Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah - Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemerintah, Negara, dan Warga
negara.
Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan
upaya kecuali atas pertolongan Allah SWT.
kami sendiri juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga nantinya makalah ini dapat menjadi
lebih baik.
Makalah ini dikembangkan secara teoritis yang dapat dikembangkan
mahasiswa/mahasiswi melalui diskusi agar dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang ingin membacanya.

Palembang, 1 April 2021

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian hakikat pemerintah…………………………………………6


B. Bentuk – bentuk pemerintahan…………………………………………7
C. Bentuk – bentuk negara…………………………………………………8
D. Pengertian warga negara………………………………………………..8
E. Hak dan kewajiban warga negara………………………………………9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ……. …………………………………………………13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur dengan bentuk Pemerintahan Republik Indonesia yang dikepalai oleh seorang
Presiden. Untuk mewujudkan tujuan negara dimaksud diselenggarakan pemerintahan oleh
Pemerintah Negara Indonesia.

Suatu negara pada umumnya memiliki penduduk (warga negara) dalam jumlah besar,
maka sebuah keputusan tidak mungkin ditentukan oleh seluruh warga negara. Oleh karena itu
untuk menetapkan keputusan diperlukan adanya lembaga perwakilan rakyat. Sejalan dengan
sistem demokrasi perwakilan, maka secara kelembagaan perlu adanya lembaga perwakilan
rakyat daerah yang dibentuk sacara demokratik. Demikian pula penyelenggaraan
pemerintahan harus dijalankan secara demokratik yang meliputi tata cara penunjukan pejabat,
penentuan kebijakan, pertanggungjawaban, pengawasan, dan lain-lain.

Negara yang menganut demokrasi, keberadaan lembaga perwakilan rakyat sangat


diperlukan karena pada dasarnya setiap kebijakan publik harus dirumuskan dan diputuskan
oleh dan untuk rakyat sendiri. Mekanisme pemerintahan harus dilakukan dengan tata cara
yang demokratik pula. Berdasarkan hal tersebut lahirlah berbagai mekanisme demokratik,
seperti sistem pemilihan anggota lembaga perwakilan rakyat, sistem pemilihan penyelenggara
pemerintahan (Gubernur, Bupati, Walikota), sistem hubungan tanggung jawab antara
lembaga perwakilan rakyat dengan penyelenggara pemerintahan, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun menyusun rumusan masalah yaitu


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pemerintah?


2. Apa saja bentuk-bentuk pemerintahan?
3. Apa saja bentuk-bentuk negara?
4. Apa yang dimaksud dengan negara?
5. Apa saja hak dan kewajiban warga negara?

3
C. Tujuan Penulis
Tujuan penyusun dalam melakukan penyusunan makalah ini adalah yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat pemerintah
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pemerintah.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara.
4. Untuk mengetahui pengertian warga Negara
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga Negara

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pemerintah

Hakikat Pemerintahan Istilah bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan, mempunyai


arti berbeda. Untuk memahami lebih detail, terlebih dahulu Anda akan diajak mempelajari
tentang hakikat pemerintahan. Hakikat pemerintah memiliki arti luas dan arti sempit, yaitu
sebagai berikut.

1. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu segala aktivitas yang dilakukan negara guna
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat serta kepentingan negara yang meliputi eksekutif,
legislatif, dan yudikatif dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah.

2. Pemerintahan dalam arti sempit, yaitu segala aktivitas yang diselenggarakan hanya oleh
eksekutif saja, dalam hal ini presiden, raja, ataupun perdana menteri.

Dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia” (1982), Dr. E. Utrecht, S.H.
berpendapat tentang istilah pemerintah yang meliputi 3 pengertian berikut ini.
1. Pemerintah adalah kumpulan semua badan kenegaraan yang berkuasa memerintah dalam
arti kata yang luas, termasuk semua badan kenegaraan yang berkewajiban menyelenggarakan
kesejahteraan umum yaitu badan-badan kenegaraan yang bertugas membuat peraturan
(legislatif), badan-badan kenegaraan yang bertugas menyelenggarakan dan mempertahankan
peraturan yang dibuat oleh badan-badan yang disebut pertama (eksekutif), badan-badan
kenegaraan yang bertugas mengadili (yudikatif).

2. Pemerintah adalah kumpulan badan-badan kenegaraan tertinggi atau satu badan


kenegaraan-kenegaraan tertinggi yang berhak memerintah di wilayah sesuatu negara, seperti
Raja, Presiden, Badan Soviet Tertinggi.

3. Pemerintah dalam arti Presiden bersama-sama dengan kabinet.


Jadi pengertian pemerintahan mencakup seluruh badan-badan/lembaga-lembaga negara
yaitu legislatif, eksekutif, yudikatif, serta ada yang hanya terdiri satu badan saja yaitu
eksekutif. Kekuasaan suatu negara terdiri dari tiga macam kekuasaan, yaitu sebagai berikut.

1. Kekuasaan Legislatif

5
Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat undang-undang atau disebut dengan
rule making function. Legislatif ialah badan deliberatif pemerintah dengan kekuasaan
membuat hukum. Lembaga Legislatif antara lain, yaitu parlemen, kongres, dan asembli
nasional. Pada sistem pemerintahan Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan
mengangkat eksekutif. Pada sistem pemerintahan Presidensial, legislatif adalah cabang
pemerintahan yang sama dan bebas dari eksekutif. Sebagai tambahan atas menetapkan
hukum, legislatif biasanya memiliki kekuasaan untuk menaikkan pajak, menetapkan budget,
dan pengeluaran uang lainnya. Legislatif kadangkala melaksanakan perjanjian dan
mendeklarasikan perang.

2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang atau disebut
dengan rule application function.
3. Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran undang- undang
atau disebut dengan rule adjudication function.

B. Bentuk – Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan negara dapat dibedakan ada beberapa jenis, yakni otokrasi, oligarki,
monarki dan republik.

1. Otokrasi

Otokrasi adalah negara yang diperintah dengan kekuasaan tunggal seperti raja atau
diktator yang tidak dapat di ganggung gugat.

2. Oligarki

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Oligarki adalah pemerintahan yang
dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu

3. Monarki

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang seorang raja atau
kaisar. Pada sistem pemerintahan tersebut biasanya akan berlangsung sepanjang hayat sang
raja, ratu, atau sultan.

6
4. Republik

Republik adalah negara yang dijalankan berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara demokratis melalui pemilihan umum.

Dalam buku Bentuk Negara dan Pemerintah RI (2010) karya Muh. Nur El Ibrahim, jika
kita berbicara mengenai bentuk negara maka tengah membicarakan bagaimana sifat atau
hubungan antara kekuasaan pusat saat berhadapan dengan daerah.

Hubungan seperti itu disebut pula sebagai hubungan vertikal, artinya pusat yang
diasumsikan berada di atas daerah. Jika berbicara mengenai bentuk pemerintahan, maka
tengah berbicara mengenai kekuasaan dalam arti horizontal

C. Bentuk – Bentuk Negara

Bentuk negara Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),


bentuk suatu negara dapat dibedakan menjadi, yakni negara kesatuan dan serikat (federal).

1. Negara kesatuan

Dalam negara kesatuan, kedaulatan negara bersifat tunggal dan di dalamnya tidak
terdapat negara bagian. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas
tertinggi. Sementara wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Contoh negara yang
memiliki bentuk kesatuan, seperti Spanyol, Brunei Darussalam, dan Indonesia .

2. Negara serikat (federal)

Kedaulatan di negara serikat atau federal berasal dari negara bagian. Di mana sebagian
kedaulatan tersebut diserahkan kepada negara federal. Sehingga pada hakikatnya kedaulatan
berada pada negara bagian. Contoh negara yang berbentuk serikat seperti Amerika Serikat,
India, dan Jerman. ciri-ciri negara serikat, yakni: Mempunyai lebih dari satu kepala negara
Memiliki lebih dari satu konstitusi Memiliki lebih dari satu kabinet Memiliki lebih dari satu
lembaga perwakilan.

D. Pengertian Warga Negara

7
Warga negara ialah penduduk sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga
dari negara itu.

Orang yang disebut warga negara bisa berupa warga lokal atau warga negara asing di
sebuah negara. Secara umum, ada asas kewarganegaraan yang digunakan untuk menentukan
warga negara seseorang.

Pertama ialah asas ius sanguinis yang didasarkan pada keturunan darah atau
kewarganegaraan orang tuanya. Kemudian yang kedua adalah asas ius soli yang didasarkan
pada tempat kelahiran seseorang.

Adapun negara Indonesia menerapkan yang pertama, asas ius sanguinis. Orang yang
tercatat sebagai warga negara Indonesia kerap disingkat WNI.

Pengertian Warga Negara menurut Para Ahli

1. Menurut A.S. Hikam (2004)

Menurut A.S. Hikam, warga negara adalah anggota dari suatu komunitas atau kelompok
yang membentuk suatu negara.

2. Menurut Koerniatmanto S

Warga negara ialah anggota suatu negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya, memiliki hubungan hak dan kewajiban yang sifatnya timbal-balik terhadap
negaranya.

3. Menurut Ko Swaw Sik (1957)

Warga negara ialah semua orang yang memiliki ikatan hukum dengan suatu negara.

4. Menurut Purwadarminta

Pengertian warga negara menurut Purwadarminta ialah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara.

E. Hak Dan Kewajiban Warga Negara

1.  Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).

8
2.  Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :

–   Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

–   Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

–   Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).

–   Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”

–   Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

–   Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

–   Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

–   Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia  :

–   Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

–   Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara”.

9
–   Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

–   Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

–   Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1.  Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.

2.  Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3.  Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4.  Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kewajiban warga negara menjungjung tinggi hukum menunjukkan bahwa warga negara
harus taat hukum. Siapa pun dan bagaimanapun posisi warga negara itu, apabila sudah
berhadapan dengan hukum, ia tidak bisa menghindar dari jeratan hukum. Demikian pula,
terhadap pemerintahan. Warga negara berkewajiban menaati penguasa yang legitimate, adil,
dan jujur. Penguasa ibarat sopir dalam sebuah kendaraan. Warga negara Sebagai penumpang
sudah seyogyanya mengikuti sopirnya.  Apabila penumpangnya ribut terus menerus,
kendaraan itu tidak dapat mencapai tujuan. Tentu saja, dengan catatan bahwa selama sopir itu
tidak ugal-ugalan, mabuk dan melanggar rambu lalu lintas. Jika demikian, Penumpang harus
memberi peringatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1016051179-4-BAB%201.pdf

https://www.seokilat.com/2020/02/jelaskan-hakikat-pemerintahan-bentuk.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/06/153000769/bentuk-negara-dan-bentuk-
pemerintahan--pengertian-dan-macamnya?page=all

Suhada, Idad. 2014. Ilmu Sosial dasar. Bandung: Insan Mandiri.


Hidayati, Nur dan Mawardi. 2000. IAD,ISD,IBD. Bandung: Pustaka Setia.
Wahyu, Ramdani. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Kawaguchi, Hasan. Bentuk-Bentuk Pemerintahan. 3 Maret 2015. kulpulan-
materi.blogspot.com/2012/02/bentuk-bentuk-pemerintahan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara

12

Anda mungkin juga menyukai