Anda di halaman 1dari 35

JAWABAN UAS SEMINAR

TEORI DAN RISET AKUNTANSI


Dosen Pengampu: DR. HJ. NUZULUL HIDAYATI., Ak., M.M

OLEH
MUHAMMAD ABDUL MUIS 1966390019

Universitas Persada Indonesia YAI


Jakarta
2020
SOAL

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menjadi


sorotan masyarakat. Asuransi jiwa tertua di Indonesia itu mengalami
tekanan likuiditas sehingga ekuitas perseroan tercatat negatif Rp23,92
triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang
sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali sehat.

Ternyata, kasus Jiwasraya merupakan puncak gunung es yang baru


mencuat. Jika dirunut, permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak tahun
2000-an.

Dari kasus PT Asuransi Jiwasraya diatas coba saudara evaluasi

1. Bentuk fraud yang dilakukan


2. Pengendalian internalnya
3. Implementasi GCG

Saya menjabarkan dalam bentuk makalah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak


asing lagi bagi masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar mas
yarakat Indonesia sudah melakukan perjanjian asuransi dengaii
perusahaan asuransi, baik perusahaan asuransi milik negara maupun milik
swasta nasional.
Menurut H.M.N Purwosutjipto: “Pertanggungan adalah perjanjian
timbal balik antara penanggung dengan penutup asuransi, dimana
penanggung mengikatkan diri untuk mengganti kerugian, dan atau
membayar sejumlah uang (santunan) yang ditetapkan pada waktu
penutupan perjanjian, kepada penutup asuransi atau orang lain yang
ditunjuk, pada waktu terjadinya evenement, sedangkan penutup asuransi
mengikatkan diri untuk membayar uang premi”.
Sementara itu, dalam KUHD Pasal 246 menyatakan bahwa:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada tertaggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

Dalam masyarakat yang sudah maju dan sadar akan nilai kegunaan
lembaga asuransi atau pertanggungan sebagai lembaga pelimpahan risiko,
setiap kemungkinan terhadap bahaya menderita kerugian itu pasti
diasuransikan atau dipertanggungkan. Hampir setiap gerak dan aktivitas
baik pribadi atau badan-badan usaha itu selalu dilindungi oleh suatu
peganjian pertanggungan yang mereka adakan, atau dengan perkataan lain
setiap kemungkinan risiko itu selalu dipertanggungkan; jadi semakin orang
merasa makin tidak aman, semakin pula orang selalu berusaha
mengasuransikan segala kemungkinan risiko yang mungkin timbul makin
banyak yang merasa tidak aman makin banyak yang mengalihkan risiko
kepada pihak lain, berarti makin banyak peganjian asuransi ditutup.
Selanjutnya makin banyak pula dana yang diserap oleh perusahaan sebagai
pembayaran atas kesedianya mengambil alih risiko pihak tertanggung.
Polis merupakan bukti adanya perjanjian asuransi antara pihak
penanggung dan pihak tertanggung sebagai penutup asuransi. Karena polis
adalah surat yang bernilai uang, maka penggadaian sepucuk polis itu hanya
bisa terjadi dalam hubungan hukum, khususnya mengenai pinjaman uang,
yang dilakukan oleh tertanggung/penutup asuransi kepada penanggung.
Polis yang akan digadaikan itu harus memenuhi syarat yang telah ditentukan
oleh pelaksanaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asuransi Jiwasraya?
2. Apa penyebab terjadinya yang terjadi pada Asuransi Jiwasraya?
3. Bagaimana penanganan dan solusi dengan pengendalian internal pada
kasus Asuransi Jiwasraya?
4. Apa dasar teori dalam menangani kasus Asuransi Jiwasraya?
5. Bagaimana Implementasi GCG
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Asuransi Jiwasraya
2. Mengetahui permasalahan fraud yang terjadi pada Asuransi Jiwasraya
3. Mengetahui cara penanganan dan solusi pada kasus Asuransi Jiwasraya
4. Mengetahui dasar teori dalam menangani kasus Asuransi Jiwasraya
5. Mengetahui Implementasi GCG
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Jiwasraya


PT. Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang bergerak di sektor asuransi. Artinya, pemilik Jiwasraya
adalah pemerintah Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), asuransi adalah pertanggungan yaitu perjanjian antara dua pihak.
Pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya pada pembayar iuran bila terjadi sesuatu
yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai perjanjian yang
dibuat. Sejarah singkat PT. Asuransi Jiwasraya:
1. NILLMIJ (31 Desember 1859) Jiwasraya bermula dari
Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente
Maatschappij van 1859 (NILLMIJ) yang berdiri pada 31
Desember 1859. NILLMIJ adalah perusahaan asuransi jiwa yang
pertama kali ada di Indonesia, atau Hindia Belanda pada saat itu.
NILLMIJ didirikan dengan Akte Notaris William Hendry
Herklots Nomor 185.
2. PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa Sedjahtera (17 Desember
1960) Perusahaan asuransi jiwa milik Belanda yang ada di
Indonesia dinasionalisasi pada 1957. Nasionalisasi perusahaan
asuransi tersebut sejalan dengan program Indonesianisasi
perekonomian Indonesia. Nasionalisasi NILLMIJ van 1859
dilakukan pada 17 Desember 1960 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 1958. NILLMIJ diubah namanya
menjadi PT Pertanggungan Djiwa Sedjahtera.
3. Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera (1 Januari
1961) Sebanyak 9 perusahaan asuransi jiwa milik Belanda
dengan inti NILLMIJ van 1859 dilebur menjadi satu perusahaan
bernama Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera.
Keputusan tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 214 Tahun 1961 yang ditetapkan pada 1 Januari 1961.
4. Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera (1 Januari
1965) Nama Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera
diubah menjadi Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa
Sedjahtera. Perubahan nama tersebut berdasarkan Keputusan
Menteri PPP Nomor BAPN 1-3-24 pada 1 Januari 1965. Baca
juga: Jokowi soal Jiwasraya: Perlu Proses yang Agak Panjang.
5. Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja (1 Januari 1966)
Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera berubah
nama menjadi Perusahaan Asuransi Djiwasraja. Dasar hukum
perubahan nama tersebut adalah PP No. 40 Tahun 1965.
Kemudian PT Pertanggungan Djiwa Dharma Nasional dikuasai
oleh pemerintah Indonesia dan berintegrasi ke dalam Perusahaan
Negara Asuransi Djiwasraja. Integrasi kedua perusahaan
tersebut berdasarkan SK Menteri Urusan Perasuransian Nomor
2/SK/66 pada 1 Januari 1966.
6. PT. Asuransi Jiwasraya (21 Agustus 1984) Perusahaan Negara
Asuransi Djiwasraya berubah status dan nama menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Jiwasraya. Perubahan
status dan nama tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 1972 pada 23 Maret 1973 dengan Akta Notaris
Mohamad Ali Nomor 12 tahun 1973. Kemudian Anggaran
Dasarnya diubah dan ditambah dengan Akta Notaris Sri Rahayu
Nomor 839 Tahun 1984 Tambahan Berita Negara Nomor 67
pada 21 Agustus 1984 menjadi PT Asuransi Jiwasraya.
 Aset Asuransi Jiwasraya
Berdasarkan Laporan Keuangan per 31 Desember 2016, aset
Jiwasraya tercatat mencapai Rp 38,635 triliun. Angka tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya di mana aset Jiwasraya tercatat Rp
25,609 triliun. Berdasarkan data pada 2016, terdapat 17 Cabang, 71
Perwakilan dan 256 Unit Produksi Jiwasraya dengan jumlah karyawan
mencapai 1.135 orang.

B. Permasalahan Fraud PT Asuransi Jiwasraya


Kondisi Jiwasraya pada periode 1980an, Jiwasraya mengalami
peningkatan jumlah nasabah dan penghimpunan dana asuransi. Tercatat,
peserta asuransi Jiwasraya 1.506.631 orang dengan dana asuransi yang
terhimpun mencapai Rp 2,050 triliun pada 1986. Jumlah tersebut meningkat
menjadi 1.975.908 nasabah dengan jumlah dana asuransi mencapai Rp
2,879 triliun. Periode 1990an, Jiwasraya sempat membaik meski terdampak
krisis ekonomi pada 1998.
Akibatnya, Jiwasraya menurunkan target pendapatan premi menjadi
Rp 450 miliar. Padahal pendapatan premi mencapai Rp 500 miliar pada
1997. Periode 2000an, Jiwasraya dituding melakukan korupsi Rp 845 miliar
terkait investasi repo saham oleh Kantor Menneg BUMN pada 2005.
Jiwasraya mengalami defisit Rp 3,29 triliun per 31 Desember 2006. Akhir
2008, Jiwasraya defisit Rp 5,7 triliun dan defisit Jiwasraya meningkat
menjadi Rp 6,3 triliun pada 2009.
Meski demikian, memasuki periode 2011-2016, keuangan Jiwasraya
berjalan cukup baik dan mencatatkan keuntungan. Pada 2011 Jiwasraya
surplus Rp 1,3 triliun. Hingga akhirnya pada 2018, Jiwasraya mengalami
masalah kembali yaitu gagal bayar polis. Selain itu, laba perseroan yang
diklaim sebesar Rp 2,4 triliun ternyata hanya Rp 360 miliar setelah diaudit.
Catatan OJK, defisit Jiwasraya sebesar Rp10,2 triliun per 31
Desember 2018. Seiring pergantian direksi Jiwasraya di awal 2018,
dilakukan evaluasi kondisi Jiwasraya, termasuk produk.
Jiwasraya memutuskan menghentikan penjualan JS Saving Plan.
Penghentian tersebut dilaksanakan bersamaan saat penurunan kondisi
keuangan Jiwasraya. Imbasnya likuiditas perusahaan pelat merah ini
tertekan.
Pada akhir 2018, kondisi keuangan Jiwasraya semakin parah.
Jiwasraya memutuskan menjual aset investasinya untuk membayar klaim
nasabah.
OJK memprediksi syarat rasio kecukupan modal untuk menanggung
risiko atau risk based capital (RBC) di atas 120 persen baru tercapai pada
2028. Jiwasraya mengajukan dispensasi untuk mencapai kesehatan RBC di
2028.
Pemerintah saat ini mengusulkan jalan keluar dengan pembentukan
anak perusahaan bernama Jiwasraya Putra. Membuat holding asuransi.
Terakhir kembali melakukan kerjasama reasuransi. Pemerintah saat ini
sedang mencari investor Jiwasraya Putra. Kabar terbaru 5 investor tertarik
menanamkan modal di anak usaha Jiwasraya tersebut.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir,
menjelaskan Jiwasraya salah satu BUMN yang akan direstrukturisasi oleh
pemerintah. Pihaknya, kata dia, akan memberikan beberapa solusi dalam
enam bulan mendatang.
Salah satu solusinya adalah holdingisasi perusahaan asuransi untuk
membantu arus kas. Dia menjelaskan hal tersebut sebagai bagian dari
penyelesaian masalah nasabah Jiwasraya yang sampai sekarang belum
mendapat kepastian.
Solusi salah satunya holdingisasi perusahaan asuransi sehingga
bantu nasabah yang belum dapat kepastian, restruktrurisasi prosesnya pasti
berjalan, sudah gamblang tapi masih proses," kata Menteri Erick.
Sebelumnya, Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko
terlebih dahulu memaparkan mengenai permasalahan dan kondisi
perusahaan yang menyebabkan penundaan pembayaran. Hal ini bermula
dari kondisi keuangan perusahaan yang tercatat negatif.
Di mana dari risk based capital (RBC) atau rasio kecukupan modal
di perusahaan tercatat minus 805 persen. Sementara sesuai aturan Otoritas
Jasa Keuangan modal minimum yang harus dipenuhi oleh perusahaan
asuransi baik umum atau jiwa adalah 120 persen.
Untuk meningkatkan nilai RBC sampai 120 persen maka jumlah
dana yang dibutuhkan adalah Rp32,89 triliun," kata dia di Ruang Rapat
Komisi VI DPR RI, Jakarta.
 12 Fakta permasalahan kasus Asuransi Jiwasraya

1. Menteri Keuangan Sri Mulyani Mencium Adanya Kasus


Kriminal di Jiwasraya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menduga adanya kasus


kriminal yang menimpa PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Untuk
itu, Sri Mulyani mengajak pihak Kepolisian RI, Kejaksaan
Agung (Kejagung), hingga Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) memeriksa Jiwasraya.

2. Ekuitas Jiwasraya Negatif Mencapai Rp23,92 triliun

Seperti diketahui, data perseroan mencatat ekuitas Jiwasraya


negatif sebesar Rp23,92 triliun per September 2019. Lantaran
liabilitas perseroan mencapai Rp49,6 triliun sedangkan asetnya
hanya Rp25,68 triliun.

Sementara itu, untuk memenuhi rasio solvabilitas atau Risk


Based Capital (RBC) 120%, maka Jiwasraya membutuhkan dana
sebesar Rp32,89 triliun. Jiwasraya juga tercatat mengantongi
rugi sebesar Rp15,89 triliun per September 2019.

Adapun RBC adalah indikator pengukuran kesehatan


finansial perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi dipercaya
dapat memenuhi seluruh kewajibannya kepada nasabah, aset dan
modal melebihi dari total kewajiban yang dimiliki perseroan.

3. Jiwasraya Sembrono dalam Berinvestasi


Penempatan investasi perseroan yang sembrono terjadi
seiring dengan dijualnya produk JS Saving Plan pada 2014
hingga 2018. Produk ini menawarkan persentase bunga tinggi
yang cenderung di atas nilai rata-rata berkisar 6,5% hingga 10%.
Berkat penjualan produk ini, persero memperoleh pendapatan
total dari premi sebesar Rp53,27 triliun.

Anggota Komisi VI DPR Daeng Muhammad mengatakan,


kebijakan investasi yang dilakukan Jiwasraya harus dilakukan
melalui rapat direksi hingga tingkat komisaris.

4. Kerugian Nasabah Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera


dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Mencapai Rp50 triliun

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)


mengungkapkan potensi kerugian nasabah Asuransi Jiwa
Bersama (AJB) Bumiputera dan PT Asuransi Jiwasraya
(Persero). Kerugian tersebut mencapai Rp40 triliun-Rp50 triliun.
Ditanggung jutaan nasabah Bumiputera dan Jiwasraya. Tapi,
sampai saat ini, baru 20 nasabah dari Bumiputera dan Jiwasraya
yang mengadu ke kami (BPKN).

5. Kementerian BUMN Belum Menerima Surat Pengajuan


Audiensi Nasabah Jiwasraya

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


mengungkapkan belum menerima surat pengajuan audiensi yang
diberikan nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Padahal
nasabah perusahaan asuransi jiwa pelat merah itu sudah
memberikan surat pengajuan pada 12 Desember 2019.

6. Persoalan Jiwasraya Sudah Berlangsung 10 tahun


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa
persoalan gagal bayar polis asuransi di PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) sudah berlangsung lama. Bahkan, dia menyatakan,
persoalan tersebut sudah berlangsung 10 tahun.

7. Gagal Bayar Polis Jatuh Tempo Nasabah Jiwasraya Diduga


Merupakan Tindak Pidana Korupsi

Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan, persoalan


gagal bayar polis jatuh tempo nasabah PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) diduga merupakan tindak pidana korupsi. Saat ini
kasus ini masuk ke dalam tahap penyidikan.

Perintah tersebut tertuang dalam Surat Perintah Penyidikan


No: Print-33/F2/FD2/12 Tahun 2019 tertanggal 17 Desember
2019.

8. Korupsi di Jiwasraya Diperkirakan Libatkan 13 Perusahaan


Reksadana

Kejagung menduga adanya penyimpangan pada kegiatan


investasi dari dana yang berhasil dihimpun melalui produk
asuransi JS Saving Plan. Burhanuddin bilang, terdapat 13
perusahaan reksadana yang terlibat dalam tindakan yang
membuat tekanan likuditas di perusahaan pelat merah tersebut.

9. Jiwasraya Telah Banyak Melakukan Investasi Pada Aset-aset


dengan Risiko Tinggi

Dia menjelaskan, dalam persoalan ini Jiwasraya telah


banyak melakukan investasi pada aset-aset dengan high risk
(risiko tinggi) untuk mengejar high return (keuntungan tinggi).
Perseroan menempatkan investasi pada saham sebanyak
22,4% senilai Rp5,7 triliun dari aset finansial. Dari jumlah
tersebut, 5% dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan
kinerja baik (LQ45) dan sebanyak 95% dana ditempatkan di
saham yang berkinerja buruk.

Kemudian investasi juga dilakukan pada reksadana sebanyak


59,1% senilai Rp14,9 triliun dari aset finansial. Dari jumlah
tersebut, 2% nya yang dikelola oleh manager investasi Indonesia
dengan kinerja baik (top tier management), sedangkan 98%
dikelola oleh manager investasi dengan kinerja buruk

10. 89 Orang Diperiksa Terkait Kasus Jiwasraya

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung


Adi Toegarisman menambahkan, pada dasarnya sebagian kasus
ini telah masuk di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta sejak Juni
2019, sehingga kini penyelidikannya dikembangkan secara luas.
Pihaknya pun telah membuat tim khusus untuk mengusut kasus
dugaan korupsi ini.

11. Masalah Jiwasraya di Era SBY Sudah Selesai, Muncul Lagi di


2018

Eks Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) Said Didu mengatakan pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) menerima permasalahan PT
Asuransi Jiwasraya (Persero) dari dampak krisis 1998.

Menurutnya, perusahaan asuransi jiwa berpelat merah


tersebut pada dampak krisis 1998 mempunyai utang sekitar Rp6
triliun. Namun semua selesai pada oleh Jiwasraya pada tahun
2009.
12. Kasus Jiwasraya Membuat Kerugian Negara Mencapai Rp13,7
triliun

Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan, investasi


yang dilakukan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dari dana
kelolaan yang dihimpun melalui produk asuransi JS Saving Plan,
membuat kerugian negara mencapai Rp13,7 triliun hingga
Agustus 2019. Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan,
perseroan membuat kerugian besar lantaran berinvestasi pada
sebagian aset yang buruk atau dengan risiko tinggi (high risk)
untuk mengejar keuntungan yang tinggi (high return). Investasi
ini pun melibatkan 13 perusahaan reksadana.

C. Audit Internal PT Asuransi Jiwasraya

PT Jiwasraya ialah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam


pengelolaan asuransi. Perusahaan ini didirikan tahun 1966 yang merupakan
peleburan dari beberapa perusahaan asuransi lainnya. Sampai saat ini PT
Jiwasraya belum terdaftar di bursa efek Indonesia artinya masih belum go
Public namun memiliki kewajiban dalam melaporkan laporan keuangannya
kepada publik melalui websitenya yakni www.jiwasraya.co.id

Pembahasan pada bagian ini ialah terkait dengan lingkungan pengendalian dalam PT
JIWASRAYA. Pembahasan pertama ialah terkait dengan adanya struktur organisasi
dalam lingkup perusahaan yang digambarkan sebagai berikut

Direktur utama

Direktur Direktur Direktur


GM Produksi & pusat pusat program
GM GM Teknik Bancassurance &
Keuangan manfaat
operasional aliansi strategis Karyawan
Secretary
perusahaan

Audit
Internal

Divisi
penanggungj
awab

Divisi
Aktuaria

Dari bagan dalam struktur perusahaan tersebut muara bertanggung jawab kepada
direktur utama akan tetapi dalam pengawasan dilakukan oleh dewan komisaris dan OJK.
Jika dihubungkan dengan kasus saat ini menurut lama berita kolom.tempo.co.id bahwa
kejaksaan agung melihat indikasi lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh OJK.
Lemahnya pengawasan OJK ini dapat dilihat dari sekitar 95% investasi saham di
gelontorkan untuk invesatasi kepada junk stock yang mana kinerjanya sangat buruk dan
98% investasi reksadana di serahkan kepada lembaga manajemen investasi yang kualitas
kinerja rendah. Hal ini menyebabkan pengembalian investasi yang diharapkan dapat
menutup klaim jatuh tempo ternyata tidak bisa digunakan.

Dalam laman yang sama pula dijelaskan mengenai laporan yang diterima DPR mengenai
kinerja Jiwasraya tidak pernah dilampiri laporan audit internal. Hal ini menunjukkan
adanya kesalahan dalam sistem pengendalian internal perusahaan. Audit internal
perusahaan yang semestinya menjadi pengawas kegiatan dan operasional dari
perusahaan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
PT JIWASRAYA juga melakuakn sebuah tindakan skema pozi yang mana untuk menutupi
klaim yang akan dibayarkan, perusahaan menerbitkan produk dengan bunga yang tinggi
untuk menarik pendanaan. Dalam hal ini pengawasan terkait dengan tindakan yang
dilakukan pun sangat kurang. Untuk point pengawasan baik dari internal (audit internal)
dan eksternal (OJK) sama sama tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga
menimbulkan kerugian atas keuangan negara sebesar 17 triliun rupiah (CNBC)

Dengan adanya indikasi salah penempatan investasi baik saham maupun reksadana yang
telah dilakukan oleh PT JIWASRAYA maka dapat disimpulkan kurangnya kompetensi
direksi dalam menempatkan karyawan atau SDM untuk mengelola investasi. Selain itu
kurangnya Kompetensi dalam auditor internal pun juga terasa yakni dengan tidak
berfungsinya auditor internal dalam mengawasi perusahaan.

Dari segi akuntabilitas, mengutip pendapat dari IAPI dalam websitenya yakni mulai tahun
2017 PT JIWASRAYA tidak mempublish laporan keuanganya. Artinya tanggung jawab
kepada masyarakat dari perusahaan dan manajemen sangat kurang.

Dalam hal komitmen pun sangat kurang dalam PT Jiwasraya. Hal ini tercermin dari
adanya temuan korupsi oleh kejaksaan agung. Kantor Kejaksaan Agung pada Rabu
15 Januari menyebut lima orang sebagai tersangka korupsi, tiga di antaranya adalah
mantan Direktur Keuangan Jiwasraya untuk periode Januari 2013-2018, Direktur
Utama Jiwasraya untuk periode 2008-2018 dan mantan Kepala Investasi Jiwasraya
dan Divisi Keuangan.

Skandal fraud seperti yang terjadi pada Jiwasraya dapat terjadi di perusahaan di banyak
industri yang berbeda, baik dalam skala besar maupun kecil. Berita baiknya adalah bahwa
fraud dapat dicegah. Secara umum, kasus fraud seringkali merupakan masalah budaya,
yaitu transparansi

1. Peran auditor dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi


keuangan

Bila dijelaskan secara detail tujuan dari audit eksternal adalah untuk
mengetahui apakah laporan keuangan tahunan perusahaan atau organisasi
menyajikan kondisi yang riil tentang keadaan finansial perusahaan atau
organisasi terkait. Selain itu apakah dana milik instansi tersebut telah benar-
benar dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati atau dimuat
dalam konstitusi. Sementara itu kita juga tidak dapat mencampuradukkan
tujuan dari auditing sebagaimana point-point berikut ini:

Hal-hal di bawah ini bukanlah tujuan dari audit eksternal

 Menyiapkan laporan keuangan


 Menyatakan bahwa sistem kontrol keuangan intern yang selama ini
dijalankan merupakan sistem yang efektif
 Memberikan catatan yang menyatakan “tidak terdapat masalah”
 Menyelidiki bawah laporan keuangan 100% dibuat tanpa ada kesalahan

Alasan mengapa audit eksternal perlu untuk dilakukan adalah, agar masyarakat
dapat mengakses informasi tentang penanganan sumber daya ekonomi umum
karena masyarakat memang memiliki hal untuk itu. Karena tak semua orang,
terutama bagi para awam kesulitan memahami transaksi keuangan dalam
bentuk laporan yang rumit, sehingga dibutuhkan jasa seorang profesional untuk
memeriksa informasi sekaligus melakukan analisis dalam laporan keuangan
tersebut. Untuk memperkecil peluang terjadinya kesalahan di masa mendatang
sehingga manajemen perlu melakukan verifikasi akurasi laporan keuangan.

Laporan keuangan yang benar akan membantu menambah kepercayaan


masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi terkait, termasuk untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Penyajian laporan keuangan dengan benar
sesuai standar adalah kewajiban di mata hukum, dan sebagai warga negara yang
baik selayaknya kita patuh terhadap hukum dan peraturan yang telah diatur. Dan
terakhir, audit eksternal akan membantu mengidentifikasi bila sistem yang
dijalankan selama ini masih kurang efektif dan efisien.

Auditor tidak memeriksa seluruh laporan keuangan satu demi satu secara
mendetail karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama, sementara
mereka hanya memiliki waktu yang terbatas dalam menyelesaikan tugasnya.
Jadi auditor hanya menguji beberapa sample transaksi untuk mengetahui
validitasnya. Setelah proses auditing selesai akan dihasilkan suatu laporan
kepada anggota atau publik yang menggambarkan suatu opini audit tentang
akurasi dan kewajaran laporan keuangan tersebut, termasuk keadaan
perusahaan atau organisasi dan aktifitas-aktifitas selama jangka waktu yang
dimaksud.

Jadi jika auditor mendapatkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi tidak baik, maka auditor berhak menyatakan hal tersebut dalam
laporan hasil auditing sesuai dengan opini mereka. Setelah itu auditor akan
memberikan konsultasi untuk melakukan perubahan atau penyesuaian pada
rancangan laporan keuangan yang akan disetujui oleh Dewan. Auditor juga
pada umumnya akan membuat Surat Manajemen yang diperuntukkan bagi
divisi manajemen yang memuat kelemahan atau kurang efektifnya sistem
kontrol intern.

Dalam surat tersebut juga tercantum solusi yang merupakan rekomendasi dari
auditor cara memperbaiki kondisi tersebut. Manajer kemudian akan melakukan
feed back dan menjabarkan langkah perbaikan yang kemudian akan dilakukan.
Sangat penting untuk menyatakan secara jelas ruang lingkup
pertanggungjawaban auditor setiap saat akan dilakukan proses auditing. Hal ini
meliputi periode waktu dan kesatuan ekonomi yang dimaksud.

2. Peran internal auditor

Berikut ini pengawasan berlapis yang terdapat di industri asuransi jiwa, yakni:

1. Perusahaan asuransi jiwa wajib memiliki komisaris independen sebagai


anggota dari dewan komisaris untuk menjamin perlindungan terhadap
pemegang polis
2. Seluruh direksi dan anggota dewan komisaris perusahaan asuransi jiwa
wajib untuk dinyatakan lulus dalam fit and proper test yang
diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum ditunjuk dan
kompeten dalam pengelolaan risiko yang dibuktikan dengan sertifikasi
manajemen risiko
3. Penerapan syarat keberlanjutan bagi direksi dan dewan komisaris yang
ditujukan untuk menjaga profesionalitas dan meningkatkan kompetensi
direksi dan dewan komisaris
4. Setiap tahun laporan keuangan perusahaan asuransi wajib untuk diaudit
oleh akuntan publik dan secara berkala (paling sedikit satu kali dalam tiga
tahun) laporan aktuaris perusahaan dinilai kewajarannya oleh konsultan
aktuaria independen
5. Fungsi kepatuhan dan manajemen risiko juga merupakan fungsi-funsi yang
wajib terdapat pada perusahaan asuransi jiwa. Pejabat satu tingkat di bawah
direksi wajib memiliki sertifikasi kompetensi manajemen risiko
6. Sebagai bagian dari pelaksanakan prinsip keterbukaan kepada pemangku
kepentingan, laporan keuangan perusahaan asuransi yang telah diaudit
wajib untuk dipublikasikan pada surat kabar harian dan
juga website perusahaan sehingga dapat menjadi acuan masyarakat dalam
memilih perusahaan asuransi
7. Bentuk pengawasan dari regulator terkait yaitu dalam bentuk kewajiban
penyampaian laporan berkala (off site supervision) serta pemeriksaan
langsung (audit) yang dilakukan secara berkala (on site supervision).
Terdapat berbagai aspek yang diawasi dalam laporan berkala, di antaranya
kesehatan keuangan (modal minimum, tingkat solvabilitas wajib,
pengelolaan investasi, dan lainnya), penyelenggaran manajemen risiko
serta tata kelola perusahaan yang baik.

