Anda di halaman 1dari 30

Ciri-ciri pajak Ciri-ciri Bea Meterai

peralihan kekayaan dari penjualan benda meterai &


orang/badan ke Pemerintah pembayaran masuk ke kas negara

berdasarkan ketentuan undang- berdasarkan ketentuan undang-


undang undang

Kontraprestasi tidak langsung, Pembayar BM tidak mendpt


individu, dan seimbang kontraprestasi langsung
dipungut oleh negara dipungut oleh pemerintah pusat
untuk pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran pemerintah
dan investasi publik. dan investasi publik
alat untuk mencapai tujuan
tertentu
dipungut secara langsung atau
tidak langsung
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1985 ( Lembaran Negara RI Tahun
1985 Nomor 69 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3313
MERUPAKAN

HUKUM HUKUM
MATERIAL FORMAL

Pasal 3 : Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan
besarnya batas pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Meterai, dapat ditiadakan,
diturunkan, dinaikkan setinggi-tingginya enam kali atas dokumen-dokumen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 1 ayat (2) UU Bea Meterai
kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan,
keadaan, atau kenyataan bagi seseorang dan atau pihak-pihak yang berkepentingan.

SURAT

SURAT DI BAWAH SURAT AUTENTIK


TANGAN

SURAT BIASA AKTA DI BAWAH AKTA AUTENTIK SURAT DINAS


TANGAN

AKTA AUTENTIK AKTA AUTENTIK


MENURUT HUKUM MENURUT HUKUM
PUBLIK PERDATA
Pasal 2
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
termasuk rangkapannya.
d. Surat yang memuat jumlah Uang, yaitu;
 Yang menyebutkan penerimaan uang;
 Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam
rekening di bank;
 Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank; dan
 Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.
e. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep , dan cek.
f. Efek dalam nama dan bentuk apapun
Pasal 4 : tidak dikenakan bea meterai atas dokumen, a.l. :
a. dokumen yang berupa : (1)surat penyimpanan barang; (2)
Konosemen; (3) surat angkutan penumpang dan barang; (4)
keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen
sebagaimana dimaksud dalam angka (1), (2), dan (3); (5) bukti
untuk pengiriman dan penerimaan barang; (6) surat
pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
(7) surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-
surat sebagaimana dimaksud dalam angka 1)- 6).
b. segala bentuk Ijazah;
c. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan,
dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan
hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk
mendapatkan pembayaran itu;
d. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara,
Kas Pemerintah daerah, dan bank;
e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk
penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu
dari Kas Negara, Kas Pemerintahan Daerah dan bank;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan
intern organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran
uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi,
dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang
tersebut;
h. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
Pegadaian;
i. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek,
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pasal 6 UU BM : Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima atau
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-
pihak yang bersangkutan menentukan lain.
a. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea
Meterai terhutang oleh penerima kuitansi.
b. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih,
misalnya surat perjanjian di bawah tangan, maka masing-
masing pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang
diterimanya.
c. Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea
Meterai yang terhutang baik atas asli sahih yang disimpan
oleh Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan
pihak-pihak yang bersangkutan terhutang oleh pihak-
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen tersebut
Pasal 5 UU Bea Meterai :
a. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat
dokumen itu diserahkan;
b. Dokumen yang dibuat oleh lebih dari salah satu pihak,
adalah pada saat selesainya dokumen dibuat, yang
ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang
bersangkutan.
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat
digunakan di Indonesia.
JENIS DOKUMEN JML NOMINAL

o
• Surat yang memuat
dokumen yang
jumlah Uang
merupakan surat yang
dibuat dengan tujuan • Efek
untuk digunakan sebagai Rp
barang bukti di 3.000,00/6.000,00
pengadilan
Rp 6.000,00

o
Cek dan bilyet giro
Rp 3.000,00
PELUNASAN

BENDA PEMETERAIAN
CARA LAIN
METERAI KEMUDIAN

KERTAS MESIN TEKNOLOGI SISTEM


METERAI
METERAI TEMPEL TERA PERCETAKAN KOMPUTER
PP Nomor 28 Tahun 1986 tentang
Pengadaan, Pengelolaan, dan Penjualan Benda Meterai :

DEP KEU

POS & GIRO


TATA CARA PERURI
DAN
PERSYARATAN PENGELOLAAN
PENCETAKAN PENCETAKAN DAN
PENJUALAN
Kepmenkeu Nomor 133b/KMK.04/2000 tanggal 28 April 2000 :

Pemeteraian dengan cara lain adalah pelunasan bea meterai dengan


membubuhkan tanda bea meterai lunas dengan :

1. mesin teraan meterai;

2. teknologi percetakan;

3. sistem komputerisasi

dengan ketentuan ...


harus mendapat ijin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak.
hasil pencetakan tanda Bea Meterai Lunas harus dilaporkan
kepada Direktur Jenderal Pajak;
Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan menggunakan
teknologi percetakan dilaksanakan oleh Perum Peruri
dan/atau perusahaan sekuriti yang mendapat ijin dari Badan
Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) yang di
tunjuk oleh Bank Indonesia.
Bea Meterai yang telah dibayar atas tanda Bea Meterai
Lunas yang tercetak pada dokumen yang tidak terutang Bea
Meterai ataupun yang belum digunakan untuk mencetak tanda
Bea Meterai Lunas, dapat dialihkan untuk penggunaan
berikutnya.
Penerbit dokumen dengan tanda Bea Meterai Lunas yang Bea
Meterainya tidak atau kurang dilunasi harus melunasi Bea
Meterai yang terutang berikut dendanya 200 % (dua ratus
persen).
Bea Meterai kurang bayar atas cek, bilyet giro, dan efek
yang tanda Bea Meterai Lunasnya dibubuhkan sebelum 1 Mei
2000 harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan
Meterai atau dengan menggunakan meterai tempel
Tata Cara Pelunasan dengan Membubuhkan Tanda
Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai
(manual)
Memenuhi ketentuan Kepmenkeu Nomor 133b/KMK.04/2000
tanggal 28 April 2000
jumlah rata-rata setiap hari minimal sebanyak 50 dokumen.
mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak setempat
melakukan penyetoran Bea Meterai di muka minimal sebesar
Rp 15.000.000,-
Ijin penggunaan berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkan, dan dapat diperpanjang.
Bea meterai yang belum dipergunakan karena mesin teraan
meterai rusak atau tidak dipergunakan lagi, dapat dialihkan
untuk pengisian deposit mesin teraan meterai lain, teknologi
percetakan, atau sistem komputerisasi.
Menyampaikan laporan penggunaan mesin teraan kepada KPP.
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda
Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan.
Keputusan Dirjen Pajak No.: Kep - 122c/Pj./2000 tgl. 1 Mei 2000. :
Untuk dokumen berbentuk cek, bilyet giro, dan efek dengan
nama dan dalam bentuk apapun.
Deposit sebesar jumlah dokumen yang harus dilunasi BMnya.
Ijin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak.
Perum Peruri dan persh. sekuriti yang melakukan pembubuhan,
harus menyampaikan laporan bulanan kepada Dirjen Pajak paling
lambat tanggal 10 setiap bulan.
Bea meterai kurang bayar yang dibubuhkan sebelum tanggal 1
Mei 2000 harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan
meterai atau dengan menggunakan meterai tempel.
Bea Meterai kurang bayar yang dibubuhkan sejak tanggal 1 Mei
2000 harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan meterai
atau meterai tempel + denda administrasi sebesar 200% .
Bea Meterai telah dibayar yang belum dipergunakan dapat
dialihkan untuk pengisian deposit mesin teraan lain/teknologi
percetakan /sistem komputerisasi.
Lanjutan ...
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda
Bea Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan.
Penerbit dokumen yang akan melakukan pengalihan, harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dirjen Pajak dengan
mencantumkan alasan dan jumlah Bea Meterai yang akan dialihkan.
Penerbitan dokumen tanpa ijin tertulis Direktur Jenderal Pajak
dikenakan sanksi pidana.
Penyampaian laporan bulanan kepada Dirjen Pajak yang melewati
batas waktu dikenakan sanksi pencabutan ijin penunjukan sebagai
pelaksana pembubuhan
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi
Keputusan Dirjen Pajak No.: Kep - 122d/PJ./2000 Tgal 1 Mei 2000

Dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 1 huruf d PP No. 24


Tahun 2000 dengan jumlah rata-rata pemeteraian setiap hari
minimal 100 dokumen.
Penerbit dokumen harus mengajukan permohonan ijin
tertulis kepada Dirjen. Pajak
Penerbit dokumen harus melakukan pembayaran Bea
Meterai di muka minimal sebesar perkiraan jumlah dokumen
yang harus dilunasi setiap bulan.
Penerbit dokumen harus menyampaikan laporan bulanan
tentang realisasi penggunaan dan saldo paling lambat tgl 15
setiap bulan.
Ijin pelunasan berlaku selama saldo Bea Meterai yang telah
dibayar pada saat mengajukan ijin masih mencukupi
kebutuhan pemeteraian 1 (satu) bulan berikutnya.
Lanjutan ...
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi

Apabila saldo kurang dari estimasi kebutuhan satu bulan, Penerbit


dokumen harus mengajukan permohonan ijin baru dengan terlebih
dahulu membayar deposit minimal sebesar kekurangan yang harus
dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan 1 (satu) bulan.
Bea Meterai yang belum dipergunakan karena sesuatu hal, dapat
dialihkan untuk pengisian deposit mesin teraan meterai, atau
teknologi percetakan.
Pelunasan tanpa ijin tertulis Dirjen Pajak dikenakan sanksi pidana.
Bea Meterai kurang bayar yang disebabkan oleh kelebihan
pemakaian dari deposit, dikenakan sanksi denda administrasi
sebesar 200 %.
Pembubuhan melewati masa berlakunya ijin yang diberikan,
dikenakan sanksi pencabutan ijin.
Penyampaian laporan yang melewati batas waktu yang telah
ditentukan dikenakan sanksi pencabutan ijin.
Akibat Apabila Ketentuan Cara Pelunasan Bea
Meterai Tidak Dipenuhi
Dalam hal pemenuhan dengan menggunakan benda bea meterai tidak
memenuhi ketentuan, maka dokumen yang bersangkutan dianggap tidak ber
meterai (Pasal 7 ayat (9) UU Bea Meterai). Hal ini berakibat akan dikenakan
sanksi berupa denda administrasi sebesar 200% dari bea meterai yang tidak
dibayar.
Dalam hal pemenuhan dengan menggunakan mesin teraan meterai atau cara
lainnya sebagaimana dimaksudkan dalm Pasal 7 ayat (2) huruf b UU Bea
Meterai dilakukan tanpa izin, maka berdasarkan Pasal 14, hal tersebut
merupakan kejahatan sehingga dapat diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya tujuh tahun.
Pengelolaan dan Penjualan Benda Meterai
SE DJP Nomor SE - 23/PJ.53/2003 tanggal 17 September 2003.

KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Kantor Pos


Pemeriksa wajib melaksanakan :

Mencocokan jumlah penjualan benda meterai yang tercantum


pada laporan yang disampaikan Kantor Pos Pemeriksa dengan
lembar ketiga SSP standar atau SSP khusus atas hasil
penjualan benda meterai dan meneliti MAP/kode jenis pajak
dan kode jenis setoran yang tercantum pada SSP tersebut.
Mencocokan bukti setor atas hasil penjualan benda meterai
yang dilaporkan oleh Kantor Pos Pemeriksa dengan lembar
kedua SSP standar atau SSP khusus dari KPKN;
Menatausahakan laporan penjualan benda meterai beserta
bukti setor atas hasil penjualan benda meterai dengan baik.
Lanjutan ...

KPP wajib menyampaikan surat teguran kepada Kantor Pos


Pemeriksa dalam hal:
Kantor Pos pemeriksa belum menyampaikan laporan bulanan penjualan
dan persediaan benda meterai sampai dengan batas waktu yang
ditentukan; dan atau

Kantor Pos pemeriksa tidak menyetorkan hasil penjualan benda


meterai setiap hari ke rekening giro atas nama kas negara c.q.
Kepala KPP
Pasal 10 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 :
Pemeteraian kemudian dilakukan atas:
a. Dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai
namun akan digunakan sebagai alat pembuktian di
muka pengadilan.
b. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang
dilunasi sebagaimana mestinya.
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan
digunakan di Indonesia.
Ketentuan Pelaksanaan
Pemeteraian kemudian
Kepmenkeu Nomor 476/Kmk.03/2002 tanggal 19 Nov 2002 :
Pemeteraian kemudian wajib dilakukan oleh pemegang
dokumen dengan menggunakan meterai Tempel atau SSP
dan harus disahkan oleh Pejabat Pos.
Lembar kesatu dan lembar ketiga SSP harus dilampiri
dengan daftar dokumen yang dimeteraikan kemudian
Pengesahan atas pemeteraian kemudian dapat dilakukan
setelah pemegang dokumen membayar denda 200 % dari Bea
Meterai tidak atau kurang dilunasi/terutang yang dilunasi
dengan menggunakan SSP:
Besarnya Bea Meterai yang harus dilunasi dengan cara
pemeteraian kemudian adalah:
Atas dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai
namun akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan adalah sebesar Bea Meterai yang terutang
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat
pemeteraian kemudian dilakukan.
Atas dokumen yang tidak atau kurang dilunasi sebagaimana
mestinya adalah sebesar Bea Meterai yang terutang;
Atas dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan
digunakan di Indonesia adalah sebesar Bea Meterai yang
terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat
pemeteraian kemudian dilakukan
1. Sanksi Administratif (Pasal 8)
Denda 200% dari BM tidak atau kurang bayar
2. Sanksi Pidana (sesuai KUHP) :
 meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas
meterai atau meniru dan memalsukan tanda tangan
pada meterai;
 sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan
atau memasukan ke Negara Indonesia meterai palsu,
yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan
hak;
 sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan,
menyediakan untuk dijual atau dimasukan ke Negara
Indonesia meterai yang mereknya, capnya, tanda-tangannya,
tanda sahnya atau tanda waktu mempergunakan telah
dihilangkan seolah-olah meterai itu belum dipakai dan atau
menyuruh orang lain menggunakan dengan melawan hak.
 menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang
diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu
kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda meterai.
• sengaja menggunakan cara lain (pasal 7 ayat (2) huruf b)
tanpa izin Menteri Keuangan, dipidana penjara selama-lamanya
7 (tujuh) tahun.
Pasal 12 UU Bea Meterai
kewajiban pemenuhan bea meterai dan denda
administrasi yang terutang daluwarsa setelah
lampau waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal
dokumen dibuat
Intensifikasi Bea Meterai
Upaya intensifikasi bea meterai atas dokumen yang menjadi objek
bea meterai yang dibuat oleh institusi tertentu.
Menghimbau kepada penerbit dokumen untuk segera
mengenakan bea meterai atas dokumen yang diterbitkan;
Memberitahukan kepada penerbit dokumen bahwa pemenuhan
kewajiban bea meterai atas dokumen yang diterbitkan dapat
dilakukan dengan cara pembubuhan tanda bea meterai lunas
dengan sistem kamputerisasi;
Bilamana dalam pemeriksaan pajak ditemukan dokumen yang
bea meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya,
atas dokumen tersebut wajib dikenakan bea meterai dengan
ditambah denda administrasi sebesar 200 % dari bea meterai
yang tidak atau kurang dibayar dengan cara pemeteraian
kemudian

Anda mungkin juga menyukai