PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kronis, yang berarti penyakit ini dapat bertahan seumur hidup dan memburuk
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah istilah yang sering digunakan
peringkat ke- 3. Terus menjadi banyak batang rokok yang dihisap serta terus
menjadi lama waktu jadi perokok, hingga terus menjadi besar efek bisa hadapi
jiwa yang diperkirakan pengaruhi lebih dari 251 juta orang di segala dunia.
ataupun dekat 9, 2 juta penduduk. Dikala ini jadi pemicu utama keempat
PPOK diperkirakan hendak jadi pemicu utama ketiga kematian di dunia pada
Informasi pada tahun 2016 di indonesia membuktikan kalau PPOK serta asma
menimpa 10. 230. 00 jiwa pada laki- laki serta 5. 240. 000 jiwa pada
PPOK di Provinsi Sulawesi Utara hadapi kenaikan ialah 0, 08% pada tahun
Ciri serta indikasi penderita dengan PPOK antara lain kelemahan tubuh,
sesak nafas, sesak nafas dikala beraktifitas serta nafas berbunyi, mengi ataupun
wheeze, ekspirasi yang memanjang, wujud dada tong( Barrel Chest) pada
2
kadangkala ditemui respirasi paradoksal serta edema kaki, asites serta jari
badan, ciri serta indikasi yang lain ialah batuk kronis umumnya ialah indikasi
awal yang timbul. Dikala batuk berlangsung sepanjang lebih dari 3 bulan
yang kelewatan serta tidak terdapat uraian lain, hingga itu dapat didefinisikan
selaku bronkitis kronis. Keadaan ini bisa terjalin saat sebelum PPOK tumbuh
penuh. Jumlah sputum yang dihasilkan bisa berganti dalam sebagian jam
ataupun hari. Dalam sebagian permasalahan, batuk bisa jadi tidak timbul
ataupun cuma terjalin sesekali serta dapat saja tidak produktif. Sebagian
pengidap PPOK mengira tanda- tanda ini selaku" batuk perokok". Sputum bisa
Batuk- batuk hebat bisa menimbulkan retak tulang iga ataupun kehabisan
pemahaman secara pendek. Mereka yang mengidap PPOK kerap hadapi" batuk
Batuk efisien yang baik serta benar hendak bisa memesatkan pengeluaran
dahak pada penderita dengan kendala saluran respirasi dengan penyakit PPOK(
3
Nugroho& Kristiani, 2012). Batuk efisien berarti buat melenyapkan
kendala respirasi serta melindungi paru- paru supaya senantiasa bersih. Batuk
efisien bisa diberikan pada penderita dengan metode membagikan posisi yang
dibanding dengan batuk biasa yang bertabiat refleks badan terhadap masuknya
barang asing dalam saluran respirasi. Batuk efisien dicoba lewat gerakan yang
dihilangkan. Batuk efisien merupakan sesuatu tata cara batuk dengan benar,
dimana klien bisa mengirit tenaga sehingga tidak gampang letih menghasilkan
dahak secara optimal. Gerakan ini pula yang setelah itu dimanfaatkan golongan
Bailang pada tanggal 31 Januari 2020, pasien belum mengetahui tentang tehnik
latihan batuk efektif serta terdapat keluhan sesak napas dan nyeri dada saat
B. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian sebagai berikut “Apakah ada pengaruh latihan batuk efektif terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi perawat
2. Bagi peneliti
5
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan latihan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian PPOK
reaksi inflamasi kronis saluran napas serta paru– paru terhadap gas
Bronchitis kronis terjalin kala kala bronkus hadapi inflamasi serta iritasi
1057 ].
2. Etiologi
b. Infeksi
c. Polusi
bersihan jalur napas tidak efetif pada PPOK, namun apabila ditambah
merokok resiko hendak lebih besar. Zat– zat kimia pula bisa
d. Pekerjaan
yang terpapar debu silica ialah pekerja industry gelas serta keramik
8
Aspek resiko yang berasal dari host/ penderita antara lain:
a. Usia
b. Jenis kelamin
perempuan terpaut dengan kerutinan merokok pada laki– laki. Tetapi ada
dengan kendala guna paru mempunyai resiko lebih besar daripada yang
mempunyai guna paru wajar. Tidak hanya itu orang yang perkembangan
parunya tidak wajar sebab lahir dengan berat tubuh rendah, pula berisiko
a. Pengertian
9
jalur napas buat mempertahankan jalur napas senantiasa paten.
b. Etiologi
pada sel– sel penghasil mukus bronkus ialah sel– sel goblet dan silia,
dimana sel– sel goblet ini hendak meningkat jumlahnya serta silia yang
metaplasia. Mukus dihasilkan oleh sel– sel goblet pada epitel serta
pada mukus. Pergantian pada sel penghasil mukus serta sel silia ini
napas tidak efisien. Sputum yang kental serta berlebih akibat penyakit
c. Patofisiologi
perubahan pada sel – sel penghasil mukus bronkus yaitu sel – sel
10
goblet serta silia, dimana sel – sel goblet ini akan bertambah
sifat seperti gel pada mukus. Perubahan pada sel penghasil mukus dan
nafas tidak efektif. Sputum yang kental dan berlebih akibat penyakit
d. Manifestasiklinis
1057 ].
2) Sputum berlebih
11
Penciptaan mukus berlebih yang berbentuk sputum terjalin akibat
Pergantian pada sel penghasil mukus serta sel silia ini mengusik
Djo12 \l 1057 ].
e. Penatalaksanaan
12
Dalam penatalaksanaan buat permasalahan bersihan jalur napas tidak
1) Terapi farkamologi
a. Antibiotik
b. Mukolitik
a. Batuk efektif
13
B. Batuk Efektif
1. Pengertian
dimana saja dalam saluran respirasi. Stimulasi yang menciptakan batuk bisa
mencuat dari sesuatu proses peradangan ataupun dari sesuatu iritan yang
dibawa oleh hawa semacam asap, kabut, debu, ataupun gas. Batuk merupakan
yang mengaliri jantung kita, hingga arteri koroner yang lebih kecil
oksigen.
14
c) Tingkatkan distribusi ventilasi
f) Menghindari infeksi
seluruhnya.
k) Menghasilkan sekresi dari jalur nafas bagian atas serta dasar. Jalur nafas
masuk lewat hidung, mulut, serta bronkus sampai ke alveoli. Jalur nafas
atas terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea. Jalur nafas
a. Peralatan
1) Kertas tissue
2) Bengkok
3) Perlak/alas
15
b. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap PraInteraksi
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
b. Mempersiapkan pasien
tangan di abdomen
tertutup)
16
h. Memohon penderita merasakan mengempisnya abdomen serta
4. Tahap Terminasi
c) Cuci tangan
a) Tahap pra-interaksi
c. Siapkan peralatan
b) Tahap orientasi
a. Beri salam serta panggil penderita dengan nama yang dia sukai
penderita.
17
c. Jelaskan kepada penderita menimpa prosedur serta tujuan aksi
c) Tahap kerja
a. Mencuci tanggan
kursi
d) Tahap terminasi
a. Atur peralatan
18
b. Observasi reaksi penderita sehabis tindakan
c. Mencuci tangan
C. Sputum
1. Pengertian Sputum
Sputum merupakan lendir serta modul yang lain yang dibawa dari paru-
paru, bronkus, serta trakea yang bisa jadi dibatukkan serta dimuntahkan
ataupun ditelan. Kata“ sputum” yang dipinjam langsung dari bahasa Latin“
meludah.” Diucap pula dahak. Orang berusia wajar membentuk sputum± 100
ml/ hari. Bila penciptaan kelewatan, proses pembersihan bisa jadi tidak
trakea lewat mulut. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang sebaiknya bisa
sebab sekresi abnormal bronkus cenderung buat berkumpul pada waktu tidur.
19
Orang berusia wajar dapat memproduksi mucussejumlah 100 ml dalam
serta mukus hendak dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal serta intra
3. Klasifikasi Sputum
bronchitis/ bronkhiektasis.
20
e. Sputum hijau mungkin proses penumpukan nanah, warna hijau ini
kronis.
bronchitiskronik
pneumonia).
generalisasi itu
21
4. Kualitas Pengeluaran Sputum
cuma sedikit sekali sehingga tidak bisa diukur. Volume sputum yang
penyakitnya. Jumlah yang besar ialah lebih dari 100 ml/ 24 jam, melebihi 500
tuberculosis pulmonum yang lanjut serta pada abses yang rusak menembus
dengan diukur bersumber pada volume sputum( dalam ml) pada masing-
volume
kehijauan
Metode mengukur mutu sputum yang baik ialah ciri sputum dilihat dari
warna, kekentalan serta jumlah sputum, dikategorikan baik serta tidak baik
22
Dimana sputum bercorak kuning kehijauan/ mukopurulen, kental ataupun
5. Pemeriksaan Sputum
23
3) Sensitivitas, berperan selaku pedoman pengobatan antibiotik dengan
trakheobronkhial sehingga bisa jadi saja ada sel- sel malignan. Sel-
asing maupun kuman yang masuk ke dalam badan lewat kerongkongan. Jadi,
24
Keadaan tersebut malah memunculkan banyak kendala serta rasa tidak aman
keadaan badan tidak dalam kondisi flu. Ada pula sebagian aspek yang bisa
zat dari cairan mukosa, sel- sel yang sudah mati, serta pula
25
tertentu, misalnya cuaca yang sangat dingin sehingga tiap pagi
a. Napas dalam ialah wujud latihan napas yang terdiri atas pernafasan
26
abdominal membolehkan napas dalam secara penuh dengan sedikit
tangan pada abdomen pas dibawah tulang iga, tarik napas dalam lewat
sepanjang 10–15 menit, jalani posisi serta vibrasi dada di atas zona yang
27
langkah diatas hingga seluruh zona sudah di drainage, ulangi pengkajian
handuk ataupun baju buat kurangi sakit, anjurkan tarik napas dalam serta
ginjal.
tangan perawat yang diletakkan datar pada bilik dada penderita. Vibrasi
drainage, satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari–jari melekat
sepanjang masa ekspresi tegangkan segala otot tangan serta lengan serta
28
masing- masing kali vibrasi, anjurkan penderita batuk serta keluarkan
minimun 3 ulir, pot kokoh serta tidak gampang bocor, pot dahak wajib telah
diberi bukti diri cocok penderita. Waktu pengambilan dahak yang baik ialah
bangun tidur pada hari ke- 2, dahak Sewaktu( S) kedua dikumpulkan pada
Mon15 \l 1057 ].
dari orang lain, bila kondisi tidak membolehkan pakai kamar terpisah yang
Kem16 \l 1057 ].
29
D. Penelitian Terkait
Meter. Kep. serta Ns. Yusnaini Siagian, Meter. Kep( 2019). Dengan judul
didapatkan ialah 0, 021 lebih kecil dari 0, 05, perihal ini berarti Ho ditolak
30
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
yang hendak diukur ataupun diamati lewat riset yang hendak dicoba. Diagram
Pengaruh
B. Variabel Penelitian
ataupun nilai dari orang, objek ataupun aktivitas yang memiliki alterasi
tertentu yang diresmikan oleh periset buat dipelajari serta setelah itu
2. Variabel dependen(terikat)
pengeluaran sputum
C. Hipotesis Penelitian
pasien PPOK.
D. Definisi operasional
1057 ].
31
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
terdapat 4 pasien.
2. Sampel
sampel yang diambil adalah seluruh populasi dari pasien PPOK di wilayah
hasil riset, spesialnya bila ada variable- variable control nyatanya memiliki
universal subjek riset dari sesuatu populasi sasaran yang terjangkau serta
hendak diteliti.
E. Instument Penelitian
yang digunakan buat fenomena alam ataupun social yang diamati. Instrument
sesuatu kasus yang ditanyakan. Skala pengukuran jenis ini ialah ya- tidak,
benar- salah, pernah- tidak sempat, serta lain- lain [ CITATION Sug17 \l 1057 ].
33
Perlengkapan pengumpulan informasi ataupun instrument yang hendak
(1 + 2) : 2 = 1,5
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
terdiri dari Umur, jenis kelamin, lama menderita dan pengeluaran sputum
34
2. Analisa Bivariat
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mc.Nemar
G. Etika Penelitian
bertentangan dengan etika. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak pasien
responden mengenali iktikad serta tujuan riset, dan akibat yang hendak
no kode pada tiap- tiap lembar yang cuma dikenal oleh periset.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
35
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneltian
14.798 jiwa.
b. Jumlah ketenagaan
Puskesmas Pembantu 2.
2. Karakteristik responden
tahun 2020
Banyaknya Responden
Umur
Frequency(f) Percent (%)
40-49 tahun 4 23,5
50-59 tahun 1 5,9
60-69 tahun 8 47,1
70-79 tahun 4 23,5
Total 17 100
Sumber Data Primer Tahun 2020
Total 17 100
Sumber Data Primer. Tahun 2020
38
Tabel 5.3 distribusi menurut pendidikan responden di puskesmas
Banyaknya Responden
Pendidikan Frequency(f) Percent (%)
SD 5 29,4
SMP 8 47,1
SMA 4 23,5
Total 17 100
Sumber Data Primer. Tahun 2020
tahun 2020
Total 17 100
Sumber Data Primer. Tahun 2020
3. Analisa univariate
39
a. Analisa data berdasarkan pengeluaran sputum sebelum diberikan latihan
batuk efektif
batuk efektif
40
4. Analisa bivariat
Tabel 5.7 tabulasi silang pengaruh latihan batuk efektif terhadap pengeluaran
sebelum dan sesudah diberikan latihan batuk efektif pada pasien PPOK di
efektif dan tetap baik setelah diberikan latihan batuk efektif terdapat 5
efektif dan menjadi baik setelah diberikan latihan batuk efektif terdapat 12
responden, dan di dapatkan nilai p : 0.000 dimana nilai p ≤ α 0,05 artinya ada
PPOK.
B. Pembahasan
41
responden. Menurut pekerjaan lebih dari setengah reponden yang bekerja.
diberikan latihan batuk efektif Sebagian besar berkategori tidak baik, setelah
42
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengeluaran sputum sebelum dan sesudah
latihan batuk efektif diberikan 2.00 dari hasil ini menunjukan perbedaan rata-rata
antara frekuensi pengeluaran sputum sebelum dan sesudah diberikan latihan batuk
efektif dengan nilai p= 0.000 yang menunjukan nilai p ini lebih kecil dari nilai a
0.05 yang artinya terdapat pengaruh latihan batuk efektif terhadap pengeluaran
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
pengeluaran secret pada pasien dengan PPOK yang mendapat terapi batuk
efektif dan fisioterapi dada di RSUD Koja Jakarta Utara. Didukung dengan
batuk efektif dalam pengeluaran sputum untuk penemuan bta pasien PPOK
Sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Budiharjo & Purjanto (2016)
orang dewasa normal membentuk sputum kurang lebih 100 ml/hari, jika
konsistensi sputum.
38
umur 40 dan umur tertinggi 79 tahun. Bertambanya umur seseorang akan
2017).
Hasil yang didapatkan dari riset yang dicoba di Wilaya kerja Puskesmas Bailang
terhadap 17 responden diperoleh rata- rata usia penderita dengan PPOK merupakan
60- 69 tahun sebanyak 8 responden. Perihal ini sejalan dengan riset Aditama( 2015)
umur dibawa 70 tahun, sebaliknya di negeri maju prevalensi PPOK sangat rendah
pada mereka yang umurnya dibawa 70 tahun tetapi masih besar pada kalangan umur
lebih tua.
yang simpel serta universal arti Pembelajaran selaku usaha manusia buat
ataupun rohani sesusai dengan nilai- nilai yang terdapat di warga (ichsan,
2016).
Riset terpaut yang dicoba oleh Prihadi( 2015) di Temangung dengan hasil
penangkalan PPOK. Hasil riset ini cocok dengan teori yang dikemukakan oleh
39
Prevelensi PPOK lebih besar pada pria dibanding wanita perihal ini
seragam dengan riset Nainggolan dimana pria lebih banyak mederita PPOK
dibanding wanita. Kemenkes RI( 2013) memberi tahu pria lebih banyak
C. Keterbatasan penelitian
penelitian ini adalah keterbatasan peneliti khususnya dalam hal waktu dan
biaya apabila latihan batuk efektif lebih banyak dilakukan maka akan
40
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
B. Saran
pengetahuan.
39