D. Good Corporate Governance dilanggar Jiwasraya untuk Sebuah


Penjarahan.
Good corporate governance merupakan tata kelola yang baik dalam
perusahaan yang berguna agar perusahaan berjalan dengan baik. Penerapan
prinsip-prinsip good corporate governance merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan Hal ini dikarenakan penerapan prinsip GCG mampu
mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan, mendorong pemberdayaan
fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, mendorong pemegang
saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi agar dalam membuat
keputusan untuk menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, mendorong timbulnya
kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan, mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi pemegang saham, meningkatkan daya saing perusahaan secara
nasional maupun internasional, penerapan GCG dalam perusahaan yang ada di
negara berkembang lebih berdampak positif dibanding di negara maju.
Perusahaan yang menerapkan GCG di lingkungan yang hukumnya buruk akan
lebih memperoleh manfaat (Klapper & Love,2002).

Penerapan good corporate governance mampu menghasilkan pengaruh


positif terhadap nilai perusahaan titik semakin Tingginya tingkat implementasi
GCG, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan
tingginya harga saham. Sedangkan pada perusahaan kecil penerapan corporate
governance yang baik mampu mempunyai kesempatan bertumbuh yang tinggi
(Retno M. & Priantinah, 2012)
Namun pada penerapannya, proses penerapan good corporate
governance tidak berdampak secara langsung kepada kinerja perusahaan dalam
jangka pendek. manfaat penerapan good corporate governance bersifat long
term atau jangka panjang. Penerapan good corporate governance Ini seharusnya
menjadi kultur bagi perusahaan, tetapi penerapannya sekarang sebagian besar
hanya karena dorongan regulasi. Kurangnya keseriusan perusahaan-perusahaan
di Indonesia dalam penerapan good corporate governance ini disebabkan oleh
buruknya sistem birokrasi dan penegakan hukum di Indonesia.
Akhir-akhir ini, terkuak kasus yang sedang banyak dibicarakan oleh
masyarakat yaitu kasus yang terjadi pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara
Jiwasraya. Jiwasraya adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di
sektor asuransi. Perusahaan Jiwasraya didirikan sejak kolonial Belanda di mana
perusahaan Jiwasraya pada awalnya harus menunda pembayaran klaim atas 711
Polis atau sebesar 802 miliar. Banyaknya kebijakan yang meninggalkan masalah
dari investasi saham resiko tinggi dan munculnya produk Jiwasraya saving
Finance secara instan. Jiwasraya saving
Finance baru saja diluncurkan 5 tahun yang lalu dan merupakan investasi
yang dibalur dengan investasi. Di sini nasabah cukup membayar sebesar 1 juta di
awal dan tahun berikutnya nasabah dapat mengambil klaim tersebut yang dibalur
dengan asuransi yang selama 5 tahun. Sebesar 17000 nasabah tergiur,
pendapatan premi asuransi tersebut mampu mendongkrak kinerja perusahaan
Jiwasraya dalam sekejap tetapi dapat menimbulkan persoalan yaitu ketika klaim
jatuh tempo terjadi pada Oktober tahun 2018 dan perusahaan ini menunda
pembayaran polis sebesar 802 miliar dan membengkak menjadi belasan Triliun
Rupiah karena bunga dan kompensasi yang begitu tinggi.
Kemudian, Jiwasraya juga mengalami kerugian besar akibat berinvestasi
di Reksadana saham resiko tinggi usulan 2 orang swasta tujuannya demi
mendapatkan keuntungan yang besar. 2 saham tersebut di antara lain adalah dari
PT Hanson International Tbk dan PT Trada alam minera Tbk. Di sini diduga bahwa
harga saham dari kedua perusahaan tersebut sengaja digoreng karena adanya
persengkongkolan yang dilakukan sehingga harga saham mereka turun drastis
pada jangka waktu 1 tahun dan tidak terdeteksi keanehannya oleh Bursa Efek
Indonesia. Perserorangan ini bahkan menempatkan 22,4% Dari aset keuangan
atau sebesar 5,7 triliun rupiah. Yaitu sebagian besar pada perusahaan dengan
kinerja buruk. Kasus tersebut kemudian melebar hingga masalah korupsi. Hingga
Agustus 2019 lalu, Kejaksaan menaksir kerugian negara untuk kasus dugaan
korupsi ini mencapai 13,7 Triliun RupiahKonstruksi hukum tentu sesuai dengan
pasal dan dan yang disangkakan yaitu pasal 2 atau pasal 3 UU Tipikor atau tindak
pidana korupsi. Artinya membangun konstruksi hukum secara utuh sebagaimana
perbuatan yang diduga melanggar hukum yaitu, fee broker, pembelian saham
yang tidak likuid dan pembelian reksadana, kata kepala pusat penerangan hukum
Kejaksaan Agung hari Setiyono di Jakarta Senin (20/01/2020).

Dalam hal ini kejagung setelah resmi menetapkan 5 orang yang terkait
dugaan korupsi pada PT Jiwasraya kritik 5 tersangka tersebut yaitu Benny
tjokrosaputro yang merupakan Dirut PT Hanson International Tbk, Heru Hidayat
selaku komisaris Utama PT Trada alam minera Tbk, Hari Prasetyo yang merupakan
direktur keuangan Jiwasraya periode 2013 sampai dengan 2018, hendrisman
rahim yaitu Direktur Utama Jiwasraya periode 2008 sampai dengan 2018 dan
Syah Mirwan mantan Kepala Divisi investasi dan keuangan Jiwasraya.
Saya sebagai mahasiswa akuntansi melakukan sebuah analisis Bagaimana
penerapan GCG dalam PT Jiwasraya Tbk ini. Penelitian ini ditekankan atas temuan
investigasi BPK terhadap Jiwasraya yang semakin menguak kejeblokan Jiwasraya
termasuk adanya kerangka kongkalikong di dalamnya. BPK menegaskan adanya
16 temuan terkait pengelolaan bisnis, investasi dan pendapatan Jiwasraya. Hasil
audit investigasi BPK memperlihatkan kasus asuransi gagal bayar bermula sejak
tahun 2006 pada saat itu menurut catatan BPK, PT Jiwasraya telah mengukuhkan
laba semu, pada tahun 2014 Jiwasraya malah menggelontorkan dana nya untuk
sponsor suporter bola Manchester City. Kemudian pada tahun 2015 Jiwasraya
meluncurkan produk JS saving plan dengan cost of fund di atas bunga deposito.
Kemudian pada tahun yang sama ma berikan kontribusi pendapatan tertinggi.
Selanjutnya pada tahun 2017 opini tidak wajar dalam laporan keuangan karena
kurang pencadangan sebesar 7, 7 triliun 2018 Jiwasraya bukukan kerugian
audited sebesar 15,3 triliun. Pada tahun 2019 pada bulan September Jiwasraya
mengalami kerugian yang menurun yaitu sebesar 13,7 triliun dan pada bulan
November 2019 mengalami negatif equity sebesar 27, 2 triliun.
Tidak hanya itu, berdasarkan situs resmi perseroan ini, bahwa catatan
terakhir laporan keuangan dilakukan untuk tahun buku 2017. Padahal, dalam
peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK. 05 5/2 2017 tentang laporan
berkala perusahaan perasuransian di pasal 8 disebutkan bahwa perusahaan
perasuransian wajib menyampaikan laporan berkala kepada OJK dalam bentuk
laporan bulanan, triwulan, semesteran, dan laporan lain.
Dalam sebuah perusahaan, penerapan good corporate governance
diharapkan mampu membawa perusahaan ke kondisi yang terstruktur sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan profesional. Perlu diketahui, terdapat prinsip-
prinsip GCG yang di antara lain adalah lebih dikenal dengan istilah TARIF (
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independence, kesetaraan dan
kewajaran). Dan penerapan prinsip-prinsip ini dalam PT Jiwasraya Tbk adalah
sebagai berikut:

1. Transparansi.
Penerapan prinsip transparansi pada PT Jiwasraya Tbk belum
dijalankan dengan baik meskipun pada dasarnya PT Jiwasraya ini
sudah menerapkan GCG nya. Dalam hal ini perusahaan kurang tegas
atas prinsip-prinsip yang ada terutama prinsip transparansi. Informasi
seperti struktur perusahaan peraturan perusahaan, kebijakan
perusahaan, serta serta segala layanan yang ada ada sudah
tersampaikan dengan baik kepada umum. Dalam penyampaian
kebijakan juga telah dijalankan dengan baik titik perusahaan juga telah
menyediakan informasi untuk di akses oleh publik dengan
menggunakan https:// www.jiwasraya.co.id.

Namun dari hasil yang didapatkan oleh DPK, PT Jiwasraya Tbk masih
ada indikator transparansi yang belum dilaksanakan, yakni pada
indikator penyampaian informasi laporan keuangan, keterbukaan
perusahaan terhadap laporan keuangan tidak dipublikasi kepada publik
titik hal ini dibuktikan bahwa pada situs resmi menunjukkan catatan
terakhir laporan keuangan dilakukan untuk tahun buku 2017. Selain itu
PT Jiwasraya Tbk juga terbukti melampirkan laba semu pada tahun
2016 dan juga memanipulasi labanya.
Selain itu, adanya dugaan korupsi ataupun Kongkalikong antara dua
konglomerat swasta yaitu Benny tjokrosaputro dari pihak PT Hanson
International Tbk dan juga dari PT Trada alam minera Tbk dengan
oknum PT Jiwasraya membuktikan bahwa tidak adanya transparansi
dan tidak memadai pada usulan saham yang memadai. Hal tersebut
mengakibatkan kerugian yang cukup besar dan merugikan negara.

2. Akuntabilitas.
Akuntabilitas ini merupakan kejelasan fungsi, sistem, serta struktur
perusahaan. Akuntabilitas dalam perusahaan mampu membantu proses
pengelolaan perusahaan secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Hal ini dapat
menghasilkan kinerja perusahaan secara transparan dan wajar.
Struktur perusahaan pada PT Jiwasraya Tbk telah tersampaikan pada
situs resmi Jiwasraya. Namun dalam struktur organisasi ini belum
terdapat tugas-tugas dari setiap jabatan dan juga belum mencantumkan
jabatan dewan komisaris. Selain itu adanya dugaan korupsi yang
diungkap oleh BPK, menunjukkan bahwa petinggi atau oknum tersebut
kurang memegang tanggung jawab yang diemban dalam pengabdian di
perusahaan tersebut. Hal ini juga terbukti karena adanya pemalsuan
laporan keuangan yang berakhir merugikan berbagai pihak.

3. Responsibilitas.
Dari hasil analisa, perusahaan perlu menerapkan prinsip
responsibilitas. Ditinjau dari segi tanggung jawab perusahaan
perusahaan belum memenuhi tanggung jawab kepada masyarakat yaitu
Karena perusahaan tidak dapat membayarkan polis nasabah produk
saving plan yang jatuh tempo sebesar 802 miliar dan kemudian karena
banyaknya nasabah yang tidak ingin memperpanjang asuransinya
comma menyebabkan Jiwasraya harus menyediakan dana lebih besar
hingga saat ini terdeteksi bahwa kerugian mencapai 13,7 triliun.

4. Independensi.
Dari hasil penelitian, PT Jiwasraya Tbk dalam menerapkan prinsip
independensi bisa dilihat bahwa tidak adanya dominasi antara divisi di
mana tidak adanya salah satu divisi yang mengatur divisi lain sehingga
divisi lain memperoleh tekanan. Namun, di sini dilihat adanya
intervensi pihak tertentu dan juga adanya persengkongkolan antara
oknum pejabat PT Jiwasraya dengan Bayu tjokrosaputro selaku
petinggi PT Hanson International dan Heru Hidayat selaku petinggi PT
Trada alam minera Tbk yang pada saat ini telah menjadi tersangka
dugaan korupsi. Karena adanya persekongkolan tersebut maka negara
dirugikan sebesar 13,7 triliun.

5. Kesetaraan dan kewajaran.


Prinsip fairness menggambarkan kesamaan dan kewajaran. Dalam
prinsip ini, kewajaran dalam PT Jiwasraya masih buruk. Hal ini
dibuktikan dengan adanya laba yang yang naik turun secara signifikan
dari tahun ketahun dan juga laporan keuangan yang tidak disajikan atau
diungkapkan kepada publik seperti menyimpan sebuah rahasia.

E. Penanganan dan Solusi Asuransi Jiwasraya


Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh
Santoso membeberkan dua skenario menyelamatkan Asuransi Jiwasraya:
1. Jiwasraya sudah membentuk anak perusahaan Jiwasraya Putra.
Dan Jiwasraya Putra ini sudah diberikan konsesi untuk mengcover
asuransi beberapa BUMN, Jiwasraya Putra ini akan melakukan,
menarik investor. Karena kan ini bisnisnya sudah ada, sehingga
dengan hasil itu bisa untuk men top up cashflow.
2. Mempersiapkan mitigasi jangka panjang. Dalam hal ini, OJK telah
bekerjasama dengan pemerintah, pemilik dan Kementerian
BUMN untuk memperkuat bisnis Jiwasraya, untuk jangka panjang
yakni sudah lagi dibicarakan dengan pemerintah, pemilik, bumn
bagaimana skenario jangka menengah panjangnya. Sehingga
cashflow jangka pendek teratasi dengan cara tadi dan ke depan
jangka menengah panjang ada program bagaimana memperkuat
bisnis Jiwasraya.

Kemenkeu meyakini masalah keuangan perusahaan bisa


diselesaikan tanpa suntikan uang negara. Perusahaan membutuhkan
tambahan modal Rp 32,89 triliun.
Kementerian Keuangan meyakini masalah keuangan Jiwasraya bisa
ditangani tanpa suntikan uang negara. Direktur Utama Jiwasraya Hexana
Tri Sasongko pun menjelaskan, beberapa skenario sudah disiapkan guna
menangani masalah, dari mulai penjualan anak usaha hingga pembentukan
Lembaga Penjamin Polis perusahaan akan menjual anak usahanya
Jiwasraya Putra. Jiwasraya Putra sama sekali tidak ada kaitan bawa utang
induk, mudah-mudahan bisa.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pernah menyatakan
ada delapan investor asing yang berminat mengakuisisi anak usaha tersebut.
Sekadar gambaran, dalam rapat dengan Komisi XI DPR terungkap bahwa
perusahaan membutuhkan tambahan modal Rp 32,89 triliun untuk
memenuhi rasio kecukupan modal berbasis risiko (RBC) 120%.
Hexana membeberkan strategi lain yang disiapkan guna menangani
persoalan keuangan perusahaan yakni pembentukan Lembaga Penjamin
Polis (LPP). Namun, ia tak memaparkan lebih lanjut mengenai LPP dan
perannya ke depan dalam penanganan masalah JIwasraya. Pembentukan
induk BUMN sektor keuangan juga disebutnya sebagai langkah yang bisa
menolong Jiwasraya. Sedangkan dari segi bisnis, ia menyatakan perusahaan
akan terus berupaya menghasilkan dana segar, di antaranya lewat penerbitan
produk-produk asuransi dengan menggandeng perusahaan reasuransi
(Finre).
Hexana optimistis bisa meraup lebih banyak dana segar dari
penjualan produk baru. Sejak menduduki jabatan tersebut pada akhir 2018,
pihaknya bisa menghimpun dana segar hampir Rp 5 triliun. Dana ini dari
hasil reaktivasi aset-aset perusahaan dan transformasi pada produk-produk
asuransi tradisional.
Dirut Jiwasraya Beberkan Penyelesaian Masalah Finansial Tanpa
APBN. Hexana mengakui perusahaan memang tengah menghadapi
persoalan yang serius. Namun, dia mamastikan pihaknya dan pemegang
saham yaitu Kementerian BUMN akan mencari solusi. Ia pun berharap
langkah-langkah yang berencana ditempuh perusahaan bisa menenangkan
nasabah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan
mengambil langkah membentuk induk usaha di sektor industri alias holding
asuransi untuk mengatasi kasus gagal bayar Jiwasraya. Dipastikan
pembentukkan holding ini akan berlangsung pada tahun 2020 mendatang
setelah direstui oleh Presiden.
Tujuan dari pembentukkan holding asuransi tersebut sebagai solusi
kasus gagal bayar Jiwasraya. Nantinya holding asuransi bisa menghimpun
dana yang bisa digunakan untuk membayar ganti rugi nasabah Jiwasraya,
Saat ini, para nasabah Jiwasraya terus menuntut ganti rugi, termasuk datang
langsung ke Kantor Kementerian BUMN. Bila Presiden memberikan
persetujuan, maka nantinya perusahaan holding tersebut membutuhkan 1-2
bulan untuk memiliki cukup dana untuk mengembalikan uang nasabah.
Erick menyebut, holding asuransi merupakan upaya pemerintah melalui
BUMN untuk hadir, bertanggung jawab dan memberi solusi atas persoalan
gagal bayar perusahaan pelat merah. Bayangkan apakah itu (gagal bayar
Jiwasraya) menjadi skenario pemerintah? itu tidak. Itu oknum, tapi
pemerintah hadir untuk rakyat, bertanggungjawab memberikan solusi.
Sementara terkait kasus-kasus hukum Jiwasraya lanjut Erick,
penegak hukum yang akan mengusut tuntas. Namun, dari segi korporasi,
pemerintah akan terus mengupayakan mencari solusi penyelesaian
masalahnya. Erick menyebut, ada kerugian gagal bayar klaim nasabah
asuransi Jiwasraya hingga Rp 2 triliun. Namun dananya masih dalam
perhitungan serta pembahasan antara Kementerian BUMN dan
Kementerian Keuangan.
Di situ mungkin ada kira-kira Rp 1,5 sampai 2 triliun per tahun.
Makanya saya bilang pasti ada rekstrukturisasi. Itu langkah awal. Langkah
kedua dan ketiga juga ada, tapi belum bisa dibicara langkahnya secara
korporasi. Namun ditegaskan kembali, pemerintah akan bertanggungjawab
akan mengganti seluruh uang nasabah Jiwasraya yang hilang. Tapi,
pemerintah pasti akan memberikan solusi supaya ada kepastian. Bagaimana
pun juga kan ini uang publik, uang rakyat.

F. Dasar teori dalam menangani penanganan tersebut


Mengapa kasus Asuransi Jiwasraya harus ditangani?berikut dasar
teori mengapa kasus tersebut harus ditangani.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
mengakui permasalahan gagar bayar klaim asuransi Jiwasraya bukan
merupakan kasus yang mudah diatasi. Hal itu diakui Erick saat rapat dengan
panitia kerja Jiwasraya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta. Permasalahan
Jiwasraya ini bukan permasalahan yang ringan, cukup panjang. Erick
menjelaskan, permasalahan yang ada di perusahaan plat merah itu terjadi
karena manajemen Jiwasraya sebelumnya tak mengelola investasi dengan
baik. Ini jadi perhatian khusus kami agar bagaimana proses investasi dan
penempatan saham harus diperketat.
Jiwasraya juga menawarkan bunga yang tinggi kepada nasabahnya.
Adapun bunga yang ditawarkan Jiwasraya 9 sampai 13 persen. Jauh
daripada apa yang ada di pasar. Ini jadi hal penting ke depannya, perlu ada
safety investasi tak hanya kejar dari sisi bunga, tapi tentu pensiun jangka
panjang harus dioptimalkan, harus ada kepastian.
Seperti diketahui, skandal investasi PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) terus bergulir. Perusahaan BUMN asuransi ini mengalami gagal
bayar polis kepada nasabah terkait produk investasinya, JS Saving Plan.
Nilai tunggakan pada nasabahnya tak tanggung-tanggung, mencapai Rp
12,4 triliun. Seretnya keuangan Jiwasraya bermula dari jatuhnya nilai
portofolio saham yang dimilikinya.
JS Saving Plan merupakan produk asuransi jiwa sekaligus investasi
yang ditawarkan melalui perbankan atau bancassurance. Berbeda dengan
produk asuransi unit link yang risiko investasinya ditanggung pemegang
polis, JS Saving merupakan investasi non unit link yang risikonya
sepenuhnya ditanggung perusahaan asuransi.
Tujuh bank yang menjadi agen penjual yakni PT Bank Rakyat
Indonesia, Standard Chartered Bank, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT
Bank QNB Indonesia, PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank Victoria
International Tbk (BVIC), dan PT Bank KEB Hana. JS Saving Plan yang
ditawarkan dengan jaminan return sebesar 9 persen hingga 13 persen sejak
2013 hingga 2018 dengan periode pencairan setiap tahun. Nilai return ini
jauh lebih tinggi atau hampir dua kali lipat daripada bunga yang ditawarkan
deposito bank yang saat ini besarannya di kisaran 5-7 persen. Untuk itu
kasus Asuransi Jiwasraya harus dilakukan penanganan sebagaimana yang
telah dijelaskan pada poin ketiga.
Selain itu juga mengapa kasus Asuransi Jiwasraya harus ditangani
karena Asuransi Jiwasraya memiliki tujuan yang mulai yaitu, Asuransi
Jiwasraya terlahir dengan gagasan mulia: mendidik masyarakat
merencanakan masa depan. Sebuah gagasan besar yang telah lebih dari 152
tahun lalu disadari makna pentingnya oleh para perintis, pendiri dan penentu
kebijakan di Republik ini. Untuk mengemban tugas mulia ini, Jiwasraya
mengerahkan seluruh dedikasi dan keahliannya untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan masyarakat akan asuransi jiwa dan perencanaan keuangan yang
semakin kompleks dan kompetitif.
Komitmen dan semangat untuk terus menjadikan gagasan mulia
tersebut sebagai landasan pelayanan dan panduan gerak laju bisnisnya
mengantarkan Jiwasraya pada berbagai penghargaan kinerja tidak hanya
diakui di Indonesia saja, bahkan dunia. Pada tahun 2011, Jiwasraya untuk
kedua kalinya meraih penghargaan World Finance Award untuk
kategori Insurance Company of The Year. Sebuah apresiasi membanggakan
yang akan memacu lahirnya berbagai inisiatif dan terobosan penting bagi
pencapaian kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Menjawab ketatnya tantangan kompetisi global, Jiwasraya terus
menata seluruh lini pelayanannya untuk bekerja lebih efisien dan produktif,
seraya mengoptimalkan berbagai potensi yang dimiliki. Pada sisi produk,
Jiwasraya tidak pernah berhenti melakukan inovasi berdasarkan
perhitungan dan benchmack yang cermat (new product development).
Sumberdaya dan energi perusahaan juga difokuskan pada berbagai lini
penting agar dapat meningkatkan level produktivitas kinerja sehingga
mampu mendorong pencapaian target. Apek pemasaran sebagai garda
depan penjualan didukung melalui kegiatan promosi yang dilakukan sejalan
dengan peningkatan kualifikasi, keahlian dan jumlah agen untuk
menguatkan penetrasi ke wilayah dan segmen yang belum tergarap optimal.
Jiwasraya juga telah melakukan investasi yang serius untuk meningkatkan
kapasitas kinerja dari sisi teknologi informasi sehingga mampu memberikan
dampak yang signifikan pada percepatan, kehandalan dan keakuratan
pelayanan.
Kasus Asuransi Jiwasraya harus ditangani untuk mencapai tujuan
dari Asuransi Jiwasraya sendiri, melalui berbagai strategi, inisiatif strategis,
sikap, tindakan yang makin profesional, yang dilandasi tujuan mulia,
Jiwasraya memacu langkah menuju 5 (lima) besar perusahaan asuransi jiwa
di Indonesia yang membanggakan Indonesia dan diakui dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang bergerak di sektor asuransi. Artinya, pemilik Jiwasraya
adalah pemerintah Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), asuransi adalah pertanggungan yaitu perjanjian antara dua pihak.
Pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak lain
berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya pada pembayar iuran bila
terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai
perjanjian yang dibuat.
 Aset Asuransi Jiwasraya
Berdasarkan Laporan Keuangan per 31 Desember 2016, aset
Jiwasraya tercatat mencapai Rp 38,635 triliun. Angka tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya di mana aset Jiwasraya tercatat Rp
25,609 triliun. Berdasarkan data pada 2016, terdapat 17 Cabang, 71
Perwakilan dan 256 Unit Produksi Jiwasraya dengan jumlah karyawan
mencapai 1.135 orang.
 Permasalahan Asuransi Jiwasraya

 Menteri Keuangan Sri Mulyani Mencium Adanya Kasus


Kriminal di Jiwasraya
 Ekuitas Jiwasraya Negatif Mencapai Rp23,92 triliun
 Jiwasraya Sembrono dalam Berinvestasi
 Kerugian Nasabah Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera
dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Mencapai Rp50 triliun
 Kementerian BUMN Belum Menerima Surat Pengajuan
Audiensi Nasabah Jiwasraya
 Persoalan Jiwasraya Sudah Berlangsung 10 tahun
 Gagal Bayar Polis Jatuh Tempo Nasabah Jiwasraya Diduga
Merupakan Tindak Pidana Korupsi
 Korupsi di Jiwasraya Diperkirakan Libatkan 13 Perusahaan
Reksadana
 Jiwasraya Telah Banyak Melakukan Investasi Pada Aset-aset
dengan Risiko Tinggi
 89 Orang Diperiksa Terkait Kasus Jiwasraya
 Masalah Jiwasraya di Era SBY Sudah Selesai, Muncul Lagi di
2018
 Kasus Jiwasraya Membuat Kerugian Negara Mencapai Rp13,7
triliun
 Penanganan dan Solusi Asuransi Jiwasraya
1. Jiwasraya sudah membentuk anak perusahaan Jiwasraya Putra.
Dan Jiwasraya Putra ini sudah diberikan konsesi untuk mengcover
asuransi beberapa BUMN, Jiwasraya Putra ini akan melakukan,
menarik investor. Karena kan ini bisnisnya sudah ada, sehingga
dengan hasil itu bisa untuk men top up cashflow.
2. Mempersiapkan mitigasi jangka panjang. Dalam hal ini, OJK
telah bekerjasama dengan pemerintah, pemilik dan Kementerian
BUMN untuk memperkuat bisnis Jiwasraya, untuk jangka panjang
yakni sudah lagi dibicarakan dengan pemerintah, pemilik, bumn
bagaimana skenario jangka menengah panjangnya. Sehingga
cashflow jangka pendek teratasi dengan cara tadi dan ke depan
jangka menengah panjang ada program bagaimana memperkuat
bisnis Jiwasraya.

B. Saran
Sebaiknya Asuransi Jiwasraya tidak terlalu memberi bunga yang terlalu
besar kepada nasabah. Dan juga tidak sembrono dalam berinvestasi,
penempatan investasi perseroan yang sembrono membuat Asuransi
Jiwasraya mengalami defisit. kebijakan investasi yang dilakukan Jiwasraya
juga harus dilakukan melalui rapat direksi hingga tingkat komisaris agar
tidak terjadi investasi yang sembrono.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianingsih, Arum. 2012. Analisis Mekanisme Corporate Governance Pada Pemberian


Opini Audit dengan Penjelasan Going Concern. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
(Online) Vol 11, No 1 (http://portalgaruda.org/download_article), (diakses 25
Oktober 2013).

Basrowi & Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan
Cendekia.

Cahyaningsih & Venty. 2011. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan


Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung jawab Sosial. Jurnal
Siasat Bisnis (Online), Vol 15, No2. (http://fecon.uii.ac.id), (diakses 20 Januari
2013).

Febriyanti, Diah. 2010. Good Corporate Governance Sebagai Pilar Implementasi Corporate
Social Responsibility (Studi Kasus pada PT.Bank X, Tbk). Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal.Bandung : Alfabeta.


http://jhohandewangga.wordpress.com. 27Februari 2012. Makalah Tentang
Asuransi. (diakses 31 Januari 2014).

http://www.jiwasraya.co.id

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan
Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi PadaPerusahaan
Publik di BEJ). Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.

Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/M- MBU/2002 tentang penerapan praktik Good


Corporate Governance pada BUMN. Jakarta: Kementerian BUMN.

Nuryanah. 2004. Analisis Ketaatan Emiten terhadap Board Governance. Studi Kasus
Tahun 2002, Simposium Nasional Akuntansi VII, Desember, Hal 246-255.

Oktafia, Yufenti. 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.
(Online), (http://ejournal.uin- malang.ac.id), (diakses 25 Oktober 2013).

Pasorong, Andrew Mikha. 2012. Evaluasi Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate


Governance Terhadap Prosedur Pemberian Kredit Pada Lembaga Perbankan (Studi
Empiris Pada PT. Bank Central Asia (Persero) Tbk). Skripsi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Busines. Buku 1, edisi 4, Jakarta: Salemba
Empat.. 2006. Research Methods For Busines. Buku 2, edisi 4, Jakarta: Salemba
Empat.

Sundayani, Lilir. 2013. Pengaruh Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate
Governance (GCG). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung.

Susiana. & Herawaty, A. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate


Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan, Simposium
Nasional Akuntansi X, Juli, Hal. 1-31.
Tadikapury, Violetta Jingga. 2011. Penerapan Good Corporate Governance.Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai