kondisi pembelajaran yang selalu terikat Sleman pada bulan Maret 2015 teridentifi-
dengan ruang dan waktu menjadi pembel- kasi beberapa masalah dan kendala dalam
ajaran yang bisa dilaksanakan kapan saja proses pembelajaran khususnya pada pem-
dan dimana saja. belajaran IPA diantaranya minat belajar
Pembelajaran menggunakan inter- peserta didik rendah terlihat dari kurang-
net perlu dilaksanakan pada seluruh mata nya perhatian dan antusiasme dalam meng-
pelajaran untuk jenjang pendidikan mene- ikuti pelajaran sehingga guru mengalami
ngah, tanpa terkecuali mata pelajaran Ilmu kesulitan dalam mengampu mata pelajaran
Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA. Metode pembelajaran yang sering
IPA merupakan pembelajaran yang me- digunakan dalam proses pembelajaran di
ngaitkan semua bidang kajian IPA yaitu sekolah adalah metode ceramah, diskusi,
Fisika, Kimia, dan Biologi. Murpy (Surjono, demonstrasi, eksperimen dan problem based
2012, p.15) mengemukakan bahwa pembel- learning (PBL). Sedangkan media pembel-
ajaran IPA di Sekolah Dasar dan Menengah ajaran yang sering digunakan guru dalam
terutama bertujuan untuk mengembang- proses pembelajaran adalah buku cetak,
kan kemampuan proses ilmiah, mendorong LKS, OHP, papan tulis dan LCD. Berdasar-
pemahaman konsep dan mengembangkan kan angket guru hasil analisis kebutuhan,
sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. guru mengalami berbagai kendala dalam
Sikap positif terhadap ilmu pengetahuan mengampu mata pelajaran IPA. Hal ini
harus didukung dengan beragamnya sum- ditunjukkan oleh sikap peserta didik yang
ber belajar dan media pembelajaran. kurang perhatian dan kurang antusias
Faktanya sumber belajar dan media dalam mengikuti pelajaran, peserta didik
pembelajaran berbasis web yang dapat mengalami kesulitan dalam menangkap
mendukung kegiatan pembelajaran IPA pelajaran, guru sulit mengajarkan materi
masih sangat terbatas. Media pembelajaran secara tuntas dalam kurun waktu yang
yang digunakan berdasarkan angket guru relatif singkat, peserta didik kurang aktif
hasil analisis kebutuhan, guru baru sebatas dalam pembelajaran dan guru kesulitan
menggunakan buku cetak, LKS, OHP, pa- dalam menyampaikan materi yang mem-
pan tulis dan LCD. Guru belum menerap- butuhkan penyajian materi dalam bentuk
kan media pembelajaran IPA berbasis web multimedia, seperti media teks, gambar,
dalam kegiatan belajar mengajar, padahal animasi, audio, video, animasi dan e-book
mata pelajaran IPA khususnya pada digital secara bersamaan. Memperhatikan
jenjang SMP/MTS memuat cakupan materi hal tersebut, kemungkinan metode dan me-
yang cukup luas. Masalah yang berkaitan dia yang digunakan dalam pembelajaran
dengan keterbatasan sumber dan media masih kurang tepat sehingga berpengaruh
pembelajaran tentu sangat tidak sejalan pada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
dengan perkembangan teknologi yang se- Pemanfaatan fasilitas laboratorium
makin modern dan canggih. Kecanggihan komputer dan jaringan internet belum di-
teknologi semestinya memudahkan siswa manfaatkan secara optimal oleh pihak se-
untuk mengakses sumber daya yang ber- kolah. Daya dukung fasilitas sekolah sudah
kualitas. Mengembangkan sumber belajar cukup memadai seperti listrik, komputer,
yang berkualitas serta berbasis digital pada jaringan internet, serta bekal keahlian sis-
pembelajaran telah menjadi bagian terpen- wa dalam mengakses intenet belum sejalan
ting dalam membangun sistem pendidikan dengan pemanfaatannya dalam proses
berbasis informasi (Zhu, 2010, p.1). Urgensi pembelajaran. Website khusus yang dimi-
terhadap masalah ini tidak hanya ditemu- liki sekolah hanya dimanfaatkan untuk
kan di sebagian kecil sekolah tapi hampir kepentingan profil sekolah dan belum
sebagian besar sekolah. dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
Berdasarkan hasil prasurvey yang pembelajaran. Laboratorium komputer di-
dilaksanakan di SMP se-Kecamatan Depok gunakan hanya untuk kegiatan pembelajar-
an TIK saja sehingga mata pelajaran lain belajaran dapat diperkaya dengan berbagai
belum terakomodir. Siswa sebetulnya su- sumber belajar termasuk multimedia dan
dah dibekali dengan keahlian dalam peng- dengan cepat dapat diperbaharui oleh
gunaan komputer dan internet tetapi pe- pengajar, maka pembelajaran IPA dapat
manfaatannya masih terbatas pada pem- juga memanfaatkan keunggulan media
belajaran TIK. Hal tersebut tentu beralasan pembelajaran berbasis web ini.
karena memang belum ada media pem- SMP se-Kecamatan Depok Sleman
belajaran berbasis web yang dapat meng- sudah mempunyai website sekolah. Namun
akomodasi kegiatan pembelajaran IPA. penggunaannya masih sebatas hanya un-
Berdasarkan analisis terhadap ken- tuk menampilkan profil sekolah dan belum
dala dan permasalah yang muncul pada menerapkan media pembelajaran berbasis
pembelajaran maka diperlukan solusi yang web yang khusus menyajikan materi-materi
tepat dan bermanfaat agar pembelajaran pembelajaran, padahal menurut Kruse
IPA dapat mencapai tujuan dan kompe- (Rusman, 2012, p.294) pembelajaran berba-
tensi yang diinginkan. Melalui pembel- sis web seringkali memiliki manfaat yang
ajaran yang memanfaatkan teknologi dan banyak bagi para peserta didik. Bila diran-
media pembelajaran seharusnya memberi- cang dengan baik dan tepat, maka pem-
kan akses dan kesempatan seluas-luasnya belajaran berbasis web bisa menjadi pem-
bagi siswa membangun pengetahuannya belajaran yang menyenangkan dan memi-
sendiri dengan mengakses sumber belajar liki unsur interaktifitas yang tinggi sehing-
yang ada melalui media pembelajaran ga dapat membuat peserta didik meng-
sehingga tujuan pembelajaran akan mudah ingat lebih banyak materi pelajaran yang
dicapai. Upaya untuk memberikan akses diajarkan. Berdasarkan kuesioner, ada be-
terhadap sumber belajar yang memadai berapa kendala utama guru dalam pene-
dapat dilakukan melalui media pembel- rapan media pembelajaran berbasis web di
ajaran berbasis web. sekolah, seperti: guru belum menguasai
Konsep yang terkenal dengan se- media pembelajaran berbasis web, beban
butan e-learning atau media pembelajaran tugas guru yang sudah banyak, keterbatas-
berbasis web ini membawa pengaruh ter- an dana dan keterbatasan waktu penge-
jadinya proses transformasi pembelajaran lolaan. Disamping itu, hasil kuesioner
menuju bentuk digital, baik secara isi kepada peserta didik juga menunjukkan
(content) maupun sistemnya. Media pem- bahwa pembelajaran IPA merupakan pem-
belajaran berbasis web merupakan sebuah belajaran yang sulit dipahami. Menurut
inovasi yang mempunyai kontribusi sangat peserta didik, sulitnya memahami materi-
besar terhadap perubahan proses pem- materi IPA disebabkan beberapa faktor,
belajaran, proses belajar tidak lagi hanya diantaranya: penyajian font, warna dan
mendengarkan uraian materi dari pendidik ilustrasi dalam buku pelajaran yang ku-
tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain rang menarik, belum ada animasi interaktif
seperti mengamati, melakukan, mende- untuk membantu pemahaman materi,
monstrasikan dan lainnya. Surjono (2013, banyaknya hafalan dan cara penyampaian
p.19) mengemukakan bahwa media pem- materi oleh guru yang monoton.
belajaran berbasis web atau e-learning yang Tuntutan peserta didik dalam
kini menjadi sangat populer karena flexi- proses pembelajaran untuk mata pelajaran
bilitas dan efektivitasnya merupakan cara IPA adalah diperlukanya alternatif media
penyampaian materi pembelajaran melalui pembelajaran selain buku pelajaran. Pe-
internet yang dapat diakses kapan saja dan serta didik belum dapat memahami materi
dari mana saja. Melalui media pembel- IPA dengan baik apabila hanya meng-
ajaran berbasis web dan sumber daya me- gunakan media pembelajaran buku cetak.
madai materi pembelajaran dapat diakses Mata pelajaran IPA membutuhkan media
kapan saja dan dimana saja. Materi pem- pembelajaran yang harus disesuaikan de-
ngan jenis pelajaran IPA itu sendiri. IPA lam sumber belajar memberikan keuntung-
bukan hanya sekedar sekumpulan penge- an bagi peserta didik dan pengajar. Pada
tahuan tentang objek dan fenomena alam penelitian tersebut jelas menunjukkan
yang diperoleh dari hasil pemikiran dan bahwa teknologi multimedia memiliki
penyelidikan ilmuwan yang dilakukan de- potensi besar untuk membantu belajar dan
ngan keterampilan bereksperimen dengan visualisasi pembelajaran siswa pada pe-
menggunakan metode ilmiah (Kemendik- mahaman konsep materi. Pembelajaran
bud, 2014, p.1), tetapi juga adanya gejala- IPA berbasis web akan mempunyai kele-
gejala alam yang bersifat abstrak. Untuk bihan yang dapat memberikan fleksibilitas,
belajar IPA, tidak cukup menghafal materi interaktifitas, kecepatan dan visualisasi
pembelajaran tetapi harus mampu menjadi dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut
pebelajar mandiri sepanjang hayat. Metode penelitian yang dilakukan di Wilfrid
pembelajaran dan sarana atau media yang Laurier University (1998) Canada (Surjono,
belum sesuai akan berpengaruh pada 1999, p.6) mengemukan bahwa peserta
tingkat kesukaran penyerapan materi ajar didik yang menggunakan web dalam
yang disampaikan oleh pendidik kepada pembelajarannya terbukti dua kali lebih
peserta didik. cepat waktu belajarnya dibanding peserta
Media pembelajaran berbasis web didik klasikal, 80% peserta didik tersebut
merupakan salah satu layanan edukasi ber- berprestasi baik dan amat baik, serta 66%
basis web yang memungkinkan terwujud- dari mereka tidak memerlukan bahan cetak
nya edutainment dengan menggunakan (hard copy). Disamping itu, penelitian
media internet. Media pembelajaran berba- yang dilakukan oleh Supriyono (2014, p.62)
sis web dapat menghubungkan pembel- menunjukkan bahwa pengembangan me-
ajaran antara pendidik dan peserta didik dia pembelajaran berbasis web layak di-
dalam sebuah ruang belajar online. Per- gunakan dalam proses pembelajaran kare-
masalahan pembelajaran konvensional di- na mampu meningkatkan rata-rata hasil
bandingkan dengan pembelajaran berbasis belajar peserta didik dari 43% menjadi 86%
web dapat ditinjau dari segi interaktivitas dengan tingkat ketuntasan secara klasikal
pendidik dan peserta didik yang terbatas, 4% menjadi 90% sehingga media pembel-
fleksibilitas dalam hal penyediaan waktu, ajaran berbasis web yang dikembangkan
tempat dan bahan ajar serta aksebilitas terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
sumber materi pembelajaran. Media pem- belajar peserta didik.
