Oleh:
Lidya Cindy Lestari (1901080016)
Kelas B
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping...................................4
B. Prinsip dan Ciri Model Pembelajaran Mind Mapping..........................6
C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping......................7
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Mind Mapping........7
1. Kelebihan Model Pembelajaran Mind Mapping...............................8
2. Kekurangan Model Pembelajaran Mind Mapping............................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan untuk membantu siswa
memperoleh sebuah pengetahuan, yang telah dirancang sedemikian rupa
untuk mendukung dan mempengaruhi proses belajar. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan maka perlu adanya perubahan untuk
menciptakan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan agar siswa tidak
mudah bosan, yaitu dengan merubah metode pembelajaran yang tepat.
Sebagian besar, di berbagai sekolah masih menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran dengan metode ceramah siswa hanya menerima informasi yang
diberikan oleh guru sedangkan tidak semua siswa dapat menerima pelajaran
hanya dengan mendengar. Pada metode ceramah guru sebagai pusat pemberi
materi dan penentu pembelajaran, sehingga metode yang digunakan monoton
dan siswa mudah bosan dimana guru lebih aktif dibandingkan siswanya
hanya mendengarkan materi yang disampaikan (Hayati, 2013).
Menurut Warsita (2008) menyatakan, pembelajaran merupakan
interaksi antar individu yang memberikan pengalaman dari situasi yang nyata.
Pada kenyataannya, proses pembelajaran saat ini hanya mengembangkan dan
menguji daya ingat siswa sehingga kemampuan berfikir siswa kurang dan
mengakibatkan siswa terhambat. Biasanya siswa yang hanya menggunakan
ingatannya dalam proses belajar cenderung mudah lupa, karena dalam
pembelajaran siswa hanya mengingat tanpa melakukan sebuah kegiatan untuk
memahami sebuah materi yang diajarkan. Untuk itu perlu adanya perubahan
metode ceramah ke pembelajaran kooperatif.
Suprijono (2012) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini
menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencakup
pengertian kolaboratif. Pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan
pembelajaran yang efektif yaitu memudahkan siswa untuk belajar sesuatu
yang bermanfaat, serta siswa memperoleh pengetahuan, nilai dan
1
keterampilan yang dapat diakui oleh pihak yang berkompeten. Pembelajaran
kooperatif (Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran
kooperatif siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar yang berlangsung
(Sugiyanto, 2010).
Menurut Mulyasa (2008), guru harus memahami kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Hal ini tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang menuntut kemandirian guru memahami karakteristik siswa.
Sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh
siswa. “Kemampuan siswa yang harus dipahami dan dipertimbangkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan kogniitf, tingkat kecerdasan, kreativitas,
serta kondisi fisik”. Untuk mewujudkannya guru dapat melakukan banyak
hal, salah satunya adalah pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
Peta pikir (Mind Map) adalah alternatif yang diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran
menggunakan peta pikiran merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan
alternatif guru untuk mengajar. Peta pikiran adalah metode yang baik bagi
ingatan yang memudahkan siswa dapat mengingat banyak informasi karena
dengan peta pikiran siswa cukup mengingat ide atau gagasan baru yang
kreatif untuk dapat merangsang ingatan dengan mudah. (Buzan, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran mind mapping?
2. Bagaimana prinsip dan ciri model pembelajaran mind mapping?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran mind mapping?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran mind mapping?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran mind mapping.
2. Untuk mengetahui prinsip dan ciri model pembelajaran mind mapping.
2
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran mind mapping.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran mind
mapping.
5.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
jelas, dan mempelajari bidang studi lebih bermakna. Para siswa cenderung
lebih mudah belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk
huruf yang mereka miliki dan ditambah dengan pemberian warna yang
berbeda disetiap catatan pribadi. Dibandingkan dengan membaca buku teks
yang akan merasa lebih kesulitan ketika persiapan akan menghadapi ujian.
Mind mapping merupakan tekhnik penyusunan catatan demi
membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya,
menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Metode ini mempermudah
memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi
dari dalam otak. Mind mapping merupakan teknik yang paling baik dalam
membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik
grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk
menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak. Dengan
metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%
(Buzan, 2012: 9).
Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal
ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam
diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika
berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan
peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana
yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses
pembuatan mind mapping.
Mind mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan
menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara
kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind mapping ini didasarkan
pada detail-detail dan suatu peta pikiran yang mudah diingat karena
mengikuti pola pemikiran otak. Semua mind map mempunyai kesamaan.
Semuanya menggunakan warna, semuanya memiliki struktur alami yang
memancar dari pusat, semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata
dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana,
mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar
informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat
5
teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak
dalam melakukan berbagai hal (Buzan, 2013: 6).
Pembelajaran menggunakan mind map terkesan lebih efektif dan
efisisien karena pada dasarnya cara kerja mind map sama dengan cara kerja
dasar otak yaitu tidak tersusun sistematis namun lebih pada bercabang-cabang
seperti pohon, pola ini dapat mempermudah proses recall pada setiap apa
yang pernah dipelajari, dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa dan guru
karena siswa dan guru akan terangsang untuk mebuat gambar-gambar atau
warna-warna pada mind map agar terlihat lebih menarik, mempertajam daya
analisa dan logika siswa karena siswa tidak lagi dituntut untuk mencatat buku
sampai habis kemudian menghapalnya, namun lebih kepada pemahaman dan
kreatifitas untuk dapat menghubungkan topik umum dengan sub-sub topik
bahasan.
