PELAKSANAAN
DEFINISI :
• Dasar pengelolaan lingkungan hidup adalah mengetahui dampak penting dari aktivitas, mengendalikannnya dan
memantau secara periodik sehingga kinerja lingkungan selalu berada di dalam kriteria operasi yang telah
ditetapkan dalam jangka waktu panjang, misalnya memenuhi baku mutu lingkungan.
• Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan adalah kegiatan memastikan bahwa aktivitas kerja dilakukan dengan
cara yang tidak merusak lingkungan dan tetap memelihara lingkungan hidup.
OHSAS 18001 : 2007 ( SISTEM MANAGEMENT K3)
DEFINISI:
1. Tempat Kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup dan terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja untuk keperluan kegiatannya.
2. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. SMK3 adalah Sistem Manajemen K3, yang berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
nomor 05/MEN/1996 wajib diterapkan perusahaan dengan konsisten.
4. Pekerjaan Konstruksi adalah semua pekerjaan sesuai dengan scope Divisi.
5. P2K3 adalah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Air
• Fisiografi dari perubahan aliran air ke proyek
• Sumber air dan jenis air
• Penampungan dan Pembuangan air sesuai jenis
3. Limbah padat (B3 atau Non B3)
• Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan, dalam hal ini Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
merupakan sisa suatu usaha dan kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat
dan konsentrasinya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak
lingkungan hidup, sehingga membahayakan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
• Seluruh Unit kerja Perusahaan. Mengelompokkan limbah menjadi 4 Jenis yaitu :
a. Limbah Anorganik, Contoh : plastik, kaleng, kaca, stereoform, karung plastik dll
b. Limbah Organik/domestik, Contoh : sisa makanan, daun, kertas, kain karung goni dll
c. Limbah B3, Contoh : neon, toner, aki bekas, olie bekas, kaleng bekas cat/thinner, dll
d. Limbah Klinis
Pengelolaan limbah B3 mencakup kegiatan seperti reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3.
4. Pencemaran tanah
• Menghindari pencemaran limbah B3 ke tanah
PROYEK :
• Lebih Sadar Risiko
• Tingkat Keyakinan Atas Proyeksi Kinerja lebih Tinggi
• Sebagai Alat Komunikasi Untuk Memitigasi Risiko
• Peningkatan Knowledge Managament
DEPARTEMEN :
• Termonitoring Peta Risiko Departemen
• Lesson Learn Yang Baik Untuk Proyek Selanjutnya
• Dasar Untuk Pengambilan Keputusan Secara Dini
• Dasar untuk Merencanakan Program Kerja Departemen
KANTOR PUSAT :
• Termonitornya Peta Risiko Korporat
• Dasar untuk Merencanakan Program Kerja Korporat
RENCANA PERBAIKAN
STRATEGIS :
• Eksposur risiko dan pemetaan risiko dilakukan berdasarkan proses bisnis
• Mengembangkan basis kompetensi lanjutan SDM dibidang Manajemen Risiko pada tingkatan yang dibutuhkan
• Membentuk agen manajemen risiko disetiap tingkatan unit kerja
• Melakukan bechmark pengelolaan manajemen risiko diperusahaan lain
OPERASIONAL :
• Amandemen berkelanjutan Prosedur Manajemen Risiko
• Dibuat prosedur Go or No Go Tender Dan Prosedur Go or No Go Pelaksanaan Proyek
• Pengembangan Basis Data agar tercipta Risk Register Perusahaan
• Melakukan joint operasi dengan perusahaan yang spesialis agar risiko tidak terkendalinya proyek yang berskala
besar dan teknologi serta metode kerja yang kompleks dapat dikurangi
METODE PENGENDALIAN
BIAYA
Pengendalian biaya proyek dimulai pada saat membuatan RKAP (Rencana Anggaran Kerja Proyek) dan Kontrak
Review (Kajian terhadap proyek) hingga progres fisik mencapai akhir pelaksanaan.
Sebagai salah satu alat pengendalian adalah laporan keuangan proyek. Laporan ini memuat anggaran biaya yang
direncanakan, termasuk dalam hal ini biaya langsung, biaya tak langsung, biaya konstruksi . Realisasi pemakaian
anggaran dicek dan dievaluasi secara periodik bulanan, lalu hasinya dibandingkan dengan rencana. Bila terjadi
penyimpangan terhadap rencana akan dibahas dipelajari penyebabnya oleh Tim Proyek dan dibahas dengan
Manajemen Kantor Pusat dalam Manajemen Review. Hasilnya dibuat rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya.
Pengendalian biaya proyek di lingkup Tim Proyek dilakukan secara bulanan berdasarkan progress pekerjaan
/kemajuan fisik proyek, biasa ditampilkan dalam Kurva S. Selanjutnya dibuatkan rencana Cash Flow sesuai klausul
dalam kontrak tentang tata cara pembayaran dengan pemberi tugas / Owner, misalnya :
• Pada saat awal pelaksanaan proyek ( uang muka / DP ) 20 % Jika menggunakan.
• Pada saat progres fisik mencapai 50 % pembayaran + 25 %
• Pada saat progres fisik mencapai 75 % pembayaran + 25 %
• Pada saat progres fisik mencapai 100 % pembayaran + 25 %
• Pada saat setelah serah terima dan masa pemeliharaan + 5 %
• Dan hal ini akan disesuaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Secara umum komponen biaya proyek yang cukup dominan yang memerlukan perhatian utama dalam pengendalian
biaya selama pelaksanaan proyek adalah :
• Biaya Bahan
• Biaya Upah
• Biaya Subkontraktor
• Biaya Alat
• Biaya Overhead proyek / Persiapan
METODE PENGENDALIAN TEKNIK
Setelah memperoleh Surat Perintah Kerja (SPK) manajemen kantor pusat menunjuk Tim Proyek yang dipimpin oleh
seorang Manajer Proyek untuk membentuk organisasi proyek dan kelengkapan lainnya. Setelah itu dilakukan serah
terima petunjuk pelaksanaan (juklak) dan jadwal pelaksanaan proyek, serta rencana pengadaan sumber daya untuk
segera melaksanakan kegiatan konstruksi yang dipimpin oleh manajer proyek ( PM ). Agar pelaksanaan mencapai
target perlu mechanism yang sesuai dengan standar kantor pusat untuk mengatur operasional dan pelaksanaan
proyek. Mekanisme meliputi metode pelaporan, pelaksanaan, petunjuk pelaksanaan pekerjaan.
Rencana pelaporan dan pelaksanaan meliputi :
• Kick off meeting
• Toolbox meeting
• Rapat harian
• Rapat mingguan
• Rapat bulanan
i:
Petunjuk pelaksanaan (SOP) meliput
• Permohonan ijin pelaksanaan
• Pengajuan contoh material
• Pengujian material
• Pengajuan Metode pekerjaan]
• Perubahan pekerjaan
• Rencana pelaporan
• Rencana serah terima
METODE PENGENDALIAN
WAKTU
Keterlambatan yang ditemukan kemudian dibahas dalam rapat-rapat proyek untuk dicari penyelesaiannya, baik
dalam rapat internal proyek yang melibatkan semua unsur yang terlibat dalam proyek termasuk supplier,
subkontraktor dan para mandor, maupun rapat eksternal bersama pemilik proyek dan manajemen konstruksi.
Pengendalian juga dilakukan setiap pagi sebelum dimulai pekerjaan, dengan cara mengadakan meeting yang
membahas mengenai Progress harian pekerjaan.
Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan alat bantu Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti Bar
Chart Schedule dan Kurva S sebagai alat indikator terlambat/tidaknya proyek serta formulir-formulir ( SOP )
pengendalian pekerjaan yang lebih rinci maSing-masing untuk bahan, alat maupun subkontraktor / mandor.
STRATEGI KHUSUS PEKERJAAN
STRATSUS PEKERJAA
PENGATURAN KERJA PROYEK.
Kami memberlakukan jam kerja normal & lembur pada malam hari yaitu dengan cara membagi para pekerja
menjadi 2 shift:
- shift yang 1 = Jam 08.00 s/d 16.00 + Lembur 2 Jam 16.00 s/d 18.00
- shift yang 2 = Jam 18.00 s/d 22.00
Pengaturan waktu kerja dimaksud untuk memastikan pekerja dalam kondisi bugar saat bekerja,
pertimbangan safety (K3) dan sebagai antisipasi percepatan pekerjaan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan on
time kontraktor dapat melaksanakan pembangunan
sesuai dengan schedule. Selain itu, sebelum melakukan pekerjaan semua pekerja mengikuti tool box meeting
untuk diberikan penjelasan tentang pekerjaan yang akan dikerjakan oleh pekerja dilapangan, dan hal-hal khusus
yang perlu diperhatikan demi kelancaran pekerjaan dan keamanan pekerja.
Jam kerja malam hari bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan lalu lintas ataupun gangguan
terhadap lingkungan sekitar jika pekerjaan tersebut dilaksanakan pada siang hari.
STRATEGI KHUSUS PEKERJAAN
PENGIRIMAN ALAT BERAT FLOWCHAT PENGIRIMAN ALAT
Pengajuan material akan dilakukan sesuai dengan ketentuan dokumen
kontrak dan untuk material yang membutuhkan pengetesan / pengujian maka
ditunjuk laboratorium independen yang telah terlebih dulu disepakati /
disetujui Pemberi Tugas.
Mengumpulkan seluruh data material dan contoh material yang digunakan dalam
Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Sarana Prasarana ini sesuai dengan
ketentuan spesifikasi teknis pada kontrak untuk diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan (Approval).
Akan dapat melakukan proses kontrol terhadap kualitas, waktu, biaya, safety, dampak lingkungan
dan potensi-potensi resiko lain agar semuanya dapat teridentifikasi, terukur, terkontrol dan
dimitigasi sehingga target pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan jadwal waktu yang
ditentukan dan kualitas/ spesifikasi yang di syaratkan
PROSEDUR PEKERJAAN MASA PEMELIHARAAN
Setelah proses Serah Terima I, kegiatan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan Cacat
(defect list) akan diselesaikan dengan baik. Instruksi dari Pengguna Jasa sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan cacat (defect) diluar defect list harus dituangkan secara tertulis dan diverifikasi
oleh Ketua Tim Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan harus dilaksanakan secara berkualitas untuk
mengatasi/memenuhi instruksi tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Tindak lanjut
kegiatan pemeliharaan dikendalikan sesuai batasan waktu yang ditentukan. Satu (satu) bulan sebelum
berakhirnya Masa Pemeliharaan, maka Tim Pemeliharaan mengirimkan surat kepada Pengguna Jasa
untuk melakukan pemeriksaan bersama atas penyelesaian kewajiban Perusahaan dalam Masa
Pemeliharaan
Setelah ditandatangani, Berita Acara Serah Terima II agar diserahkan kepada Fungsi Keuangan
untuk proses tagihan retensi bilamana masih ditahan oleh Pengguna Jasa sesuai persyaratan kontrak.
Setelah dilakukan BAST 2 untuk mempererat kerjasama dengan Pengguna Jasa maka Kami akan
melaksanakan kegiatan service building dalam artian Kami akan mengerjakan/memperbaiki terhadap
komplain Pengguna Jasa terutama dalam konteks lingkup pekerjaan sesuai kontrak sebelumnya dalam
batasan tertentu. Apabila permintaan Pengguna Jasa diluar scope kontrak maka akan dilakukan kesepakatan
kedua belah pihak.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
METODE PELAKSANAAN
P.E.K.E.R.J.A.A.N
PEKERJAAN PERSIAPAN
PERSIAPAN AWAL UNTUK PARA PEKERJA – PERSIAPAN K3
SEFETY CONTRUCTION
ENGINEERING SEFETY
PERSONAL
SEMUA YANG TERLIBAT DI DALAM PEKERJAAN WAJIB SEFETY
MENGGUNAKAN ALAT KESELAMATAN DIRI YANG
SUDAH DISEDIAKAN OLEH PELAKSANA PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN.
Setelah diterimanya Surat Perintah Kerja dan Serah Terima Lapangan, selambat
lambatnya tujuh hari setelahnya maka Kontraktor akan memulai pekerjaan di lapangan. Pekerjaan
Persiapan sebagai awal dimulainya proyek antara lain sebagai berikut :
BARAK PEKERJA
Barak pekerja dibuat untuk tempat
tinggal sementara untuk pekerja
proyek. Barak biasanya terbuat dari
dinding triplek, atap asbesa dan
lantai semen dengan finishing cat.
Barak pekerja juga dilengkapi
dengan kamar mandi bersama dan
dapur. Lokasinya di tempatkan di
dalam site untuk mempermudah
para pekerja beraktivitas selama
proyek berlangsung.
PEKERJAAN PERSIAPAN.
PAPAN NAMA PROYEK UKURAN 1.20 X 2.40 M
Pengukuran pada pekerjaan ini adalah Pengukuran awal pekerjaan yang merupakan
Matual Check Pekerjaan sebagai acuan dan menjadi dasar pekerjaan yang akan
disepakati oleh pelaksana, pengawas dan Direksi
DOKUMENTASI
- Dokumentasi 0% atau dokumentasi awal exsisting pekerjaan
- Laporan Visual mulai dari 0 % sampai dengan 100%
GAMBAR
Pada pekerjaan ini ada beberapa tahapan produk yang digunakan sesuai dengan waktu dan kebutuhan.
- Gambar Kontrak
Gambar ini adalah gambar kontrak yang menjadi dasar acuan
pekerjaan Shop Drawaing
Pembuatan gambar kembali oleh pelaksana sesuai dengan kebutuhan
lapangan dan detail sesuai ukuran dimensi yang tepat
Kemudian gambar ini menjadi gambar kerja yang di setujui oleh
pengawas Asbuild drawing
Gambar ini adalah produk akhir sesuai dengan bentuh akhir pekerjaan lapangan
METODE PEKERJAAN SALURAN & BANGUNAN AIR
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Proyek tentu tidak lepas dari yang namanya metode pelaksanaan, metode
pelaksanaan merupakan cara kerja yang dilaksanakan pada pakerjaan tersebut, metode pelaksanaan pada umumnya
adalah pemahaman serta cara dan langkah-langkah yang diambil dalm melakukan suatu pekerjaan yang melibatkan
ruang lingkup, waktu, tenaga dan bahan yang menjadikan suatu tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada shop drawing
diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi.
Pekerjaan pembersihan ini dilakukan sampai saluran lama terlihat bebas dari segala puing-puing dan tumbuhan liar.
Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup besar, maka dapat dilakukan penebangan sesuai izin dari Direksi.
Semua penebangan dan pembongkaran harus seijin Direksi dan dilaksanakan sampai kedalaman tanah 30 cm
dibawah elevasi permukaaan tanah rencana.
Selanjutnya juga dilakukan pekerjaan tripping atau pengupasan lapisan permukaan tanah.
Pekerjaan pengupasan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan pekerjaan perintisan. Pekerjaan ini
dilaksanakan pada semua bidang areal pekerjaan dimana akan dilakukan pekerjaan timbunan.
Setelah lahan bersih maka areal yang akan ditimbun tersebut dikupas dengan mengunakan buldozer, besaran
kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai spesifikasi teknik dengan persetujuan direksi pekerjaan.
Hasil kupasan dibuang dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan serta ada yang dibuang ke tempat
pembuangan.
Galian tanah
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah
disimpan pada patok.
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga
Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai
berikut :
1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang akan
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan
kami akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan dan dengan melakukan
pemadatan dengan menggunakan alat yang telah ditentukan.
3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan membentuk ukuran yang sudah
ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan
dilakukan perlapis min per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan tanah
acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul
penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.
Sembari pekerjaan penggalian tanah,kami jg melaksanakan pekerjaan perataan tanah sesuai dengan gambar
lelang dan dengan persetujuan dari Direksi/Pengawas,pekerjaan ini memperhitungkan level dan kondisi
lapangan yang akan diratakan.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Proyek tentu tidak lepas dari yang namanya metode pelaksanaan, metode
pelaksanaan merupakan cara kerja yang dilaksanakan pada pakerjaan tersebut, metode pelaksanaan pada umumnya
adalah pemahaman serta cara dan langkah-langkah yang diambil dalm melakukan suatu pekerjaan yang melibatkan
ruang lingkup, waktu, tenaga dan bahan yang menjadikan suatu tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada shop drawing
diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi.
Langkah pertama sebelum melakukan pekerjaan galian yaitu melakukan pekerjaan pembersihan lokasi
pekerjaan/stripping.
Pembersihan saluran ini dilakukan menggunakan alat berat berupa bulldozer dan dibantu dengan tenaga manusia
yang dibantu menggunakan alat pembersihan seperti chainsaw, cangkul dll.
Pembersihan dilakukan terhadap semak-semak, pohon-pohon rerumputan, sampah-sampah dll.
Pekerjaan pembersihan ini dilakukan sampai saluran lama terlihat bebas dari segala puing-puing dan tumbuhan liar.
Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup besar, maka dapat dilakukan penebangan sesuai izin dari Direksi.
Semua penebangan dan pembongkaran harus seijin Direksi dan dilaksanakan sampai kedalaman tanah 30 cm
dibawah elevasi permukaaan tanah rencana.
Selanjutnya juga dilakukan pekerjaan tripping atau pengupasan lapisan permukaan tanah.
Pekerjaan pengupasan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan pekerjaan perintisan. Pekerjaan ini
dilaksanakan pada semua bidang areal pekerjaan dimana akan dilakukan pekerjaan timbunan.
Setelah lahan bersih maka areal yang akan ditimbun tersebut dikupas dengan mengunakan buldozer, besaran
kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai spesifikasi teknik dengan persetujuan direksi pekerjaan.
Hasil kupasan dibuang dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan serta ada yang dibuang ke tempat
pembuangan.
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah
disimpan pada patok dan atas persetujuan dari direksi,galian tanah ini saluran ini kami laksanakan sesuai dengan
elevasi agar menjaga air tidak sampai tergenang disaluran.
Galian Tanah menggunakan alat Excapator agar mencapai target, penggalian dilaksanakan semaksimal
mungkin,dan serapih mungkin agar menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan bagus.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah survey lokasi yang hendak dipasang saluran air u ditch
tersebut, dengan begini anda bisa mempersiapkan gambar perencanaan dan melakukan pengukuran awal.
Ada 2 pengukuran yang harus anda lakukan, yaitu pengukuran longitudinal untuk mencari proses saluran dan
batas pembebasan, sementara pengukuran cross section untuk mencari elevasi saluran air.
Survey lokasi bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah sekitar dan apakah terdapat saluran lain dengan
fungsi sejenis, sehingga nanti dapat diterapkan saluran air bersusun.
kita harus mengetahui bagaimana kondisi lokasi yang hendak dipasang saluran air, selain mempersiapkan
lahan kalian perhatikan juga tata letak material, peralatan, ruang istirahat para pekerja, karena dalam proses
pemasangan hal tersebut dapat menghabiskan ruang jalan. Sebelum melakukan pemasangan, Anda harus
melakukan pengaturan jalur lalu lintas agar tidak mengganggu pekerjaan pemasangan saluran. Area
pekerjaan dapat dibatasi dengan cone dengan perhitungan panjang area mempertimbangkan transisi area
stabilisasi pekerja.
Tahap Penggalian Area Saluran Air
Proses penggalian dapat anda lakukan setelah mengukur dan membuat gambar shop drawing perancangan.
Dalam proses penggalian, Anda membutuhkan alat berat dengan sistem trimming slope bantuan ekskavator
untuk membuat urukan galian tanah. Anda harus memastikan bahwa kemiringan lahan telah disesuaikan
dengan elevasi cross section yang telah dibuat. Kesalahan dalam proses penggalian dapat menimbulkan
genangan air pada saluran karenaia tidak bisa mengalir dengan baik, lama kelamaan sampah yang jatuh pada
saluran tersebut akan menumpuk dan menyumbat saluran air.
Penggalian awal harus mempertimbangkan pengurukan sirtu di bawah saluran karena ia bertujuan sebagai
penstabil tanah. Jika sedang melakukan proses penggalian, langkah selanjutnya adalah membuat lining agar
tanah dibawa tidak longsor dan menutup kembali area galian sehingga elevasi sesuai perancanaan yang telah
dibuat. Banyak orang yang telah melakukan galian langsung memasang saluran u ditch sehingga tanah bekas
galian di pinggir jalan jatuh kembali ke dalam galian.
Ukuran galian yang dibuat harus menyesuaikan dengan ketebalan dari u ditch beton. Misalnya saja Anda
akan menggunakan u ditch dengan ukuran 80 * 80 * 120 dengan ketebalannya 5 cm maka anda bisa
membuat galian:
Kedalaman 80 + 5 = 85 cm
Lebar 5 + 80 + 5 = 90 cm
Selain itu Anda harus menambahkan ukuran lebar galian sesuai dengan ujung alat berat untuk
mempermudah proses pemasangan. Jika galian telah dibuat Anda bisa melakukan tahap berikutnya yaitu
pemadatan.
Proses pemasangan u ditch bisa dilakukan dengan cara manual, menggunakan ekskavator, atau
menggunakan crane, hal ini dapat anda selesaikan berdasarkan berat dari u ditch tersebut. Pemasangan
saluran u ditch perlu diperhatikan dengan benar. Pertemuan antar beton harus disambung dengan
pengelasan plat, kemudian nat nya dilakukan sambungan dengan semen.
Jika saluran trase terlalu panjang Anda bisa membaginya menjadi beberapa titik pekerjaan sebagai acuan
dasar elevasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan elevasi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Contoh gambar pemasangan U ditch
Jika saluran u ditch telah terpasang, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan pengurukan
kembali bagian samping kanan maupun kiri saluran agar ia tidak dapat bergeser. Anda harus memperhatikan
kondisi dari saluran u ditch agar ia tidak bergeser ketika terdorong oleh gaya dari benda urukan dan
pemadatan. Jika sudah, anda dapat memasang caping beam dari beton agar saluran tidak bisa bergerak ke
kiri dan kanan. Jangan lupa untuk membersihkan area pmasangan saluran dari bekas tanah galian maupun
material peralatan.
1. Pihak kontraktor mengajukan terlebih dahulu aproval shop drawing ke Direksi Pekerjaan agar mendapat
persetujuan.Hal ini sangat penting agar kesalahan titik-titik tiang yang akan dipancang tidak terjadi.
2. Pelaksana kontraktor harus mengkoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan mengenai urut-urutan alur kerja /
prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja
agar tercapai produktivitas yang terbaik.
3. Surveyor melakukan marking dan setting out titik-titik tiang pacang sesuai gambar kerja/shop drawing
4. Penggunaan tanda-tanda dan penomoran titik pancang harus disepakati agar tidak terjadi kesalahan dalam
membedakan titik-titik pemancangan dengan titik as atau grid bangunan.
5. Penempatan tiang pancang sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan agar tidak
terjadi pengangkatan dan pemindahan yang berulang-ulang sehingga resiko tiang rusak / pecah atau patah
akibat pengangkatan dapat ditekan seminimal mungkin. Posisi penumpukan tiang pancang juga perlu
diperhatikan, sebaiknya penumpukan tiang diberi pad atau dudukan agar jangan sampai bersentuhan langsung
dengan tanah. Hal ini dimaksudkan agar tiang-tiang tidak mengalami penurunan kualitas dimana tulangan besi
tiang pancang bisa mengalami korosi.
6. Tiang yang akan dipancang harus diperiksa kondisi fisiknya apakah dalam keadaan baik (tidak mengandung
retak-retak,keropos,dll) dan diberi tanda ukuran panjangnya setiap 50 cm dengan cat.
7. Sebelum proses pemancangan dengan sisten tekan, cek alat HSPD dalam keadaan rata dengan bantuan alat
"Nivo" yang terdapat pada ruang operator dibantu dengan alat waterpass yg diletakkan pada posisi long boat
(chasis panjang).
8. Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan bantuan service crane yang tergabung
dalam unit HSPD dan dimasukkan peralatan ke dalam lubang pengikat tiang atau yang disebut “Clamping Box
“, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang pancang tersebut, ketika tiang sudah
dipegang erat oleh “Clamping Box“, maka tiang mulai ditekan tiap 1,5 m. Di saat pemancangan dilakukan check
verticality tiang pancang setiap kedalaman 0,5 m s/d 2 m.
9. Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat ini dilengkapi dengan
manometer oil pressure yang terletak pada ruang control / kabin. Besarnya tekanan yang diberikan kemudian
dikonversikan ke pressure force dengan menggunakan tabel yang ada.
10. Bila “Clamping Box “ hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang mesin saja, maka
penekanan dihentikan dan “Clamping Box“ bergerak naik ke atas untuk mengambil tiang pancang sambungan
yang disiapkan atau dolly bila tidak dilakukan penyambungan.
11. Apabila dilakukan penyambungan pada tiang pancang maka tiang sambungan (upper pile) diangkat dengan
bantuan “service crane” dan dimasukkan ke dalam “Clamping Box“ seperti pada awal permulaan pemancangan
tiang pancang pertama (bottom pile). Bila tiang sudah dipegang erat oleh “Clamping Box”, maka tiang mulai
ditekan mendekati tiang pancang pertama (bottom pile). Penekanan dihentikan sejenak saat kedua tiang sudah
bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan kedua tiang pancang dengan
pengelasan.Sebelum pengelasan cek kembali verticality tiang.
