Anda di halaman 1dari 39

kam Repub

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
Agung PUTUSAN
Indonesia
Nomor 471/B/PK/PJK/2017
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jl. Gatot
Subroto Nomor 40-42 Jakarta, dalam hal ini memberikan kuasa
kepada:
1. Catur Rini Widosari, pekerjaan Direktur Keberatan dan Banding,
Republik

hkamah Direktorat Jenderal Pajak.


2. Budi Christiadi, pekerjaan Kasubdit Peninjauan Kembali dan
Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding.
3. Heru Marhanto Utomo, pekerjaan Kepala Seksi Peninjauan
Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat
Keberatan dan Banding.
4. Riza Almanfaluthi, Pekerjaan Penelaah Keberatan, Subdit
Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan
Agung Indonesi
Banding.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1501/PJ./2013,
Tanggal 16 Juli 2013;
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding;
melawan:
PT NOBLE DENTON UTAMA, tempat kedudukan di Perkantoran
Hijau Arkadia Tower C Lt. 14 Suite 1402, Jl. TB. Simatupang
Kav.88, Jakarta Selatan 12520;
Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding;

hkamah Republik
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding, telah mengajukan
permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor
Put-44612/PP/M.XVI/10/2013, Tanggal 23 April 2013 yang telah berkekuatan
hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu
sebagai Pemohon banding, dengan posita perkara sebagai berikut:
Bahwa sehubungan dengan dikeluarkannya Keputusan Terbanding
Agung
Nomor: KEP-465/WPJ.07/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Keberatan

Halaman 1 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017


Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 1
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pemohon atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal
21 yang menyatakan menolak permohonan Pemohon, dengan ini Pemohon
Banding mengajukan banding atas keputusan tersebut dengan penjelasan
sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan yang tertuang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Indonesia
Agungmempunyai kewajiban PPh Pasal 21 yang harus dibayar sebesar
Bayar (SKPKB) PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2008 Nomor :
00034/201/08/058/10 tanggal 25 Mei 2010 menyatakan bahwa Pemohon

Rp.252.161.879,00 dengan perincian sebagai berikut :


- Dasar Pengenaan Pajak Rp. 14.766.656.889,00
hkamah - PPh Terutang Rp.
Republik
3.136.320.730,00
- Kredit Pajak Rp. 2.948.140.223,00
- PPh Yang Kurang Bayar Rp. 188.180.507,00
- Sanksi Administrasi Rp. 63.981.372,00
- PPh masih harus dibayar Rp. 252.161.879,00

2. Atas dikeluarkannya ketetapan tersebut Pemohon mengajukan keberatan


dengan surat nomor: Admin/L/4694-ED.RS tanggal 18 Juni 2010 yang pada
intinya Pemohon menyatakan keberatan atas dikeluarkannya ketetapan
Agung Indonesi
tersebut;
3. Permohonan keberatan Pemohon diputus dengan diterbitkannya Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-465/WPJ.07/2011 tanggal 28 Februari
2011 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 yang menyatakan menolak keberatan
Pemohon dengan perincian sebagai berikut :

Ditambah/
No Uraian Menurut SKPKB (Dikurangi) Menjadi
Rp Rp Rp
1 Dasar Pengenaan Pajak 14.766.656.889 - 14.766.656.889

hkamah
2 PPh Terutang
Republik 3.136.320.730
3.136.320.730 -
3 Kredit Pajak 2.948.140.223 - 2.948.140.223
4 PPh Kurang Bayar 188.180.507 - 188.180.507
5 Sanksi Administrasi 63.981.372 - 63.981.372
6 Jumlah PPh Yang Lebih 252.161.879 - 252.161.879
Dibayar
4. Atas diterbitkannya Keputusan Keberatan tersebut Pemohon mengajukan
banding dengan alasan sebagai berikut :
Hasil analisa kembali terhadap Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan No. PHP-
133/WPJ.07/KP.0600/2010 tanggal 14 Mei 2010 serta Pemberitahuan
Daftar Hasil Penelitian Keberatan SKPKB PPh Pasal 21 yang merupakan
Agung 4 Februari 2011
lampiran surat nomor : S-622/WPJ.07/2011 tanggal

Halaman 2 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017


Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 2
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

diketahui bahwa Pemeriksa melakukan koreksi objek PPh Pasal 21 sebesar


Indonesia
Rp.1.881.805.075,00 dengan perhitungan sebagai berikut :

Obyek PPh 21 Cfm PPh Badan Nilai US$ Repub


Kurs (Rp) Jumlah (Rp)
Direct Cost Staff 909.403 11.053 10.060.365.610
Support Staff 209.527 11.053 2.317.908.744
Legal & Profesional – Jerry Aritonang 3.000 11.053 33.187.800
Direct Cost – External – Richard 105.597 11.053 1.168.176.045
Cooper
Direct Cost – External – Masstrans 107.300 11.053 1.187.018.690
Jumlah Obyek PPh Pasal 21 Cfm 14.766.656.889
PPh Badan
Jumlah Obyek PPh Pasal 21 Cfm 12.884.851.814
SPT PPh Pasal 21
Selisih 1.881.805.075
Republik
hkamah AgungPerincian dari jumlah koreksi sebesar Rp.1.881.803.075,00 adalah
sebagaiMasstrans

berikut :
Obyek PPh 21 Cfm PPh Badan Cfm SPT PPh Cfm SPT PPh Jumlah
Badan Pasal 21
Direct Cost Staff 10.060.365.610 10.569.983.322
Support Staff 2.317.908.744
Jumlah Pegawai Tetap 12.378.274.354 10.569.983.322 1.808.291.032
Legal & Profesional – Jerry 33.187.800 30.654.307 2.533.493
Aritonang
Direct Cost – External – Richard 1.168.176.045 1.097.195.495 70.980.550
Cooper
Direct Cost – External – 1.187.018.690 1.187.018.690 -
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam suratIndonesitersebut.

Jumlah Pegawai Tidak Tetap 2.388.382.535 2.314.868.492 73.514.043


Jumlah Obyek PPh Pasal 21 14.766.656.889 12.884.851.814 1.881.805.075
Agung
4.1. Koreksi Obyek PPh Pasal 21 atas Direct Cost Staff dan Support Staff
(Pegawai Tetap) sebesar Rp.1.808.291.032,00
Menurut Pemeriksa :
Koreksi ini tetap dipertahankan, Pemohon dianggap setuju atas koreksi
tersebut karena tidak menanggapi Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan Nomor : PJP-133/WPJ.07/KP.0600 tanggal 14 Mei 2010

hkamah Republik

Sebenarnya atas surat tersebut telah Pemohon respon dengan surat


Nomor : Admin/L/4661/ED tanggal 17 Mei 2010 yang diterima KPP PMA
Lima tanggal 19 Mei 2010 yang isinya menyatakan bahwa Pemohon
meminta waktu pengunduran untuk menanggapi SPHP tersebut yaitu
sampai dengan tanggal 3 Juni 2010 karena menurut hemat Pemohon
waktu 7 (tujuh) hari yang diberikan tidak cukup untuk mempelajari dan
mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung;
Menurut Keberatan :
Alasan mempertahankan koreksi ini karena Pemohon dianggap tidak
Agung
mengajukan keberatan atas koreksi obyek PPh Pasal 21 tersebut;
Halaman 3 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017
Disclaimer

ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 3
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Alasan Banding
Pemohon mengajukan banding atas keputusan keberatan mengenai
koreksi tersebut dengan alasan bahwa Pemohon tidak mengetahui
rincian dari koreksi Pemeriksa sebesar Rp.1.881.805.075,00 yang
ternyata didalam jumlah tersebut terdapat koreksi obyek PPh Pasal 21
atas Direct Cost Staff dan Support Staff (Pegawai Tetap) sebesar
Rp.1.808.291.032,00 sehingga pada saat pengajuan keberatan
Pemohon tidak menguraikan item koreksi sebesar Rp.1.808.291.032,00
ini dengan detail. Hal tersebut yang dijadikan dasar oleh Bagian
Keberatan untuk tetap mempertahankan koreksi obyek PPh Pasal 21
hkamah -Direct Cost Staff dan SupportRepublikStaff cfm SPT PPh BadanRp. 12.378.274.354,00
atas Direct Cost Staff dan Support Staff (Pegawai Tetap) sebesar
Rp.1.808.291.032,00 tersebut dengan alasan bahwa Pemohon tidak
mengajukan keberatan atas koreksi tersebut;
Setelah menerima lampiran surat Nomor : S-622/WPJ.07/2011 tanggal 4
Februari 2011 tentang Pemberitahuan Daftar Hasil Penelitian Keberatan
SKPKB Nomor 00034/201/08/058/10 tanggal 25 Mei 2010 Tahun Pajak
Pemohon baru tahu bahwa rincian koreksi tersebut salah satunya
berasal dari koreksi obyek PPh Pasal 21 atas Direct Cost Staff dan
Agung Indonesi
Support Staff (Pegawai Tetap dengan perhitungan sebagai berikut :
-Direct Cost Staff dan Support Staff cfm SPT PPh Pasal 21 Rp. 10.569.983.322,00

Koreksi obyek PPh Pasal 21 Rp. 1.808.291.032,00


Setelah Pemohon analisa berdasarkan dokumen yang Pemohon
miliki, Pemohon tidak setuju dengan koreksi tersebut. Pemohon
berpendapat koreksi ini terjadi karena perbedaan penerapan kurs;
Perlu Pemohon sampaikan bahwa pada pembukuan Pemohon
menggunakan mata uang US$ (Dollar Amerika), pada saat melakukan

hkamah Republik
pembayaran gaji bulanan dan pembayaran penghasilan lainnya
kepada pegawai tetap yang menerima gaji dalam bentuk rupiah, untuk
kepentingan pembukuan Pemohon konversikan nilai rupiah tersebut
ke Dollar Amerika dengan kurs KMK yang berlaku saat itu. Sedangkan
untuk pegawai yang menerima penghasilan dalam bentuk US$ dalam
rangka pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 nilai dollar tersebut
Pemohon konversikan ke dalam rupiah dengan kurs KMK yang
berlaku pada saat itu juga;
Metode yang diterapkan oleh Pemeriksa pasti akan menimbulkan
Agung
selisih obyek PPh Pasal 21 atas Direct Cost – Staff dan Support Staff
Halaman 4 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017
ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 4
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