belajaran berbasis web tercipta untuk Pembelajaran yang melibatkan se-
mengatasi permasalahan-permasalahan mua indra peserta didik membuat pembel-
tersebut. Pengembangan media pembel- ajaran menjadi lebih bermakna dan diha-
ajaran berbasis web sangat tepat dilaksan- rapkan mampu menjadi solusi terhadap
akan karena dengan sistem pembelajaran permasalahan yang dihadapi guru dan
yang melibatkan berbagai media (multi- peserta didik. Selain itu, proses pembel-
media) seperti teks, gambar, audio, video, ajaran tidak hanya terpaku di sekolah saja,
animasi dan e-book digital dalam pembel- peserta didik juga dapat mengakses media
ajaran, guru dapat menyajikan materi pembelajaran melalui komputer, smart-
pelajaran yang lebih menarik, tidak mo- phones maupun tablet diluar sekolah asal-
noton dan memudahkan penyampaian ke- kan sudah terkoneksi dengan internet.
pada peserta didik. Peserta didik mem- Media pembelajaran berbasis web
punyai sumber belajar alternatif yang diharapkan menjadi solusi pembelajaran
dapat digunakan untuk belajar mandiri untuk lebih memudahkan peserta didik
dan membantu mereka untuk lebih dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
memahami materi yang diajarkan. Maran, Karakteristik yang dimiliki media pembel-
Selvaraj & Ravikumar (2011, p.92) menya- ajaran berbasis web seperti interaktivitas,
takan bahwa penggunaan multimedia da- fleksibilitas, aksebilitas dan pengayaan akan
membuat masalah belajar yang dihadapi belajaran IPA berbasis web dan mengetahui
akan lebih mudah diatasi yang pada akhir- tingkat kelayakan dan keefektifan media
nya akan berdampak positif terhadap pembelajaran IPA berbasis web bagi siswa
peningkatan hasil belajar peserta didik. kelas VII SMP se-Kecamatan Depok Sle-
Melalui pengembangan media pembel- man. Melalui media pembelajaran IPA
ajaran berbasis web, pengembang akan berbasis web ini diharapkan menjadi solusi
sekaligus memberikan solusi terhadap ke- terhadap masalah yang terindentifikasi.
butuhan yang dihadapi peserta didik, pen- Gagne dan Briggs (Arsyad, 2014,
didik dan sekolah. Pengembangan media p.4) berpendapat bahwa media adalah
pembelajaran berbasis web pada mata segala alat fisik yang dapat menyajikan pe-
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) san serta merangsang siswa untuk belajar.
dengan materi saling ketergantungan da- Buku, film, kaset, film bingkai adalah con-
lam ekosistem diharapkan dapat mengatasi toh-contohnya. Media pembelajaran adalah
keterbatasan dari ruang dan waktu yang komponen sumber belajar atau wahana
dihadapi sekolah. Keindahan, kemenarik- fisik yang mengandung materi pembel-
an, dan adanya interaktivitas dalam suatu ajaran dilingkungan siswa yang dapat
media pembelajaran merupakan sarana merangsang siswa untuk belajar.
agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti Menurut Saputro (2007, p.1) website
pembelajaran. Efek terbesar yang diharap- atau situs dapat diartikan sebagai kum-
kan dengan adanya media pembelajaran pulan halaman yang menampilkan infor-
berbasis web, siswa dapat termotivasi masi data teks, data gambar diam atau
untuk lebih giat belajar, mempermudah bergerak, data animasi, suara, video dan
siswa dalam memahami materi pelajaran atau gabungan dari semuanya, baik yang
dan mampu untuk meningkatkan hasil bersifat statis maupun dinamis yang mem-
belajar siswa. bentuk satu rangkaian bangunan yang
Berdasarkan uraian masalah dan saling terkait dimana masing-masing dihu-
solusi yang ditawarkan maka peneliti akan bungkan dengan jaringan-jaringan hala-
melaksanakan penelitian dan pengembang- man. Disamping itu, menurut Adelheid
an media pembelajaran IPA berbasis web (2013, p.1) website adalah kumpulan dari
pada materi Saling Ketergantungan dalam halaman-halam situs yang terangkum
Ekosistem bagi siswa kelas VII di SMP se- dalam sebuah domain atau sub-domain
Kecamatan Depok Sleman meliputi SMP yang tempatnya berada dalam world wide
Muhammadiyah 2, SMPN 2, SMP N 3 dan di dalam internet. Lebih lanjut, Arief (2011,
SMPN 5 Depok Sleman. pp.7-8) memaparkan bahwa Web adalah
Berdasarkan hasil identifikasi m- salah satu aplikasi yang berisikan doku-
asalah dan solusi yang ditawarkan maka men-dokumen multimedia (teks, gambar,
dirumuskan permasalahan yakni, (1) bagai- suara, animasi, video) didalamnya yang
mana penerapan media pembelajaran mengunakan protokol HTTP (hypertext
berbasis web pada mata pelajaran IPA bagi transfer protocol) dan untuk mengaksesnya
siswa kelas VII sebelum penelitian, (2) menggunakan perangkat lunak yang
bagaimana merancang media pembelajaran disebut browser.
berbasis web, (3) bagaimana media pembel- Rusman (2012, p.291) mengatakan
ajaran berbasis web hasil pengembangan, pembelajaran berbasis web merupakan su-
(4) bagaimana kelayakan media pembel- atu kegiatan pembelajaran yang meman-
ajaran berbasis web, (5) bagaimana efekti- faatkan media situs (website) yang bisa di-
vitas media pembelajaran berbasis web akses melalui jaringan internet. Pembel-
pada mata pelajaran IPA bagi siswa kelas ajaran berbasis web atau yang dikenal juga
VII SMP se-Kecamatan Depok Sleman. dengan “web based learning” merupakan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk salah satu jenis penerapan dari pembel-
menghasilkan produk berupa media pem- ajaran elektronik (e-learning).
sion); (8) uji lapangan operasional (Ope- masuk koneksi internet, (2) tersedianya
rational field testing); (9) revisi terhadap konten digital (bahan ajar) yang mudah
produk akhir (Final product revision); (10) dipahami guru dan siswa, (3) guru harus
mendeseminasikan dan mengimplementa- punya pengetahuan dan keterampilan
sikan produk (Dissemination and implemen- menggunakan teknologi dan sumber daya
tation). guna membantu siswa mencapai standar
Model pengembangan dalam pene- akademik.
litian ini menggunakan model yang dikem- Media pembelajaran web atau e-
bangkan oleh Alessi & Trollip (2001, learning yang kini menjadi sangat populer
pp.409-410) memiliki tiga atribut (three karena fleksibilitas dan efektivitasnya meru-
attributes) dan tiga fase (three phases). Tiga pakan cara penyampaian materi pembel-
atribut tersebut adalah standar, ongoing ajaran melalui internet. Melalui media pem-
evaluation dan project management. Sedang- belajaran web materi pembelajaran dapat
kan tiga fase pengembangan yaitu peren- diakses kapan saja dan dari mana saja. Di-
canaan (planning), desain (design) dan samping itu karena materi dapat diperkaya
pengembangan (development). dengan berbagai sumber belajar termasuk
Alessi & Trollip (2001, p.548) juga multimedia dan dengan cepat dapat diper-
mengemukakan beberapa aspek yang pen- baharui oleh guru, maka pembelajaran IPA
ting untuk dinilai pada media pembel- dapat juga memanfaatkan keunggulan me-
ajaran berbasis web. Adapun aspek-aspek dia pembelajaran web ini untuk meningkat-
tersebut yakni, (1) subject matter (pelajaran), kan mutu pembelajaran.
(2) auxiliary information (informasi pendu- Berbagai potensi yang dimiliki me-
kung), (3) affective consideration (pertim- dia pembelajaran web dimungkinkan dija-
bangan sikap), (4) interface (komunikasi dikan sebagai suatu alternatif dalam peme-
pengguna terhadap program), (5) naviga- cahan permasalahan dalam pembelajaran
tion (navigasi), (6) pedagogy (aktifitas bel- dan dapat dimanfaatkan untuk mening-
ajar), (7) invisible feature (fitur yang sukar katkan mutu pembelajaran IPA. Banyak
diamati), (8) robustness (kehandalan), (9) faktor yang berpengaruh atau mendukung
supplementary materials (material pengaya- terwujudnya proses pembelajaran yang
an). berkualitas dalam upaya mencapai tujuan
Masalah pokok yang dihadapi du- pendidikan, salah satu di antaranya adalah
nia pendidikan selama ini adalah mengenai penggunaan atau pemanfaatan teknologi
peningkatan mutu pendidikan dengan tan- dalam proses pendidikan dan pembelajar-
tangan kemajuan zaman. Kenyataan demi- an (Miarso, 2005, p.121).
kian menunjukkan bahwa pemecahan ma- Siahaan (Ismaniati, 2012, p.9) me-
salah pendidikan kita membutuhkan alter- ngemukakan bahwa pentingnya peman-
natif baru yang disesuaikan dengan kema- faatan media pembelajaran web dalam
juan zaman. Surjono (2012, p.1) menge- pembelajaran mengingat potensi media
mukakan bahwa guru dituntut dapat pembelajaran web ini dalam memfasilitasi
mengimplementasikan Teknologi Informa- dan mengoptimalkan proses belajar siswa
si dan Komunikasi atau ICT secara optimal dalam meningkatkan mutu pembelajaran
untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran antara lain: (1) membuat konkrit konsep
yang mendorong pengembangan skill dan yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
pengetahuan siswa. Namun, memang ti- sistem peredaran darah; (2) membawa
dak mudah bagi guru dan siswa untuk objek yang berbahaya atau sukar didapat
dapat memanfaatkan ICT secara optimal ke dalam lingkungan belajar, seperti: bina-
dalam pembelajaran. Paling tidak ada tiga tang-binatang buas, atau penguin dari
kondisi yang harus dipenuhi, yakni: (1) kutub selatan; (3) menampilkan objek yang
guru dan siswa harus mempunyai akses terlalu besar, seperti pasar, candi boro-
yang mudah ke perangkat teknologi ter- budur; (4) menampilkan objek yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, se- memori; (4) materi pembelajaran perlu di-
perti: mikro organisme; (5) mengamati sajikan sesuai dengan gaya belajar peserta
gerakan yang terlalu cepat, misalnya de- didik. Lebih lanjut menurut Surjono (2013,
ngan slow motion atau time-lapse photograhy; p.8), ada beberapa contoh implementasi
(6) memungkinkan siswa berinteraksi lang- prinsip konstruktivisme dalam e-learning
sung dengan lingkungannya; (7) memung- atau media pembelajaran berbasis web di-
kinkan keseragaman pengamatan dan per- antaranya: (1) program e-learing atau media
sepsi bagi pengalaman belajar siswa; (8) pembelajaran web perlu bersifat interaktif;
membangkitkan motivasi belajar siswa; (9) (2) contoh dan latihan perlu bermakna; (3)
menyajikan informasi belajar secara konsis- peserta didik dapat mengontrol jalannya
ten, akurat, berkualitas dan dapat diulang pembelajaran.