6
1. Mengingat orang melalui penglihatan, mengingat kata-kata dengan melihat
tetapi perlu waktu yang lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan
abjad jika tidak disebutkan awalnya.
2. Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/
gambar.
3. Aktifitas reatif : menulis, menggambar, melukis merancang.
4. Mempunyai ingatan visual yang bagus, dimana ketika kita ingat saat
meninggalkan sesuatu dalam beberapa hari yang lalu.
Menurut Buzan, teknik pembuatan catatan dan pengelompokan
pikiran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh otak yang harus
menyertakan tidak hanya kata-kata, angka, rangkaian dan juga garis-garis
tetapi juga dengan warna, gambar-gambar, dimensi, simbol-simbol itulah peta
pikiran atau mind mapping.
7
1. Kelebihan Model Pembelajaran Mind Mapping
Kelebihan dari model pembelajaran mind mapping yakni siswa
dapat mengemukakan pendapat secara bebas. Mind mapping merupakan
teknik belajar dengan cara membuat catatan kreatif sendiri-sendiri oleh
siswa, sehingga ia dapat menuangkan ide-idenya secara bebas, atau dapat
mencatat materi-materi yang diberikan guru dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
Kelebihan lainnya yakni catatan lebih fokus kepada inti materi.
Dalam membuat peta pikiran, tidak semua materi yang diberikan guru
akan dicatat oleh siswa, melainkan hanya inti-inti atau bagian-bagian
penting saja dari materi itu.
Selain itu, melalui mind map materi yang banyak dapat disajikan
hanya pada satu lembar kertas, sehingga pengkajian ulang materi menjadi
lebih cepat dan mudah.
Faiq (2013) menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran
mind mapping antara lain:
a. Meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok.
Mind mapping memungkinkan siswa menuangkan seluruh ide
gagasannya dalam bentuk visualisasi kreatif. Bila siswa menggunakan
mind map (peta pikiran) dalam mencatat informasi pembelajaran yang
diterima, tentu akan menjadikan mereka lebih kreatif. Penggunaan
simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis
pada mind map dapat merangsang pola pikir kreatif.
b. Memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan cepat.
Catatan yang dibuat dalam bentuk mind map dapat dengan
mudah dipahami orang lain, apalagi oleh pembuatnya sendiri.
c. Memudahkan siswa mengingat.
Catatan khas yang dibuat dengan mind map sifatnya spesifik dan
bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya. Mind mapping
mencatat hal-hal yang penting saja dalam bentuk kata kunci-kata kunci
pada selembar kertas dengan berbagai warna dan gambar, sehingga
memudahkan siswa mengingat dan mempelajari suatu hal dengan
8
melihat hubungan yang terbentuk dari kata kunci, warna, dan gambar
yang ada.
d. Memusatkan perhatian siswa.
Selama proses pembuatan mind map perhatian siswa akan
terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang diterima,
sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif.
e. Menyenangkan bagi siswa.
Mind map menggunakan komponen warna, gambar, simbol, dan
garis lengkung. Hal ini tentu menyenangkan bagi siswa. Kegiatan yang
menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana yang positif
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
f. Mengaktifkan seluruh bagian otak.
Selama membuat mind map kedua otak akan dimaksimalkan
penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak kiri
terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan
otak kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam
bentuk warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map
(peta pikiran).
9
c. Memerlukan waktu kreatif lama.
Memerlukan waktu kreatif lama dari teknik mencatat biasa bila
siswa masih dalam tahap pemula, tetapi justru dapat menjadi teknik
mencatat yang cepat jika mereka sudah terbiasa dan mahir membuat
mind map.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mind mapping (peta pikiran) adalah suatu teknik pembuatan catatan
yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan
perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur,
pengumpulan ide-ide..
Pembelajaran Mind mapping menggunakan teknik penyaluran
gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan
menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind
map memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis
lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan
yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak.
Langkah-langkah pembelajaran dengan model mind mapping, yaitu
guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru membentuk
kelompok, guru menjelaskan cara membuat mind map, guru meminta siswa
membaca materi lalu mendiskusikannya, tiap kelompok membuat mind map,
tiap kelompok menunjukkan hasil mind map dan menjelaskan kepada teman
sekelasnya, dan tahap akhir guru membandingkan mind map hasil kerja
kelompok dengan mind map yang sudah dibuat guru sebelumnya.
Kelebihan model pembelajaran mind mapping di antaranya yaitu
siswa dapat mengemukakan pendapat secara bebas, catatan lebih fokus
kepada inti materi, pengkajian ulang materi menjadi lebih cepat dan mudah,
meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok,
memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan cepat,
memudahkan siswa mengingat, memusatkan perhatian siswa, menyenangkan
bagi siswa, dan mengaktifkan seluruh bagian otak.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran mind mapping yaitu
memerlukan banyak alat tulis, memerlukan latihan sehingga siswa terbiasa
dan mahir, dan memerlukan waktu kreatif lama.
11
DAFTAR PUSTAKA
12