikan, kolom beton yang akan di kerjakan. Tabel 14 dibawah ini
praktis ini didirikan di tengah bentangan tembok dengan sampel pekerjaan rumah prototipe
lihat ( Gambar 2 ) dibawah ini : (bangunan tidak bertingkat) yang dikondisikan
dalam penggunaan begisting sebagai berikut :

Tabel 14 Cetakan Beton ( Bekisting) sesuai Fungsi


dan kegunaannya.
Kegunaan 1 Sisi 2 Sisi 3 Sisi 3 Sisi
Begisting (1x Sisi) (2x Sisi) (3x Sisi) (3x Sisi)
Kolom - X - -
Kolom Praktis Praktis
Sloof - X - -
Ringbalk - X - -
Sumber : Hasil Pengamatan
Untuk menghitung bahan cetakan beton
Gambar 2 Kedudukan Kolom Praktis (bekisting) harus disesuaikan dengan Tabel 15 yaitu
sesuai fungsi dan kegunaan cetakan beton
Bekisting yang di pergunakan untuk kolom (bekisting).
praktis yang didirikan di tengah bentang, Sebagaimana perhitungan bahan cetakan beton
begisting yang di pakai adalah 2 sisi jadi disajikan seperti dibawah ini dengan 2 (dua) nara
indeks koefisien yang di pakai adalah ½ x sumber Bachtiar Ibrahim, 1996 dan BOW, J. A
koefisien analisa bekisting analisa Bachtiar Muko – Muko, 1995 adalah sebagai berikut :
Ibrahim atau BOW. Tabel 15: Analisa Cetakan Beton ( Bekisting)
Koefisien Sat Bahan Cetakan
2. Beton Sloof dan Ringbalk Anls Beton
Untuk pembuatan bekisting beton sloof dan 1,000 M3 Bahan Cetakan Btn
ringbalk sesuai pengamatan di lapangan adalah 0,400 Kg Besi Beton
dipergunakan bahan cetakan beton terdiri dari 2 4,000 Kg Kawat Ikat
sisi, berarti nilai indeks koefisiennya adalah ½ x 2,000 Org Pekerja
koefisien analisa bekisting Analisa Bachtiar 5,000 Org Tukang
Ibrahim atau BOW lihat (Gambar 3). 0,500 Org Kepala Tukang
0,100 Org Mandor
4,000 Org Tkg Bongkar
Sumber : Bachtiar Ibrahim, 1996 dan BOW,
J. A Muko – Muko, 1995
Sesuai pembahasan dan kajian yang di kaji C. Bongkar Bekisting
dalam pembahasan ini adalah pekerjaan cetakan 2,00 Org Pekerja
beton yang menggunakan cetakan beton kurang
dari 4 sisi yaitu beton Kolom praktis, sloof dan b). 1 m3 Pekerjaan Tulangan dan Begisting Sloof
ringbalk. 10/20 cm
Koef Anls Satuan Jenis Bahan/Tenaga
Cetakan beton-beton tersebut sesuai Tabel 1 A. Pembesian
hanya menggunakan 2 sisi, berarti bahan yang di 260,24 Kg Besi Beton
pakai untuk cetakan beton sesuai Daftar Analisa 4,37 Kg Bendart (kawat ikat)
Bachtiar Ibrahim atau BOW = ½ x Koefisien 9,12 Org Pekerja
Anls Bahan Cetakan Beton. 9,12 Org Tukang
Dengan demikian koefisien analisanya yang 4,62 Org Kepala Tukang
dipergunakan sebagai berikut : B. Bekisting
Papan Bekisting 0,40 m3 x 0,5 = 0,20 m3 0,200 m3 Papan Begisting
Paku 4 kg x 0,5 = 2 kg 2,000 Kg Paku
Pekerja 6 Org x 0,50 = 3 Org 3,000 Org Pekerja
Tukang 5 Org x 0,50 = 2,50 Org 2,500 Org Tukang
Kepala Tukang 0,5 Org x 0,5 = 0,25 Org 0,250 Org Kepala Tukang
Mandor 0,100 Org x 0,5 = 0,05 Org 0,050 Org Mandor
Dari 2 nara sumber terdapat perbedaan yaitu C. Bongkar Bekisting
terdapat tukang bongkar bekisting, secara visual 2,00 Org Pekerja
di lapangan tukang bongkar cetakan beton
dipergunakan, dengan asumsi tukang bongkar = c). 1 m3 Pekerjaan Tulangan dan Bekisting Ringbalk
pekerja karena tukang bongkar dalam hal ini 10/15 cm
tidak mempunyai keahlian. Jadi dalam koefisien Koef Anls Satuan Jenis Bahan/Tenaga
analisa sesuai perhitungan diatas ditambahkan D. Pembesihan
tukang bongkar bekisting. Adapun nilai 230,36 Kg Besi Beton
koefisiennya adalah = 4 Org x 0,50 = 2 Org 4,09 Kg Bendart (kawat ikat)
tukang bongkar bekisting. 8,84 Org Pekerja
Dengan demikian untuk Analisa pekerjaan 8,84 Org Tukang
tulangan dan cetakan beton untuk kolom praktis, 3,34 Org Kepala Tukang
sloof dan ringbalk dengan dimensi beton 10/10 E. Begisting
Cm adalah sebagai berikut : 0,200 m3 Papan Bekisting
2,000 Kg Paku
a). 1 m3 Pekerjaan Tulangan dan Bekisting 3,000 Org Pekerja
Kolom Praktis 10/10 cm 2,500 Org Tukang
Koef Anls Satuan Jenis Bahan/Tenaga 0,250 Org Kepala Tukang
A. Pembesian 0,050 Org Mandor
335,88 Kg Besi Beton F. Bongkar Bekisting
5,05 Kg Bendart (kawat ikat) 2,00 Org Pekerja
9,80 Org Pekerja
9,80 Org Tukang Kesimpulan
5,30 Org Kepala Tukang Hasil perhitungan diatas menyimpulkan bahwa
B. Bekisting perhitungan harga satuan 1 m3 pekerjaan
0,200 m3 Papan Bekisting pembesihan dan cetakan beton pada beton bertulang
2,000 Kg Paku bervariasi yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
3,000 Org Pekerja 1. Jumlah besi tulangan dan diameter besi tulangan
2,500 Org Tukang yang akan dipakai sesuai dengan dimensi beton.
0,250 Org Kepala Tukang 2. Bahan cetakan beton ( bekisting ), di hitung
0,050 Org Mandor berdasarkan fungsi dan kegunaan beton serta
sesuai dengan perletakkan beton yang akan  Anonim,2004, Pedoman Prosedur Pengadaan
di kerjakan dilapangan Barang / Jasa Kontruksi, Evaluasi, Kupang :
Dari kedua faktor ini akan menghasilkan Kimpraswil Proyek Dekonsentrasi dan Tugas
masing – masing nilai indeks koefisien yang Pembantuan :
akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan  Bachtiar Ibrahim, 1996, Rencana dan Estimate
harga satuan pekerjaan pembesian dan cetakan Real of Cost, Jakarta : Penerbit PT. Bumi
beton (bekisting). Aksara
 J. A. Muko – Muko, 1995, Burgerlijke Open
Daftar Pustaka bare Werken (BOW ), Bandung : Penerbit,
 Andy Kirana, 1996, Bisnis Konstruksi, Media Pustaka
Bandung : Penerbit Nova

Anda mungkin juga menyukai