Anda di halaman 1dari 10

SITUASI KOTA BOGOR PADA SAAT PANDEMI COVID19

Pada saat ini kota bogor menjadi salah satu kota zona merah di provinsi Jawa Barat
sebab sampai dengan saat ini orang yang terpapar virus korona di kota Bogor ada 93, Dari
total keseluruhan pasien positif Covid, sebanyak 7 orang sudah dinyatakan sembuh,
meninggal 5 orang dan sisanya 82 orang masih dalam perawatan. Kemudian, jumlah pasien
dalam pengawasan (PDP) Covid-19 juga bertambah 28 kasus baru. Rinciannya, dari jumlah
keseluruhan 772 PDP, 438 orang dinyatakan sembuh, 16 orang meninggal dan 318 orang
masih dalam perawatan. Sedangkan untuk orang dalam pemantauan (ODP), dari jumlah
keseluruhan sebanyak 1.222 orang, 833 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh atau
selesai penanganan dan sisanya 389 masih dalam pemantauan. Pada saat ini pemerintah
menertibkan masyarakat agar tidak keluar rumah agar virus tersebut tidak menyebar, ada
kebijakan-kebijakan pemerintah untuk bagaimana caranya agar virus ini tidak menyebar.
Pemerintah kota Bogor telah mengambil kebijakan yang pertama ada pysikal distencing agar
tidak berdekatan , PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar), Dilarang nya warga Bogor
yang merauntau untuk tidak mudik pada saat situasi saat ini walaupun sebaliknya. Wakil
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melarang warganya mudik menjelang lebaran 2020 karena
berisiko besar menjadi pembawa virus Corona COVID-19.

"Pada terjadi pandemi COVID-19 saat ini, penyebaran COVID-19 bukan hanya di Kota
Bogor atau di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain," kata Dedie A Rachim, melalui
telepon selulernya di Kota Bogor, Selasa (21/4/2020), seperti dikutip dari Antara.

Menurut Dedie A Rachim, pada pandemi Corona saat ini, pemerintah pusat telah
menetapkan protokol pada situasi pandemi COVID-19 saat ini, yakni harus menggunakan
masker, rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer serta menjaga jarak fisik.
Bahkan, Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas melalui konferensi video di
Istana, Jakarta, telah mengumumkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat perantauan ke
kampung halaman masing-masing, karena masih banyak masyarakat perantauan yang
bersikeras untuk mudik. Seusai rapat terbatas, Menteri Perhubungan Ad-interim, Luhut
Binsar Panjaitan menegaskan, larangan mudik terhitung sejak Jumat (24/4/2020),
menindaklanjuti larangan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.Menurut Dedie A
Rachim, kalau pemerintah pusat sudah resmi menerbitkan larangan, maka warga yang nekat
mudik bisa diberikan sanksi.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor Jawa Barat menetapkan Kecamatan
Tamansari sebagai zona merah virus corona COVID-19, setelah ada warga di wilayah
tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus itu oleh tim dokter.

"Berdasarkan peta sebaran COVID-19, zona merah atau wilayah yang memiliki pasien
terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah satu kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari,"
kata Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, Selasa 21 April
2020.

Dengan demikian, ada 17 kecamatan di Kabupaten Bogor yang masuk dalam zona merah
COVID-19, sesuai domisili masing-masing pasien COVID-19. Dari 17 kecamatan, Cibinong
dan Gunung Putri merupakan wilayah dengan pasien COVID-19 terbanyak, yakni 12 orang.
Kemudian Kecamatan Bojonggede sepuluh orang, Cileungsi tujuh orang, Ciampea empat
orang, Citeureup tiga orang, Tajur Halang, Kemang, Babakan Madang, Parung Panjang, dan
Ciomas masing-masing dua orang, serta Ciseeng, Ciawi, Jonggol, Leuwisadeng, Gunung
Sindur, dan Tamansari masing-masing satu orang. Sementara, dari total 40 kecamatan se-
Kabupaten Bogor, ada dua kecamatan yang dinyatakan masih bebas indikasi penyebaran
COVID-19.

"Kecamatan yang nihil pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif COVID-19, tinggal
dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tenjo dan Kecamatan Tanjungsari," kata perempuan yang
akrab disapa Ipah itu, seperti dikutip dari Antara.

Hingga Selasa (21/4) malam, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah positif terinfeksi
virus corona COVID-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 63 pasien.

"Total ada 63 kasus positif COVID-19, empat di antaranya sudah sembuh, dan lima
meninggal dunia," tuturnya.

Di samping itu Pemkab Bogor juga mencatat ada sebanyak 1.222 orang dalam pemantauan
(ODP), 833 di antaranya sudah selesai dipantau dan 752 pasien dalam pengawasan (PDP),
438 di antaranya sudah selesai diawasi. Ia mengatakan, dari 438 PDP yang sudah selesai
diawasi, ada sebanyak 16 pasien yang meninggal sebelum dinyatakan positif ataupun negatif
COVID-19 melalui hasil tes swab. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor,
Jawa Barat telah berlangsung dua pekan sejak dilaksanakan pada 15 April lalu.
Selama penerapan PSBB, arus lalu lintas masih ramai terutama di ruas jalan perbatasan antara
Kota dengan Kabupaten Bogor. Semenjak ramadan, lalu lintas cenderung sepi dari pagi
hingga siang hari. Namun kepadatan kendaraan bergeser ketika menjelang buka puasa.
Kepadatan dan kerumunan juga terpantau di sejumlah ruas jalan dimana menjadi pusat
jajanan takjil. Tak hanya itu, sejumlah titik yang menjadi tempat favorit untuk menunggu
berbuka puasa juga ramai dikunjungi anak kecil, remaja hingga dewasa.

Salah satu spot yang biasa dijadikan tujuan ngabuburit menjelang berbuka puasa adalah
Jembatan Cinta di Jalan Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Di tepi jembatan
layang yang melintasi Jalan Tol Jagorawi itu, mereka terlihat duduk santai di motor. Ada pula
berkumpul duduk di trotoar sembari menunggu bedug Maghrib tanpa menggunakan masker
dan mengabaikan imbauan pemerintah terkait Sosial Distancing. Asep Saefullah mengaku
tidak khawatir dengan virus corona yang saat ini tengah mewabah di Indonesia khususnya
Kota Bogor. Karena itu, ia dan teman-temannya selalu meluangkan waktunya untuk
menunggu berbuka puasa di Jembatan Cinta.

"Insya Allah tidak akan tertular. Yang penting kesehatan kita dijaga," kata Asep mengaku
setiap bulan puasa sering ngabuburit disini, Selasa (28/4/2020).

Kondisi berbeda di kawasan Taman Sempur, tempat bermain dan arena berolahraga ini tutup
ini sepi pengunjung semenjak ditutup oleh pemerintah daerah. Hanya beberapa orang saja
yang datang untuk ngabuburit, namun sekitar 20-30 menit kemudian pergi meninggalkan
tempat itu. Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengakui
penerapan PSBB di Kota Bogor belum berjalan efektif di tengah pandemi corona.

"Memang semua memandang perlu ada terobosan-terobosan penegakkan aturan. Yang


menimbulkan kerumunan ini yang akan kita atur lebih ketat," terangnya.

Saat disinggung perpanjangan PSBB yang sudah diusulkan bersama empat kepala daerah di
wilayah Kabupaten Bogor, Depok dan Bekasi, Dedie menyatakan masih menunggu
persetujuan dari Menteri Kesehatan (Menkes).

"Masih tunggu rekomendasi Menkes," ucap Dedie. 


Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat ada dua dari 40 kecamatan
di wilayahnya yang dinyatakan masih bebas indikasi virus Corona.

"Dua kecamatan yang nihil pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif COVID-19,
yaitu Kecamatan Tenjo dan Kecamatan Tanjungsari," ujar Juru Bicara Gugus Tugas COVID-
19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah, di Bogor, Senin (20/4/2020).

Menurut dia, dari 38 kecamatan yang terindikasi wilayah penyebaran Corona, 16 kecamatan


di antaranya masuk dalam zona merah sesuai domisili masing-masing pasien yang positif
terinfeksi COVID-19, sedangkan sisanya hanya wilayah sebaran PDP.

"Dari 16 kecamatan, Cibinong merupakan wilayah dengan pasien COVID-19 terbanyak,


yakni 12 orang, kemudian Gunung Putri sepuluh orang," katanya seperti dikutip dari Antara.

Kemudian Kecamatan Bojonggede tujuh orang, Cileungsi enam orang, Ciampea tiga orang,
Tajur Halang, Kemang, Citeureup, Babakan Madang, dan Ciomas masing-masing dua orang,
serta Parung Panjang, Ciseeng, Ciawi, Jonggol, Leuwisadeng, dan Gunung Sindur masing-
masing satu orang.

Hingga Senin (20/4/2020) malam, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah pasien
positif terinfeksi virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 58 pasien.

"Total ada 58 kasus positif COVID-19, empat di antaranya sudah sembuh dan lima
meninggal dunia," kata perempuan yang akrab disapa Ipah itu.

Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus
corona COVID-19 yang berdomisili di Kabupaten Bogor, Jawa Barat lantaran tertular di
kereta rel listrik (KRL).

"Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL. Dari data yang ada, rata-
rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta,"
ujarnya, Jumat (17/4).

Menurutnya, berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, wilayah


dengan jumlah warga paling banyak terinfeksi COVID-19 yaitu zona merah yang terdapat
stasiun KRL, seperti Kecamatan Cibinong dan Bojonggede.
Ade Yasin menyayangkan langkah pemerintah pusat yang tetap mengoperasionalkan KRL di
tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta serta
Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

"Jadi mohon kepada pemerintah pusat untuk mendengar aspirasi kami semata-mata untuk
memutus mata rantai COVID-19," kata perempuan yang juga merupakan Ketua DPW PPP
Jawa Barat itu.

Seperti diketahui, Pemkab Bogor mencatat ada 16 kecamatan di Kabupaten Bogor masuk
dalam zona merah, sesuai domisili masing-masing pasien COVID-19.

Dari 16 kecamatan, Cibinong merupakan wilayah dengan pasien COVID-19 terbanyak, yakni


12 orang, selanjutnya Gunung Putri sembilan orang.

Kemudian Kecamatan Bojonggede tujuh orang, Cileungsi enam orang, Ciampea tiga orang,
Tajur Halang, Kemang, Citeureup dan Babakan Madang masing-masing dua orang, serta
Parung Panjang, Ciseeng, Ciomas, Ciawi, Jonggol, Leuwisadeng, dan Gunung Sindur
masing-masing satu orang.

Pada periode yang sama, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah positif terinfeksi
virus corona COVID-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 56 pasien.

"Total ada 56 kasus positif COVID-19, empat di antaranya sudah sembuh, dan lima
meninggal dunia," kata Ade Yasin seperti dikutip dari Antara.

(PSBB) secara maksimal mulai Rabu dini hari (15/4/2020). Dipastikan akan ada sanksi
pidana ancaman hukuman penjara paling lama satu tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100 juta kepada warga yang melanggar.

"Pemberian sanksi pidana itu diatur dalam Peraturan Wali Kota Bogor yang merujuk pada
UU Nomor 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan," kata Kepala Bagian Hukum dan HAM
Pemerintah Kota Bogor, Alma Wiranta, di Bogor, Selasa (14/4/2020).

Keberadaan Bogor, Depok, Tangerang, dan Jakarta, terlanjur menjadi satu gugus
permukiman, ekonomi, dan sosial yang saling menopang. Banyak pekerja di Jakarta yang
bermukim di Bogor, Depok, dan Tangerang, serta kawasan-kawasan penyangga lain.
Menurut Wiranta, Peraturan Wali Kota Bogor tentang Pelaksanaan PSBB berisi 29 pasal, di
antaranya Pasal 28 yang mengatur soal sanksi terhadap warga yang tidak mematuhi aturan.

Mantan jaksa ini menjelaskan, pada UU Kekarantinaan Kesehatan, di dalamnya mengatur


soal sanksi hukum kepada warga yang melanggar yakni pada Pasal 92 dan 93.

Pasal 93 berbunyi: Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan


kesehatan dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan wilayah
sehingga menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat, diancam pidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

Selain itu, kata dia, ada juga sanksi pidana yang diatur dalam Pasal 212, 216 dan 218 KUHP.
Pasal-pasal itu mengatur bahwa setiap orang yang tidak patuh dengan peraturan untuk tetap
berkerumun setelah ada perintah membubarkan diri, maka bagi warga yang telah diminta
membubarkan diri oleh aparat berwenang, yakni Polri/TNI dan Aparatur Sipil Negara, dapat
ditindak dengan sanksi pidana ringan berupa denda.

"Jika pelakunya adalah badan usaha yang dilarang untuk berkegiatan maka dapat dijatuhi
sanksi pencabutan izin usahanya," kata Alma seperti dikutip Antara.

Alma menjelaskan, semua peraturan tersebut diimbau untuk dipatuhi agar pelaksanaan PSBB
di Bogor berjalan sesuai harapan.

Pemerintah Kota Bogor bersama DPRD Bogor dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
Bogor telah sepakat untuk memberlakukan PSBB secara maksimal di Bogor mulai Rabu
(15/4/2020) pukul 00:01 WIB hingga 28 April 2020

Pemerintah Kabupaten Bogor memutuskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait
virus corona Covid-19 diberlakukan di seluruh wilayah Kabupaten Bogor.

Bupati Bogor Ade Yasin sebelumnya sempat menyatakan, PSBB hanya akan diberlakukan di


zona merah atau wilayah yang sebaran virus corona Covid-19 sangat tinggi.

"Karena penularan virus corona terus bertambah, agar pencegahan lebih efektif maka PSBB
diberlakukan di 40 Kecamatan," ujar Ade, Selasa (14/4/2020).
PSBB di Kabupaten Bogor akan diberlakukan serentak dengan daerah penyangga ibu kota
mulai Rabu, 15 April 2020 pukul 00.00 WIB.

Pada saat PSBB akan ada 53 titik pos pemeriksaan atau check point di seluruh pintu masuk
Kabupaten Bogor. Check point itu guna membatasi pergerakan orang, kendaraan, dan barang
dalam rangka menekan penyebaran corona.

Meskipun masyarakat masih bisa melintas, namun setiap pengendara atau penumpang akan
diperiksa oleh petugas. Bagi yang tidak menggunakan masker atau alat pelindung diri selama
masa PSBB akan dikenakan sanksi.

Adapun titik lokasi pemeriksaan di antaranya: perbatasan Parung Panjang-Tangerang,


Serpong-Gunung Sindur, Cibubur dan Depok-Gunung Putri, Sawangan Depok-Parung, Kota
Bekasi-Limus Nunggal, Kota Depok-Cibinong, Kabupaten Bekasi-Jonggol, Cisarua-Cianjur,
Sukabumi-Cigombong. Kemudian di sejumlah perbatasan antara kota dengan kabupaten
Bogor.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor Sarifah Sofiah mengatakan, penerapan
PSBB di zona merah akan lebih ketat dibanding wilayah kecamatan lainnya. Di setiap akses
menuju kecamatan yang masuk dalam zona merah akan disekat dan pengendara maupun
orang bakal diperiksa oleh petugas.

"PSBB berlaku di seluruh kecamatan se-Kabupaten Bogor. Untuk zona merah, check point-
nya lebih rapat sesuai dengan pemetaan covid-19," kata dia.

Menurutnya, saat ini ada 13 kecamatan yang masuk zona merah. Ke-13 kecamatan itu adalah
Gunung Putri, Cibinong, Bojonggede, Cileungsi, Ciampea, Parung Panjang, Kemang,
Ciomas, Jonggol, Citeureup, Ciseeng, Babakan Madang, dan Ciawi.

"Sebelumnya ada 11 kecamatan yang masuk zona merah, karena ada dua kasus baru
yakni di Ciawi dan Babakan Madang, jadi bertambah 13 kecamatan," kata Sarifah
Pada saat situasi saat ini di wilayah bogor mengalami beberapa prekonomian di sektor usaha
itu mengalami penghambatan bahkan harus tutup karena adanya wabaha yang ada pada saat
ini. Dan seluruh mall di kota bogor tutup serta restoran siap saji yang ada di mall pun tutup
yang buka hanya adalah toko persediaan bahan makanan saja, itupun yang ingin berbelanja
kebutuhan hidupnya di batasi bahkan ada toko yang hanya menyuruh pelanggannya
meninggalkan catatan belanjaan nya dan yang mengambil belanja nya adalah pegawai toko
tersebut sebab adanya covid 19 dan pelanggan tidak bisa memilih atau mengambil barang
yang ingin di cari sendiri.

Upaya pemerintah daerah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 didukung oleh


pengelola hotel di Kota Bogor. Terlebih, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan
status Kejadian Luar Biasa (KLB), menyusul tiga orang, termasuk Wali Kota Bogor,
Bima Arya positif virus corona.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyatakan, sudah ada beberapa hotel
berbintang melaporkan tutup sementara dan meliburkan seluruh karyawannya.

"Sudah ada beberapa hotel yang tutup, di antaranya Hotel Aston Bogor, Hotel 101, dan
Hotel Mirah," kata Dedie, Sabtu (21/3/2020).

Dedie menyebut, berhentinya beroperasi sementara jasa penginapan merupakan


sebuah contoh konkret atas langkah kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan
massa di kala kondisi darurat.

Selain itu, menjadi tanggung jawab sosial bagi para pelaku bisnis untuk menaati
instruksi pemerintah di saat virus corona Covid-19 terus menjalar dan menjadi
kekhawatiran semua pihak.

Karenanya, ia berharap pengusaha yang masih mempekerjakan karyawannya di kantor


untuk mengeluarkan kebijakan bekerja di rumah.

"Ini demi kebaikan bersama. Kita ambil hikmahnya," ujar Dedie.

Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan masyarakat ketika di rumah. Seluruh
pengusaha jangan melihat kondisi sekarang ini seperti main-main, justru virus ini bisa
menyebabkan terjadinya kerugian bersama kedepannya," terang Dedie.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor,
Yuno Abeta Lahay menyebutkan, ada sembilan hotel berbintang memilih tutup
sementara akibat dampak penyebaran virus corona covid-19.

Adapun hotel yang tutup sementara antara lain Aston BNR, 101 Hotel, Hotel Mirah,
Hotel Zest, Sahira Hotel Jalan Ahmad Yani, Sahira Paledang, Onih Hotel, New Ayuda
Bogor, dan Bigland Renotel.

"Pihak pengelola memutuskan untuk menutup hotel hingga waktu yang belum bisa
ditentukan. Ada yang tutup mulai hari ini ada juga mulai tanggal 23 Maret," kata Yuno.

Sejak merebaknya isuk Corona Covid-19 membuat sebagian besar tamu melakukan
pembatalan. Mulai dari kegiatan rapat hingga menginap.
"Seminggu ini merosot di atas 60%. Okupansi hotel saat ini dikisaran 10-15% saja.
Banyak yang cancel, baik meeting maupun room," ungkapnya.

Data terkini Pemkot Bogor hingga pukul 14.00 WIB, tercatat total Orang Dalam
Pemantauan (ODP) berjumlah 163 orang. Dari jumlah tersebut, 21 orang di antaranya
telah dinyatakan selesai atau negatif. Sedangkan sisanya masih dalam pemantauan.

Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga saat ini tercatat sebanyak 9
orang. Satu diantaranya telah dinyatakan selesai, sementara delapan sisanya masih
dalam pengawasan pihak Rumah Sakit. 

Pemerintah Kota Bogor akan melakukan penyemprotan disinfektan sebagai upaya


mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedi A. Rachim mengatakan, Pemkot Bogor saat ini masih
mengkalkulasi kebutuhan kegiatan disinfeksi di 41 titik lokasi. Namun penyemprotan
disinfektan akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Nantinya penyemprotan dilakukan secara bertahap. Sekarang lagi dikalkulasikan


berapa kebutuhannya," kata Dedie, Minggu (22/3/2020).

Dalam kegiatan ini akan dikerahkan ratusan personel gabungan yang terdiri dari
beberapa instansi pemerintah daerah Bogor. Di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas
Lingkungan Hidup, Satpol PP, Dinas Pertamanan, Dinas Perhubungan, termasuk
personel TNI dan Polri.

Personel gabungan tersebut akan menyemprotkan cairan disinfektan di sejumlah


trotoar, ruas jalan, jembatan penyeberangan orang, halte, pasar tradisional, gedung
perkantoran, pemukiman warga, pertokoan, taman, dan fasilitas publik lainnya.

"Penyemprotan disinfektan menggunakan mobil tangki berkapasitas 20.000 liter," ujar


Dedie.

Selama kegiatan disinfeksi berlangsung, lanjut Dedie, akan dilakukan penutupan ruas
jalan sementara. Sedangkan untuk jadwal penyemprotan di pasar tradisional
disesuaikan dengan ramainya aktivitas jual beli di setiap unit pasar.

"Makanya semua masyarakat tidak perlu keluar rumah dulu. Sementara ini semua
berjuang dari rumah masing-masing," terang Dedie.

Begitu pula bagi jabatan eselon dua dan tiga yang diwajibkan masuk kantor, lanjut Ade,
tidak mendapat pengurangan jam kerja seperti Ramadan tahun sebelumnya.

Ade mengklaim kebijakan bekerja dari rumah tidak berpengaruh terhadap kinerja ASN.

ASN memiliki kewajiban untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas APBD yang digunakan. Menurutnya, APBD
merupakan amanah yang dihimpun dari pajak rakyat, oleh sebab itu kinerja ASN tidak
boleh kendor meski ada kebijakan bekerja dari rumah.
"Koordinasi bisa tetap dijalankan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Target
kinerja juga kita diperhatikan. Yang membedakan tidak tatap muka saja," kata Ade.

Kepala Bidang Mutasi dan Pengembangan Karir Badan Kepegawaian dan


Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Evandhy menjelaskan, meski
bekerja dari rumah, ASN memerhatikan target kerja dan menyusun jadwal kerja untuk
memastikan setiap output dapat diselesaikan secara efektif selama WFH, baik target
harian, mingguan hingga bulanan.

"Setiap laporan kinerja harus dicatat melalui aplikasi E-Kinerja. Sedangkan laporan
harian kerja ke aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg). Jadi
semuanya bisa kita pantau," ujar dia.

Menurut Evandhy, tidak semua dinas maupun instansi bekerja dari rumah. Ada dinas
yang yang masih bertugas di kantor maupun lapangan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

Seperti Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas
Perumahan dan Pemukiman, Kecamatan hingga Kelurahan.

"Tapi itu juga tidak semuanya masuk, hanya perwakilan saja. Seperti pejabat struktural
dan pejabat yang bertugas melakukan administrasi. Untuk mekanismenya, kita serahkan
kepada instansi dan dinas masing-masing. Karena kebutuhan dan kebijakan dinas atau
instansi kadang berbeda," tukasnya. (Achmad Sudarno)

Untuk usaha yang bisa dilakukan pada saat situasi ini adalah membuka usaha makanan
rumahan bisa seperti rumah makan biasa ataupun jajanan yang bisa dibikikn dirumah
seperti seblak , martabak mini, lumpia basah, kolak, takjil untuk bulan pusa seperti ini
pasti banyak orang yang mencari dengan apa mencarinya pada saat ini yaitu kita harus
bekerjasama dengan go food atau grab food atau bisa pesan lewat aplikasi chat karena
rata rata sekarang orang memiliki handphone dan aplikasi chat. Selain home made
adapun pekerjaan yang sekarang ini tidak asing lagi bagi warga Indonesia yaitu menjadi
stremer ataupun youtuber karena pekerjaan yang tidak menggu adanya wabah ini
adalah itu, ada lagi bisa dengan menjual barang di olshop karena pemerintah telah
mengeluarkan solusi bagi yang terkena phk ayaitu adanya bantuan prakerja uang itu
digunakan untuk seminar olshop atau pun yang lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai