Anda di halaman 1dari 5

NAMA: 1.

DZIA ULHAQ (11)

2.TAOPIK HIDAYAT (32)

KELAS: XII MIPA 6

A. Pelanggaran Hak
 Kasus : Tokoh Papua minta Kapolri tangkap pelaku rasisme di
Surabaya
 Ringkasan kasus :
Ketua umum DPP gerakan nasional rakyat cinta NKRI Hendrik Yance
udam meminta Kapolri jenderal Tito Karnavian mengungkap tindakan
rasialis yang terjadi di Asrama mahasiswa Papua di Surabaya, akhir
pekan lalu. Dugaan tidak rasialis itu berujung kerusuhan di Papua dan
Papua Barat.

"Kami meminta dengan hormat, hukum di negara kita ditegakkan, kami minta
oknum-oknum itu ditangkap, segera ditangkap dan diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku di negara kita. Sehingga dapat mengobati luka masyarakat Papua
yang terlukai, yang disebut sebagai monyet," kata Hendrik dalam jumpa pers di
Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (20/8).
Hendrik berujar kasus rasisme itu tak hanya melukai masyarakat Papua, tapi juga
seluru bangsa Indonesia. Sebab Papua bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia.
Ia mengapresiasi langkah cepat Polri dalam menangani kasus ini. Namun ia
meminta agar kepolisian bisa cepat mengungkap pelaku dan aktor di balik kejadian
ini.

Hendrik juga mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar


Parawansa yang mendinginkan suasana dengan meminta maaf. Hendrik juga setuju
kalau pelaku rasis itu bukan mewakili masyatakat Jawa Timur.
"Oknum-oknum ini tidak mewakili rakyat Jawa Timur, sekali lagi, oknum-oknum
ini tidak mewakili rakyat Jawa Timur yang melakukan gerakan rasialis kepada
orang Papua," tuturnya.
Hendrik menyatakan mendukung aksi unjuk rasa yang digelar masyarakat Papua
untuk menentang rasisme. Ia meminta aksi-aksi itu dilakukan dengan damai.
"Saya mendukung demonstrasi damai, tapi saya tidak mendukung
gerakan-gerakan anarkis di Papua. Papua adalah tanah damai, dan kita
menjaga Papua sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi," jelas dia.
Situasi di Papua sampai hari ini belum sepenuhnya kondusif. Demo
masih terjadi di sejumlah titik di Sorong. Polisi bahkan sampai harus
menembakkan gas air mata kepada para pedemo. Meski demikian
massa tidak semarah seperti kemarin. 

 Faktor Penyebab
Karena organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat, terhadap
mahasiswa papua di malang, Surabaya, dan semarang.
 Akibat yang ditimbulkan
a. sejumlah kelompok ormas yang memadati asrama turut bersikap
reaksioner dengan melemparkan batu ke dalam asrama.
b. pada pukul 15.20 WIB saat asrama dipadati ormas, aparat
keamanan diduga merusak pagar asrama dan mengeluarkan
kata-kata rasisme.
 Aturan hukum
Undang-undang (UU) Nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis, terutama pada pasal 16 dan UU pasal 4b
1,2,dan 3.
 Dampak bagi masyarakat
a. Setiap orang papua yang merantau jadi takut karean adanya
rasisme
b. Memperkecil anak papua yang akan merentau
c. Rakyat papua merasa terkucikan
 Solusi mengatasi masalah tesebut
a. Sebaiknya masyarakat harus lebih menghormati
suka,ras,budaya dan agama yang berbeda
B. Pelanggaran kewajiban
 Kasus : korupsi massal di malang
 Ringkasan kasus : Sebanyak 41 dari 45 anggota DPRD Kota
Malang terjerat kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Akibatnya, proses pembangunan
di Kota Malang terancam lumpuh total. Rombongan terduga
koruptor tersebut terjerat dugaan kasus suap pembahasan APBD-P
Pemkot Malang Tahun Anggaran 2015. Mantan Ketua DPRD Kota
Malang, Moch Arief Wicaksono, menjadi yang pertama kali
dijebloskan penjara dengan vonis 5 tahun.
Asal muasal pusaran korupsi di Gedung DPRD Kota Malang
Suasana di ruang resepsionis gedung DPRD Kota Malang, Senin
(3/9/2018)(KOMPAS.com/Andi Hartik)   Penyidik KPK awalnya
melakukan penangkapan terhadap mantan Ketua DPRD Moch
Arief Wicaksono dan  Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan
dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang Jarot Edy
Sulistyono. Arief menerima suap Rp 700 juta dari Edy untuk
pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tersebut. Setelah
melakukan pengembangan perkara tersebut, penyidik menemukan
bahwa suap juga dilakukan oleh belasan anggota Dewan. Pada
Senin (23/7/2018), KPK melimpahkan 18 berkas beserta bukti
bukti kasus terkait suap pembahasan APBD-P Pemkot Malang
Tahun 2015. “Hari ini (Senin dilakukan pelimpahan barang bukti
dan 18 tersangka suap terkait pembahasan APBD-P Pemerintah
Kota Malang Tahun Anggaran 2015 ke penuntutan (tahap 2).
 Faktor penyebab
a. KPK telah menahan 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang terkait
kasus korupsi APBD-P Tahun Anggaran 2015. Integritas dinilai
menjadi penyebab terjadinya korupsi berjamaah tersebut.
b.  kurangnya integritas para anggota DPRD Malang.
 Akibat yang ditimbulkan
a. Kerugian Negara akibat korupsi
b. Kemiskinan dapat terjadi apabila terdapat banyak korupsi disuatu
Negara
c. Terjadinya defisit atau keuangan Negara
 Aturan hukum

a. Pada tahun 1971, UU Nomor 3 Tahun 1971 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 

b. pada tahun 1999, terbitlah UU Nomor 31 Tahun 1999


tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang menjadi
aturan utama tentang penegakan hukum dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia

c.  direvisi melalui UU Nomor 20 Tahun 2001 pada beberapa


pasalnya.  Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999

d.  Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20


Tahun 2001 juga menjelaskan tentang perilaku koruptif melalui
penyalahgunaan wewenang

e. Pasal 3 UU Nomor 30 Tahun 2002

 Dampak bagi masyarakat


1. Dampak terhadap Ekonomi
2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat
3. Runtuhnya Otoritas Pemerintah
4. Dampak terhadap Politis dan Demokrasi
5. Dampak terhadap Penegakan Hukum
6. Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan
7. Dampak terhadap Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai