NIM : 2222180031 Kelas : 6 A PBI MK : Analisis Kesalahan Berbahasa (Resume Pertemuan 4)
Teori Analisis Kesalahan
A. Analisis Kesalahan Crystal (1980) yang mengatakan: “analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh si terdidik yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik”. Corder (dalam Pateda, 1989:32) membedakan pengertian kekeliruan ‘mistakes’ dan kesalahan ‘error’. Kekeliruan mengacu pada performansi, sedangkan kesalahan mengacu kepada kompetensi. Corder menyebutkan terdapat tiga kategori dasar kesalahan, yakni: (1) Kesalahan presistematik atau disebut ‘presystematic errors’ yakni kesalahan yang muncul ketika si terdidik mencoba mengatasi persoalan menggunakan bahasa. (2) Kesalahan sistematis, ‘systematic errors’ yakni kesalahan yang muncul apabila si terdidik telah memiliki kompetensi bahasa tertentu atau bahasa sasaran ‘target language’. (3) Kesalahan pascasistematic ‘post-systematic errors’, yakni kesalahan yang dibuat si terdidik ketika ia memeraktekkan bahasa. B. Lingkup Analisis Kesalahan Lingkup analisis kesalahan melingkupi tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Analisis kesalahan bidang fonologi, misalnya kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan, grafemik, pungtuasi, dan silabisasi. Analisis bidang morfologi, misalnya kesalahan yang berikatan dengan morfem, kata dengan segala devirasinya, sedangkan analisis bidang sintaksis, misalnya menyangkut urusan jata, koherensi, logika kalimat. Pada analisis kesalahan semantik, misalnya kesalahan yang berhubungan dengan ketepatan penggunaan kata atau kalimat yang didukung oleh makna, bisa makna leksikal maupun makna gramatikal. C. Tujuan dan Metodologi Analisis Kesalahan Analsis kesalahan, antara lain bertujuan untuk: 1. Menentukan urutan penyajian hal-hal yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sulit. 2. Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai hal bahan yang diajarkan. 3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial. 4. Memilih hal-hal bagi pengujian kemahiran siswa (Sidhar, 1985: 221- 2).
Anakes adalah suatu prosedur kerja. Sebagai prosedur kerja, Anakes
mempunyai langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tertentu inilah yang dimaksud dengan “metodologi” anakes. Terdapat dua langkah yaitu 1) menganalisis sumber kesalahan, dan 2) menentukan derajat gangguan yang disebabkan oleh kesalahan itu.
D. Regurensi Minat terhadap Anakes
Anakon lahir pada saat pengajaran B2 mengalami kesulitan penuh kendala disaat orang sedang mencari-cari cara yang efektif dan efisien. Hipotesis anakon menyatakan bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi B1 terhadap B2 yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, sebelum program pengajaran dilaksankan perlu diidentifikasi terlebih dahulu perbedaan struktur B1 dan struktur B2 yang akan diajarkan. E. Reorientasi Kesalahan a) Pengertian kesalahan Pit Corder menyarankan cara baru memandang kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa. Apabila dahulu kesalahan itu dipandang dari kaca mata guru, yang mengukur penampilan siswa dengan norma bahasa yang dipelajari, maka kini hal itu dipandang dari kesamaan strategi yang digunakan anak-anak atau bagi belajar bahasa ibunya dan cara siswa mempelajari B2. b) Perbedaan antara kesalahan dan kekeliruan Istilah kesalahan (error), dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh factor performansi. Sebaliknya, lesaalahan disebabkan oleh factor kompetensi. c) Data dan metode anakes Pit corder mengatakan bahwa anakes pada dasarnya merupakan cabang lingustik komparatif. Hal ini didasarkan pada data dan metode kerja anakes. Tugas anakes adalah menjelaskan serta menggambarkan system lingustik bahasa siswa dan membandingkannya dengan system lingusistik B2 yang dipelajarinya. F. Sumber, Sebab, Signifikasi Anakes Kesalahan berbahasa yang tidak dilatar belakangi oleh bahasa B1 siswa tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah L1independent erros. Kesalahan seperti ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: 1. Strategi belajar, 2. Teknik pengajaran, 3. Folklor bahasa kedua, 4. Usia kedwibahasaan, dan 5. Situasi sosiolingustik siswa. G. Dialek Idiosinkratik dan Anakes Apabila kita mengamati dengan cermat suatu pengajaran B2, maka kita akan menemui hal-hal yang menarik. Salah satu diantaranya adalah upaya siswa untuk menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya. Ujaran yang mereka produksikan mempunyai karakteristik tertentu, antara lain: 1. Spontanitas 2. Dimaksudkan sebagai alat komunikasi 3. Sistematis, dan regular
H. Pendekatan Nonkontrastif terhadap Anakes
Dalam kontak antara bahasa-bahasa itu terjadilah saling pengaruh, penyimpangan yang menyebabkan kesalahan. Secara garis besarnya, kesalahan itu dapat dibedakan atas: a. kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu sang siswa terhadap B2 yang dipelajari. b. kesalahan intrabahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah. I. Gerakan dan Kesalahan Anakes Gerakan Anakes ini dapat digolongkan sebagai suatu apaya untuk menerangkan kesalahan pelajar yang tidak dapat dijelaskan atau diramalkan oleh Anakon atau teori behavioris, dan membawa atau mengangkat bidang linguistik terapan sesuai dengan suasana opini teoretis mutakhir. Dalam hal-hal inilah Anakes paling berhasil. Anakes telah memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap kebangkitan kesadaran teoretis linguistik terapan dan para pelaksana bahasa. Anakes telah berhasil membawa berbagai masalah cikal-bakal kesalahan para pelajar ke dalam perhatian kita. Akhirnya Anakes berhasil mengangkat status kesalahan dari "yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan sama sekali" kepada objek penelitian khusus, pemandu kurikulum, dan indikator tingkat/tahap belaiar. Akan tetapi, di balik kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai oleh gerakan Anakes ini, paling sedikit ada tiga kelemahan konseptual utama yang seolah-olah telah mengganggu terhadap sumbangan- sumbangan potensial yang telah diberikannya itu. Kelemahan-kelemahan itu adalah: 1) kekacauan megenai aspek proses dan aspek produk analisis kesalahan (antara pemerian kesalahan dcngan pcnjclasan kesalahan); 2) kurangnya kekhusuan dan kctcpatan dalam definisi kategori- kategori kesalahan; dan 3) penyederhanaan kategorisasi sebab-akibat kesalahan para pelajar (Dulay fetal] 1982 : 141).