Lebih lengkap termasuk untuk Dasar Hukum Penerapan Sertifikat SMK3 di Indonesia,
terutama untuk mengikuti lelang / tender :
1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 , tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ).
2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 , tentang Tenaga Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 , Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1993 , Tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 , Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09 tahun 2008 , tentang Sistim Manajemen
K3.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 1980 , Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
8. KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERJA DAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM NOMOR : KEP. 174/MEN/1986 dan NOMOR: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Dan juga ada yang spesifik untuk Dasar Hukum Penerapan Sertifikat SMK3 di Indonesia,
terutama untuk mengikuti lelang / tender Jasa konstruksi :
1. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
4. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.
9. Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah.
10. Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata kerja Kementrian negara Republik Indonesia.
11. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
174/MEN/1986 &104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan keselamatan Kerja.
14. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Teknis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
Setelah beberapa kegiatan proses dalam kegiatan industri, barang dan jasa, pelaksanaan Audit
SMK3 perusahaan dilakukan dengan berbagai tujuan, arti dan manfaat yang memberikan
dampak tertentu pada masing masing perusahaan.
Pada masa lalu untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan di bidang penanganan K3
dipergunakan statistic kecelakaan berdasar standar ANSI Z-16.1.
yaitu :
– Kekerapan Kecelakaan (Frequency Rate), dan
– Keparahan Kecelakaan (Severity rate).
Indeks ini menggambarkan jumlah kekerapan dan keparahan dari kasus insiden yang terjadi di
masing masing unit perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Indeks di atas memiliki beberapa kelemahan antara lain :
– Menilai kecelakaan yang sudah terjadi dan telah timbul kerugian.
– Kurang mampu memberi peringatan (warning) jika terjadi kelemahan sistem, sehingga kurang
bermanfaat untuk usaha pencegahan.
– Tidak langsung menggambarkan kelemahan sistem yang harus diperbaiki.
Manfaat bisa didapatkan dalam Proses Jasa Sertifikasi SMK3, dilakukan secara konsisten,
berkala dan dengan cara mudah, cepat, biaya murah, antara lain :
– Memberikan suatu evaluasi yang sangat kuat mengenai pelaksanaan K3 diperusahaan /
tempatkerja.
– Memberikan tatacara penyelenggaraan system pengawasan mandiri yang terus menerus
terhadap sumber bahaya potensial dari K3 di perusahaan.
– Memberikan suatuindikator kuat bagi kinerja tenagakerja bahwa pihak manajemen
memperhatikan keadaan mereka terutama dalam hal pemenuhan syarat K3, termasuk
pembinaan dan pelatihan K3 guna peningkatan keahlian dan ketrampilan.
– Memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang hubungan kerja menuju efisiensi secara
menyeluruh.
– Membangkitkan daya saing positif pada Proses Jasa Sertifikasi SMK3 setiap perusahaan untuk
menjadi yang terbaik dalam bidang K3.
Interprestasi
Implementasi:
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MWFmNTEyZWUxZTNmNjE2MW
U4MjMxNWM0ZDY5OWJkNDA5YzAwMzIxZQ==.pdf