Anda di halaman 1dari 2

Nama : Emi Dawiyah

NIM : 2222180031

Kelas : 6 A PBI

MK : Menulis Kreatif

Lanjutan cerpen berjudul “Lelucon Para Koruptor”

Setelah mendengar penjelasan dari teman satu selnya yaitu Sarusi ia kaget
sekaligus tersadar dan tertampar dengan perkataan yang diucapkan oleh Sarusi. Ia
sadar selama ini ia memang menyembunyikan fakta yang sebenarnya, dan telah
merugikan banyak pihak seperti diri sendiri, keluarga dan terutama rakyat
indonesia. Perkataan Sarusi terus terngiang dalam otaknya hingga terjadi
pergulatan batin yang membuat ia bimbang setengah mati.

Satu minggu kemudian tibalah saatnya dimana ia harus menyiapkan


lelucon kembali, untuk dijadikan bahan guyonan. Kini ia sudah tahu alasan
mengapa para pendengar leluconnya tak pernah menganggap lelucon yang ia
bawakan lucu, jadi ia tak perlu berfikir keras untuk menemukan dan menentukan
lelucon apa yang akan ia sampaikan kepada mereka, karena selucu-lucunya
lelucon ia tetap tak lucu ditelinga pendengarnya.

Tiba gilirannya untuk ia menyampaikan lelucon di depan kawan-


kawannya “Apa bedanya koruptor dengan kamu?” tanyanya pada kawan-kawan
sepenjaraannya, responnya tetap sama diam, hanya melihat dan tak menjawab.
“Kalo koruptor mencuri uang, kalo kamu mencuri hati aku. Hahaha” ia yang
memberi lelucon dan ia yang tertawa sendiri. Hingga akhirnya ada seseorang yang
menyeletuk kepada dirinya “Hey tak lucu, yang kami butuh hanya kejujuranmu,
bukan leluconmu.” ucap seseorang yang sudah kesal kepadanya.
Mendengar ucapan orang tersebut ia kaget, dan terdiam. Pergulatan batin muncul
seketika bak api yang menyambar bahan-bahan yang bisa terbakar. Ia turun dari
panggung yang alakadarnya dan kembali ke tempat duduk, dengan perasaan yang
sedikit marah karena ia telah dipermalukan, sekaligus semakin sadar.

Keesokan harinya, ia sudah yakin pada dirinya sendiri bahwa ia akan


mengatakan fakta yang sebenarnya tentang atasan-atasannya yang juga memakan
uang rakyat. Kini, ia sadar bahwa untuk apa melindungi orang-orang yang
seharusnya tak dilindungi, untuk apa melindungi mereka yang merugikan dirinya
sendiri.ia benar-benar yakin pada keputusannya dan benar-benar akan
membongkar rahasia dipersidangan esok.

Datanglah hari persidangan, ia sangat gugup, takut, tetapi tak sabar


menyampaikan kebenaran kepada pihak yang berwenang. Ia tak pernah merasa
sebangga ini kepada dirinya karena menjadi pahlawan. Dan tibalah saatnya ia
untuk membuka fakta-fakta yang sebenarnya. Ia menjelaskan dengan tenang dan
tanpa dikurangi serta dilebih-lebihkan. Mendengar penjelasannya, pihak-pihak
yang berwenang langsung menangani orang-orang yang terlibat korupsi untuk
diberikan ganjaran.

Kebenaran yang ia ungkapkan, memberinya keberuntungan ia dikurangi


vonis kurungan penjara, dan kini ia menjadi seseorang yang terus belajar dari
kesalahan-kesalahannya. Teman-teman sepenjaraannya bangga terhadapnya dan
kini sudah mau menerimanya. Kejujurannya membuat ia menerima dan
menikmati hukuman yang memang harus ia jalankan sebagai bentuk pertanggung
jawaban atas perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai