Anda di halaman 1dari 8

IDENTITAS NASIONAL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengajar : Dr. Yovinus


Disusun Oleh : 1. Trimah Andayani (2311171047)
2. Eky Nur Azizah (2311171054)
3. Hanifah Nur Aisyah (2311171055)
4. M. Syaban Alfarizi (2311171056)
5. Wina Wiliyanti (3111711092)

Jln Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Telp. 022-661233
Fax. 022-6610223. Email humas@unjani.ac.id . Website http://unjani.ac.id
Identitas nasional adalah jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang menjadi
perbedaan antara satu bangsa dan bangsa lain. Identitas nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu keadaan gegrafi, ekologi, demografi, sejarah, kebudayaan, dan masyarakat.seperti halnya
negara Indonesia memiliki ciri khas bangsanya yaitu dengan keragaman budaya dan keramahan
masyarakatnya.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan, menjadi lebih beraneka ragam dalam agama,
ras, suku, bangsa, tradisi, dan kebudayaan. Tetapi dibalik semua keanekaragaman yang dimiliki
Indonesia, ada satu sifat khas masyarakat Indonesia yaitu keramahan dan sopan santunnya. Hal ini
dirasakan bukan hanya oleh msayarakat Indonesia, tetapi banyak bangsa lain yang datang ke
Indonesia merasakan kenyamanan dan kehangatan tinggal dilingkukan masyarakat Indonesia. Sikap
gotong royong, musyawarah, menyukai persatuan, dan lebih mementingkan kepentingan bersama
merupakan watak bangsa Indonesia. Watak itulah yang menjadi pemersatu bangsa Indonesia, maka
bila ada terjadinya tawuran atau kerusuhan di kalakangan masyarajat, sesungguhnya itu tidak
menggambarkan keseluruhan watak bangsa. Itulah sebabnya kesadaran bangsa Indonesia terhadap
bangsanya yang majemuk sangat penting, karena bila msayarakat tidak memiliki kesadaran
tersebut, maka keragaman bisa menjadi masalah seperti timbulnya perpecahan. Oleh karena itu, kita
memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya meskipun kita berbeda-beda namun tetap
satu. Bila kita memegang teguh semboyan tersebut, maka perpecahan mungkin tidak akan terjadi
ditengah keragaman bangsa Indonesia ini.

Ada dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor primordial dan
faktor kondisional. Faktor primordial yaitu faktor bawaan, seperti letak geografis. Sementara faktor
kondisional yaitu faktor yang dipengaruhi oleh keadaan., seperti halnya Indonesia yang saat itu
dijajah sehingga mempunyai kesamaan kehendak dalam kemerdekaan. Identitas nasianl selalu
bersifat dinamis. Selalu ada kekuatan tarik-menarik anatara etnists dan globalitas. Hal itu terbukti
dari sikap bangsa Indonesia ketika menanggapi globalisasi, semakin canggih teknologi tetapi
bangsa Indonesia tidak meninggalkan tradisi, bahkan ada suatu kolaborasi antara globalisasi dan
udaya bangsa seperti video-video tarian daerah yang dipublikasikan melalui media sosial yang
termasuk kedalam globalisasi, dengan begitu bangsa Indonesia tidak melupakan budaya juga dapat
memperkenalkan budaya bangsa Indonesia pada negara lain melalui globalisasi.
Identitas nasional juga bisa dijadikan sebagai karakter bangsa itu sendiri. Dengan
memahami identitas bangsa sebisa mungkin kita pun akan memahami jati diri bangsa kita sehingga
akan menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa itu. Karakter berarti watak yang bisa
membedakan seseorang dengan orang lainnya, budi pekerti, dan juga tabiat. Maka dari itu karakter
bangsa dapat diartikan tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang membedakan negara Indonesia
dengan negara lainnya.

Cara terbaik untuk memahami karakter suatu masyarakat yaitu dengan memahami tingkah
laku anggota masayarakat itu sendiri. Dan cara memahami tingkah laku anggota masyarakat itu
dengan cara memahami kebudayaan mereka. Negara Indonesia termasuk mempunyai masyarakat
berkembang. Pada umumnya, masyarakat berkembang akan selalu menghadapi masalah pokok
diantara lain yang pertama nation-building yang artinya adalah masalah yang berhubungan dengan
membangun kesatuan bersama-sama demi menjunjung tinggi tujuan bersama. Yang kedua yaitu
masalah pembangunan ekonomi yang terkait dengan harapan bangsa untuk masa depan yaitu
masyarakat adil dan makmur. Dan yang terakhir adalah stabilitas politik yang merupakan masalah-
masalah yang terjadi nyata adanya seperti yang saat ini banyak terjadi yaitu ancaman disintegrasi.

Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya
keutuhan atau persatuan; perpecahan. Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu
bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah. Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut
data empiris relatif tinggi. Salah satu ciri dari potensi ini adalah homogenitas ethnik dan linguistic
yang rendah.

Pembentukan identitas nasional negara Indonesia mengalami tarik menarik dengan hal
modernitas. Modernitas yang sering kali menutupi identitas nasional negara indonesia, yang
menjadi kekhawatiran identitas negara Indonesia yang sudah bertahun-tahun dibentu akan hilang
dan tak lagi dikenali begitu saja. Maka dari itu, identitas nasional negara Indonesia ini harus selalu
mengalami proses perkembangan menjadi lebih beridentitas dan bukan hanya sesuatu hal yang
harus dipertahankan. Yakni identitas bangsa Indonesia itu adalah Pancasila, sehingga dapat
dikatakan bahwa Pancasila adalah identitas bangsa Indonesia. Karena Pancasila itu sendiri dibentuk
dari pandangan hidup bangsa dan masyarakatnya dan juga merupakan karakter bangsa Indonesia.
Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai karakter bangsa Indonesia harus mampu
mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan
berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai
karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai karakter bangsa, tentunya kedua hal ini merupakan
suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu menggambarkan
karakteristik yang membedakan Indonesia dengan negara lain.

Salah satu perkataan soekarno yang sangat terkenal adalah “jas merah” yang maknanya
adalah jangan sampai melupakan sejarah. Salah satu peristiwa tragis yang di alami oleh bangsa
indonesia ialah penjajahan yang terjadi berabad abad, sehingga menciptakan watak bangsa yang
kehilangan kepercayaan diri msayarakatnya. Peristiwa tersebut seharusnya menjadi pemicu untuk
mengejar ketertinggalan dan berusaha lebih maju dari negara yang dulu pernah menjajah kita.

Proses berbangsa dapat di rangkai dengan beberapa peristiwa seperti prasati kedukan bukit
yang bertuliskan “marvuat vanua sriwijaya siddhayatra subhiksa” yang artinya membentuk negara
sriwijaya yang jaya, adil, makmur, sejahtera dan sentosa. Prasasti ini berada di bukit singuntang
dekat dengan palembang.

Kemudian peristiwa berikutnya adalah kerajaan majapahit yang berpusat di Jawa Timur
dibawah pimpinan dinasti raja-raja yang terkenal salah satunya Brawijaya. Majapahit mencapai
masa keemasan pada pemerintahan raja HayamWuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang
terkenal dengan sumpah palapa. Sumpah tersebut, diucapkan dalam sidang ratu dan menteri-menteri
dipaseban keprabuan majapahit pada tahun 1331.

Selanjutnya berdirinya organisasi massa bernama Budi Utomo oleh Sutomo tanggal 20 Mei
1908. Dibelakang Sutomo ada Dr.Wahidin Sudiro Kusodo yang selalu membangkitkan motivasi
dan kesadaran berbangsa kepada para mahasiswa Stovia.

Peristiwa terakhir yaitu sumpah pemuda yang diikrarkan oleh pemuda pelopor persatuan
bangsa Indonesia dalam kongres pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Ikrar tersebut berbunyi,
yang pertama, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Yang kedua, kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tumpah darah
Indonesia. Yang ketiga, kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Proses bernegara adalah dimana kita sebagai negara Indonesia memiliki kebebasan dan
terbebas dari penjajahan sebagai mana dahulu bangsa Belanda dan Jepang menjajah negara kita.
Ada bebrapa peristiwa penting yang mengakibatkan terjadinya hal itu, yang pertama pada saat
bangsa Indonesia diberikan kemerdekaan oleh bangsa Jepang dengan bentuk membuat BPUPKI
yang merupakan awal proses Indonesia menjadi negara karena saat itu mulai dirumuskan syaat-
syarat mendirikan negara yang merdeka.

Yang kedua, pembuatan sidang-sidang PPKI oleh bangsa Jepang untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Tetapi karena bangsa Jepang menyrahkan diri pada sekutu maka bangsa
Indonesia dapat memproklamirkan diri untuk menjadi negara yang merdeka.

Dan yang terakhir ada proklamasi kemerdekaan negara Indonesia pada tanggal 17 agustus
1945 dan penetapan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada sidang
PPKI pada tanggal 18 agustus 1945. Peristiwa-peristiwa ini adalah momen penting dan bersejarah
karena titik balik negara terjajah menjadi negara merdeka.

Politik identitas adalah aktivitas politik dalam menemukan pengalaman-pengalaman


ketidakadilan yang dirasakan kelompok tertentu dalam situasi sosial tertentu. Politik identitas lebih
mengarah pada gerakan dari ‘kaum yang terpinggirkan’ dalam kondisi sosial, politik, dan kurtural
tertentu dalam masyarakat. Dalam perjuangan politik, penggunaan identitas memberi hasil positif
yang berpengaruh secara signifikan. Identitas adalah konsep kunci dalam arena politik.

Ketika identitas berubah menjadi politik identitas, ketika itu juga menjadi basis perjuangan
aspirasi kelompok. Identitas ada pada dasar-dasar atau konsep kewarganegaraan adalah kesadaran
atas kesetaraan manusia sebagai kewarganegaraan dan ini pula menjadi bingkai politik untuk semua
orang, terlepas dari identitas lain apapun yang dimiliki orang tersebut seperti identitas agama,
etnis, daerah dan lain lainnya.

Pada zaman era reformasi sekarang adalah era dimana kita semua bebas berpikir dan
kebebasan lain di buka bebas. Didalam perkembangan yang berlebihan ini, malah menghancurkan
pondasi dan pilar-pilar yang sudah di bangun oleh pemerintah sebelumnya. Saat ini masyarakat
tidak lagi kritis dalam melihat apa yang harus diubah dan yang harus dipertahankan. Ada juga
euphoria untuk menganti semua. Perkembangan yang lebih lanjut adalah menguatnya wacana hak
asasi manusia dan otonomi daerah yang memberi warna baru bagi warga negara dan menunjukan
sisi positif dan negatif. Dalam identitas positif ini mendorong dan mengkoordinasikan adanya
perbedaan antar warna negara , sedangkan identitas yang negatif yaitu apa bila kita terjadi
diskriminasi antar kelompok satu dengan yang lain dan yang lebih berbahaya ialah di legiminitas
oleh negara yang mempunyai konflik. Perjuangan ini muncul dengan berbagai permasalahan
seperti agama, kebudayaan dan partai politik.

Semua itu meinginkan untuk menunjukan identitas nya masing-masing karena di Indonesia
ini sudah bermunculan partai-partai politik yang begitu banyak maka dari itu kita semua harus
berhati-hati karena konflik identitas akaan bermunculan di politik indonesia ini.

Sebagai bangsa negara Indonesia harusnya melihat perbedaaan identitas ini sebagai
kewajaran, karena kita bangsa indonesia mempunyai identitas yang beragam. Solusi dari identitas
ini adalah membangun jembatan keragaman untuk membangun konsep kesatuan dalam keragaman
pancasila sebagai alat persatuan.

Sebagai contoh permasalahan tentang identitas nasional yang belakangan ini terjadi di
Indonesia yaitu skandal yang melibatkan seorang pejabat yang memiliki kedudukan sebagai ketua
dari para wakil Rakyat Indonesia, Setya Novanto. Skandal ini mencuat lantaran dugaan keterlibatan
sang ketua DPR dalam rangka pembicaraan terkait perpanjangan izin usaha pertambangan PT
Freeport Indonesia yang sebentar lagi akan berakhir. Masalahnya adalah pada saat pembicaraan
tersebut terjadi semacam praktek “calo” dimana sang ketua DPR diduga menjadi aktor utama
didalamnya.

Sepertinya kasus inilah yang menjadi puncak krisis ketidakpercayaan masyarakat terhadap
para wakilnya di DPR. Betapa tidak, seharusnya sebagai seorang yang memiliki integritas yang
baik, serta menjadi panutan dan contoh, sudah selayaknya Setya Novanto sebagai ketua DPR
menjelaskan duduk permasalahan yang membelitnya dengan baik dan komunikatif, serta kooperatif.
Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Pada dasarnya setiap orang memiliki identitas sosialnya sendiri – sendiri. Identitas tersebut
tumbuh dari keikutsertaan dan keterlibatan mereka dalam kelompok. Dari identitas sosial itulah rasa
cinta dan memiliki kepada kelompok dapat timbul, yang pada skala luas dapat menjadi awal dari
nasionalisme.

Identitas nasional Indonesia adalah bagian dari identitas sosial orang Indonesia yang
mestinya harus dipupuk agar mendorong masyarakat mencintai negerinya. Namun kasus yang
terjadi melibatkan ketua DPR sebagai simbol wakil rakyat setidaknya telah menodai identitas
nasional Indonesia. Bukan tidak mungkin, jika kasus ini terus berlarut – larut dan muncul kasus –
kasus serupa, maka orang – orang akan mulai menanggalkan identitas nasionalnya. Dampak dari
lunturnya identitas nasioanal tersebut bisa jadi akan menjadi bom waktu bagi Indonesia, contoh
nyatanya mungkin lama – kelamaan masyarakat akan semakin apatis dan tidak peduli dengan
bangsanya.

Contoh selanjutnya yaitu tentang pencampur-adukan Bahasa Indonesia dengan bahasa asing
dan daerah. Identitas nasional bangsa Indonesia yang paling umum adalah bahasa Indonesia.
Namun,melihat kenyataan masa kini (atau bisa jadi masa lalu), ikatan primordial malah bisa
mengacaukan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, sekaligus identitas nasional.
Ikatan primordial yang lebih dulu ada sebelum Indonesia menjadi suatu wilayah yang
berdaulat,justru hingga sekarang masih tetap bertahan, terbukti dengan masih adanya penggunaan
bahasa kesukuan hingga sekarang ini, jika dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia.

Namun dengan demikian penggunaan bahasa serapan, khususnya yang berasal dari bahasa
Inggris pada masyarakat Indonesia sangat berkembang hingga saat ini. Masyarakat yang mengenal
bidang teknologi tentu tidak asing lagi dengan kata download atau upload pada situs-situs internet.
Terlebih, dengan maraknya situs jejaring sosial saat ini secara tidak langsung berdampak pada
penggunaan bahasa serapan yang semakin berkembang. Selain itu, pada teknologi komunikasi juga
tidak asing lagi dengan kata SMS, missed call, e-mail dan sim card. Pada kenyataannya, bahasa
serapan telah muncul jauh sebelum teknologi berkembang pesat, contohnya penggunaan kata
shampo, aktif, sistem dan sukses. Bahasa Inggris diserap sedemikian rupa dengan bentukan yang
lebih sederhana hingga sangat mudah diucapkan dan digunakan oleh masyarakat.

Fakta tersebut secara kasat mata memang terlihat memberi kemudahan masyarakat dalam
proses komunikasi. Namun, secara tidak langsung penyerapan bahasa Inggris secara utuh dan terus-
menerus akan mengikis kosa kata bahasa Indonesia yang sudah jarang digunakan. Bahasa Inggris
sebagai bahasa yang digunakan dalam teknologi sangat sering memunculkan istilah-istilah baru.
Jika masyarakat menerima begitu saja, maka kosa kata bahasa Indonesia yang sebenarnya mampu 
mengungkapkan makna istilah tersebut akan dibuang begitu saja dan akan hilang dengan
sendirinya.

Bahasa serapan dari bahasa Inggris seharusnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
asli, bukan bahasa Inggris yang diubah penulisannya. Masyarakat sering menggunakan kosa kata
bahasa Inggris ke dalam kata yang sama hanya pengucapannya yang diubah agar lebih mudah
diucapkan seperti pada kata sukses. Dalam hal ini, seharusnya masyarakat menerjemahkan kata
tersebut ke dalam kosa kata bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia benar-benar memiliki
karakteristik yang khas, juga sebagai bukti bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa Indonesia asli,
bukan bahasa campuran yang asal digunakan.
Contoh lain mengenai masalah identitas nasional didalam negara Indonesia saat ini dapat
kita lihat sedang mengalami krisis identitas nasional. Banyak penduduk indonesia telah melupakan
unsur-unsur kebudayan yang merupakan basis dari identitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu
budaya barat yang masuk ke indonesia melalui globalisasi telah banyak mengubah pola hidup
generasi muda saat ini, salah satunya yaitu melupakan kultur budaya bangsa indonesia sendiri. Ada
puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara lain.

Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa identitas nasional bangsa indonesia telah
mengalami kelunturan. Hal tersebut ditunjukkan dalam masalah Indonesia dan negara tetangga
tersebut. Dalam kasus ini, dapat disimpulkan bahwa rasa nasionalisme dan identitas bersama
sebagai warga negara indonesia masih sangat kurang. Hal tersebut menyebabkan mudahnya
indonesia dijadikan sasaran dari pihak luar yang bertujuan memecah belah bangsa ini sehingga
bangsa indonesia hancur. Oleh karena lunturnya rasa nasionalisme dan terjadinya krisis identitas
nasional di kalangan rakyat indonesia saat ini terutama generasi muda diharapkan juga peran serta
pemerintah dalam menyelesaikan masalah tersebut selain peran warga negaranya sendiri.

Dari banyaknya kasus-kasus yang mengancam identitas nasional dan kesatuan tanah air
indonesia, maka kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk mempertahankan nilai- nilai
budaya yang telah ada dan terus menjaga dan melestarikannya. Kita harus menyadari bahwa kita
sebagai bangsa indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang harus dipertahankan dan menjadi
ciri dari bangsa indonesia, dan kita harus bangga menjadi bagian dari tanah air kita yaitu
“Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai