Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Pakchoy (Brassica Pupuk Organik Cair (POC) Dengan Teknik Hidroponik
Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Pakchoy (Brassica Pupuk Organik Cair (POC) Dengan Teknik Hidroponik
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Pakchoy (Brassica
chinensis L.) Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk ABmix dan
Pupuk Organik Cair (POC) dengan Teknik Hidroponik
SKRIPSI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
RINGKASAN
v
KATA PENGANTAR
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan ini
chinensis L) Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk ABmix dan Pupuk Organik Cair
kasih sayang dan doa tanpa henti, demikian pula kepada keluarga besarku
yang telah memberikan perhatian dan bantuan baik moril maupun materil.
SP., MSi yang sabar dan ikhlas atas bimbingan dan arahannya mulai dari
3. Dosen penguji Prof. Dr. Ir. Kaimuddin, M.Si., Dr. Ir. Katriani Mantja, MP.,
Dr. Hari Iswoyo, SP. MA. yang telah memberikan saran untuk tersusunnya
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, seluruh
vi
6. Terimakasih kepada, Ismail, Musmuliadi, Muh. Sulhidayat, Muh. Ilham,
Gunawan Prasetyo, Andi Fahri Padjalangi, Aslan, Juliadi Aba, Muh Irfan,
Satria Wahyuni, Iswal Fajar Sultan, Kurniawan, Desi Mukti Sari, atas segala
Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam tulisan ini.
Semoga tulisan ini diberkahi oleh Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
RINGKASAN .........................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
viii
3.5 Parameter Pengamatan ..........................................................................23
LAMPIRAN ..........................................................................................................49
ix
DAFTAR TABEL
No. Hal
Teks
gram .......................................................................................................................... 8
x
LAMPIRAN
No. Hal
1. 1a. Tinggi Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix
dan POC (cm) .................................................................................................50
4. 2b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC ........................................................................51
6. 3b. Sidik Ragam Luas Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC .........................................................................52
10. 5b. Sidik Ragam Kerapatan Stomata Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC ........................................................... 55
11. 6a. Indeks Klorofil Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi Konsentrasi
ABmix dan POC .................................................................................................... 55
12. 6b. Sidik Ragam Indeks Klorofil Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC .......................................................... 56
xi
13. 7a. Bobot Segar Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi Konsentrasi
ABmix dan POC (g) .............................................................................................. 56
14. 7b. Sidik Ragam Bobot Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC ........................................................................56
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
Teks
3. Perkembangan luas daun tanaman dari umur 15 HST sampai 30 HST pada
setiap perlakuan nutrisi ...................................................................................31
LAMPIRAN
No. Hal
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
mengonsumsi sayuran sangat tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (2017) hampir
kebutuhan terhadap sayuran yang kontinu maka nilai komersial produk hortikultura
cukup tinggi.
mengandung gizi, karena sayuran-sayuran ini kaya akan vitamin dan mineral.
Kebutuhan gizi yang paling penting bagi penduduk Indonesia adalah vitamin A dan
C, serta mineral, zat besi dan kalsium. Sayur-sayuran yang berwarna hijau gelap
merupakan sayuran yang paling kaya akan vitamin A dan zat besi (Sutarno, 1995).
sektor pertanian tanaman sayur tengah dihadapkan pada ancaman serius, yakni luas
lahan pertanian yang terus menyusut akibat konversi lahan pertanian produktif ke
penggunaan non-pertanian yang terjadi secara masif. Luas penguasaan lahan petani
1
tahun 2012, luas penguasaan lahan per petani yaitu 0,22 hektar dan diperkirakan akan
Selain luas lahan pertanian yang terus menyusut, sebagian besar lahan
diantaranya yang termasuk kategori kritis. Hal ini akibat pemakaian bahan-bakan
menyebabkan struktur tanah menjadi padat dan daya dukung tanah bagi pertumbuhan
bahan yang diperlukan tanaman, dapat juga mengandung bahan kimiawi yang
berbahaya (seperti senyawa klorin dan merkuri) bagi lahan dan makhluk hidup. Pada
tahun 1992 kurang lebih 18 juta hektar lahan di Indonesia telah mengalami degradasi
atau penurunan kualitas lahan. Pada tahun 2002 luasan tersebut meningkat menjadi
Hal ini diindikasikan dengan semakin banyaknya restoran dan hotel yang
sayuran asing seperti pakchoy. Menurut Badan Pusat Statistik (2017) rata-rata
konsumsi sayur pakchoy seminggu mencapai (0.064 kg/orang) tahun 2016. Oleh
karena itu pakchoy mulai populer dan banyak ditemukan di pasar swalayan di
Indonesia.
Pakchoy merupakan jenis sayuran hijau yang masih satu golongan dengan
sawi. Pakchoy juga sering disebut dengan sawi sendok karena bentuknya yang
menyerupai sendok. Pakchoy sering disebut dengan sawi manis atau sawi daging
2
karena pangkalnya yang lembut dan tebal seperti daging. Pakchoy biasa digunakan
Wijayani dan Widodo (2005) menyatakan bahwa dengan sistem hidroponik pengaruh
lingkungan seperti suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor
curah hujan dapat dihilangkan sama sekali serta serangan hama penyakit dapat
Pada sistem hidroponik hara disediakan dalam bentuk larutan hara yang
mudah tersedia bagi tanaman. Nutrisi yang diberikan mengandung semua unsur hara
esensial yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tercapai pertumbuhan yang optimal.
hidroponik, karena tanpa nutrisi pertumbuhan tanaman akan terhambat serta dapat
3
memberikan hasil dan produksi sayuran yang tidak maksimal. Nutrisi merupakan
hara makro dan mikro yang harus ada untuk pertumbuhan tanaman. Setiap jenis
Nutrisi ABmix adalah nutrisi ABmix mengandung unsur hara esensial yang
banyak (makro) yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah
sedikit (mikro) yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co (Agustina, 2004).
suatu tanaman (Wijaya, 2010). Pada peningkatan kadar nutrisi 6 sampai 10 ml/L air
larutan berarti makin pekat kandungan garam mineral dalam larutan tersebut
(Israhadi, 2009). Kepekatan nutrisi dipegaruhi oleh kandungan ion-ion yang ada
budidaya sayuran secara hidroponik perlu menjadi perhatian besar untuk menekan
penggunaaan pupuk anorganik. Sayuran yang sehat ditentukan oleh kualitas pupuk
yang digunakan. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
Pupuk organik cair (POC) mengandung berbagai jenis unsur hara dan zat
yang diperlukan tanaman. Zat-zat ini berasal dari bahan organik yang digunakan
dalam pembuatannya. zat tersebut terdiri dari mineral baik makro maupun mikro,
4
asam amino, hormon pertumbuhan dan mikroorganisme. Kandungan zat dan unsur
hara harus dalam kondisi yang seimbang sehingga dapat memacu pertumbuhan
Kandungan unsur hara pupuk organik cair tidak selengkap pupuk anorganik
oleh karena itu pemberian pupuk organik cair limbah sayuran dengan dosisi 500 ml
per tanaman mungkin belum mampu menyediakan jumlah unsur hara yang optimal
unsur hara dari dalam tanah, tetapi pada budidaya tanaman secara hidroponik,
tanaman memperoleh unsur hara dari larutan nutrisi yang dipersiapkan khusus.
Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau dalam keadaan mengalir.
Media tanam hidroponik dapat berasal dari bahan alam seperti kerikil, pasir, sabut
kelapa, arang sekam, batu apung, gambut, dan potongan kayu atau bahan buatan
Salah satu teknik yang umum digunakan pada budidaya sayuran secara
pada lapisan air yang dalam. Kedalaman lapisan air berkisar antara 4-6 cm. Prinsip
kerja sistem hidroponik DFT yaitu mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara
terus menerus selama 24 jam. Teknik hidroponik ini dikategorikan sebagai sistem
budidaya tanaman daun dan sayuran buah yang berukuran kecil (Chadirin dkk, 2006).
5
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
Berbagai Konsentrasi Pupuk ABmix dan Pupuk Organik Cair (POC) dengan Teknik
Hidroponik.
1.2 Hipotesis
konsentrasi nutrisi ABmix dan POC yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pakchoy pada berbagai kombinasi konsentrasi larutan nutrisi ABmix dan POC pada
teknik hidroponik.
konsentrasi nutrisi ABmix dan POC yang baik untuk pertumbuhan tanaman pakchoy.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di Indonesia adalah sayuran. Salah satu dari tanaman sayuran yang termasuk
kelompok sayuran sawi adalah sayuran pakchoy (Brassica chinensis L.). Pakchoy
merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial serta prospek yang
cukup baik, karena cukup digemari oleh masyarakat di Indonesia dan Cina. Di
Indonesia banyak sekali masakan olahan pangan yang menggunakan daun pakchoy
sebagai bahan pokok maupun bahan pelengkap. Di Cina pakchoy diolah menjadi
khususnya di Cina. Daun pakchoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua,
dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,
tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun,
berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman pakchoy ini
7
Komposisi kandungan gizi pakchoy yang terkandung dalam setiap 100 gram
antara lain:
tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Suhu udara yang
antara 19°C-21°C. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan
ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Daerah yang memiliki suhu berkisar
tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah,
8
sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses
menurut Cahyono (2003), berkisar antara 80% sampai dengan 90%. Kelembaban
yang tinggi dan lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman.
Tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila
penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji yang dihasilkan jelek.
Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh
Tanaman pakchoy siap dipanen apabila umurnya cukup tua (30-40 hari),
ukuran krop atau pembentukan daunnya cukup maksimal, dengan daun-daun muda
berukuran besar. Menurut Rukmana (1994) tanaman ini termasuk sayuran daun yang
cepat rusak atau susut, biasanya dikonsumsi dalam bentuk lalap segar, lalap masak
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro (air) dan ponos (kerja)
yang berarti pengerjaan (budidaya tanaman) dengan air. Jadi hidroponik adalah
9
Penanaman pakchoy secara hidroponik di rumah kaca (green house),
menggunakan air atau media porous lainnya seperti kerikil, pecahan genteng, pasir
kali, styroform, atau bahan tambahan jenis hara yang mengandung unsur esensial
didalam medium padat selain lahan, di iringi dengan bahan gizi unsur tumbuhan yang
penting dilarutkan dalam air. Karsono et a1l. (2002) menyatakan bahwa tanaman
sayuran yang cocok dengan hidroponik, antara lain Sawi, Pakchoy, Selada, Caisim,
dan Bayam.
