Setelah umat Islam mengalami fase transisi atau fase kemunduran. Keadaan umat
Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar : Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
Kerajaan Usmani, di samping yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama
bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.
1. Turki Utsmani
Kerajaan Usmani didirikan pada tahun 1290 oleh Usman putera dari al-Tugril. Pada
awalnya kerajaan Turki hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, pemberian dari sultan
Seljuk yang bernama Alauddin sebagai tanda balas jasa kepada al-Tugril yang
membantunya mengusir Mongol. Alaudin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya
kepada al-Thugril. Namun dengan adanya dukungan militer, tidak berapa lama Usmani
menjadi kerajaan yang besar dan bertahan dalam kurun waktu lama. Dengan naik tahtanya
putera Usman yang bernama Orkhan, membawa kemajuan yang sangat besar terutama
dalam bidang militer. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan
membagi pasukan utama tentara menjadi tiga : Sipahi (tentara reguler), Hazeb (tentara
ireguler), Jenisari. Setelah mempunyai kemiliteran yang kuat, Usmani mulai melakukan
ekspansi untuk memperluas wilayahnya mulai Adrionopol hingga penaklukan Kosovo.
Namun penaklukan terbesar adalah penaklukan Konstantinopel pada masa kepemimpinan
Muhammad al-Fatih, penaklukan ini sekaligus menjadi awal kehancuran Bizantium. Pada
masa al-Fatih ini juga disahkan undang-undang baru Islam yang disahkan dalam qanun
namah. Pada masa Salim II setelah menaklukan Sultan Mamluk (1517M). Ia memindahkan
khalifah boneka bani Abbas ke Konstatinopel dan secara paksa mengambil gelar sakral dan
selanjutnya digunakan oleh Sultan Turki, Salim I. Sejak pemindahan jabatan sakral dari
Kairo ke Konstatinopel, maka sejak itu nama Konstatinopel diganri menjadi Istambul dan ibu
kotanya dipindahkan ke kota tersebut.
Bidang agama :
Agama dalam tradisi Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik.
Kerajaan sangat terikat dengan syariat. Pada masa Turki Usmani tarekat juga
mengalami kemajuan. Tareka yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan
Maulawi. Di pihak lain kajian ilmu keagamaan boleh dikatakan tidak mengalami
perkembangan yan gberarti, para penguasa lebih cenderung menegakkan satu mazhab.
Akibat dari kelesuan di bidang ilmu agama dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad
tidak berkembang. Bagaimanapun, kerajaan Usmani banyak berjasa dalam persebaran
Islam. Ekspansi kerjaan ini untuk pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timur
yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam.
2. Kerajaan Safawi
Kondisi memprihatinkan baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I, naik
tahta. Langkah yang ditempuhnya yaitu pertama membentuk pasukan baru dari para budak,
untuk menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash. Kedua mengadakan perjanjian damai
dengan Turki Usmani. Untuk mewujudkannya ia menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia
dan sebagain Luristan. Disamping itu ia tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam
Islam dalam khotbah jumat. Usaha-usaha yang dilakukan Abbas berhasil membuat kerajaan
Safawi kuat kembali. Setelah kekuatan terbina dengan baik, ia berusaha mendapatkan
wilayah kekuasaanya dari Turki Utsmani. Pada tahun 1602M, pasukan Abbas menyerang
dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan dan Baghdad. dan dilanjutkan menguasai beberapa
kota dari wilayah kekuasaan Usmani. Selanjutnya Abbas I merebut kepulauan Hurmuz dan
mengubag pelabuhan Gumrun menajdi pelabuhan bandar Abbas. Masa kekuasaan Abbas I
merupakan puncak kejayaan Kerajaan Safawi. Secara politik, ia mampu mengatasi
beberbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil
merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut kerajaan Usmani. Kemajuan yang
dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Kemajuan lain adalah sebagai
berikut :
Bidang Agama
Syiah menjadi ajaran resmi negara, dengan tokohnya Shah Ismail yang dijuluki raja
orang-orang Syi’ah. Pada masa Abu Sa’id wilayah Persia sudah mulai tertanam ajaran
Syi’ah secara menyeluruh. Dan pada masa Shah Abbas I berkuasa, kota Qum telah
menjadi pusat penelitian Mazhab Syiah terbesar pada saat itu. Tidak mengherankan
pada masanya kerajaan Safawi menjadi pusat dari sumber penyebaran ajaran Syiah ke
seluruh dunia.
3. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal di India, merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia
yang menghiasi sejarah umat Islam, pada periode abad pertengahan. Pendiri kerajaan ini
adalah Zahirudin Muhammad, dikenal dengan Babur. Ia putra dari Miransah, putera ketiga
dari Timur Lank.Pada tahun 1525M hanya dengan mengandalkan 13.000 orang tentara dan
meriam Babur dapat menaklukan Punjab. Setelah berhasil menaklukan Punjab, membuka
jalan untuk meneruskan serangan ke Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah peperangan
dahsyat di Panipat, Sultan Ibrahim mempertahankan negeri bersama 100.000 tentara dan
1000 kendaraan gajah. Namun Babur mampu memenangkan pertempuran karena ia
menggunakan senjatu api berupa meriam, dan akhirnya Sultan Ibrahim gugur bersama
25.000 pasukannya. Dengan ditaklukannya Sultan Ibrahim, maka terbukalah kesempatan
bagi Babur untuk mendirikan kerajaan Mughal di India. Setelah Humayun putera sekaligus
penerus dari Babur berhasil merebut kembali wilayah Mughal yang sempat dikuasai Samar
Khan. Mughal mengalami puncak kejayaan pada masa Muhammad, putera Humayun yang
diangkat dengan gelar Abu Fath Jalaluddin dan gelar yang paling terkenal adalah Sultan
Akbar Agung. Ia menjadi raja terbesar di antara raja-raja Mughal di India. Kekuasaannya
hampir seluruh wilayah anak benua India. Ia dikenal sebagai pribadi yang jenius, bijaksana,
ahli perang dan administrator negara yang ulung. Selain itu, ia juga dekenal sebagai tokoh
perbandinga Agama dengan konsep Din-e-Illahinya. Akbar menerapkan politik Universal.
Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Wilayah imperium juga dibagi
menjadi sejumlah provinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang uang dipimpin oleh pejabat
pemerintah pusat untuk mengummpulkan pajak dan mencegah penyalahgunaan oleh kaum
petani.
Raja yang sangat berperan dalam persebaran Islam di India adalah Aurangzeb. Dia
memberikan corak keislaman ditengah masyarakat Hindu. Aurangzeb mengjak rakyatnya
untuk masuk Islam, ia menyuruh arca-arca Hindu ditanam dibawah jalan-jalan menuju
masjid agar orang Islam setiap harinya menginjak arca-arca tersebut. Kebijakan dari
Aurangzeb ini mendapat kecaman keras dari kalangan Hindu, yang justru balik
menentangnya. Tindakan Aurangzeb itu pula yang pada akhirnya membawa kerajaan
Mughal mengalami masa kemunduran.
Setelah Aurangzeb wafat raja-raja berikutnya mulai lemah. Kerajaan Mughal dan
rajanya tidak lebih hanya sebagai simbol dan lambang belaka, bahkan raja hanya diberi gaji
kolonial Inggris yang telah datang untuk biaya hidup tinggal di dalam Istana. Seperti dua
kerajaan besar, kerajaan Mughal selain mengalami perkembangan di bidang politik, juga
mengalami perkembangan di bidang agama dan peradaban.
Bidang Agama
Pada masa Sultan Akbar, perkembangan agama Islam di kerajaan mencapai suatu fase
yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebiah cara baru dalam
beragama, yaitu konsep Din-i-Illahi. Pada prakteknya Din-i-Illahi bukan sebuah ajaran
tentang agama Islam. Namin konsep ajaran ini adalah menyatukan seluruh umat
beragama di India. Berkembangnya aliran keagamaan di India disebabkan, penguasa
Mughal yang terlalu memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
Pada kepemimpin Aurangzeb berhasil disusun suatu risalah hukum Islam yang
dinamakan Fatwa Alamgiri. Hukum ini ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari’at
Islam yang nyaris kacau akibat politik Din-i-Illahi.