karena jumlah obyek PPh Pasal 21 menurut Pemeriksa diperoleh dari


Nilai Akhir Pos Direct Cost Stafff dan Support Staff yang tercantum
dalam Laporan Rugi Laba per Desember 2008, yang pada dasarnya
pos tersebut merupakan akumulasi dari pengeluaran per bulan dari
Januari s.d Desember 2008. Nilai akhir sebagaimana tercantum pada
pos tersebut langsung dikalikan dengan kurs KMK pada 31 Desember
2008 (kur skhir tahun). Hasil penghitungan obyek PPh Pasal 21 oleh
pemeriksa tidak tepat karena mengesampingkan mutasi atau transaksi
per bulannya yang menerapkan kurs yang berubah -ubah pada setiap

hkamah
transaksi;
Republik
Berdasarkan hal tersebut Pemohon mohon koreksi obyek PPh Pasal
21 atas Direct Cost Staff dan Support Staff (Pegawai Tetap) sebesar
Rp.1.808.291.032,00 untuk ditinjau kembali menjadi NIHIL, Pemohon
berpendapat bahwa penghitungan PPh Pasal 21 yang Pemohon
lakukan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4.2. Koreksi Obyek PPh Pasal 21 atas Legal dan profesional Jerry
Aritonang sebesar Rp.2.533.493,00
Menurut Pemeriksa :
Indonesi
Koreksi ini tetap dipertahankan, Pemohon dianggap setuju atas
koreksi tersebut karena tidak menanggapi Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan Nomor PHP-133/WPJ.07/KP.0600 tanggal 14 Mei 2010
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam surat tersebut.
Sebenarnya atas surat tersebut telah Pemohon respon dengan
dengan surat Nomor : Admin/L/4661/ED tanggal 17 Mei 2010 yang
diterima KPP PMA Lima tanggal 19 Mei 2010 yang isinya menyatakan
bahwa Pemohon meminta waktu pengunduran untuk menanggapi
Republik

AgungSPHP tersebut yaitu sampai dengan tanggal 3 Juni 2010 karena


hkamah menurut hemat Pemohon waktu 7 (tujuh) hari yang diberikan tidak
cukup untuk mempelajari dan mempersiapkan dokumen-dokumen
pendukung;
Menurut Keberatan :
Alasan mempertahankan koreksi ini karena Pemohon dianggap tidak
mengajukan keberatan atas koreksi obyek PPh Pasal 21 tersebut;
Alasan Banding
Pemohon mengajukan banding atas keputusan keberatan mengenai
Agung

koreksi tersebut dengan alasan bahwa koreksi ini terjadi karena


perbedaan penerapan kurs;
Halaman 5 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 5
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Perlu Pemohon sampaikan bahwa pembukuan Pemohon


menggunakan mata uang US$ (Dollar Amerika). Tagihan Sdr. Jerry
Aritonang kepada Pemohon atas Consultan Fee menggunakan mata
uang Dollar Amerika. Pengeluaran yang ditujukan kepada Jerry
Aritonang Pemohon masukkan dalam Pos Legal & Professional Jerry
Aritonang. Pembayaran kepada Jerry Aritonang Pemohon lakukan
pada bulan Juni dan Desember 2008. Untuk kepentingan pemotongan
dan pelaporan PPh Pasal 21, pembayaran tersebut Pemohon
konversikan dalam rupiah sesuai dengan kurs KMK yang berlaku pada

hkamah
saat itu;
Republik
Metode yang diterapkan oleh Pemeriksa pasti akan menimbulkan
selisih obyek PPh Pasal 21 atas Legal & Professional – Jerry
Aritonang karena jumlah obyek PPh Pasal 21 menurut Pemeriksa
diperoleh dari Nilai AKhir Pos Legal dan Professional – Jerry
Aritonang yang tercantum dalam Laporan Rugi-Laba per Desember
2008, yang pada dasarnya pos tersebut merupakan akumulasi dari
pengeluaran per bulan dari Januari s.d Desember 2008. Nilai akhir
sebagaimana tercantum pada pos tersebut langsung dikalikan dengan
Indonesi
kurs KMK pada 31 Desember 2008 (kurs akhir tahun). Hasil
penghitungan obyek PPh Pasal 21 oleh Pemeriksa tidak tepat karena
mengesampingkan mutasi atau transaksi per bulannya yang
menerapkan kurs yang berubah-ubah pada setiap transaksi;
Berdasarkan hal tersebut Pemohon mohon koreksi obyek PPh Pasal
21 atas Legal & Professional Jerry Aritonang sebesar Rp.2.533.493,00
untuk ditinjau kembali menjadi NIHIL. Pemohon berpendapat bahwa
penghitungan PPh Pasal 21 yang Pemohon lakukan telah sesuai
Sebenarnya atas surat tersebut telah Pemohon respon dengan surat

hkamah

Republik
Agung
berlaku;
dengan ketentuan yang

4.3. Koreksi Obyek PPh Pasal 21 atas Direct Costs – External Richard
Cooper sebesar Rp.70.980.550,00
Menurut Pemeriksa :
Koreksi ini tetap dipertahankan, Pemohon dianggap setuju atas
koreksi tersebut karena tidak menanggapi Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan Nomor : PJP-133/WPJ.07/KP.0600 tanggal 14 Mei 2010
Agung
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam surat tersebut.

Nomor : Admin/L/4661/ED tanggal 17 Mei 2010 yang diterima KPP


PMA Lima tanggal 19 Mei 2010 yang isinya menyatakan bahwa
Halaman 6 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 6
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Pemohon meminta waktu pengunduran untuk menanggapi SPHP


tersebut yaitu sampai dengan tanggal 3 Juni 2010 karena menurut
hemat Pemohon waktu 7 (tujuh) hari yang diberikan tidak cukup untuk
mempelajari dan mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung;
Menurut Keberatan :
Alasan mempertahankan koreksi ini karena Pemohon tidak melakukan
pemotongan atas obyek PPh Pasal 21 sebesar Rp.70.980.550,00;
Alasan Banding :
Pemohon mengajukan banding atas keputusan keberatan mengenai
koreksi tersebut dengan alasan bahwa koreksi ini terjadi karena
hkamah Republik
perbedaan penerapan kurs;
Perlu Pemohon sampaikan bahwa pembukuan Pemohon
menggunakan mata uang US$ (Dollar Amerika). Tagihan Sdr. Capt
Richard Lloyd Cooper kepada Pemohon atas Jasa Tenaga ahli
menggunakan mata uang Dollar Singapura (SGD). Pengeluaran yang
ditujukan kepada Sdr. Capt Richard Lloyd CooperPemohon

masukkan dalam Pos Direct Costs – External – Richard Cooper.


Untuk kepentingan pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21
Indonesi
Pemohon konversikan terlebih dahulu nilai tagihan dalam bentuk
Dollar Singapura (SGD) ke dalam Rupiah (Rp) sesuai dengan Kurs
KMK pada saat itu. Untuk tujuan pencatatan pada pembukuan
Pemohon, Pemohon konversikan nilai SGD tersebut ke dalam USD
(Dollar Amerika) sesuai dengan kurs KMK yang berlaku pada saat itu;
Metode yang diterapkan oleh Pemeriksa pasti akan menimbulkan
selisih obyek PPh Pasal 21 atas Direct Costs – External – Richard
Cooper karena jumlah obyek PPh Pasal 21 menurut Pemeriksa
menerapkan kurs yang berubah-ubah pada setiap transaksi;

hkamah

Republik
Agung diperoleh dari Nilai Akhir Pos Direct Costs –
External – Richard
Cooper yang tercantum dalam Laporan Rugi – Laba per Desember
2008, yang pada dasarnya pos tersebut merupakan akumulasi dari
pengeluaran per bulan dari Januari s.d Desember 2008. Nilai akhir
sebagaimana tercantum pada pos tersebut langsung dikalikan dengan
kurs KMK pada 31 Desember 2008 (kurs akhir tahun). Hasil
penghitungan obyek PPh Pasal 21 oleh pemeriksa tidak tepat karena
Agung
mengesampingkan mutasi atau transaksi perubahannya yang

Berdasarkan hal tersebut, Pemohon mohon koreksi obyek PPh Pasal


21atasDirect Costs-External-RichardCoopersebesar
Halaman 7 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 7
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Rp.70.980.550,00 untuk ditinjau kembali menjadi NIHIL. Pemohon


berpendapat bahwa penghitungan PPh Pasal 21 yang Pemohon
lakukan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2008 menurut Pemohon adalah :
Dasar Pengenaan Pajak Rp. 12.884.851.814,00
PPh Terutang Rp. 2.948.140.223,00
Kredit Pajak Rp. 2.948.140.223,00
PPh Yang Kurang Dibayar Rp. NIHIL

Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-


44612/PP/M.XVI/10/2013, Tanggal 23 April 2013 yang telah berkekuatan hukum
hkamah tetap tersebut adalah sebagai berikut:
Republik

Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap


Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-465/WPJ.07/2011 tanggal 28
Februari 2011 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Masa Pajak Januari – Desember 2008
Nomor: 00034/201/08/058/10 tanggal 25 Mei 2010, atas nama: PT Noble
Denton Utama, NPWP: 01.374.220.0-058.000, beralamat di Perkantoran Hijau
Arkadia Tower C Lt. 14 Suite 1402, Jl. TB. Simatupang Kav.88, Jakarta
Indonesi
Selatan, sehingga Pajak yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut:
Agung-Bunga Pasal 13 (2) KUP 0,00

Uraian Menurut Majelis


(Rp)

Penghasilan Kena Pajak/Dasar Pengenaan 12.884.851.814,00


Pajak
PPh Pasal 21 yang terutang 2.948.140.223,00
Kredit Pajak :
-Setoran Masa 2.948.140.223,00
Pajak Yang Tidak/Kurang dibayar 0,00
Sanksi Administrasi :

hkamah
0,00

Republik
Jumlah PPh yang lebih dibayar/seharusnya
tidak terutang
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak , Tanggal 23 April 2013,

diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada Tanggal 3 Mei 2013,


kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan
kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1501/PJ./2013,
Tanggal 16 Juli 2013, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis
di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada Tanggal 29 Juli 2013, dengan disertai
Agung di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut
alasan-alasannya yang diterima

Halaman 8 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017


Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 8
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

pada Tanggal 29 Juli 2013;


Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada Tanggal 7
Oktober 2013, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan Jawaban
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada Tanggal 7
November 2013;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta
alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah
hkamah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
Republik

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor


14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pahak, maka permohonan peninjauan
kembali tersebut secara formal dapat diterima;
ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan

alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:


Agung Indonesi
I. Tentang Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali
Bahwa putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put. 44612/PP/M.XVI/10/2013
tanggal 23 April 2013 telah dibuat dengan tidak memperhatikan atau
mengabaikan fakta yang menjadi dasar pertimbangan dalam koreksi yang
dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) tersebut,
sehingga menghasilkan putusan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh karenanya Putusan
Pengadilan Pajak Nomor: Put. 44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 23 April
2013 diajukan Peninjauan Kembali berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf

hkamah Republik
e Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
(selanjutnya disebut UU Pengadilan Pajak) sebagai berikut :
“Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan berdasarkan alasan
sebagai berikut: e). Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”


II. Tentang Formal Jangka Waktu Pengajuan Memori Peninjauan Kembali
1. BahwaSalinan PutusanPengadilan Pajak Nomor: Put.
44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 223 April 2013, atas nama PT Noble
Denton Utama (Termohon Peninjauan Kembali/semula Pemohon
Agung dan dikirimkan oleh
Banding), telah diberitahukan secara patut
Halaman 9 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017
ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 9
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Pengadilan Pajak kepada Pemohon Peninjauan Kembali (semula


Terbanding) pada tanggal 30 April 2013 dan diterima secara langsung
oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) pada tanggal
08 Mei 2013 sesuai dengan surat tanda terima dokumen Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Nomor Dokumen: 201305080015.
2. Bahwa dengan demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e dan
Pasal 92 ayat (3) juncto Pasal 1 angka 11 UU Pengadilan Pajak, maka
pengajuan Memori Peninjauan Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak
Nomor : Put. 44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 23 April 2013 ini, masih
dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh UU Pengadilan Pajak atau
hkamah Republik
setidak-tidaknya antara tenggang waktu pengiriman/pemberitahuan
Putusan Pengadilan Pajak tersebut dengan Permohonan Peninjauan
Kembali ini belum lewat waktu sebagaimana telah ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Bahwa oleh karena itu, sudah sepatutnya-lah Memori Peninjauan
Kembali ini diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.
III. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Memori Peninjauan Kembali
Bahwa pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini
adalah: Indonesi
Tentang Koreksi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 21 sebesar Rp1.881.805.075,00 yang tidak dipertahankan Majelis
Hakim Pengadilan Pajak.
IV. Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali
Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding)
membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor :
Put. 44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 23 April 2013, maka dengan ini

hkamah Republik

Agung menyatakan keberatan atas putusan Pengadilan


Pajak tersebut, karena
Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah mengabaikan fakta dan pembuktian
yang telah diajukan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon
Banding) dalam pemeriksaan Banding di Pengadilan Pajak (tegenbewijs),
sehingga pertimbangan hukum dan penerapan dasar hukum yang telah
digunakan menjadi tidak tepat serta menghasilkan putusan yang nyata-
nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan dalil-dalil serta alasan-alasan hukum sebagai berikut :
Tentang Koreksi DPP PPh Pasal 21 sebesar Rp1.881.805.075,00 yang
Agung
tidak dipertahankan Majelis Hakim Pengadilan Pajak.
Halaman 10 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017
ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 10
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

1. Bahwa pokok permasalahan dalam sengketa ini adalah Koreksi DPP


PPh Pasal 21 sebesar Rp1.881.805.075,00 yang tidak dipertahankan
Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang terdiri dari:
a. Koreksi atas Direct Cost Staff dan Support Staff (Pegawai Tetap)
sebesar Rp.1.808.291.032,00;
b. Koreksi atas Legal dan profesional Jerry Aritonang sebesar
Rp.2.533.493,00;
c. Koreksi atas Direct Costs - External Richard Cooper sebesar
Rp.70.980.550,00;
2. Bahwa perhitungan koreksi obyek PPh Pasal 21 sebesar
hkamah Republik
Rp.1.881.805.075,00 diperoleh karena berdasarkan hasil equalisasi
masih terdapat obyek PPh Pasal 21 yang belum dilaporkan oleh
Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) sebesar
Rp1.881.805.075,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
Uraian Cfm SPT PPh Cfm SPT PPh Selisih
Badan Pasal 21
Direct Costs- Staff 10.060.365.610 10.569.983.322
Support Staff 2.317.908.744
Jumlah Pegawai Tetap
Agung
12.378.274.354 10.569.983.322 1.808.291.032
Indonesi

Legpl & Professorial - Jeny Aritonang 33.187.800 30.654.307 2.533.493


Direct Costs - External - Ricliard 1.168.176.045 1.097.195.495 70.980550
Cooper
Direct Costs - External - Masstrans 1.187.018.690 1.187.018.690 -
Jumlah Pegawai Tidak Tetap 2.314.868.492 2.314.868.492 73.514.043
Jumlah Objek PPh Pasal 21 12.884.851.814 12.884.851.814 1.881.805.075
3. Bahwa pada saat Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon

Banding) mengajukan permohonan keberatan, Termohon Peninjauan


Kembali (semula Pemohon Banding) tidak mengajukan permohonan
keberatan atas Direct Cost-Staff dan Support Staff;
4. Bahwa sengketa DPP PPh Pasal 21 terjadi karena Pemohon

hkamah Halaman 27 Alinea ke- Republik 4: DPP PPh

Peninjauan Kembali (semula Terbanding) menetapkan


Pasal 21 berdasarkan unsur biaya dalam PPh Badan Tahun 2008
yang terkait dengan obyek PPh Pasal 21 dengan menggunakan Kurs
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) per tanggal 31 Desember 2008,
sedangkan Pemohon Banding melaporkan obyek PPh Pasal 21
menggunakan Kurs KMK yang berlaku pada saat transaksi;
5. Bahwa atas sengketa Koreksi DPP PPh Pasal 21 sebesar
Rp1.881.805.075,00 ini, Majelis Hakim Pengadilan Pajak berpendapat
sebagai berikut:
Halaman 11 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Agung
ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 11
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

1. bahwa setelah meneliti surat keberatan yang diajukan Pemohon


Banding, maka Majelis menilai bahwa Pemohon Banding
mengajukan keberatan terhadap seluruh koreksi DPP PPh Pasal
21 sebesar Rp.1.881.805.075,00, oleh karena itu menurut Majelis,
terhadap koreksi DPP PPh Pasal 21 atas Direct Costs Staff dan
Support Staff juga merupakan sengketa yang dapat diajukan
banding;
Halaman 28 Alinea ke-1:
6. bahwa berdasarkan penelitian Majelis terhadap bukti pendukung
yang disampaikan Pemohon Banding, diketahui bahwa Pemohon
hkamah Republik
Banding telah mencatat dan melaporkan DPP PPh Pasal 21
dengan menggunakan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi. Berdasarkan hal tersebut, Majelis menilai bahwa
Terbanding telah keliru dalam menghitung DPP PPh Pasal 21
Pemohon Banding, oleh karena itu menurut Majelis koreksi
TerbandingterhadapDPPPPhPasal21sebesar
Rp.1.881.805.075,00 tidak dapat dipertahankan;
6. Bahwa UU Pengadilan Pajak mengatur antara lain sebagai berikut:
Pasal 31 ayat (2): Indonesi
Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus
sengketa atas keputusan keberatan, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 69 ayat (1):
“Alat bukti dapat berupa:
a. surat atau tulisan;
b. keterangan ahli;

hkamah Agung c. keterangan para saksi; Republik


d. pengakuan para pihak; dan/atau
e. pengetahuan Hakim”
Pasal 76:
“Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian
beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian
diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 ayat (1).”
Penjelasan Pasal 76 alinea ke-1 dan 2:
“Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran
materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam Undang-undang

Agung Halaman 12 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indonestransparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 12
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

perpajakan.
Oleh karena itu, Hakim berupaya untuk menentukan apa yang harus
dibuktikan, beban pembuktian, penilaian yang adil bagi para pihak dan
sahnya bukti dari fakta yang terungkap dalam persidangan, tidak
terbatas pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh para pihak.”
Pasal 78
“Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian
pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim.”
Penjelasan Pasal 78
hkamah Republik
“Keyakinan Hakim harus didasarkan pada penilaian pembuktian dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
7. Bahwa Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009
(selanjutnya disebut dengan UU KUP), menyatakan:
Pasal 25 ayat (2):
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
Indonesi
mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang
dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib
Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan.
8. Bahwa terkait putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tidak
mempertahankan koreksi Pemohon Peninjauan Kembali (semula
Terbanding) tersebut, Pemohon Peninjauan Kembali (semula
Terbanding) sangat keberatan, dengan penjelasan sebagai berikut :
6. 1. Bahwa terhadap koreksi Direct Cost Staff dan Support Staff
Republik

Agung(Pegawai sebesar Rp.1.808.291.032,00, Termohon

hkamah
Tetap)
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tidak
mengajukan keberatan dengan surat nomor: Admin/L/4694-
ED.RS tanggal 18 Juni 2010 secara tertulis, sehingga berdasarkan
Pasal 25 ayat (2) UU KUP atas koreksi ini tidak dapat dibahas di
Pengadilan Pajak sesuai dengan Pasal 31 ayat (2) UU Pengadilan
Pajak. Sehubungan dengan hal ini, Termohon Peninjauan
Kembali (semula Pemohon Banding) pun telah mengakui dan
menyerahkannya kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak;
Agung