kekurangan lahan pertanian, yang dalam hal ini adalah tanaman pangan dalam
tidak lepas dari sarana yang dapat menunjang optimalisasi dalam pertumbuhan dan
suatu jalan keluar, maka komoditi yang ditanam pun harus mempunyai pasar khusus
cara ini mempunyai banyak kelebihan. Kelebihan yang utama adalah tanaman dapat
tumbuh dan berproduksi lebih baik dibandingkan dengan teknik penanaman biasa
yang menggunakan tanah sebagai media tanam. Kelebihan lainnya yaitu perawatan
lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat,
10
tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru, tidak
membutuhkan tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki
standarisasi, tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor
penanganan nutrisi tanaman, menghemat luasan lahan, mudah penanganan gulma dan
dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dalam. Kedalaman lapisan air
berkisar antara 4-6 cm. prinsip kerja sistem hidroponik DFT yaitu mensirkulasikan
larutan nutrisi tanaman secara terus menerus selama 24 jam. (Chadirin dkk, 2006).
Pada teknik DFT, aliran nutrisi dengan kedalaman 2-3 cm mengalir pada pipa
PVC berdiameter 10 cm dan pada pipa tersebut diletakkan tanaman dalam pot plastik,
sehingga tanaman akan menerima nutisi yang mengalir tersebut. Pipa PVC dapat
dirangkai dalam satu bidang atau zigzag, tergantung pada jenis tanaman yang
efisien, namun hanya dapat dipraktikan pada tanaman yang mempunyai tinggi
11
tanaman yang rendah. Sedangkan sistem rangkaian satu bidang dapat dipraktikkan
Tanaman diletakkan dalam pot plastik dan diletakkan secara tepat pada lubang
yang telah dibuat di sepanjang pipa PVC. Pot plastik tersebut memiliki lubang pada
bagian bawah dan samping agar akar tanaman dapat menyerap nutrisi. Pipa PVC
dibuat zigzag, untuk membuat aliran nutrisi mengalir. Aerasi nutrisi terjadi pada saat
Kebutuhan unsur hara pada tanaman selain berkaitan dengan jenis unsur hara,
juga sangat berkaitan dengan jumlah unsur hara yang dibutuhkan. Jumlah unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman berbeda sesuai dengan jenis tanaman dan jenis unsur
haranya. Pada jenis tanaman sayuran membutuhkan unsur hara yang berbeda dengan
jenis tanaman palawija. Selain itu jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga
dapat dilihat dari umur tanaman, seperti pendapat Suwandi (2009) yang menyatakan
bahwa konsumsi hara oleh tanaman berbeda tergantung pada umur fisiologis tanaman
tersebut.
NPK dan umur flsiologis tanaman, aplikasi pupuk N untuk sayuran dimulai pada saat
tanam hingga maksimum 2/3 umur tanaman. Pupuk P dan K diaplikasikan sebelum
12
Pada dosis yang terlalu rendah pengaruh larutan hara tidak nyata, sedangkan
pada dosis yang terlalu tinggi selain boros juga akan mengakibatkan tanaman
mengalami plasmolisis, yaitu keluarnya cairan sel karena tertarik oleh larutan hara
unsur hara yang selalu tersedia selama siklus hidupnya mulai dari penanaman hingga
panen. Ketersediaan hara dalam tanah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor
pemberian konsentrasi pupuk yang tepat akan mempengaruhi hasil suatu tanaman.
konsentrasi pupuk, dapat juga melalui frekuensi pemberian pupuk, cara pemberian
pemberian larutan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Meskipun unsur hara
tanaman sangat kompleks, tetapi demikian kebutuhan dasar terhadap hara dalam
budidaya tanaman secara hidroponik telah diketahui Terdapat 14 unsur hara essensial
Larutan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam budidaya secara
mendapat asupan nutrisi dan larutan nutrisi yang disediakan Menurut Resh (1998),
formulasi larutan nutrisi berbeda-beda dan sangat bergantung dari beberapa variabel
berikuti ini, spesies dan varietas tanaman, tahap penumbuhan tanaman, bagian
13
tanaman yang ingin dipanen atau dikonsumsi, musim (panjang hari), dan cuaca (suhu,
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan lautan nutrisi untuk Budidaya
hindroponik harus memilliki sifat larutan sempurna dan dapat larut didalam air.
Terdapat 12 jenis bahan kimia yang mengandung unsur-unsur yang berguna bagi
tanaman. Unsur-unsur tersebut dibagi kedalam dua kelompok unsur, yaitu unsur
makro dan unsur mikro. Unsur makro terdiri atas Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium
(K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg), sadangkan unsur hara mikro
terdiri dari Boron (B), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn) dan
Larutan nutrisi dibuat dari larutan stok. Larutan stok adalah konsentrat dari
larutan nutrisi. Larutan stok biasanya terdiri atas larutan stok A, larutan stok B dan
larutan asam. Masing-masing jenis larutan stok harus dipersiapkan dan Disimpan
pada tangki tersendiri (tidak dicampur). Pemisahan tersebut harus dilakukan untuk
larutan stok. Misalnya saja larutan stok A, larutan stok B dan larutan asam akan
mengendap apabila sulfat dari senyawa magnesium sulfat dicampur dengan kalsium
14
Tabel l. Larutan Stok A, B dan Larutan Asam
Solubilitas Solubilitas
Unsur hara yang utama dibutuhkan oleh tanaman sayuran adalah N, P, dan K.
Nitrogen adalah unsur hara yang paling dinamis di alam. Unsur N mudah hilang dari
tanah melalui volatilisasi atau perkolasi air tanah, mudah berubah bentuk, dan mudah
pula diserap tanaman. Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk ammonium (NH4+)
dan nitrat (NO3-). Keberadaan NH4+ sangat dinamis mudah berbentuk menjadi NO3-
Fosfor adalah unsur hara yang tidak mudah bergerak (immobile) dalam tanah.
Unsur hara P di tanah tersedia dalam jumlah cukup bagi tanaman, namun kekurangan
Menurut Barker dan Pilbean dalam Suwandi, (2009), kalium sebagai unsur
hara esensial penting seperti N. Meski hanya sebagian kecil K tersedia yang dapat
15
dimanfaatkan oleh tanaman, hara K mudah bergerak dan terikat oleh permukaan
Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar dan daun. Unsur C dan O
diambil tanaman dari udara dalam bentuk CO2 melalui stomata daun dalam proses
fotosintesis. Unsur H diambil tanaman dari air tanah (H2O) melalui akar tanaman. Air
juga diserap tanaman melalui daun tapi dalam jumlah yang sedikit. Unsur-unsur yang
lain diserap oleh akar tanaman dari dalam tanah seperti unsur hara makro juga unsur
pupuk anorganik atau organik sesuai kebutuhan tanaman. Masalah umum dalam
pemupukan adalah rendahnya efisiensi serapan unsur hara oleh tanaman. Efisiensi
pupuk yang tepat, jenis, takaran maupun aplikasinya, dapat meningkatkan efisiensi
pemupukan N, P, dan K hingga 40-50%. Untuk budidaya pada tanaman jenis sayuran
takaran pupuk N berkisar antara 100-200 kg/ha P2O5 90-180 kg/ha,dan K2O sekitar
16
Menurut Jones (1991), tingkat kebutuhan hara tanaman sawi dapat dilihat
hara tersendiri dibanding tanaman C4 atau CAM. Menurut Kaufman et. all. (1989),
efisiensi tanaman C3 terhadap unsur hara cukup rendah sehingga membutuhkan unsur
Tanaman yang kekurangan unsur hara tersebut menunjukkan gejala klorosis pada
untuk menyerap energi sinar yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan
NADP untuk mereduksi CO2, selain itu toleransi yang rendah terhadap ion yang tidak
esensial seperti timbal, kadmium, perak, aluminium, raksa, timah, dan sebagainya
biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk
17
penumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung pada pupuk
anorganik karena mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak,
Menurut Suriadikarta dkk (2006) pupuk organik cair memiliki manfaat bagi
tanaman yaitu : untuk menyuburkan tanaman, untuk menjaga stabilitas unsur hara
dalam tanah, untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, untuk
Adapun keunggulan dari pupuk organik cair yaitu : Mudah untuk membuatnya,
harganya relatif murah, tidak ada efek samping bagi lingkungan maupun tanaman,
bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada daun (bio-control) seperti
ulat pada tanaman sayuran. Aman karena tidak meninggalkan residu, pestisida
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau
bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa
sayuran (wortel, labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar
kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio) maka proses penguraian oleh
bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang
Umumnya bahan organik yang segar mempunyai rasio C/N tinggi, seperti
jerami padi sebesar 50-70 %. Prinsip pembuatan pupuk adalah menurunkan rasio C/N
bahan organik, sehingga sama dengan rasio C/N tanah (< 20). Semakin tinggi rasio
18
C/N bahan maka proses pembuatan pupuk akan semakin lama karena rasio C/N harus
diturunkan. Rasio C/N merupakan perbandingan dari pasokan energy mikroba yang
Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik cair adalah
sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur, sampah
buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain (Hadisuwito, 2007). Bahan baku
pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu bahan organik basah seperti
sisa buah dan sayuran. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Semakin tinggi kandungan selulosa dari bahan
organik yang dibuat, maka proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme
19
BAB III
METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima instalasi Deep Floating
Technique (DFT) dengan 24 lubang pada setiap instalasi, alat ukur (meteran, mistar),
glass objek, isolasi, gelas ukur, kertas millimeter, timbangan, drum 30 liter, kamera,
pH meter, TDS meter, CCM-200 Plus, gelas ukur, dan alat tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakchoy
varietas Dakota, kuteks, nutrisi ABmix Hydro J, pupuk organik cair. Pupuk organik
cair (POC) yang digunakan dalam penelitian ini adalah POC yang dibuat sendiri
Limbah rumput laut 20 kg, limbah buah (pepaya, pisang, dan nenas), bonggol
pisang 10 kg, batang pisang 10 kg, rebun bambu 10 kg, daun gamal 10kg, ampas tahu
20 kg, pupuk kandang ayam 10 kg, pupuk kandang kambing 10 kg, gula merah 10 kg,
terasi 5 kg, air kelapa muda 20 liter, air cucian ikan 20 liter air cucian beras 20 liter.
20
3.3 Metode Penelitian
Kelompok (RAK) satu faktor dengan 5 taraf konsentrasi Kombinasi nutrisi ABmix
dan POC. Konsentrasi yang telah ditentukan yaitu: POC 125 ml/L air (A), ABmix
2,5 ml/L air + 93,75 ml/L air (B), ), ABmix 5 ml/L air + POC 62,50 ml/L air (C),
ABmix 7,5 ml/L air + POC 31,25ml/L air (D) dan ABmix 10 ml/L air (E).
Kombinasi Perlakuan :
A B C D E
Setiap lima instalasi dari setiap instalasi terdiri dari empat ulangan. Pada
setiap ulangan terdapat enam tanaman sehingga terdapat 120 unit pengamatan.
Benih diseleksi terlebih dahulu dengan cara merendam benih dalam air hangat
selama 15 menit. Benih yang digunakan adalah benih yang tenggelam. Benih ditabur
di atas tempat penyemaian (rockwool) kemudian yang ditutup dengan kain hitam.
Setelah benih tumbuh dan berdaun 2-3 helai (berumur 2 minggu). Bibit siap
21
3.4.2 Penyiapan Pupuk Organik Cair
gamal, rebung. Lalu masukkan semuanya kedalam karung A. Buat lubang kecil-kecil
pada karung A kemudian diikat. memasukkan limbah rumput laut, limbah ikan,
pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, ke dalam karung B. buat lubang
kecil-kecil pada karung B kemudian diikat. Memasukkan gula merah, terasi ke dalam
ember. Larutan menggunakan air cucian beras, air cucian ikan, air kelapa muda,
ampas tahu, dan urine sapi. Selanjutnya disebut larutan biang mikroba. Memasukkan
karung A dan B ke dalam drum 200 liter. Kemudian isi drum 200 liter dengan air
rendaman kelapa dan lautan biang mikroba. lalu oleskan sabun colek pada bagian
bibir drum lalu tutup rapat. Melakukan pengadukan pada larutan setiap 2 hari. Setelah
yang terdiri dari nutrisi A dan B masing-masing ke dalam air 500 ml yang kemudian
disebut larutan stok. Aplikasi konsentrasi kombinasi nutrisi diberikan sesuai dengan
perlakuan.
22
3.4.4 Pemeliharaan
nutrisi meliputi volume air, pH, dan ppm pada setiap instalasi. Penyulaman dilakukan
pada tanamaan yang mati, sampai tanaman berumur dua minggu setelah tanam.
3.4.5 Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam (HST) pada saat
1. Tinggi tanaman (cm), diukur menggunakan mistar dilakukan setiap tiga hari
2. Jumlah daun (helai), diukur dengan menghitung jumlah daun dari setiap tanaman
dilakukan setiap tiga hari setelah tanaman berumur dua minggu setelah tanam
23
4. Menghitung indeks klorofil, menggunakan alat CCM (Cholorophyl Content
Meter) dengan cara menjepit daun tanaman dan angka indeks klorofil daun akan
Kerapatan stomata =
7. Bobot segar tanaman (g), diukur dengan menimbang tanaman saat panen.
24
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman dan sidik ragam pada pada umur
30 HST disajikan pada tabel lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi kombinasi ABmix dan POC berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap
Tabel 1. Tinggi Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix dan
POC pada 30 HST (cm)
Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)
Hasil uji BNJ 0,05 pada dari tabel 1. menunjukkan bahwa setiap kombinasi
konsentrasi Abmix dan POC menghasilkan respon tinggi tanaman yang berbeda.
perlakuan ABmix 10 ml/L air (E) menghasilkan tanaman tertinggi (23.09 cm) yang
25
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik tinggi tanaman setiap perlakuan
40.000
35.000
30.000 Kombinasi
Tinggi Tanaman (cm)
Nutrisi
25.000
A
20.000
B
15.000
C
10.000
D
5.000
E
0.000
15 HST 18 HST 21 HST 24 HST 27 HST 30 HST
hingga panen. Pada perlakuan ABmix 10 ml/L air (E) menghasilkan tinggi tanaman
tertinggi (23,09 cm). Sedangkan pada perlakuan POC 125 ml/L air (A) menghasilkan
tinggi tanaman terendah (8.60 cm). Hal ini sebabkan tinggi tanaman dipengaruhi oleh
26
kandungan nitrogen dalam larutan nutrisi ABmix yang diberikan. Menurut Lingga
tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selanjutya Nicolas
(1963), menyatakan bahwa tanaman menunjukkan respon yang sangat tinggi terhadap
perlakuan nitrogen, karena nitrogen merupakan elemen nutrisi utama penyusun asam
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi kombinasi ABmix dan POC berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap
27
Hasil uji BNJ 0,05 pada tabel 2. menunjukkan bahwa perlakuan ABmix 10
ml/L air (E) menghasilkan jumlah daun tertinggi (11.83 helai) yang berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Perlakuan ABmix 10 ml/L air (E) memberikan respon
yang terbaik terhadap jumlah daun tanaman pakchoy pada setiap waktu pengamatan.
Grafik jumlah daun setiap perlakuan kombinasi nutrisi disajikan pada gambar 2.
14.000
12.000
Jumlah Daun (helai)
10.000 Kombinasi
Nutrisi
8.000
A
B
6.000
C
D
4.000
E
2.000
0.000
15 HST 18 HST 21 HST 24 HST 27 HST 30 HST
menghasilkan jumlah daun terbanyak (11.83 helai). Sedangkan jumlah daun pada
28
perlakuan POC 125 ml/L air (A) menghasilkan jumlah daun terendah (7.00 helai).
Hal ini disebabkan ABmix mengandung N yang tinggi hal ini sesuai dengan pendapat
Harlina (2003) yang menyatakan bahwa apabila unsur N tersedia dalam jumlah
banyak maka lebih banyak pula protein yang terbentuk sehingga pertumbuhan
meningkat seiring dengan pertambahan tinggi tanaman. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kandungan klorofil dalam daun juga meningkat, dimana klorofil dalam daun
Apabila kandungan klorofil dalam daun cukup tersedia maka fotosintesis yang
dihasilkan semakin meningkat. Hal ini sesuai yang dikemukakan Novizan (2001),
jumlah daun yang banyak disebabkan oleh unsur hara nitrogen yang terkandung
didalam larutan nutrisi, karena nitrogen adalah komponen utama dari berbagai
Hasil pengamatan rata-rata luas daun dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi kombinasi ABmix dan POC berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun
29
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap luas
Tabel 3. Luas Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix
dan POC pada 30 HST (cm2)
Perlakuan Rata-rata luas daun (cm2)
Hasil uji BNJ 0,05 pada dari tabel 3. menunjukkan bahwa perlakuan ABmix 10
ml/L air (E) menghasilkan luas daun terlebar (18.340 cm2) yang berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Grafik luas daun setiap perlakuan kombinasi nutrisi
30
20
18
16
14
Luas Daun (mm2)
12
10
15 HST
8
22 HST
29 HST
6
0
A B C D E Kombinasi
Nutrisi
pada perlakuan ABmix 10 ml/L air (E) yang menghasilkan luas daun terluas (18,340
cm2). Sedangkan Luas daun pada perlakuan POC 125 ml/L air (A) menghasilkan
luas daun tersempit (8.143 cm2). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setiap
kombinasi konsentrasi ABmix dan POC menghasilkan kenaikan luas daun setiap
31
tinggi mulai dari 15 HST hingga panen. Hasil tersebut berbeda nyata dengan POC
125 ml/L air (A). Meskipun berbeda dalam konsentrasi yang tinggi, luas daun
cenderung rendah dan menghasilkan perkembangan rendah. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lakitan (2012), jika kandungan hara cukup tersedia maka luas daun suatu
tanaman akan semakin tinggi, dimana sebagian besar asimilat dialokasikan untuk
pembentukan daun yang mengakibatkan luas daun bertambah. jumlah nutrisi ABmix
organ tanaman melalui pembuluh floem. Dalam proses fotosintesis, hal yang
penting yaitu adanya penyerapan radiasi matahari oleh permukaan daun, tetapi
tidak semua radiasi matahari yang datang dapat diserap oleh permukaan daun.
vertikal. Pembentukan daun dapat berlangsung baik pada suhu dan intensitas cahaya
yang konstan, seperti yang dikemukakan Lakitan (2012) bahwa laju pembentukan
daun (jumlah daun persatuan waktu) atau nilai indeks plastokhron (Selang waktu
pada tanaman akan meningkat pula penyerapan cahaya oleh daun. Permukaan
32
luas daun yang luas dan datar memungkinkan menangkap cahaya semaksimal
mungkin persatuan volume dan meminimalkan jarak yang harus di tempuh oleh
CO2 dari permukaan daun kloroplas, yaitu sekitar 0,1 m pada daun-daun
Hasil pengamatan rata-rata luas stomata dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 4a dan 4b. Sidik ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi kombinasi ABmix dan POC berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap
33
Hasil uji BNJ 0,05 pada dari tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan POC 125
ml/L air (A) menghasilkan jumlah stomata tertinggi (7.54) yang berbeda nyata
dengan perlakuan ABmix 2.5 ml/L air + POC 93.73 ml/L air (B), perlakuan ABmix
5 ml/L air + POC 62.50ml/L air (C), dan perlakuan ABmix 7.5 ml/L air + POC
31.25 ml/L air (D), Diagram jumlah stomata setiap perlakuan kombinasi nutrisi
8.00
7.55
7.00
6.00
Jumlah Stomata
5.38
5.00 4.69 4.67 4.63
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
A B C D E Kombinasi
Nutrisi
Gambar 4. Rata-rata jumlah stomata
Gambar 4. menunjukkan bahwa perlakuan POC 125 ml/L air (A) yang
10 ml/L air (E) yang memiliki jumlah stomata yang terendah (4.62). Hal ini terjadi
34
karena ukuran daun pada perlakuan POC 125 ml/L air (A) lebih sempit dibandingkan
perlakuan lainnya sehingga membuat sel yang terdapat pada daun menjadi kecil,
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat (Fahn, l992) pola pembelahan daun dikotil
pada perkembangan daun berlanjut pada lapisan terluar meristem marginal yang
membelah antiklinal dan tidak tergantung pada lapisan sel di bawahnya misalnya
palisade parenkim
Ukuran daun pada perlakuan POC 125 ml/L air (A), diikuti sel daun yang
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Prawiranata et all. (1981) bahwa frekuensi
stomata pada tanaman dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tanaman yang memiliki
banyak stomata, banyaknya stomata ditemui pada tanaman yang tumbuh di daerah
kering dan memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi. Selanjutnya menurut
Fahn (1991) bahwa tanaman yang tumbuh pada intensitas cahaya matahari yang
transpirasi pada daun, misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam
batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-
lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan
35
4.5. Kerapatan Stomata (stomata/mm2)
Hasil pengamatan rata-rata luas daun dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 5a dan 5b. Sidik ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi kombinasi ABmix dan POC berpengaruh sangat nyata terhadap kerapatan
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap luas
Hasil uji BNJ 0,05 pada dari tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan POC 125
ml/L air (A) menghasilkan kerapatan stomata tertinggi (375.28 stomata/mm2) yang
berbeda nyata perlakuan ABmix 2.5 ml/L + POC 93.73ml/L air (B), perlakuan
ABmix 5 ml/L + POC 62.50ml/L air (C), dan perlakuan ABmix 7.5 + POC
36
31.25ml/L air (D), dan perlakuan ABmix 10 ml/L air (E). Diagram kerapatan
400.00
375.28
Kerapatan Stomata (stomata/mm2)
350.00
300.00
267.47
250.00 240.94 232.22 230.15
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
Kombinasi
A B C D E
Nutrisi
perlakuan ABmix 10 ml/L air (E) yang menghasilkan kerapatan stomata terendah
(230.14 stomata/mm2). Hal ini disebabkan perlakuan POC 125 ml/L air (A) yang
memiliki luas daun yang lebih sempit dibandingkan perlakuan ABmix 10 ml/L air (E)
37
sehingga mempengaruhi kerapatan stomata. Hal ini sesuai yang dikemukakan
Ramadhani dan Hasyim (2013) Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel
penjaga pada daun. Umumnya stomata terletak pada permukaan bawah daun. Daun
tempat pertukaran gas. Umumnya gas yang sering melewati stomata adalah karbon
dioksida (CO2). Selain sebagai tempat pertukaran gas stomata juga berperan dalam
Hasil pengamatan rata-rata indeks klorofil dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 6a dan 6b. Analisis statistika luas daun 30 HST
38
545.00
540.00 538.80
Indeks klorofil
535.00 533.78
532.14
530.00
526.45
525.00
519.91
520.00
515.00
510.00
A B C D E Kombinasi
Nutrisi
Gambar 6. Rata-rata indeks klorofil
rata-rata indeks klorofil tertinggi (538.80) yang tidak berpengaruh nyata. Sedangkan
pada perlakuan ABmix 5 ml/L air + POC 62,50 ml/L air (C) menghasilkan indeks
klorofil ter rendah (519.90). Hal ini dikarenakan kandungan unsur nitrogen yang
terdapat pada nutrisi yang di gunakaan pada perlakuan ABmix 10 ml/L air (E)
sehingga dapat mempengaruhi indeks klorofil pada tanaman pakchoy hal ini sesuai
dengan yang dikemukakaan Brady and Weil (2002), nitrogen (N) merupakan unsur
hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen
asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan
39
Menurut Gardner et all. (1985) pembentukan klorofil memerlukan nitrogen
dalam jumlah yang cukup, karena nitrogen merupakan komponen penyusun utama
klorofil. Selain itu, unsur magnesium juga berperan penting dalam penyusunan
dalam fotosintesis.
Hasil pengamatan rata-rata berat tanaman dan sidik ragam pada pada umur 30
HST disajikan pada tabel lampiran 7a dan 7b. Analisis statistika luas daun 30 HST
Hasil uji beda nyata jujur pengaruh pemberian kombinasi nutrisi terhadap
Tabel 6. Berat Segar Tanaman Pakchoy pada Kombinasi Konsentrasi ABmix dan
POC pada 30 HST (g)
Perlakuan Rata-rata berat tanaman (g)
40
Hasil uji BNJ 0,05 pada dari tabel 6. Menunjukkan bahwa perlakuan ABmix
10 ml/L (E) menghasilkan bobot tanaman tertinggi (76.808 g) yang berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Perlakuan ABmix 7.5 ml/L air + POC 31.25ml/L air (D),
ABmix 5 ml/L air + POC 62.50ml/L air (C), perlakuan ABmix 2.5 ml/L + POC
93.73ml/L air (B) dan perlakuan POC 125 ml/L air (A). Diagram berat segar setiap
90.00
80.00
76.81
70.00
65.82
60.00
Berat Segar (g)
50.00
43.53
40.00 37.66
32.96
30.00
20.00
10.00
0.00
A B C D E Kombinasi
Nutrisi
Gambar 7. Rata-rata berat segar (g)
41
POC 125 ml/L air (A) menghasilkan bobot segar tanaman terendah (24.970 g). Hal
Menurut Suratman dalam Kinasihati (2003) peningkatan berat segar ini disebabkan
oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai bagian vegetative pada
tanaman.
perkembangan tanaman terutama unsur hara nitrogen untuk tanaman pakchoy. Unsur
nitrogen yang rendah pada perlakuan POC 125 ml/L air (A) mengakibatkan
oleh Gardner at. all. (1991), fungsi esensial dari unsur hara nitrogen didalam jaringan
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh maka kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh sangat nyata antara perlakuan kombinasi nutrisi ABmix 10 ml/L (E)
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah stomata, kerapatan stomata,
5.2 Saran
jenis pupuk ABmix dan konsentrasi yang berbeda-beda diharapkan menjadi informasi
penting untuk menghasilkan produksi sayuran yang lebih bermutu dan berkualitas.
43
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2002. Konservasi Lahan Pertanian (Online). http:// www.
bps.go.id. diakses tanggal 19 Agustus 2017.
Badan Pusat Statistik. 2017. Konsumsi buah dan sayur tahun 2016. (Online). http://
www. bps.go.id. diakses tanggal 19 Agustus 2017.
Brady, N. and R. Weil. 2002. The Nature And Properties Of Soils, 13th Edition.
Prentice Hall. Upper Saddle River. New Jersey. 960 p.
Cahyono, B. 2003. Teknik Dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yokyakarta.
Chadirin, Y., H. Sudardiyanto, dan T. Matsuoka. 2006. Application of Deep sea water
for nutrient cooling system in hydroponic culture. Proceeding International
symposium on suistainable agriculture in Asia. Bogor, 18-21
Djuarni, Nan.Ir, M.Sc., Kristian., Setiawan, Budi Susilo. 2006. Cara Cepat Membuat
Kompos. Jakarta : AgroMedia. Hal 36-38.
44
Fahrudin, F. 2009, Budidaya Caisim (Brasica juncea) Menggunakan Ekstrak Teh dan
Pupuk Kascing, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Gardner et. all. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo, H dan Subiyanto
(Penerjemah). UI Press: Jakarta.
Hariyanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi .
Vol. XVIII, No. 2.
Harris D 1994. The Illustrated Guide Ti Hydroponic. Tien wah press (Pte), Ltd.
Songapore
Haryanto, E. dan T.Suhartini. 2002. Sawi Dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta
Indariani S. 2003. Hidup Sehat Dengan Produk Hortikultura Nusantara. Ditjen Bina
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. DEPTAN. Jakarta.
Kaufman, P. B., Carlson, P., Dayanandan, M. L., Evans, J. B., Fisher, C., Parks, and
Wells, J. R. 1989. Plant Their Biology And Importance. Harper and Row
Publisher, New York
45
Kementrian Pertanian. 2015. Basis data ekspor impor komoditi pertanian. (Online)
http:// www. pertanian.go.id. Pdf, diakses tanggal 19 Agustus 2016
Kinasihati, E., 2003. Studi Kebutuhan Nitrogen Tanaman Selada. Universitas Jember.
Jember.
Nicolas. DJD. 1963. Inorganic nutrition of microorganism. in:F.C. Steward, ed. Plant
physiology: A Treatise Vol. III. New York: Academic Press, pp.363-447.
Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Nurshanti DF. 2010. Pertummbuhan dan prtumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea
L.) dengan tiga varietas berbeda. Agronobis 2(4): 7-10
Perwitasari B., Tripatmasari M. dan Wasonowati C., 2012. Pengaruh Media Tanam
dan utrisi Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman sawi Dengan Sistem
Hidroponik. Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.
46
Resh HM. 1998. Hydroponic Food Production. Woodbridge Press Publ. Co. Santa
Barbara. 527p.
Sundari, E., Sari, E dan Rinaldo, R., 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair
Menggunakan Bioaktivator Biosca Dan EM4. Fakultas Teknologi Industry
Universitas Bung Hatta. Palembang
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006). Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Jawa Barat :Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian. Hal 2.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Secara Hidroponik. Nuansa
Aulia. Bandung
47
Wijayani a dan widodo, w. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Vaietas
Tomat Dengan System Hidroponik. Ilmu Pertanian, (12) 1 :77-83.
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
49
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 1.78%
Keterangan: **= sangat nyata
50
Tabel lampiran 2a. Jumlah Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC (helai).
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 2b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Pakchoy pada
Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 2.64%
Keterangan: **= sangat nyata
51
Tabel lampiran 3a. Luas Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC (cm2).
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 3b. Sidik Ragam Luas Daun Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 2.43%
Keterangan: **= sangat nyata
52
Tabel lampiran 4a. Jumlah Stomata Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 4b. Sidik Ragam Jumlah Stomata Tanaman Pakchoy pada
Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 9.49%
Keterangan: tn= tidak nyata
**= sangat nyata
53
Tabel lampiran 5a. Kerapatan Stomata Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC (stomata/mm2).
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 5b. Sidik Ragam Kerapatan Stomata Tanaman Pakchoy pada
Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 8.71%
Keterangan: tn= tidak nyata
**= sangat nyata
54
Tabel lampiran 6a. Indeks Klorofil Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 6b. Sidik Ragam Indeks Klorofil Tanaman Pakchoy pada
Berbagai Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 2.89%
Keterangan: tn= tidak nyata
55
Tabel lampiran 7a. Bobot Segar Tanaman Pakchoy pada Berbagai Kombinasi
Konsentrasi ABmix dan POC (g).
Perlakuan U1 U2 U3 U4 Total Rata-Rata
Tabel Lampiran 7b. Sidik Ragam Bobot Tanaman Pakchoy pada Berbagai
Kombinasi Konsentrasi ABmix dan POC
F. Tabel
Sidik Ragam DB JK KT Fhitung
0.05 0.01
Total 19
KK p = 1.20%
Keterangan: **= sangat nyata
56
Lampiran Gambar 1. Perbandingan Perlakuan A, B, C, D, dan E
57
ABmix 5 ml/L + POC 62.50 ml/L (C)
58
ABmix 10 ml/L (E)
59
Lampiran Gambar 2. Percobaan
60
61
Ket:
ABmixA=
DB
A
D
E
B
C POC
POC 125
7.5
2.5
10
5 125
ml/Lml/L
ml/L
ml/L
+ml/L
(E)B=
POC
ABmix 2.5
31.25
62.50
93.73
(A)
A D
B E
62