penggunaannya atau disimpan sesuai de-
ngan kebutuhan; atau (10) menyajikan pe- Metode Penelitian
san belajar secara serempak untuk lingkup
sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/ Penelitian ini merupakan penelitian
luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) pengembangan atau dikenal dengan istilah
maupun ruang di mana saja). Dalam Research and Development (R&D) yang
konteks yang lebih luas, yaitu pendidikan meng-hasilkan sebuah produk berupa
pada mata pelajaran IPA, potensi media media pembelajaran berbasis web pada ma-
pembelajaran web yang tampak jelas se- ta pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
tidaknya adalah memperluas kesempatan bagi siswa kelas VII SMP se-Kecamatan
belajar, meningkatkan kualitas dan efisi- Depok Sleman. Waktu penelitian dimulai
ensi belajar, memungkinkan terjadinya bel- dari bulan Maret hingga Juni 2015. Lokasi
ajar mandiri dan belajar kooperatif, serta penelitian atau uji coba produk yakni di
mendorong terwujudnya belajar sepanjang Laboratorium Komputer SMP se-Kecama-
hayat. tan Depok Sleman. Pada pelaksanaannya
Menurut Ally, Janicki dan Liegle uji coba dilakukan sebanyak satu kali per-
(Surjono, 2013, p.7), untuk mengembang- temuan.
kan materi pembelajaran dalam e-learning Target/sasaran penelitian dan uji
atau media pembelajaran berbasis web coba produk yakni siswa kelas VII SMP se-
perlu mempertimbangkan tiga teori belajar Kecamatan Depok Sleman. Subjek atau
yang sangat terkenal yaitu: behaviorisme, responden yang terlibat dalam penelitian
kognitivisme dan konstruktivisme. Surjono ini adalah siswa kelas VII SMP se-Keca-
(2013, pp.7-8) menyatakan bahwa ada matan Depok Sleman. Penetapan subjek
beberapa contoh implementasi prinsip berdasarkan pertimbangan bahwa materi
behaviorisme dalam e-learning atau media yang diajarkan sesuai dengan analisis
pembelajaran berbasis web diantaranya: (1) kebutuhan dan pelajaran pada semester II.
tujuan pembelajaran perlu ditampilkan, (2) Untuk lebih jelasnya subjek uji coba seba-
pencapaian belajar perlu dinilai, (3) materi gai berikut: (1) subjek untuk analisis kebu-
harus runtut mulai dari sederhana hingga tuhan terdiri dari 60 orang siswa kelas VII
kompleks, (4) umpan balik perlu diberikan. SMP se-Kecamatan Depok Sleman, (2)
Surjono (2013, p.8) menambahkan contoh Subjek untuk uji coba test alpha dilakukan
implementasi prinsip kognitivisme dalam e- oleh ahli media dan ahli materi yang terdiri
learning atau media pembelajaran berbasis dari 2 ahli media dan 2 ahli materi dengan
web diantaranya: (1) informasi yang pen- dasar pertimbangan bahwa ahli media dan
ting perlu diletakkan ditengah layar; (2) materi tidak berkeberatan, berkompeten
informasi yang penting perlu ditonjolkan dibidangnya dan bersedia menilai instru-
untuk menarik perhatian; (3) informasi men. Ahli materi terdiri dari 1 dosen dan 1
perlu ditampilkan sedikit demi sedikit guru mata pelajaran IPA, (3) subjek ujicoba
untuk menghindari terjadinya beban pada tes beta dilakukan oleh 12 orang siswa
kelas VII SMP se-Kecamatan Depok Sle- penelitian adalah instrumen kuesioner dan
man yang dipilih secara acak dengan dasar uji kompetensi hasil belajar. Data berupa
pertimbangan tidak menggangu proses instrumen kuesioner dan uji kompetensi
pembelajaran dan bersedia dalam menguji tersebut menggambarkan secara rinci kua-
produk, dan (4) Subjek dalam penilaian litas media pembelajaran web sebagai me-
evaluasi sumatif (produk akhir) melibatkan dia serta tujuan materi pembelajaran. Lem-
116 orang siswa kelas VII SMP se-Kecama- bar penilaian disusun berdasarkan indi-
tan Depok Sleman. kator-indikator kualitas media dari Alessi
Model penelitian R&D yang digu- & Trollip (2001, p.414) dan desain kualitas
nakan oleh peneliti adalah model peneliti- materi dari Dick & Carey (2009, pp.218-
an Borg & Gall (1983, p.775), sedangkan 219). Instrumen yang digunakan untuk
model pengembangan media pembelajaran penelitian terlebih dahulu dilakukan vali-
menggunakan model yang dikembangkan dasi oleh ahli instrumen.
oleh Alessi & Trollip (2001, p.410) yang Validasi instrument meliputi pe-
kemudian oleh peneliti disesuaikan dengan nentuan expert judgement ahli media, ahli
kemampuan dan keterbatasan penelitian. materi, dan siswa. Instrumen penelitian
Sebelum melakukan pengembangan untuk diukur tingkat validitas dan reliabilitasnya
menentukan karakteristik materi dan ka- sebelum digunakan untuk menjaring data.
rakteristik pengguna, peneliti telah mela- Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kua-
kukan analisis kebutuhan terlebih dahulu litas instrumen penelitian yang baik. Vali-
kepada guru dan siswa. dasi instrumen dilakukan melalui konsul-
Model pengembangan dan desain tasi pembimbing dan seorang validator
multimedi yang dikembangkan oleh Alessi instrumen.
