NASIONAL
Disusun oleh
Aris Fadhillah
NIM: 1703101010164
Kelas: C
Ruang: 01. 10
FAKULTAS HUKUM
KESIMPULAN
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua
sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas
atau subordinasi. Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional
memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada pertentangan antar keduanya,
maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu negara.
Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling
berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan
dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini,
hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional. Hukum
nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional. (Burhan Tsani, 1990; 26)
Berangkat dari pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor kehidupan seperti
politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap
bisa menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara. Hukum
Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person
hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan hak dan kewajiban
badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan
masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwisastra Yudha Bhakti, 2003, Hukum Internasional, Bunga Rampai, Alumni, Bandung.
Disarikan dari paparan ilmiah Abdul Hakim Garuda Nusantara, dalam Dialog Interaktif, “Arti
Pengesahan Dua Kovenan HAM bagi Penegakan Hukum,” di Hotel Acacia, Jakarta, pada 9
Maret 2006, yang diselenggarakan oleh Komisi Hukum Nasional RI.
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara (terj), (Bandung: Nuansa, 2006), hal. 512-
513.
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional Buku 2 (terj), (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), hal. 98.
Lihat juga Boer Mauna, Hukum Internasional, (Bandung: Alumni, 2000), hal. 12-13. Lebih
lanjut mengenai pandangan Kelsen ini dapat di lihat dalam beberapa tulisan Kelsen, Teori
Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, hal. 353. Teori Umum Tentang Hukum
dan Negara, hal. 511. Ibid, hal. 97.
Kusamaatmadja Mochtar, 1999, Pengantar Hukum Internasional, Cetakan ke-9, Putra Abardin.
Mauna Boer, 2003, Hukum Internasional; Pengertian, Peran dan Fungsi dalam Era Dinamika
Global, Cetakan ke-4, PT. Alumni, Bandung.
Phartiana I Wayan, 2003, Pengantar Hukum Internasional, Penerbit Mandar maju, Bandung.
Soekanto, Soerjono,.(1993) Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung: Citra
Aditya.1
1
[1] Jg. Starke. Pengantar Hukum Internasional. ( Jakarta : Sinar Grafika, 1999). Hal. 96
[2] Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional. (Bandung : Rosda Offset,
1976). Hal. 54
[3] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 54-55
[4] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 55
[5] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 55-56
[6] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 56
[7] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 56
[8] Mochtar Kusumaatmadja. Ibid. Hal. 56-57