6. 2. Bahwa terhadap koreksi Legal & Professional Jerry Aritonang


sebesar Rp.2.533.493,00 dan koreksi Direct Costs - External
Halaman 13 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 13
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Richard Cooper sebesar Rp.70.980.550,00 argumentasi dan


dokumen yang disampaikan pada saat proses banding, tidak
disampaikan pada saat proses pemeriksaan dan keberatan;
6. 3. Bahwa dengan demikian faktanya tampak bahwa Termohon
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) mengajukan
permohonan keberatan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal
25 ayat (2) UU KUP di mana Termohon Peninjauan Kembali
(semula Pemohon Banding) harus memberikan alasan di dalam
surat permohonan keberatannya apa yang menjadi dasar
perhitungan dan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak
hkamah Republik
memperhatikan fakta ini dalam memutus sengketa;
6. 4. Bahwa alasan Termohon Peninjauan Kembali (semula
Pemohon Banding) berubah/berbeda/tidak sesuai dengan Surat
Keberatan dan Bandingnya tanpa mengurangi argumentasi
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding);
6. 5. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak

mempertimbangkan fakta kronologis koreksi ini terjadi yakni


berawal pada saat pemeriksaan Termohon Peninjauan Kembali
Indonesi
(semula Pemohon Banding) tidak memberikan bukti-bukti
pendukung dan penjelasan; dan bahwa pada saat proses
keberatan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon
Banding) tidak juga memberikan penjelasan terkait pengajuan
keberatannya dan bukti/data/dokumen pendukung yang
disampaikan dan Termohon Peninjauan Kembali (semula
Pemohon Banding) sama sekali tidak memberikan
bukti/dokumen yang mendukung alasan keberatannya;
Republik
dalam
Agung6. 6. Pajak Hakim

hkamah
Bahwa Majelis Hakim
Pengadilan
berpendapat atas sengketa ini hanya “mendengar keterangan
para pihak yang bersengketa dalam persidangan, serta
meneliti dokumen yang disampaikan baik oleh Termohon
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) maupun
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding).”
6. 7. Bahwa atas bukti-bukti pendukung yang diajukan tersebut,

pengujian yang dilakukan Majelis Hakim Pengadilan Pajak


kurang mendalam dan tidak sesuai dengan fakta pembuktian
Agung

yang nyata -nyata terungkap di persidangan dan ketentuan


Halaman 14 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017
ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 14
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yaitu


sebagai berikut :
a. Majelis Hakim Pengadilan Pajak mengabaikan Berita
Acara Uji Material Kebenaran Data atau Bukti yang
ditandatangani kedua belah pihak yaitu Termohon
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dan
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dan
sama sekali tidak dibahas dalam putusan Pengadilan
Pajak nomor: Put.44612/PP/M.XVI/2013 tanggal 23 April

hkamah
2013;
Republik
b. Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak mempertimbangkan
pendapat Pemohon Peninjauan Kembali (semula
Terbanding) yang menginformasikan bahwa Termohon
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) pada
saat proses keberatan tidak mengajukan secara tertulis
koreksi yang disengketakan dan tidak memberikan data
atau dokumen pendukung;
c. Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam meneliti dokumen
Indonesi
yang disampaikan oleh Termohon Peninjauan Kembali
(semula Pemohon Banding) tidak menguji keabsahan
dokumen tersebut sampai ke dokumen sumber yang valid
dan hanya berpedoman pada Buku Besar Perkiraan
beserta kurs KMK yang seharusnya digunakan;
6.7. Bahwa meskipun Majelis Hakim Pengadilan Pajak Hakim
memiliki kewenangan untuk menentukan beban pembuktian
dan alat bukti yang digunakan, namun Majelis Hakim
KUP, Pasal 31 ayat (2), Pasal 76 dan Pasal 78 Undang-

hkamah

Republik
Agung Pengadilan Pajak Hakim telah bersikap tidak
berimbang dalam
pembuktian di persidangan, karena tanpa adanya pembuktian
yang memadai atas alasan yang sudah disampaikan oleh
Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding);
6.8. Berdasarkan hal tersebut, maka nyata-nyata pertimbangan
Majelis Hakim Pengadilan Pajak Hakim tersebut tidak berdasar
sama sekali dan tidak sesuai dengan fakta persidangan
Agung
sehingga melanggar ketentuan dalam Pasal 25 ayat (2) UU

Undang Pengadilan Pajak;


Halaman 15 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

ah lik
Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 15
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
9. Bahwa dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali (semula

kam
Terbanding) berkesimpulan bahwa putusan Majelis Hakim Pengadilan
Pajak yang tidak mempertahankan Koreksi DPP PPh Pasal 21
Repub
sebesar Rp1.881.805.075,00 nyata-nyata tidak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu ketentuan Pasal
25 ayat (2) UU KUP, Pasal 31 ayat (2) dan Pasal 76 UU Pengadilan
Pajak dengan demikian Putusan Pengadilan Pajak tersebut melanggar
Pasal 78 beserta penjelasannya UU Pengadilan Pajak di mana
putusan Pengadilan Pajak harus diambil berdasarkan penilaian
pembuktian dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
Agung Indonesia
bersangkutan;

hkamah 10. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum (fundamentum petendi)


tersebut di atas secara keseluruhan telah membuktikan secara jelas
dan nyata-nyata bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah
memutus perkara a quo tidak berdasarkan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga pertimbangan dan amar
putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak pada pemeriksaan sengketa
banding di Pengadilan Pajak nyata-nyata telah salah dan keliru.
Dengan demikian Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.
Republik
44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 23 April 2013 harus dibatalkan.
V. Bahwa dengan demikian, putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak Nomor:
Put. 44612/PP/M.XVI/10/2013 tanggal 23 April 2013 yang menyatakan :
Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-465/WPJ.07/2011 tanggai
28 Februari 2011 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Masa Pajak Januari - Desember
Indonesi
Agung2008 Nomor: 00034/201/08/058/10 tanggai 25 Mei 2010, atas nama: PT

hkamah Noble Denton Utama, NPWP: 01.374.220,0-058.000, beralamat di


Perkantoran Hijau Arkadia Tower C Lt. 14 Suite 1402, Jl. TB. Simatupang
Kav.88, Jakarta Selatan, sehingga Pajak yang masih harus dibayar menjadi
sebagaimana tersebut diatas, adalah tidak benar serta telah nyata-nyata
bertentangandenganketentuan peraturanperundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa terhadap alasan peninjauan kembali tersebut,

Mahkamah Agung berpendapat:


Republik
Alasan-alasan permohonan Pemohon PK dapat dibenarkan, karena putusan
Halaman 16 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
Agung
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

lik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
ah
kam Repub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Indonesia
Agung

Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan


banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP-
465/WPJ.07/2011 tanggal 28 Februari 2011 mengenai keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa
Pajak Januari-Desember 2008 Nomor : 00034/201/08/058/10 tanggal 25 Mei
2010 atas nama Pemohon Banding, NPWP : 01.374.220.0-058.000, sehingga
pajak yang masih harus dibayar menjadi nihil adalah yang secara nyata-nyata
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
pertimbangan:
a. Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam
hkamah Republik
perkara a quo yaitu Koreksi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak
Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp1.881.805.075,00 yang tidak
dipertahankan Majelis Hakim Pengadilan Pajak dapat dibenarkan, karena
setelah meneliti dan menguji kembali dalil-dalll yang
diajukan dalam Memori Peninjauan Kembali oleh Pemohon Peninjauan
Kernbali dihubungkan dengan Kontra Memori Peninjauan Kembali dapat
menggugurkan fakta-fakta dan melemahkan bukti-bukti yang terungkap
dalam persidangan serta pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Pajak,
Indonesi
karena dalam perkara a quo berdasarkan equalisasi terdapat obyek Pasal
21 berupa pembayaran Direct Cost Staff dan Support Staff tidak
menggunakan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat transaksi
atau per 31 Desember 2008, sedangkan Pemohon Banding tidak
mengajukan permohonan pada tingkat keberatan atas Direct Cost Staffdan
Support Staff dan olehkarenanya koreksi Terbanding (sekarang Pemohon
Peninjauan Kembali) dalam perkara a quo tetap dipertahankan karena telah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Republik

Agungsebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (2) Penjelasan Pasal 29


hkamah ayat (2)
Alinea Ketiga Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
jo Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan jo Keputusan Terbanding
Nomor 545/PJ/2000.
b. Bahwa dengan demikian, alasan permohonan Peninjauan dapat
dibenarkan, cukup berdasar dan patut untuk dikabulkan karena terdapat
putusan Pengadilan Pajak yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum,
sebagaimana diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang-undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
Agung
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, menurut Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan


Halaman 17 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 17
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan

kam
Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK dan membatalkan Putusan
Pengadilan Pajak Nomor Put-44612/PP/M.XVI/10/2013, Tanggal 23 April 2013,
Repub
serta Mahkamah Agung akan mengadili kembali perkara ini dengan amar
sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Agung telah membaca dan
mempelajari Jawaban Memori Peninjauan Kembali dari Termohon Peninjauan
Kembali, namun tidak ditemukan hal-hal yang dapat melemahkan alasan
Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali;
Menimbang, bahwa dengan dikabulkannya permohonan peninjauan
Agung Indonesia

hkamah kembali, maka Termohon Peninjauan Kembali dinyatakan sebagai pihak yang
kalah, dan karenanya dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
Peninjauan Kembali ini;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 serta peraturan
perundang-undangan yang terkait;
Republik
MENGADILI,
Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon
Peninjauan Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-
44612/PP/M.XVI/10/2013, Tanggal 23 April 2013;
MENGADILI KEMBALI,
Menolak permohonan banding dari Pemohon Banding sekarang

Termohon Agung Indonesi


Peninjauan Kembali;
Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali ini ditetapkan sebesar Rp2.500.000,- (dua
juta lima ratus ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Kamis, tanggal 8 Juni 2017, oleh Dr. H. Supandi, S.H.,M.Hum,
Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,

hkamah Dr. H.M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. dan Is Sudaryono, S.H., M.H.Hakim-Hakim
Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
Republik
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota
Halaman 18 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Agung
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Disclaimer
ah lik
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Halaman 18
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Majelis tersebut dan dibantu oleh Teguh Satya Bhakti, S.H., M.H., Panitera

kam
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

Repub
Anggota Majelis: Ketua Majelis,

Panitera Pengganti,

Agung
Indonesia
Biaya-biaya

hkamah 1. Meterai …….....……


2. Redaksi ………...…
Rp
Rp
6.000,00
5.000,00
3. Administrasi …..... Rp2.489.000,00
Jumlah ………………. Rp2.500.000,00

Agung Republik Indonesi

hkamah Republik

Halaman 19 dari 19 halaman. Putusan Nomor 471/B//PK/PJK/2017

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, Indones transparansi dan akuntabilitas
Agung
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

lik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
ah

Anda mungkin juga menyukai