12. Setelah pengelasan selesai tiang kemudian ditekan kembali hingga kedalaman yang direncanakan atau sesuai
dengan desain load / beban rencana tiang pancang.
Dalam proses pemancangan di lapangan setiap permasalahan yang ada, pelaksana lapangan harus selalu
berkoordinasi dengan wakil dari direksi pekerjaan atau wakil dari pemberi tugas agar bisa diberikan solusi untuk
penanganannya. Semoga ulasan singkat dari saya ini bisa bermanfaaat bagi teman-teman yang sedang
mengerjakan proyek pemancangan tiang pancang menggunakan alat pancang HSPD.Terimakasih dan salam sehat
selalu...
PEKERJAAN BETON
LINGKUP KERJA
Mengajukan Mix Design sesuai dengan mutu beton yang sudah ditentukan dalam Spesifikasi Pekerjaan Struktur,
dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Type dan jumlah material
b. Kuat Tekan Beton
c. Slump
d. Kadar air
e. Rasio air/semen
f. Kadar Fly Ash
g. Berat isi beton segar
h. Analisis gradasi agregat
PELAKSANAAN TRIAL MIX
Melaksanakan trial mix di batching plan sesuai dengan mix design yang telah dibuat oleh pihak konsultan perencana.
Dari pelaksanaan trial mix dapat diketahui :
a. Kesesuaian komposisi material sewaktu trial mix dengan mix design.
b. Kuat tekan beton hasil pengujian sample beton yang diambil sewaktu trial mix.
d. Memeriksa kesiapan pekerjaan bekisting antara lain dimensi, as dan apabila dikehendaki menambah
perkuatan pada titik-titik tertentu, dan apabila pada lahan pengecoran masih terdapat lubang-lubang, tutup lubang-
lubang tersebut dengan busa atau lakban untuk menghindari keropos karena keluarnya air semen.
e. Stop cor harus dicek kesiapan dan elevasinya (untuk pengecoran kolom dan dinding beton).
f. Pada construction joint harus sudah disiapkan antara lain pemberian bonding agent pada permukaannya dan
pemasangan waterstop apabila pada area tersebut dikehendaki kedap air.
g. Periksa apakah pada area yang dicor terdapat hubungan dengan pekerjaan M/E, bila ada sparing, sleeve atau
blokout haruslah dikoordinasikan terlebih dahulu untuk menghindari pekerjaan ulang (pembobokan, dsb).
h. Pemasangan barikade pada area yang akan dicor agar tidak terganggu oleh kegiatan pekerjaan lain.
i. Untuk keselamatan kerja, pada pengecoran di ketinggian dengan area yang terbuka, pada bagian sisi luar
dipasang pagar yang dapat terbuat dari besi ataupun kayu.
j. Perlu disiapkan area pembuangan kelebihan beton, sebaiknya kelebihan tersebut dapat dimanfaatkan.
PEMESANAN BETON
PEMERIKSAAN BETON
Setiap beton (mobil mixer) yang datang harus diperiksa surat jalannya sesuai dengan pemesanan (mutu beton,
volume, slump, jam keberangkatan, pemakaian bahan additive), diukur dan dicatat slumpnya dengan alat slump test.
Bila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada, maka beton tersebut harus dipulangkan dan diganti dengan
yang baru sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan pada saat pemesanan.
Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi sebagai berikut:
Jumlah Mixer
Jumlah Sample Silinder
1
2–5
6–9
setiap tambahan 10 mixer
1 x 4 benda uji
1 x 4 benda uji
2 x 4 benda uji
1 x 4 benda uji
PELAKSANAAN PENGECORAN
4.1. Untuk menghindari terjadinya cold joint sewaktu pengecoran harus perhatikan hal-hal waktu sebagai berikut:
a. Balok dan pelat menggunakan concrete pump dengan waktu penuangan beton 1 mobil mixer 15-30 menit dan
didalam concrete pump harus selalu tersedia beton, sehingga waktu pendatangan mobil mixer dapat lebih cepat dan
harus kontinyu, biasanya sekali pengiriman 3 mobil mixer, pemesanan berikutnya pada penuangan 2 mixer terakhir.
b. Kolom/dinding beton/core wall menggunakan tower crane dengan waktu penuangan beton 1 mobil mixer 1-1,5
jam, sehingga pendatangan mobil mixer hanya satu-satu, disesuaikan dengan pelaksanaan pengecoran, namun
harus kontinyu.
c. Kepadatan lalu lintas sangat mempengaruhi supply beton dan slump dan harus diperhatikan juga waktu
tempuh dari batching plan ke proyek sehingga dapat diprediksi berapa lama lagi beton akan setting.
Pengujian beton dapat dilakukan bila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan rendah. maka perlu diadakan test
pengujian beton sebagai berikut :
Pengambilan sample untuk kolom, corewall dan shearwall :
a. Setelah 3 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
c. Setelah 28 hari 1 (dua) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan sebagai hasilnya.
d. Cadangan 2 (dua) silinder yang dapat digunakan untuk pengetesan kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari
apabila pengetesan kuat tekan beton pada umur 3 hari tidak memenuhi syarat.
Pengambilan sample untuk Slab
a. Setelah 7 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan sebagai hasilnya.
c. Setelah 28 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
Bronjong atau gabions merupakan kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja mengandung seng yang pada
pengguaanya disi dengan batu-batu untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing, atau tepi sungai
hingga muara.
Keguanaan bronjong adalah sebagai penahan tebing-tebing tanah guna menahan tanah agar tanah tidak longsor,
yang juga berfungsi untuk menahan gerusan air sungai yang deras.
Ukuran kawat bronjong sendiri bervariasi sesuai kebutuhan 2,7 mm 3 mm, 4 mm dll.
Berikut adalah contoh metode pelaksanaan pekerjaan pemasangan bronjong kawat pabrikasi yang dapat digunakan
sebagai dasar dalam mengajukan penawaran tender.
METODE PELAKSANAAN
- Pendahuluan
- Persiapan
- Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
- Mobilisasi
- Galian Tanah/lumpur
- Bronjong Kawat Pabrikasi 2,7 mm
Bronjong terdiri dari anyaman kawat yang membentuk anyaman dengan diameter kawat pengikat adalah 2,7 mm.
Ukuran Lebar bukaan 80 x 100 mm berbentuk kotak bronjong dengan panjang (P) = 2 M dan Lebar (L) = 1 M serta
tinggi (T) 0,5 M sesuai dengan gambar. Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat erat dengan
anyaman pada pinggir keranjang.
Bahan baku bronjong berupa kawat Digalvanis berdasarkan SNI 03-6145-1999 Kawat Bronjong dan Batu yang akan
digunakan untuk mengisi bronjong harus kokoh, bentuk anyaman bersagonal dengan lilitan ganda dan harus simetri.
Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 4
kali sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala jurusan.
Sebelum membuat bronjong, terlebih dahulu harus membuat contoh bronjong dilapangan untuk diperiksa oleh Direksi
dan mendapatkan persetujuan. Semua pekerjaan selanjutnya harus sesuai dengan contoh elevasi yang tercantum
dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Sebelum dipasang pada tempatnya, bronjong harus direntangkan supaya mencapai ukuran yang sebenarnya dan
semua pinggirnya harus diikat dengan kawat sesuai dengan petunjuk Direksi. Tiap jajaran bronjong harus diikat
dengan kawat terhadap jajaran sebelahnya pada pinggir bagian atas dan bawah dan pada sudutnya.
Bila dibutuhkan bentuk yang khusus, maka bronjong harus dipotong dengan rapi dan ujung potongannya harus diikat
erat-erat dengan kawat bersama-sama dengan bagian mana saja yang memungkinkan dari ujung bronjong yang
bersambungan dengannya. Pada bagian dalam dari lengkungan yang tidak nampak dari penglihatan, maka lubang
anyaman akan mengkerut dan harus diikat erat–erat supaya menghasilkan bentuk yang dikehendaki. Sambungan
diantara Bronjong harus seragam berselang-seling dengan bagian yang teratur yang disetujui oleh Direksi.
Permukaan tanah tempat bronjong yang akan dibangun harus diratakan sebelum keranjang bronjong dipasang.
Tiap bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan secara cermat menggunakan tenaga manusia, sehingga
penempatannya memperkecil volume rongga diantara batu dalam keranjang yang telah terisi penuh. Bronjong harus
diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas sehingga tutupnya dapat merenggang erat diatas batu sebelum ikatan
kawatnya mengendor, jajaran bronjong yang berdampingan harus diisi sampingnya tidak menonjol. Haruslah dijaga
agar supaya bronjong tidak berubah bentuknya selama diisi.
Begitu seterusnya lapis demi lapis sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong kawat pabrikasi 2,7 mm ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah sekitar 108 Hari kalender atau 16 Minggu yang akan dilaksanakan mulai pada minggu
ke 3 setelah pelaksanaan galian serta elevasi telah disetujui dan dilaksanakan dengan voume = 1.080,00, 03 M3
sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Bronjong kawat pabrikasi 2,7 mm ini akan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja
sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
Kami akan mengendalikan mutu, waktu kerja serta bahan dan dan tenaga, dan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini. Jadwal pelaksanaan kerja yang telah disetujui pihak pemilik pekerjaan yang akan menjadi acuannya, dengan cara
membuat rencana kerja yang akan dilakukan koreksi atas hasil pelaksanaan pekerjaan.
Sebelum diserah terimakan pekerjaan ini kami selaku kontraktor wajib membersihkan pekerjaan dari kotoran-kotoran
akibat kegiatan dalam elaksanaan pekerjaan, serta membersihkan areal dari bahan-bahan bekas serta kotoran akan
dibuang keluar lingkungan pekerjaan sesuai dengan petunjuk pemilik pekerjaan.
Demikian Metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat sebagai kelengkapan dokumen penawaran dan pada
pelaksanaannya tetap perlu mendapat petunjuk serta arahan dari pengawas dan pemilik pekerjaan nantinya
dilapangan.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
Tahap pelaksanaan
1. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang pertama dan pada sudut
sudut dari pasangan batu tersebut.
2. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu yang tampak atau berada
paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.
3. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa saat agar air dapat meresap
4. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir sesuai dengan komposisi
campuran yang ditentukan. Bahan adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete mixer atau secara
manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan semen anda dapat mengunjungi artikel lain mengenai cara
mengetahui jumlah kebutuhan batu, pasir, dan semen untuk pasangan batu.
5. Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali ditentukan lain oleh gambar atau
direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat dibuat dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
6. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan tetapi
tidak menutup permukaan batu.
Pekerjaan Plesteran
* Pendahuluan
* Pekerjaan Persiapan
* Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pekerjaan plesteran mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan. Plesteran dibuat dengan
perbandingan campuran material 1 Pc : 3 Ps. Plesteran yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi yang akan
dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan
plesteran dengan perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir. Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan
plesteran campuran 1 Semen : 3 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan plesteran
campuran 1 Semen : 3 Pasir kepada pemilik Pekerjaan. Serta akan menyediakan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
menutup hidung, sepatu safety dan lainnya.
Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
Lokasi pembuatan adukan diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi
pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan. Pasir dan semen disiapkan
terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya). Kotak pengadukan dipasang ditempat datar dilokasi yang
memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi kerja. Drum air ditempatkan didekat alat
pengaduk, kotak-kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen.
Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
Plesteran campuran 1 Semen : 3 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan adukan menggunakan
alat alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop dan lain-lain. Adukan plesteran harus terbuat dari
bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir. Semua bahan adukan harus
dicampur sampai merata dengan cara manual dengan menggunakan peralatan cangkul dan sekop. Perbandingan
campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya (dolak) dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, permukaan yang akan diplester akan dibersihkan terlebih dulu dan disiram
dengan air semen agar plesteran dapat menyatu dengan permukaan yang diberi plester. Bahan adukan harus
secepatnya dibawa ke tempat pekerjaan dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga
tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari
luar Pekerjaan plesteran dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi.
Plesteran yang dibuat harus dengan permukaan yang rata sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat.
Bahan plesteran dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir harus menggunakan bahan antara lain :
Semen
Semen akan disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan kasar.
Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air
dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup. Cara
penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir
harus bersih, keras, padat, tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan
bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air PencampurAir yang digunakan pada pencampuran adukan dengan perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir
adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau
tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak. Pengukuran
pekerjaan pleteran dengan perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir diukur menurut dimensi yang sudah dipasang
sesuai dengan bangunan yang dibuat berdasarkan gambar rencana.
Pekerjaan siar
Pelaksanaan pekerjaan Siaran dengan menggunakan campuran 1Pc : 2Ps sudah bisa dilaksanakan setelah
permukaan memang telah betul-betul bersih dari kotoran dan jika perlu harus dikeruk pada celah antara batu hingga
sedalam antara 1 s/d 2 cm serta dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat antara siaran dengan pasangan
tersebut.
Tebal siaran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari permukaan batu.
Contoh Gambar Pekerjaan Plesteran dan Siar
1. Pembersihan lokasi
2. Bongkaran beton
3. Pekerjaan perapihan beton
Pekerjaan ini kami laksanakan sesuai dengan petunjuk dari direksi dan mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
spesipikasi lelang.
Bahan yang akan kami gunakan adalah bahan bahan yang sudah disetujui oleh direksi.demikian pekerjaan ini kami
kerjakan dengan sebaik mungkin sampai dengan selesai.
Semua pekerjaan diatas kami laksanakan di workshop,dan setelah pekerjaan selesi di laksanakan,kami akan
tinggal pasang di titik titik yang sudah ditentukan sesuai gambar lelang dan atas persetujuan dari direksi.demikian
pekerjaan ini kami lakukan sampai dengan selesai.
KEBERSIHAN
PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan akhir proyek meliputi :
a. Pengecekan terhadap semua item pekerjaan dan dipastikan semua
pekerjaan telah terpasang dengan baik dan sesuai spesifikasi yang ditentukan.
b. Pengetesan semua unsur bangunan terhadap mutu dan fungsi sesuai dengan yang diharapkan.
c. Pembersihan dan pembuangan akhir sampah-sampah proyek.
d. Pengangkutan peralatan dan material sisa proyek.
e. Pembuatan As built drawing.
Setelah pekerjaan sudah benar benar selesai dan sudah disetujui oleh direksi/pengawas,kami lanjutkan dengan
membuat surat tembusan kepada pihak pemberi kerja untuk melakukan peninjauan ulang sembari meminta untuk
serah terima pekerjaan pertama ( PHO )
Demikian metode pelaksanaan ini disusun sesuai dengan sasaran pekerjaan yang ada, serta juga disesuaikan
dengan kondisi existing yang akan
dikerjakan. Dengan metode kerja yang tersistematis juga didukung dengan sumber daya
manusia yang kompeten dan peralatan yang sesuai, serta dengan adanya pengontrolan
yang maksimal, maka akan dapat menghasilkan suatu mutu, waktu dan biaya proyek yang
memuaskan.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat sebagai dasar pedoman pelaksanaan kami jika kami menjadi
pelaksana dalam pekerjaan ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.