Haha Hahahha
Haha Hahahha
B. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang, segolongan kecil saja,
menurut sifatnya dibagi :
- Negara Aristokrasi, pemerintahanya dipegang oleh beberapa orang ditujukan untuk
kepentingan umum sifatnya baik.
-Negara Oligarkki, pemerintahan dipegang oleh beberapa orang tetapi ditujukan untuk
kepentingan mereka sendiri
C. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat, menurut sifatnya dibedakan
-Negara Republik, pemerintahan dipegang oleh rakyat dan ditunjukan untuk
kepentingan rakyat
-Negara Demokrasi, pemerintahannya dipegang oleh rakyat, tapi dalam prakteknya
pemerintahan itu hanya dipegang oleh orang-orang tertentu saja, jadi tujuannya untuk
kepentingan dipemegang kekuasaan saja.
Asal mula negara menurut Epicurus
Menurut Epicurus asal mula negara adalah merupakan hasil dari perbuatan manusia, yang
diciptakan untuk melaksanakan kepentingan anggota-anggotanya.
B. Teori Hilangnya/lenyapnya/hapusnya suatu negara
Lenyapnya negara karena disebabkan oleh factor-faktor :
1. Faktor Alam
Suatu negara yang sudah ada/terbentuk bias saja hilang karena factor-faktor alam
antara lain : gunung meletus, pulau ditelan air dsb
2. Faktor social Suatu negara yang sudah ada dan diakui oleh negara-negara lain tetapi
dikarenakan factor-faktor social maka negara tersebut bisa hilang/runtuh,
misalnya :
a. Karena adanya penaklukan (Quwait direbut oleh Iraq)
b. Karena adanya suatu revolusi (perubahan secara besar-besaran terhadap
perebutan kekuasaan pemerintahan yang syah yang dilakukan oleh rakyat)
c. Karena adanya perjanjian (Hongkong dengan inggris)
d. Karena adanya penggabungan
BAB V
PERKEMBANGAN DAN TIPE-TIPE NEGARA
A. Dari Sudut Wilayah
- Pembangunan daerah berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri.
- Peraturan dan kebijakan didaerah sesuai dengan kebutuhan akan kondisi daerah itu
sendiri
- Tidak bertumpuknya pekerjaan dipemerintah pusat sehingga jalannya pemerintahan
lebih lancer.
- Partisipasi dan tanggung jawab terhadap daerah akan meningkat
- Yaitu teori kedaulatan yang berdasarkan Tuhan yang dijalankan oleh raja
- Teori negara
- Raja
- Rakyat
- Hukum
Ada beberapa macam sistem monarki
1. Monarki mutlak (abslut)
Yaitu seluruh kekuasaan negara berada ditangan raja, mempunyai kekuasaan dan wewenang
tidak batas (kekuasaan mutlak) perintah raja merupakan Undang-undang (Lerois C,est Lois)
yang harus dilaksanakan.
2. Monarki terbatas
Adalah suatu monarki dimana kekuasaan raja itu dibatasi oleh konstituasi (Undang-undang)
3. Monarki parlementer
Adalah suatu monarki dimana terdapat suatu parlemen (BPR), terhadap dewan mana para
mentri baik perseorangan maupun secara keseluruhan bertanggung jawab sepenuhnya.
Ada beberapa sistem Republik, yaitu sama halnya dengan sistem monarki :
1. Republik Mutlak
2. Republik Konstitusional
3. Republik Parlementer
C. Sistem Pemerintahan
1. Pemerintahan Parlementer
Adalah sistem pemerintahan yang tugas-tugas pemerintahannya dipertanggung jawabkan oleh
para Mentri kepada Parlemen.
a. Perdana Mentri bersama cabinet bertanggung jawab kepada parlemen
b. Pembentukan cabinet didasarkan pada kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen
c. Para anggota cabinet rata-rata anggota parlemen
d. Kabinet dapat dijatuhkan setiap saat oleh parlemen
e. Lama masa jabatan cabinet tidak dapat ditentukan oleh pasti
f. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat atau diminta pertanggung jawaban
atas jalannya pemerintahan.
2. Sistem Pemerintahan Presidensil (Tidak Murni)
Yaitu suatu sistem pemerintahan yang tugas-tugas eksekutifnya dijalankan dan dipertanggung
jawabkan oleh presiden yang dipilih oleh rakyat langsung.