& Trollip (2001, pp.409-410) memiliki tiga Data angket guru dan siswa hasil
atribut (three attributes) dan tiga fase (three analisis kebutuhan yang diperoleh pada
phases), tiga atribut tersebut meliputi saat prasurvey digunakan sebagai dasar
standard, ongoing evaluation, dan project untuk menentukan ide awal pengembang-
management. Sedangkan tiga fase meliputi an media pembelajaran berbasis web pada
perencanaan (planning), desain (design) dan mata pelajaran IPA. Selain itu saran dari
pengembangan (development). ahli media, ahli materi, dan siswa dihim-
Data yang diperoleh dalam peneli- pun dan dianalisis untuk memperbaiki me-
tian ini merupakan data kualitatif dan dia pembelajaran berbasis web pada mata
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari pelajaran IPA.
hasil validasi yang dilakukan oleh ahli
media dan ahli materi (uji coba alpha) serta Tabel 1. Kriteria Penilaian Kelayakan
data dari pengguna (uji coba beta dan uji Media Pembelajaran Web
coba produk). Sedangkan data kualitatif (Sukardjo, 2006, p.53)
didapat dari hasil analisis kebutuhan, saran Nilai Kriteria Skor
ahli media dan ahli materi serta pendapat Rumus Perhitungan
dan tanggapan pengguna yang digunakan
Sangat
dalam pengembangan produk. Data-data A X>Xi+1,8Sbi X>4,21
Baik
tersebut dibutuhkan agar nantinya dapat B Baik Xi+0,6Sbi<X≤Xi+1,8Sbi 3,40<X≤4,21
memberikan gambaran mengenai kelayak- C Cukup Xi-0,6Sbi<X≤Xi+0,6Sbi 2,60<X≤3,40
an media pembelajaran berbasis web dan D Kurang Xi-1,8Sbi<X≤Xi-0,6Sbi 1,79<X≤2,60
kualitas teknik tampilan produk serta pe-
Sangat
ningkatan pemahaman siswa setelah meng- E X≤Xi-1,8Sbi X≤1,79
Kurang
gunakan produk media pembelajaran ber-
basis web. Data yang diperoleh dari validasi
Instrumen yang digunakan untuk ahli media, materi, dan tanggapan siswa
memperoleh data pokok sesuai tujuan dianalisis menggunakan statistik deskriptif
kemudian dikonversi ke dalam data “5” web dapat diketahui melalui hasil evaluasi
(Sukardjo, 2006, p.53). Konversi data untuk formatif produk media pembelajaran ber-
menentukan kategori penilaian disajikan basis web berdasarkan model pengembang-
pada Tabel 1. an Alessi & Trollip (2001, pp.548-553).
Tahap evaluasi formatif meliputi uji alpha
Hasil Penelitian dan Pembahasan dan uji beta yang bertujuan untuk menge-
tahui tingkat kualitas kelayakan media
Hasil pengembangan produk me- pembelajaran IPA berbasis web yang telah
dia pembelajaran berbasis web mata mata dikembangkan. Uji alpha dilakukan ma-
pelajaran IPA bagi siswa kelas VII SMP se- sing-masing oleh 2 orang ahli media dan 2
Kecamatan Depok Sleman berhasil dikem- orang ahli materi, sedangkan uji beta di-
bangkan menggunakan CMS (Content Ma- lakukan oleh 3 orang dari masing-masing
nagement System) Wordpress dan diguna- sekolah sehingga berjumlah 12 orang.
kan dalam proses pembelajaran IPA secara
online. Pengguna dapat mengakses media Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil
pembelajaran web ini melalui alamat URL Penilaian Dua Ahli Materi
http://ipa.ewin.web.id. Berikut tampilan me-
No Interval Kriteria Ahli Materi 1 Ahli Materi 2
dia pembelajaran berbasis web yang dapat F % F %
dilihat melalui Gambar 3 dan 4. Sangat
1 5 > 4,22 0 0 9 226,5
Baik
2 4,21-3,41 Baik 25 73,5 24 70,6
3 3,40-2,61 Cukup 9 26,5 1 2,9
4 2,60-1,80 Kurang 0 0 0 0
Sangat
5 < 1,80 0 0 0 0
Kurang
Jumlah 34 100 34 100
Keterangan : frekuensi (F) & persentase (%)
Soal Evaluasi
Pendalaman Materi
Pendahuluan
Penyajian Informasi
Invisible Features
Interface
Pedagogy
Navigasi
Robustness
Affective Considerations
dapat dilihat pada Tabel 2.
Secara visual hasil penilaian atau
hasil validasi dari dua ahli materi pada uji
alpha dapat dilihat pada Gambar 5.
Hasil validasi dari 2 orang ahli me-
dia terhadap kualitas kelayakan media
pembelajaran IPA berbasis web pada uji Gambar 6. Diagram Batang Hasil
alpha ditinjau dari beberapa aspek dian- Penilaian Dari Kedua Ahli
taranya: informasi tambahan (auxiliary Media
information), pertimbangan sikap pengguna
(affective considerations), hubungan penggu- Data yang diperoleh dari hasil va-
na dengan program (interface), teknik per- lidasi oleh kedua ahli media selanjutnya
pindahan halaman (navigasi), pedagogi (pe- dikonversikan ke dalam skala 5. Hasil data
dagogy), fitur tak tampak (invisible features) dari validasi dua ahli media dapat dike-
dan kehandalan program (robustness). As- tahui kualitas kelayakan media termasuk
pek yang dikaji sebanyak 7 aspek yang dalam kategori “baik” dengan rata-rata
terdiri dari 34 indikator. 4,21 dan 3,93. Hasil analisis data penilaian
oleh kedua ahli media dapat dilihat pada
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Tabel 3.
oleh Dua Ahli Media Secara visual hasil penilaian atau
No Interval Kriteria Ahli Materi 1 Ahli Materi 2 hasil validasi dari dua ahli media pada uji
F % F % alpha dapat dilihat pada Gambar 6.
1 5 > 4,22
Sangat
2 5,9 5 14,7
Uji beta dilakukan untuk mengeta-
Baik hui kualitas media pembelajaran IPA ber-
2 4,21-3,41 Baik 32 94,1 22 64,7 basis web dari sudut pandang calon peng-
3 3,40-2,61 Cukup 0 0 7 20,6
guna atau subjek uji coba. Peserta yang me-
4 2,60-1,80 Kurang 0 0 0 0
lakukan uji beta terdiri dari 3 orang kelas
Sangat
5 < 1,80
Kurang
0 0 0 0 VII dari masing-masing sekolah sehingga
Jumlah 34 100 34 100 berjumlah 12 orang. Hasil analisis data uji
Keterangan : frekuensi (F) & persentase (%) beta dapat diketahui melalui Tabel 4.
Evaluasi sumatif hasil belajar siswa sebesar 84.5, nilai rata-rata untuk posttest di
diujicobakan pada siswa kelas VII yang SMP N 2 sebesar 86, nilai rata-rata untuk
dilakukan melalui uji pretest dan posttest. posttest di SMP N 3 sebesar 84 dan nilai
Data hasil pretest dan posttest kemudian rata-rata untuk posttest di SMP N 5 sebesar
dibandingkan untuk mengetahui perban- 85.4; (3) Selisih nilai gain (posttest-pretest)
dingan antara nilai tertinggi, nilai teren- untuk tingkat efektivitas pada sekolah SMP
dah, rata-rata dan selisih posttest-pretest Muh 2 sebesar 22.2, nilai gain di SMP N 2
(gain) sebelum menggunakan media pem- sebesar 24, nilai gain di SMP N 3 sebesar
belajaran web dan sesudah menggunakan 21,6 dan Gain di SMP N 5 sebesar 19,6; (4)
media pembelajaran web. Nilai gain me- Nilai Gain terbesar dari SMP N 2 Depok
nunjukkan peningkatan pemahaman atau sebesar 24 disusul SMP Muhammadiyah 2
penguasaan konsep siswa setelah pembel- Depok sebesar 22,2 dan SMP N 3 sebesar
ajaran dilakukan. Adapun perbandingan 21,6 serta nilai gain terkecil dari SMP N 5
hasil uji kompetensi dapat dilihat pada Depok Sleman sebesar 19,6.
Gambar 7. Hasil analisis uji t paired sample t-
Berdasarkan Gambar 7 hasil peni- test (Tabel 6) terlihat bahwa t hitung adalah
laian evaluasi sumatif media pembelajaran -37.679 dengan probabilitas 0,000 oleh kare-
web dapat diketahui beberapa hal sebagai na probabilitas < 0,05 maka kedua rata-rata
berikut: (1) Nilai tertinggi mata pelajaran populasi adalah tidak identik (rata-rata nilai
IPA di semua sekolah sebesar 100; (2) Nilai pretest dan posttest berbeda secara nyata).
rata-rata untuk posttest di SMP Muh 2
Berdasarkan data Gambar 7 dan pembelajaran IPA berbasis web ini bisa
Tabel 6 peningkatan kompetensi peserta dimanfaatkan untuk membaca materi pel-
didik terhadap pemahaman konsep dengan ajaran, menjawab soal, mengirimkan pesan
membandingkan nilai pretest dan posttest ke guru namun belum bisa digunakan
serta analisis uji t menunjukkan nilai pretest untuk melihat report performa belajar
lebih rendah jika dibandingkan dengan teman sekelas; (2) belum tersedia sistem
nilai posttest. Efek postitif menggunakan penilaian (rating) pada materi-materi yang
media pembelajaran IPA secara online disediakan. Setelah menyelesaikan 1 menu
dalam pembelajaran dapat meningkatkan materi, siswa belum bisa menilai materi
kompetensi peserta didik, hal ini terbukti tersebut, dan memberikan masukan apa-
dengan melihat hasil nilai pretest dan post- pun yang ingin disampaikan terhadap ma-
test setelah pembelajaran, sehingga pem- teri yang sudah dipelajari; (3) Media pem-
belajaran menggunakan media pembelajar- belajaran berbasis web ini belum support
an IPA berbasis web dapat meningkatkan Live Broadcast Video / Video Conference dan
kompetensi kognitif atau pemahaman kon- login menggunakan akun sosial media. (4)
sep materi IPA pada peserta didik. media pembelajaan IPA berbasis web ini
Adapun keterbatasan dalam peneli- akan melakukan loading tiap akan berpin-
tian ini: (1) materi pelajaran yang ada di dah halaman, media pembelajaran web ini
media pembelajaran IPA berbasis web ini akan lebih optimal apabila loading web ha-
baru sebatas pada materi “Saling Keter- nya sekali pada saat pertamakali meng-
gantungan dalam Ekosistem”; (2) jumlah akses media pembelajaran web.
lokasi penelitian yang terbatas, dari total 10
SMP Negeri dan Swasta yang ada di Ke- Simpulan dan Saran
camatan Depok Sleman, peneliti hanya bisa
melakukan penelitian pada 4 lokasi yakni Simpulan
di SMP Muhammadiyah 2 Depok, SMP N Berdasarkan hasil analisis data dan
2, SMP N 3 dan SMPN 5 Depok Sleman, kajian produk hasil pengembangan dapat
hal ini disebabkan karena keterbatasan bia- disimpulkan sebagai berikut. Pertama, pe-
ya, waktu, jarak dan tenaga dari peneliti; nerapan media pembelajaran berbasis web
(3) penerapan media pembelajaran IPA pada mata pelajaran IPA bagi siswa kelas
berbasis web dalam pembelajaran akan VII sebelum dilakukan penelitian berdasar-
lebih efektif jika dilaksanakan dengan per- kan hasil survey menunjukkan bahwa SMP
temuan pembelajaran lebih banyak, mini- se-Kecamatan Depok Sleman masih belum
mal tiga kali pertemuan. Namun, dalam menerapkan media pembelajaran IPA ber-
penelitian dan pengembangan ini peneliti basis web dalam proses belajar mengajar.
mengalami kesulitan dalam mengatur alo- Kedua, produk pengembangan media pem-
kasi waktu pembelajaran karena masa belajaran IPA berbasis web berhasil dikem-
studi peneliti dan keterbatasan waktu di bangkan dengan menggunakan langkah-
sekolah yang akan melaksanakan ujian langkah penelitian dan pengembangan
akhir sekolah (UAS); (4) subjek uji coba da- dari Borg & Gall (1983, p.775) dan Alessi &
lam penelitian dan pengembangan yang Trollip (2001, p.410). Software yang digu-
terbatas, menyebabkan tidak semua siswa nakan dalam pengembangan media pem-
di SMP se-Kecamatan Depok Sleman dapat belajaran IPA berbasis web ini adalah CMS
diuji coba, (5) kecepatan koneksi internet di (Content Management System) Wordpress
Sekolah kadang tidak stabil sehingga ber- yang bersifat open source dan dapat diguna-
pengaruh pada kecepatan akses media kan untuk mengembangkan media pem-
pembelajaran web. belajaran IPA secara online.
Keterbatasan dalam pengembangan Ketiga, hasil akhir pengembangan
media pembelajaran IPA berbasis web ini produk media pembelajaran IPA ini be-
diantaranya: (1) pengembangan media rupa media pembelajaran IPA berbasis web
yang dapat diakses secara online di internet 22,14 dari nilai rata-rata 62,38 menjadi
melalui alamat url : http://ipa.erwin.web.id. 84,52. SMP N 2 Depok memperoleh pe-
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi media ningkatan pencapaian hasil belajar sebesar
pembelajaran web berupa kumpulan materi 24,06 dari nilai rata-rata 62,03 menjadi
dalam bentuk teks, gambar, audio, video, 86,09. SMP N 3 Depok memperoleh pe-
animasi, e-book digital, chat, diskusi, soal uji ningkatan pencapaian hasil belajar sebesar
kompetensi dan penilaiannya. Media pem- 21,41 dari nilai rata-rata 62,65 menjadi
belajaran IPA berbasis web ini sudah di- 84,06 dan SMP N 5 Depok memperoleh pe-
terapkan dalam proses pembelajaran untuk ningkatan pencapaian hasil belajar sebesar
siswa kelas VII di SMP se-Kecamatan De- 19,68 dari nilai rata-rata 65,80 menjadi
pok Sleman. 85,48. Hasil analisis uji t paired sample t-test
Keempat, kelayakan produk media menghasilkan nilai t hitung sebesar -37.679
pembelajaran IPA berbasis web berdasar- dengan probabilitas 0,000 oleh karena
kan hasil evaluasi formatif (uji alpha dan probabilitas < 0,05 maka kedua rata-rata
uji beta) menunjukkan: (1) hasil uji alpha populasi adalah tidak identik (rata-rata
melalui validasi oleh ahli media 1 diper- nilai pretest dan posttest berbeda secara nya-
oleh rata-rata penilaian sebesar 4,21 de- ta). Berdasarkan data tersebut menunjuk-
ngan kategori “Sangat Baik” dan validasi kan adanya perbedaan nilai yang signifi-
oleh ahli media 2 diperoleh rata-rata peni- kan antara pretest dan posttest hingga terca-
laian sebesar 3,93 dengan kategori “Baik” painya kriteria ketuntasan mimimal (KKM)
dari skor maksimal 5 sehingga media pem- dimana nilai pretest lebih rendah jika di-
belajaran IPA berbasis web dari aspek me- bandingkan dengan nilai posttest.
dia layak digunakan dalam uji coba la-
pangan utama; (2) hasil uji alpha melalui Saran
validasi oleh ahli materi 1 diperoleh rata- Produk media pembelajaran IPA
rata penilaian yakni 3,73 dengan kategori berbasis web ini perlu pengembangan dan
“Baik” dan validasi oleh ahli materi 2 di- perawatan (maintenance) lebih lanjut agar
peroleh rata-rata penilaian 4,23 dengan dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi dan
kategori “Sangat Baik” dari skor maksimal data-data yang ada tetap dapat diakses
5 sehingga media pembelajaran IPA ber- dengan baik, materi yang disajikan di me-
basis web dari aspek materi layak diguna- dia pembelajaran berbasis web tidak hanya
kan dalam uji coba lapangan utama; (3) mata pelajaran IPA tetapi juga mencakup
hasil uji beta yang sudah dilaksanakan oleh mata pelajaran lainnya, Selain itu, pendidik
peserta didik di SMP Muhammadiyah 2 juga diharapkan mampu memanfaatkan
memperoleh rata-rata penilaian sebesar media pembelajaran berbasis web ini untuk
4,06 dengan kategori “Baik”, SMP N 2 De- meningkatkan hasil belajar siswa.
pok Sleman memperoleh rata-rata penilai-
an sebesar 4,08 dengan kategori “Baik”,
SMP N 3 Depok Sleman memperoleh rata- DaftarPustaka
rata penilaian sebesar 4,22 dengan kategori AECT. (2004). AECT definition and ter-
“Sangat Baik” dan SMP N 5 Depok Sleman minology committee document: the
memperoleh rata-rata penilaian sebesar meanings of educational technology.
4,19 dengan kategori “Baik”. Diambil pada tanggal 27 September
Kelima, efektivitas media pembel- 2014, dari:
ajaran IPA berbasis web yang didasarkan https://www.tlu.ee/~kpata/harid
pada hasil evaluasi sumatif (uji kompetensi ustehnoloogiaTLU/defineeducation
pretest dan posttest) dan hasil analisis uji t altechnology.pdf.
paired sample t-test menunjukkan bahwa
Alessi M. Stephen & Trollip R. Stanley.
SMP Muhammadiyah 2 memperoleh pe-
(2001). Multimedia for learning,
ningkatan pencapaian hasil belajar sebesar