Inke Br Turnip
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Yang berjudul “Adaptasi Sistem
Reproduksi dan Adaptasi Sistem Kardiovaskuler dalam Kehamilan”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritikan, saran dan ususlan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
LAMPIRAN....................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah
fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Pada kehamilan terjadi perubahan pada tubuh
yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu hamil. Kebanyakan perubahan ini
merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua
perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses melahirkan dan
menyusui selesai (Prawirohardjo, Sarwono.2013).
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler, integument dan metabolisme sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam
menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi
pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
sistem reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, perkemihan, pencernaan,
muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan sistem integumen, perubahan sistem
metabolisme, sistem pernafasan, dan sistem persyarafan.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun
demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses
kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya
bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal
yang normal lagi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan
luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan (Prawirohardjo,
Sarwono.2013).
Pada Perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas rongga
10 ml kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion dengan rata-rata pada akhir kehamilan
mencapai 5 liter bahkan sampai 20 liter dengan berat kurang lebih 1100 gram dengan
ukuran uterus 30x25x20cm. Pada akhir kehamilan, uterus telah mencapai kapasitas 500
sampai 1000 kali lebih besar daripada keadaan tak hamil (Gary, F Cunningham.2012).
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama hormon esterogen dan
sedikit hormon progesteron. Hal ini dapat dilihat dengan perubahan uterus pada awal
kehamilan mirip dengan kehamilan etopik, akan tetapi setelah 12 minggu lebih
penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan hasil konsepsi. Pada awal kehamilan
tuba fallopi, ovarium dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus,
sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus. Posisi
plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi tempat implantasi plasenta akan akan bertambah besar lebih cepat
dibandingkan bagian lainnya sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena
ini dikenal dengan tanda Piscaseck (Prawirohardjo, Sarwono.2013).
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti
buah alpukat. Seiring dengan berkembang kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Panjang
uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval.
Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda
Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan
seiring perkembanganya, uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus
kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pada saat
2
pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh
adanya rektosigmoid didaerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir ismus akan berkembang
menajadi segmen bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot utterus bagian atas akan
berkontrasksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis. Batas segmen
atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.
Pada awal kehamilan, umumnya di usia kehamilan 4 bulan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri . Fenomena ini pertama
kali diperkenalkan oleh Braxton Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut dengan
kontraksi Braxton Hicks. Sampai akhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang
dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan. Pada kontraksi ini akan
menyebabkan rasa tidak nyaman dan dianggap sebagai persalinan palsu (Prawirohardjo,
Sarwono.2013).
3
Tabel 2.1. Bentuk Uterus berdasarkan usia kehamilan ( Sulistyawati, Ari 2009).
B. Ovarium
Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Pada kehamilan ovulasi
berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang mengambil
alih pengeluaran hormon estrogen dan progesterone ( Sulistyawati, Ari 2009).
C. Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air
meningkat sehingga serviks mengalami peningkatan vaskularisasi dan oedem
karena meningkatnya suplai darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah
menyebabkan serviks menjadi lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan
(Chadwick) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.
4
2.2 Adaptasi Sistem Kardiovaskuler
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada,
bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium
yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar
(Sulistyawati,Ari 2009).
5
Peredaran darah pada manusia ada 2 yaitu peredaran darah besar dan
peredaran darah kecil.
b. Peredaran darah kecil ( siklus Paru ) yaitu peredaran darah dari jantung ke paru-
paru dan balik lagi kejantung.
Berikut penjelasan peredaran darah kecil :
1. Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke atrium
kanan melalui pembuluh vena.
2. Dari atrium kanan kemudian mengalir ke ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis.
3. Kemudian ventrikel berkontraksi sehingga katup trikuspidalis tertutup, tetapi
memaksa katup pulmonalis yang terletak pada lubang arteri pulmonalis
terbuka.
4. Selanjutnya masuk kearteri pulmonalis yang bercabang kekiri dan kekanan
yang masing-masing menuju paru-paru kiri dan kanan.
5. Arteri pilmonalis ini bercabang menjadi arteriol. Arteriol mengallirkan darah
menuju kapiler di paru-paru.
6
6. Dikapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil
oksigen. Kemudian masuk kevenula, selanjutnya ke vena pulmonalis yang
membawa darah yang kaya akan oksigen menuju ke atrium kiri.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi
dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran
gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb
per menit atau sekitar 500 ml per menit. melalui vena umbilikalis menuju liver
melalui duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cava inferior, bercampur
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran
darah dari vena cava inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,Sebagian
kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersamaan dengan darah yang
berasal dari vena cava superior. Darah yang berada di ventrikel kanan masuk ke paru-
paru, tetapi karna paru-paru belum berkembang maka darah yang terdapat d iateri
pulmonalis dialirkan menuju aorta melewati ductus arteriosus Borthali. Darah yang
keparu-paru bukan untuk pertukaran gas melainkan untuk memberi makan kepada
paru-paru yang sedang tumbuh. Darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian
dialirkan ke ventrikel kiri diteruskan keseluruh tubuh melalui aorta. Darah yang
berada di aorta yang kaya CO2 ini kembali ke plasenta melalui arteri iliaka interna
kemudian ke arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
7
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas
yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi
kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru ( Rochmawati, Luca. 2011).
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior
dan aorta bawah ketika berada posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini
akan mengurangi arah balik ke vena jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload
dan cardiac output sehingga mengakibatkan terjadi hipotensi arterial yang dikenal
dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan
mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekatan pada aorta ini juga akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta keginjal. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring,
karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil tidur dalam posisi terlentang pada
akhir kehamilan. Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke-6
sampai 8 minggu kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-32 sampai 34
dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meniningkat
sekitar 40-50% hal ini dipengaruhi hormon esterogen dan progesteron pada ginjal
yang diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah
ini berupa plasma dan eritrosit (Prawirohardjo, Sarwono.2013).
8
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30%,
tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehiingga akan
mengakibatkan hemodialusi dan penurunan kosentrasi hemoglobin dari 15g/dl
menjadi 12,5g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada
kehamilan lanjut kadar Hb dibawah 11g/dl adalah suatu hal yang abnormal dan
biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan hipervolemia.
Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya
tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat
besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar Hb. Kebutuhan zat besi
selama kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7mg/hari.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu persalinan.
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni sekitar 5.000-12.000/ϻl
dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-
16.000/ ϻl (Prawirohardjo, Sarwono.2013).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi dan sistem kardiovaskuler adalah salah satu dari perubahan
fisiologi yang terjadi pada wanita yang hamil. Pada sistem reproduksi pada wanita hamil
memiliki tanda-tanda seperti tanda Chadwick, hegar, piskacek dan lain-lain. Sistem
reproduksi terdiri dari uterus sebagai tempat tumbuh kembangnya janin, dan sebagai tempat
menampungnya plasenta dan amnion.
Sistem kardiovaskuler atau sistem peredaran darah atau yang biasa disebut sistem
sikulasi adalah suatu sistem organ yang berfusngsi memindahkan zat dan nutrisi ke dan dari
sel. Sistem ini berfungsi untuk membantu stabiliasi suhu dan pH tubuh. Sistem kardivaskuler
secara garis besar memiliki 3 komponen seperti : Jantung, Pembuluh darah, dan Komponen
darah. Dalam kehamilan banyak yang terjadi perubahan di sistem kardiovaskuler. Sistem
kardiovaskuler pada manusia terdiri dari peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
Pada wanita hamil memiliki peredaran janin guna untuk menyuplai janin agar dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik.
3.2 Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran yang
ada. Namun, kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun kekurangan
baik didalam penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang
ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang mempelajarinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Gary, F Cunningham. (2012). Obstetri Williams Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Muhammad Dailami, dkk. (2020). Biologi Umum. Penerbit Widina Bhakti, Bandung.
Tersedia dari https://repository.penerbitwidina.com/media/326856-biologi-umum-
a6944c01.pdf
11
LAMPIRAN
1.
12
2.
3.
13