Ciri-ciri pokok pemeritahan presidensil
a. Presiden selain mempunyai kekuasaan nominal juga kedudukan sebagai kepala
pemerintahan.
b. Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislative.
c. Masa jabatan presiden dipilih masa jabatan yang tetap
d. Presiden dibantu oleh mentri negara yang diangkat dan bertanggung jawab kepadanya.
e. Presiden dan para mentri tidak bertanggun jawab kepada parlemen atau DPR.
BAB VII
HAK-HAK ASASI MANUSIA
A. Peristilahan
Dalam hukum seseorang yang mempunyai hak milik atas sesuatu benda kepadanya diizinkan
untuk menikmati hasil dari benda miliknya tersebut. Izin atau kekuasaan yang diberikan
hukum itu dinamakan “hak” atau “wewenang” dalam bahas latin disebut “ius”.
1. Hak absoiutl mutlak (anpersan lycrehten), adalah hak yang dimiliki oleh sesuatu subyek
hukum yang berlaku atau yang dapat ditentukan terhadap semua subyek hukum lainnya atau
hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan seseuatu perbuatan,
hak mana dapat dipertahankan terhadap siapa pun juga sebaliknya setiap orang harus
menghormati hak tersebut.
Hak mutlak dapat dibagi menjadi tiga macam :
1. Hak absoiutl manusia (les draitede I’hame), hak yang diperoleh manusia sejak lahir dan
tidak dapat dilanggar serta tidak dapat dipisahkan darinya.
Contoh : hak hidup, hak kemerekaan, hak politik dan hak kesehatan
2. Hak public absolut, hak yang diberikan oleh hukum tata negara hak yang diberikan UUD
kepada warga negaranya.
Contoh : Hak memeluk agama (pasal 29 ayat (2) UUD 1945), hak untuk mengeluarkan
pendapat.
3. Sebagai dari hak privat, hak-hak sebagai ketentuan yang didasarkan atas hukum sipil, yaitu
:
- Hak kepribadian (hak katas dirinya sendiri), misalnya jiwa, badan, kehormatan, kesusilaan.
- Hak keluarga (hak yang berasal langsung dari hubungan keluarga) seperti kekuasaan orang
tua
- Sebagai dari hak kekayaan (hak yang dapat dinilai dengan uang)
2. Hak relatif/nisbi. Adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang/beberapa
orang tertentu untuk menuntut agar supaya orang lain memberikan seseuatu, atau tidak.
1. Hak public relatif (hak yang dimiliki oleh negara yang hanya berlaku terhadap subyek
hukum tertentu saja.
Contoh : hak suatu negara untuk menjatuhkan hukuman, hak dari negara untuk memungut
pajak.
2. Hak keluarga relatif (hak yang dimiliki oleh sepasang suami istri satu sama lain)
3. Hak kekayaan relative (hak yang dapat dinilai dengan uang tetapi hanya dapat ditentukan
terhadap subyek hukum yang lain tertentu saja). Hak kekayaan relatif sering disebut dengan
“perikataan” (perulangan verbiritenis)
B. Hak-hak dasar dan kebebeasan beragama dalam konstitusi
Dalam UUD 1945, hak-hak asasi manusia dan warga negara hanya termuat dalam lima pasal ,
yaitu :
1. pasal 27 ayat (1) : segala warga negara bersamaan kedudukan didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya .
2. pasal 27 ayat (2) : tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yg layak
bagi kemanusiaan
3. pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul , mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang .
4. pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu
5. pasal 31 ayat (1) : tiap-tiap warga negara berhakk mendapatkan pengajaran dalam
konstitusi RIS hak-hak hak-hak asasi mendapat tempat penting yaitu dalam bab V pasal-pasal
7-33 sedang dalam bab IV pasal-pasal 34-41 dimuat pula beberapa kewajiban asasi
pemerintah terhadap rakyat.
Hak-hak asasi dalam konstitusi 1950
Pasal 7 :
Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi terhadap UU sekalian orang berhak menuntut
perlakuan dan perlindungan yang sama oleh UU
Pasal 8 :
“sekalian orang yg ada di daerah negara sama berhak menuntut perlindungan untuk diri dan
harta bendanya”
Pasal 9 :
Setiap orang berhak dengan bebas bergerak dan tinggal dalam perbatasan negara
Pasal 10 :
“tidak seorangpun boleh diperbudak , dieprulur dan diperhamba”
Pasal 11 :
“tidak seorangpun akan disiksa ataupun diperlakukan atau dihukum secara ganas , tidak
mengenal prikemanusiaan atau menghina “
Pasal 12 :
“tiada seorang juapun botch ditangkap atau ditahan , selain atas perintah untuk itu oleh
kekuasaan yg sah menurut aturan-aturan undang-undang hal-hal dan menurut cara yg
diterangkan dalamnya”
Pasal 13 :
1) menuntut hakim yg jujur yg tidak memihak
2) melarang seseorang disisakan melawan kemauannya dari hakim uang diberi kepadanya
oleh aturan yg berlaku
Pasal 14 :
Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan sesuatu peristiwa pidana tidak
bersalah, sampai dibuktikan kesalahnnya dalam suatu sidang pengadilan, menurut aturan-
aturan hukum yang berlaku, dan ia dalam sidang itu diberikan segala jaminan yang telah
ditentukan dan yang perlu untuk pembelaan.
Pasal 15 :
Tiada suatu pelanggaran atau kejahatan boleh diancamkan hukuman berupa rampasan semua
barang kepunyaan yang bersalah.
Pasal 16 :
Tempat kediaman siapapun tidak boleh diganggu gugat.
Pasal 17 :
“Kemerdekaan dan rahasia dalam perhubungan surat menyurat tidak boleh diganggu gugat,
selainnya dari atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang telah disahkan untuk itu menurut
peraturan-peraturan undang-undang dalam hal-hal yang diterangkan dalam peraturan itu”
Pasal 18 :
“Setiap orang berhak atas kebebasan agama, keisyafan batin dan pikiran”
Pasal 19 :
“Setiap orang berhak atas kebebeasan dan mengeluarkan pendapat-pendapat”
Pasal 20 :
Hak penduduk atas kebebasan berkumpul dan berapat diakui dan diatur dengan undang-
undang
Pasal 21 :
Hak berdemonstarsi dan mogok diakui dan diatur dengan Undang-undang
Pasal 22 :
Sekian orang baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berhak dengan bebas memajukan
pengaduan kepada penguasa, baik dengan lisan maupun tulisan
Pasal 23 :
Setiap warga-warga dapat diangkat dalam tiap-tiap jabatan pemerintahan.
Pasal 24 :
“Setiap warga-warga berhak dan berpendudukan turut serta dengan sungguh dalam
pertahanan negara”
Pasal 25 :
Penguasa tidak akan mengikatkan keuntungan atau kerugian kepada termasuknya warga
negara dalam sesuatu golongan rakyat diperhatikan.
Pasal 26
1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun secara bersama-sama dengan
orang lain.
2) Seorang pun tidak boleh dirampas miliknya dengan semena-mena
3) Hak milik itu adalah suatu fungsi sosial
Pasal 27 :
Pencabutan hak milik untuk kepentingan umum atas sesuatu benda atau hak tidak dibolehkan,
kecuali dengan mengganti kerugian dan menurut aturan undang-undang.
Pasal 28 :
Setiap warga negara, sesuai dengan kecakapnnya, berhak atas pekerjaan, yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 29 :
“setiap orang berhak mendirikan serikat pekerja dan masuk kedalamnya untuk
memperlindungnya dan memperjuangkan kepentinganya”
Pasal 30 :
Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Pasal 31 :
“Kebebasan melakukan pekerjaan social dan amal, mendirikan organisasi-organisasi untuk
itu, dan juga untuk pengejaran partikelir, mencari dan mempunyai harta untuk maksud-
maksud itu diatas, dengan tidak mengurangi pengawasan penguasa yang dilakukan terhadap
itu menurut peraturan undang-undang”. Pasal-pasal 32,33 dan 34 tidak memuat hak-hak
asasi.
Pasal 35 :
“Kemauan rakyat adalah dasar kekuasaan penguasa; kemauan itu dinyatakan dalam
pemilihan berkala yang jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih yang bersifat umum dan
berkesamaan, serta dengan pemungutan suara yang rahasia atauu pun menurut cara yang juga
menjamin kebebasan mengeluarkan suara”
Pasal 36 :
“Penguasa memajukan kepastian dan jaminan social, teristimewa pemastian dan penjaminan
syarat-syarat perburuhan dan keadaan-keadaan yang baik, pencegahan dan pembatasan
pengangguran serta penyelenggaraan persediaan untuk hari tua dan pemeliharan janda-janda
dan anak-anak yatim piatu.
Pasal 37 :
Penguasa mencegah adanya organisasi yang bersifat monopoli partikelir yang merugikan
ekonomi nasional menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
C. Hak Dasar (hak azasi manusia/human right)
Hak azasi disebut juga hak dasar manusia atau human right, adalah hak-hak manusia yang
pokok yang tidak dapat dipisahkan dari badannya dan tidak dikurangi oleh siapa pun juga.
Dinegara barat pengakuan hak azasi manusia itu baru terjadi kira-kira tahun 1215 M. Dengan
lahirnya Magna Charta, piagam besar di inggris.
Sejarah Magna Charta dan pertumbuhan Parlemenstarisme
Diinggris kedudukan raja banyak tergantung juga dari ningrat-ningrat kecil, karena mereka
inilah yang harus membentuk raja dengan uang dan tentara. Dalam Magna Charta itu raja
inggris John Ladand dipaksa, untuk mengakui hak-hak rakyat yang berisi sebagai berikut :
Kemerdekaan seseorang tidak boleh dirampas jika tidak berdasarkan undang-undang atau
keputusan hakim. Pajak tidak boleh dipungut semata-mata atas perintah raja saja.
menerima keterangan tertulis tentang delix yang dituduhkan kepadanya. Terkecuali
penghianatan terhadap negara dan delix-delix lainnya yang sangat berat dan tahanan dapat
menerima keterangan terulis tentang delix yang dituduhkan kepadanya.
Terkecuali penghianatan terhadap negara dan delix-delix lainnya yang sangat berat dan
tahanan dapat menerima kemerdekaan sementara dengan jalan memberikan jaminan.
Declaration of Independence disusun oleh Thomas Jefferson yang kemudian menjadi
Presiden Amerika Serikat yang ketiga, yang antara lain berisi, bahwa semua orang itu
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam keadaan merdeka dan sama derajatnya, dan
bahwa mereka telah dianugrahi sesuatu hak yang tidak dapat dipisahkan dari padanya antara
lain :
Hak hidup
Hak katas kemerdekaan
Hak untuk mengejar kebahagian
Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dalam tahun 1944 menyebut empat
macam hak azasi manusia adalah :
Freedom of speech (kebebasan mengeluarkan pendapat)
Freedom of want (kebebasan untuk mencukupi kebutuhan)
Freedom of want (Kebebasan dari ketakutan)
Menurut kenyataan bahwa pemuatan HAM dinegara-negara didunia ini dapat terjadi dalam :
a. UUD, misalnya UUDS tahun 1950
b. Piagam tersendiri, misalnya dalam magna Charta, declaration of human rights.
Sejarah HAM
Paham hak-hak azasi khususnya dikembangkan oleh ahli-ahli pikir revaiusianer diinggris,
Koloni Inggris di AS dan di Perancis pada abad ke XVII dan XVIII. Diantara para ahli ilmu
negara yang khususnya mengembangkan paham hak-hak azasi manusia, dapat disebut John
Locke (1632-1704) Konsepsi Individualisme-Liberalisme
John Locke dalam bukunya yang berjudul “Two Treatises on Government” (1690)
mengemukakan pendapatnya tentang masyarakat dan negara, serta hubungan masyarakat,
negara yang didasarkan pada teori “Hukum Kodrat” dan teori kontrak sebagai berikut :
1. Hukum Kodrat, ialah aturan hukum yang mengatur hubungan-hubungan intervidual
manusia dalam keadaan “alam”, sebelum terwujud negara.
2. Inti hukum kodrat adalah sejumlah hak azasi manusia, karena itu tidak dapat dicabut oleh
siapapun juga, bahkan tidak dapat diserahkan manusia tersendiri kepada manusia lain. Hak-
hak asasi itu disebutnya :
a. Hak milik (rechts of personalijke eigendom)
b. Hak kemerdekaan (rechts of personalijke vrijheid)
c. Hak hidup (rechts of personalijke leven)
3.. Karena individu sendiri terlalu lemah untuk menjamin hak-hak azasi tersebut terhadap
penjahat-penjahat, maka para individu yang hidup bersama-sama dalam wilayah tertentu
mengadakan kontrak dan berdasarkan kontrak intervidual itu diwujudkan organ-organ
pemerintah (negara)
4. Berdasarkan hal tersebut kekuasaan absolut negara tidak mungkin; artinya kekuasaan
dibatasi oleh kehendak rakyat pada umumnya dan khususnya oleh hak-hak azasi tiap-tiap
individu yang menurut sifat-sifatnya tidak dapat diserahkan kepada negara.
5. Agar supaya keadaan ideal tersebut dapat dicapai, John Locke mengajukan supaya
parlemen yang menjabarkan kehendak rakyat, diakui sebagai kekuasaan legislative tertinggi,
sedang tugas eksekutif diberikan kepada orang lain dibawah pengawasan parlemen dan tugas
mengadili dalam hukum diserahkan kepada hakim-hakim yang independen.
Sejarah telah membuktikan adanya hubungan yang erat antara paham IAM dan pokok-pokok
pikiran aliran humanism dengan tiberatismc dalam abad ke XVlll dan abad XX yaitu :
1. Semua individu manusia sama/pada hakekatnya sama.
2. Tiap-tiap individu manusia harus diakui sebagai oknum pribadi yang pada hakikatnya
berdaulat.
3. Bentuk dan susunan organisasi kenegaraan dan pemerintah, corak dan luas kekuasaanya
harus ditentukan oleh peran individu yang mendirikanya, dan kekuasaan pemerintahan
seharusnya hanya ditujukan kepada membatasi kedaulatan indivindu yang satu terhadap
indivindu yang lain yang mengurangi kebebasan itu.
Konsepsi kolektivisme
Dalam abad ke XIX telah timbul berbagai aliran yang menentang indiviudalisme dan
liberalism khsusnya di continent Eropa, diantaranya yang terpenting adalah :
1. Aliran Kollektivitis yang menganalis
2. Aliran Kolektivitas yang organis
BAB Vlll
TEORI KONSTITUSI
Istilah dan definisi
Konstitusi berate hukum dasar baik yang terulis maupun tidak tertulis, Hukum dasar
yang tertulis biasanya disebut sebagai undang-undang dasar, Sedangkan hukum dasar yang
tidak tertulis disebut konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan atau aturan-aturan yang dasar
yang timbul dan dipelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
A. Sejarah Pemikiran Konstitusi
Istilah konstitusi telah dikenal sejak zaman Yunani purba, akan tetapi masih diartikan
materiil, sebab belum diletakkan dalam suatu naskah tertulis. Hal ini dapat dibuktikan dalam
paham Aristoteles yang membedakan istilah Politea dan Nomi. Politea diartikan sebagai
konstitusi sedangkan nomi diartikan undang-undang. Politea mengadung kekuasaan tertinggi
dari pada nomi. Konstitusi atau constitution atau Verfasussung berbeda dengan undang-
undang Dasar atau Grungesetz. Menaskahkan adalah untuk memudahkan pihak-pihak
mematuhi hak dan kewajibannya. Berarti ikhwal konstitusi lebih luas dari pada Groundwet.
Kita mengenal beberapa istilah konstitusi yaitu :
1. Konstitusi dalam arti material adalah perhatian terhadap isinya yang terdiri atas pokok
yang sangat penting dari struktur dan organisasi negara.
2. Konstitusi dalam arti formil adalah perhatian prosuder pembentukanya harus istimewa
dibandingkan dengan pembentukan Undang-undang lain.
3. Konstiusi dalam arti tertulis adalah konstitusi itu dinaskahkan tertentu guna memudahkan
pihak-pihak mengetahuinya
4. Konstitusi dalam arti merupakan Undang-undang tertinggi adalah baikk pembentukan dan
perubahannya melalui prosedur istimewa dan juga merupakan perundang-undangan lainnya
yang berlaku dalam negara itu yang tertinggi.
Teori konstitusi adalah cabang ilmu pengetahuan yang masih muda oleh sebab itu tidak heran
dalam kalangan sarjana belum terdapat penyesuaian tempatnya.
B.Hakekat fungsi dan isi konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari perkataan “Konstitution” (Bahasa Jerman), “constitution”
(Bahasa Inggris dan Prancis),”constitution”(Bahasa Latin) yang berarrti undang-undang
Dasar, atau dasar susun badan seperti halnya dengan badan manusia mempunyai konsitusi
yaitu susunan bagian-bagian organ-organ yang masing-masing mempunyai kedudukan dan
fungsinya sendiri, tetapi bersama-sama merupakan satu rangkaian kerja sama yang harmoris,
demikian halnya dengan negara.
Konsitusi menurut makna katanya berarti”dasar susunan badan politik”, yang bernama
negara.
Pertama-tama konsitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara,
yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau atau memerintah negara.
Yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau memrintah negara,
peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan
ada yang tidak tertulis yang berupa “usages”, understanding costume atau convention
walaupun peraturan-peraruran ini tidak merupakan undang-undang, tetapi tidak berarti tidak
efektif dalam mengatur negara”.
Disamping itu pada kebanyakan negara, sistem ketatanegaraan yang terdapat dalam hukum
ketatanegaraannya, merupakan campuran antara yang tertulis dan yang tidak tertulis.
Istilah konsitusi dalam perkembangannya mempunyai dua pengertian yaitu:
Dalam pengertian yang luas (lebih tua usianya dari pada pengertian yang sempit), konsitusi
berarti keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (droll cunslitutionelle)
seperti halnya hukum umumnya, maka juga hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen
tertulis.
Jadi konsitusi dalam arti luas itu adalah assemblage of laws, institution and customs yang
diambil dart certain feed principles of reason.
ISI KONSTITUSI
A. Dasar Filsafat
Pada umumnya dalam konstitusi itu pertama-tama dikemukakan dasar filsafatnya :
C. Diktum Konstitusi
Secara keluruhan maka yang terpenting antara lain :
1. Bagaimana imbangan kedudukan antara yang merintah dan yang perintah.
2. Bagaimana pembagian kekuasaan antara berbagai lembaga negara dan bagaimana
peranan dan pengaruhnya bagi stabilitas dan dinamika pemerintahan dan bagi tata
kepentingan umum.
3. Bagaimana tujuan negara dilaksanakan oleh berbagai lembaga negara.
4. Bagaimana jaminan bagi hak-hak azasi kebebasan dasar dan bagi kelangsungan dan
perkembangan hidup bangsa
5. Bagaimana partisipasi rakyat dalam sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pertanggung jawaban pemerintahan.
BAB IX
DEMOKRASI
Demokrasi
Menurut kata yunani , demos = rakyat dan kratein = pemerintahan: demokrasi berarti
pemerintahan oleh rakyat . Seperti yang disebutkan oleh Bonger, Demokrasi bukanlah suatu
bentuk pemerintahan yang timbul dengan sendirinya, tetapi tumbuh dan berkembang seperti
semua lembaga-lembaga masyarakat.
Menurut Miriam Budiardjo sifat langsung dari demokrasi Yunani dapat diselenggarakan
secara efektif, karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana, wilayahnya terbatas
(negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit (sekitar
300.000 pendudukan dalam negara kota)
Demokrasi tidak langsung merupakan sifat yang hakiki daripada demokrasi modern, dan cara
yang paling sederhana untuk mengklasifikasikan demokrasi adalah menurut bentuk luasnya
asas perwakilan. Asas perwakilan inilah yang mendasari lembaga legislative. Pada zaman
modern ini boleh dikatakan semua negara menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi.
A. Sejarah Perkembangan Demokasi
Hampir semua definisi tentang :demokrasi” semata-mata mengenai demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan/ketatanegaraan. Hal ini menurut BONGER tidak tepat, sebab demokrasi pernah
juga tedapat diluar lapangan ketatanegaraan mendahului demokrasi sebagai bentuk
ketatanegaraan, dan masih terdapat yaitu dunia perkumpulan yang merdeka. Demokarsi
adalah suatu bentuk pimpinan sesuatu kolektivitet berpemerintah sendir, dalam hal mana
sebagian besar anggotanya turut ambil bagian dengan tidak mempersoalkan apakah ini suatu
pergaulaun hidup paksaan seperti negara atau suatu perkumupulan yang merdeka
1. Demokrasi langsung (dalam masa Yunani purba), dimana rakyat secara langsung
mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya.
Menurut J.J Rousseau, bahwa demokrasi langsung adalah satu-satunya demokrasi yang tepat
(benar) tetapi tidak
mungkin dilaksanakan karena penduduknya yang berjuta, karena itu pada zaman modern. Ini
dilaksanakan dengan jalan perwakilan, yaitu diwakilkan dan dilakukan oleh orang-orang
tertentu yang dipilih oleh rakyat
Pada prinsipnya kita dapat membedakan tiga kerangka dalam pola pelaksanaan demokrasi
sekarang ini, yaitu :
1. Sistem Eksekutif (Eropa Barat, Inggris)
2. Sistem Eksekutif presidential (Amerika Serikat)
3. Sistem campuran Demokrasi Perwakilan dan Demokrasi Langsung (Swisss)
B. Demokrasi Perwakilan dan Sistem Perwakilan
Dalam abad ke XVll terutama ajaran Montesquieu (1688-f755), yang telah mengemukakan
ajaran tentang pemisahan kekuasaan, yang kemudian terkenal dengan nama trias politika,
dank arena ajaran inilah yang justru akan menentukan tipe demokrasi modem, dan ajaran J.J
Rousseau (1712-1778), yaitu ajaran kedaulatan rakyat , yang justru tidak dapat dipisahkan
dengan demokrasi.
1. Tipe-tipe demokrasi modern
a. Demokrasi atau pemerintahan perwakilan rakyat yang reperesentatif, dengan sistem
pemisahan kekuasaan secara tegas, atau sistem presidensil: Contohnya Amerika Serikat.
b. Demokrasi, atau pemerintaha kekuasaan/perwakilan rakyat yang reperesentatif, dengan
sistem pemisahan kekuasaan, tetapi diantara badan-badan yang diserahi kekuasaaan itu,
terutama badan legislative dengan badan eksekutif, ada hubungan yang bersifat timbal balik,
dapat saling mempunyai atau sistem parlementer.
c. Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang representaoil; dengan sistem
pemidahan kekuasaan, dengan stelsel referendum, atau control secara langsung oleh rakyat.
Ada dua macam referendum, yaitu
1. Referendum obligator, atau referendum wajib, Ini adalah referendum yang menentukan
berlakunya sesuatu UU atau sesuatu peraturan.
2. Referendum Fakulyltatiaf, atau referendum yang tidak wajib misalnya referendum yang
diadakan untuk menentukan sesuatu Undang-undang yang sedang berlaku itu terus dapat
berkaki atau perlu diadakan perubahan-perubahan ataukah tidak.
C. Demokrasi Politik, Ekonomi dan Sosial
Demokrasi modern timbul oleh dan setelah Revolusi Peranccis pada idea kedaulatan rakyat
J.J Rousseau (1712-1778).
Menurut Bonger secara teoritios mengemukakan bedanya duaa pengertian demokrasi , Yaitu :
1. Demokrasi dalam arti formil
2. Demokrasi dalam arti materilb
Demokrasi Formil dinamakan juga demokrasi liberal.
Sedang yang dimaksud dengan demokrasi secara materil ialah :
Bahwa inti dari demokrasi itu justru terletak dalam jaminan yang diberikan terhadap hak-hak
yang berdasar pada pengakuan kemerdekaan tiap-tiap orang yang menjadi warga negara.
Jadi demokrasi materiel adalah demokrasi yang dititik beratkan kepada usaha-usaha untuk
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedang persamaan dalam bidang politik
kurang diperhatikan.
Demoktaedi itu adalah suatu susunan masyarakat yang didasarkan kepada kemerdekaan
politic dan kebebasan rohaniah bagi rakyat serta pada prinsip terjadilah persamaan hak dari
setiap orang terhadap Undang-undang.
Akta demokrasi mengandung pengakuan atas :
1. Hak- hak asasi kebebeasan dasar manusiia
2. Prinsip pluralita dan relavitas dalam kondisi selera dan kepentingan manusia.
3. Adanya macam-macam sifat, selera dan kepentingan manusia maka adanya perbedaan
pendapat adalah wajar.
4. Sikap dan cara hidup yang menjamin toleransi, saling mengerti dan saling mengerti dan
saling menghargai serrta saling menyesuaikan diri dalam tata kehidupan yanga damai dan
harmonis.
5. Hak-hak azasi dan kebebasan dasar manusia setiap orang dan setiap satuan masyarakat
berhak menentukan sendiri nasibnya serta mengatur sendiri rumah tangganya.
6. Bahwa berdasarkan hak-hak azasi serta kebebasan demi manusia setiap kekuasaan oleh
manusia atas sesama manusia memerlukan persetujuan dari mereka yang oleh kekuasaan itu,
pelaksanaan dan pengawasan atas kepentingan umum sebaliknya dilakukan secara kolektif
atas tanggung jawab bersama.
Kata R.M Mac Iver
Democracy differs from all other from of govemment in that it postukate the free
orangization of opinions.
Sistem dua partai
1. Dinggris, baik dibidang urusan-urusan dengan luar negri, maupun urusan-urusan dalam
negri pada masa itu mengalami kemauan pesat dengan opposing opinion itu, Sesudah perang
dunia kesatu menjelmalah partai iconservatif dan partai buruh (labour). Sesudah perang dunia
kedua perbaikan nasib kaum buruh yang banyak jasanya dalam bidang produksi alat-alat
perang, sehingga pemilu menjelang akhir perang dunia kedua suara terbanyak rakyat inggris
jatuh pada partai buruh.
2. Diamerika juga dipraktekkan sistem dua partai, yaitu partai demokrat dan partai public.
Sistem Partai Politik
Indonesia, Perancis,Nederland, Jerman dan Italia mempraktekkan multi partai sistem,
Menurut keputusan Presiden RI No 43 pasal 1 ayat 2 ada 9 partai, menurut abjad :
1. IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia)
2. MURBA
3. NU (Nahdatul Ulama)
4. P.I PERTI (Partai Islam Persatuan Tarikat Islam)
5. Partai Katholik
6. PARKINDO (Partai Kristen Indonesia)
7. Partai Muslim Indonesia
8. PNI
9. PSSI (Partai Serikat Islam Indonesia)
BAB X
HUBUNGAN ANTAR NEGARA
A. Pengertian
Kerjasama antar negara atau hubungan antara negara adalah suatu hubungan dari
beberapa negara yang dalam hubungan itu terjalin dari negara – negara yang dalam
hubungan itu terjalin kerjasama dan sejajar.
1. Bentuknya
a. Bentuk klasik
Bentuk klasik kerjasama antar negara ini oleh jelinjek dianalisa dalam dua
kerjasama dalam arti Was, tercakup segala macam kerjasama baik yang
berdasarkan hokum internasional, baik karena Geografis maupun dikarenakam
soal – soal lainnya.
a. Kerjasama dalam arti sempit, hal ini merupakan probelma yang
sebernanya dalam Ilmu kenegeraan, yaitu apabila beberapa negara sebagai
kesatuan Politik bergabung menjadi satu kesatuan politis yang kemudian
membentuk pola - pola tertentu.
b. Paham Federalisme
Adalah peninjauan kerjasama antar negara tersebut apakah menghasilkan
suatu organ tertentu atau tidak.
1. Organisierten Verbindungen
Yaitu kerjasama antar negara yang menimbukan akibat terbentuk alat
perlengkapan negara tertentu.
2. Nicht Organisierten Verbindungen
Yaitu kerjasama antar negara yang tidak menimbulkan Alat – alat
perlengkapan negara tertentu
3. Scheinbare Staaten Verbindungan
Yaitu kerjasama antar negara yang kelihatannya atau seolah – olah
sebagai penggabungan negara tetapi kenyataannya tidak demikian,
penggabungannya hanya sebagai kedok saja.
4. Staaten verbindungen in rechtssine
Yaitu kerja sama antar negara yg didasarkan hokum yg sebenarnya
terjadi dan betul-betul merupakan penggabungan beberapa negara.
Misalnya ,
a. Proketorat
b. Monarchal unie
c. Perserikatan negara
d. Negara serikat
2. Hukumnya
Hukum yg berlaku adalah :
a. Hukum antar negara umum
b. Hukum antar negara yg khusus misalnya traktat
3. Politiknya
Dari segi politik yaitu kita memandang dari segi internasional relation yg
didalamnya mencakup :
a. Internasional politik
b. Internasional organization
4. Sumbernya
Adapun sumber-sumber hukum kerjasama antar negara adalah :
a. Traktat
b. Kebiasaan internasional
c. Pendapat sarjana-sarjana tentang sendi-sendi hukum
d. Keputusan-keputusan pengadilan internasional
Mengenai teori hubungan negara dan hukum terdapat tiga teori hukum yg
pokok , sebagai berikut :
1. Tiga teori hubungan negara dan hukum
Teori pertama : mengatakan bahwa negara berdiri diatas dan
menciptakan hukum atau hukum merupakan perintah dari penguasa .
Teori kedua : mengatakan bahwa hukum lebih fundamental daripada
negara ; hukum lahirnya mendahului negara . dan teori ketiga :
mengatakan bahwa negara dan hukum sebenarnya sama .
2. Hukum dalam negara
Hakekat hukum dapat dibuktikan pendapat dari beberapa sarjana .
a. Menurut van Apeldoorn , tidak mungkin memberi suatu pengertian
untuk hukum
b. Menurut lemaire dalam bukunya “het recht in Indonesia”
mengatakan : hukum yg banyak seginya serta meliputi segala
lapangan itu menyebabkan orang tidak mungkin membuat suatu
definisi apa hukum itu sebenarnya
c. Menurut Mr. Dr. Kisch dalam bukunya “recht wetenschap”
mengatakan bahwa karena hukum itu tidak dapat dilihat/ditangkap
oleh panca indra , maka sukarlah untuk membuat suatu definisi
tentang hukum yg memuaskan umum
d. Menurut Prof. Sudiman K,SH. Dalam bukunya “pengantar tata
hukum Indonesia” mengatakan : hukum adalah pikiran/anggapan
orang tentanf adil dan tidak adil mengenai hubungan antar manusia
e. Menurut Grotius (I iugo dc groot) dalam “Dc Jurc Bclii ac racis”
(1965) mengatakan : hukum adalah aliran tentang perbuatan moral
yg menjamin keadilan
f. Menurut Van Vollenhoven , dalam “het adat Recht Van Nederland
Indie” mengatakan : hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan
hidup yg bergejolak terus menerus dalam keadaa bentur, dan
membentur tanpa henti-hentinya dengan gejala-gejala lainnya.
Resume diktat ILMU NEGARA
Oleh :
Nama : VELLA IQBAL RAMADHAN
NPM : 19010123