Anda di halaman 1dari 16

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 65

Jurnal Ilmiah TEKNO


Jurnal Ilmiah TEKNO diterbitkan oleh Fakultas Teknik (FT) bekerjasama dengan Jurnal Ilmiah Terpadu
Universitas Bina Darma (JIT-UBD) dan Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Bina Darma Press
(PPP-UBD Press) Palembang. Publikasi dilakukan secara berkala setiap tahun 2 (dua) kali (April dan
Oktober). Terbit pertama kali April 2004. ISSN: 1907-5243.

Koordinator Jurnal Ilmiah Terpadu


Nyimas Sopiah, S.Kom., M.M., M.Kom.

Ketua Penyunting
M. Kumroni Makmuri, S.E., M.Sc.

Penyunting Ahli
Prof. Suhei Matsuno (Jepang)
Dr. Ir. Hj. Susila Arita, DEA
Dr. Ir. Zainuddin Nawawi
Dr. Firdaus, M.T.

Penyunting Pelaksana
Ir. Hj. Hasmawaty A. R., M.M., M.T.
Yanti Pasmawati, M.T.
Ch. Desi Kusmindari, S.T., M.T.
Normaliaty Fithri, S.T., M.M.

Penata Administrasi
Ch. Desi Kusmindari, S.T., M.T.

Alamat Redaksi: Jalan Ahmad Yani No.12, Kampus Utama Lantai IV Universitas Bina Darma (UBD) Palembang,
Tel.0711-515679, Fax.0711-515582, Email: jurnal@mail.binadarma.ac.id, nyimas_sopiah@mail.binadarma.ac.id.

Dicetak di Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Bina Darma Press (PPP-UBD Press).
Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan.

66 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
Pedoman Penulisan Artikel

1. Penyunting menerima naskah Hasil Penelitian atau Tinjauan Pustaka dalam bahasa
Indonesia baku atau Bahasa Inggris, yang belum pernah dipublikasikan.
2. Naskah diketik dengan komputer menggunakan Ms. Word, di atas kertas ukuran A4, jenis
huruf Times New Roman ukuran 11. Naskah dicetak dan dikirim sebanyak 2 eksemplar
dengan melampirkan CD/DVD (berisi file naskah).
3. Judul naskah singkat, dengan kata-kata atau frasa kunci yang mencermainkan isi tulisan.
Data (para) penulis ditulis lengkap tanpa gelar pada lembar terakhir naskah, dengan
keterangan lembaga / fakultas / institusi tempat kerja dan bidang keahlian (jika ada).
4. Sistematika penulisan naskah, untuk:
a. Naskah Hasil Penelitian ; terdiri dari :
i. Abstrak berisi masalah penelitian, cara melaksanakannya, hasil dan
kesimpulan.
ii. Kata Kunci (ditulis dibawah abstrak).
iii. Pendahuluan (berisi latar belakang permasalahan, tujuan, ruang lingkup dan
teori-teori yang mendukung).
iv. Tata Cara / Metodologi Penelitian (berisi tentang objek penelitian, bahan,
peralatan, metoda yang digunakan, cara melaksanakan penelitian dan teori-
teori yang mendukung).
v. Hasil dan Pembahasan (hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan
dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, atau foto/gambar). Sedangkan
pembahasan, berisi tentang analisis dan hasil penelitian dengan mengacu pada
teori-teori mendukung dalam penelitian).
vi. Simpulan (menyimpulkan hasil penelitian yang diperoleh).
vii. Daftar Rujukan. Diutamakan apabila sumber pustaka/rujukan berasal lebih dari
1 sumber (buku, jurnal, internet, dll).
b. Naskah, kajian Teknologi dan Science; terdiri dari :
i. Abstrak.
ii. Kata Kunci.
iii. Pendahuluan.
iv. Pembahasan.
v. Kesimpulan/Penutup.
vi. Daftar Pustaka.
5. Naskah yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, abstraknya ditulis dalam
bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abstrak harus jelas dan ringkas, maksimal 150 kata,
diketik dalam satu alinea dengan huruf italic (miring) dengan jarak 1 (satu) spasi. Jumlah
halaman minimal 10 halaman dan maksimal 20 halaman.
6. Tabel/gambar sebaiknya diletakkan pada halaman tersendiri, umumnya di akhir teks.
Penulis cukup menyebutkan pada bagian di dalam teks, tempat pencantuman tabel atau
gambar.
7. Setiap tabel dan gambar diberi nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel dan gambar,
serta dilengkapi dengan sumber kutipan.
8. Daftar Rujukan disusun menurut alpabet penulis atau nomor urut. Urutan penulisan nama
penulis, tahun, judul, penerbit, kota terbit, dan halaman. Nama penulis mendahulukan nama
keluarga atau nama dibalik, tanpa gelar. Untuk kutipan dari internet berisi nama penulis,
judul artikel, alamat web site, tanggal akses.

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 67
9. Isi tulisan bukan tanggung jawab Penyunting. Penyunting berhak mengedit redaksionalnya
tanpa mengubah arti dan tidak tiadakan surat menyurat kecuali tulisan yang disertai
perangko untuk dikembalikan (karena tidak memenuhi persyaratan atau perlu diperbaiki).
10. Redaksi berhak menentukan jurnal yang akan diterbitkan.

68 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
APLIKASI NORDIC BODY MAP UNTUK MENGURANGI
MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA PENGRAJIN SONGKET

Christofora Desi Kusmindari1, Rina Oktaviana2, Erna Yuliwati3


Dosen Universitas Bina Darma
Jl. Ahmad Yani No.12 Palembang
Sur-el: desi_christofora@mail.binadarma.com

Abstract: Songket is a piece of artwork which have a high artistic taste. Until now most of the songket
are still woven in the traditional way, because this way it will maintain the quality of songket are
created. Songket processing time is fairly long in the traditional way between 8 -10 weeks depend the
complexity. For "betenun" (weaving songket), the pengajin should use a loom commonly referred to as
the "dayan" in the local language. The problems now facing is the design of ergonomic dayan is still
lacking, causing many complaints, especially pain in the spine. From the results of the questionnaire
Nordic Body Map of the 20 people pengrajin songket found that the pain felt by artisans is on the
back, waist, upper neck, hips, upper left arm and hip. Based on atropometri dayan demension are
length 158 cm, width of chair 47 cm and length of chair 64 cm.

Keywords: Ergonomcs, Musculoskeletal Disorder, and Nordic BodyMap.

Abstrak: Songket adalah suatu buah karya yang memiliki citarasa seni yang tinggi. Dalam proses 
pengerjaannya, songket harus dilakukan dengan cermat. Permasalahan yang timbul saat ini adalah
belum ergonomisnya alat utama yang di sebut dayan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain dayan yang
ergonomis untuk mengurangi musculoskeletal disorder pada pengrajin songket dengan menggunakan
aplikasi nordic body map.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Identifikasi Musculoskeletal Disorder
yang dialami pengrajin selama menggunakan dayan dengan Nordic Body Map Questionare, 2)
Menghitung ukuran antropometri yang dipakai untuk memperbaiki ukuran dayan, dan 3) Membuat
desain dayan yang lebih ergonomis. Jika di lihat dari hasil kuesioner, keluhan yang dirasakan oleh
50 % perajin adalah keluhan pada punggung, pinggang, leher atas, tengkuk, lengan atas kiri dan
pinggul.Berdasarkan ukuran antropometri maka dimensi dayan dan kursi adalah panjang 158 cm,
lebar kursi 47 cm dan panjang kursi = 64 cm.

Kata Kunci: Nordic Body Map, Musculoskeletal Disorders, dan Dayan Ergonomis.

1. PENDAHULUAN import dari cina, Thailand ataupun india guna


mendapatkan kain songket yang bagus.
Songket adalah suatu buah karya yang Ada dua peralatan dalam membuat kain
memiliki cita rasa seni yang tinggi. Dalam proses  tenun songket Palembang.Yang pertama adalah
pengerjaannya, songket harus dilakukan dengan peralatan pokok dan yang kedua adalah peralatan
cermat. Sisir tenun dimasukkan benang lungsi tambahan.Kedua peralatan tersebut biasanya
sutera dan handle utama pada jalinan kain akan terbuat dari bambu dan kayu.Peralatan pokok
diisi benang emas dan sutera dengan pola yang terdiri dari alat tenun itu sendiri yang disebut
simetris. DAYAN. Alat ini berukuran 2 x 1.5 m dan terdiri
Songket Palembang ini dibentuk oleh bahan dari gulungan yaitu alat yang berguna untuk
baku berbagai jenis benang diantaranya benang menggulung benang dasar tenunan.Komponen
kapas, benang sutera ataupun yang lebih lembut. lainnya adalah Penyicing yaitu alat untuk
Bahan baku berupa benang putih biasanya di menyongket, Cahcah yaitu alat yang digunakan
untuk memasukan benang kedasar benang yang

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 69
lain, dan Gun yaitu alat untuk mengangkat benang. disorder pada pengrajin songkat dengan
Peralatan tambahan lainnya yaitu Pelenting, Gala, menggunakan aplikasi nordic body ma.
Belero ragam, Teropong palet. Pelenting digunakan Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
untuk mengatur posisi benang ketika ditenun. Identifikasi Musculoskeletal Disorder yang dialami
Semua peralatan tambahan tersebut diposisikan pengrajin selama menggunakan dayan dengan
sedemikian hingga mudah dicapai oleh si penenun. Nordic Body Map Questionare, 2) Menghitung
Pembuatan songket yang terbilang masih ukuran antropometri yang dipakai untuk
tradisional dan rumitnya tahapan pengerjaan, maka memperbaiki ukuran dayan, dan 3) Membuat
songket Palembang membutuhkan waktu minimal desain dayan yang lebih ergonomis.
8 -10 minggu untuk diselesaikan.
Permasalahan yang timbul saat ini adalah
belum ergonomisnya alat utama yang di sebut 2. METODOLOGI PENELITIAN
dayan. Banyak keluhan yang di sampaikan oleh
pengrajin ketika mereka menggunakan dayan ini 2.1 Tempat Penelitian dan Objek
dalam waktu yang lama. Penggunaan dayan oleh
Penelitian
pengarajin dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Penelitian ini dilaksanakan Palembang pada


sentra pengrajin songket di kecamatan Sungki
Kertapati.

2.2 Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan


dalam penyusunan penelitian ini maka dilakukan
Gambar 1. Posisi Betenun Songket
pengambilan data secara primer dan sekunder,
yaitu Data primer.
Ketika menggunakan dayan, pengarajin
Data primer yaitu data atau informasi yang
harus duduk di lantai dan bagian punggung hanya
diambil langsung dari subjek penelitian melalui
ditopang oleh kayu yang diikat ke dayan. Posisi ini
prosedur penelitian dengan melakukan wawancara
akan menimbulkan banyak keluhan terhadap tulang
dan observasi menggunakan kuesioner Nordic
belakang
Body Map untuk mengetahui Musculoskeletal
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Disorder yang dialami oleh pengrajin.Kuesioner
perumusan masalah yang akan dikaji dalam
disebarkan kepada 20 orang pengrajin songket,
penelitian ini adalah bagaimana mendesain dayan
kuesioner yang disebarkan berbentuk seperti
yang ergonomis untuk mengurangi musculoskeletal
gambar di bawah ini:

70 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
Lanjutan Tabel 1
Perihal Deskripsi
Perencanaa
n Penelitian
1) Subyek Pengrajin songket sungki sebanyak 20
orang
2) Peralatan Kuesioner Nordic Body Map (NBM)
3) Prosedur Alat Ukur untuk pengukuran Antropometri
4) Teknik Tahapan awal adalah menyeleksi subjek
analisis penelitian berdasarkan usia guna
menghindari hal yang berpengaruh
terhadap hasil penelitian. Responden
Gambar 2. Bentuk Kuesioner Nordic Body Map dipilih hanya 20 orang karena sudah cukup.
Identifikasi bagian tubuh yang sakit dengan
NBM, identifikasi desain dayan awal
Selain data kuesioner data yang diambil dengan prinsip ergonomi. Analisis
Ergonomi untuk menentukan desain dayan
adalah data dimensi dari dayan, data antropometri yang lebih baik berdasarkan ukuran
antropometri yang telah diukur
dari perajin dan data denyut nadi kerja untuk
mengetahui beban kerja fisik pengrajin.
Data sekunder yaitu sumber data penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diambil secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
3.1 Objek Penelitian
yaitu dari dokumen dan studi pustaka, baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
Objek penelitian ini adalah ibu-ibu pengarjin
songket sungki yang berusia antara 30 - 40 tahun.
2.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini di buat melalui beberapa 3.2 Hasil Kuesioner Nordic Body Map
tahapan yaitu:
Tabel 1. Rancangan Penelitian Metode “Nordic Body Map” berbeda dengan
Perihal Deskripsi metode-metode yang telah dijelaskan
Topik Desain Dayan Ergonomis Untuk
Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada sebelumnnya.Metode ini, merupakan metode yang
Pengrajin Songket Dengan Menggunakan digunakan untuk menilai tingkat keparahan
Aplikasi Nordic Body Map.
Masalah Desain Dayan yang ergonomis untuk (severity) atas terjadinya gangguan atau cedera
mengurangi musculoskeletal disorder.
Metode Nordic Body Map, perhitungan denyut pada otot-otot sekeletal.Metode “Nordic Body
Yang jantung dan nilai antropometri.
Digunakan Map” merupakan metode penilaian yang sangat
Tipe dan
Desain subjektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini
Penelitian sangat tergantung dari kondisi dan situasi yang
1) Tipe Survey
penelitian dialami pekerja pada saat dilakukannya penilaian
2) Desain Teknik Pengambilan sampel adalah
Penelitian purposive sampling, sampel ditentukan oleh dan juga tergantung dari keahlian dan pengalaman
peneliti setelah melakukan survey
lapangan.Survey di lakukan dengan observer yang bersangkutan.Namun demikian,
menggunakan kuesioner Nordic Body Map
dan pengukuran antropometri, hasil survey metode ini telah secara luas digunakan oleh para
di gunakan untuk perbaikan desain dayan
dan perhitungan denyut jantung sebagai
ahli ergonomic untuk menilai tingkat keparahan
perbandingan perbaikan desain.

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 71
gangguan pada system musculoskeletal dan sesudah kerja merupakan skor gangguan otot
mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup sekeletal yang sebenarnya.
baik. Pengukuran gangguan otot sekeletal dengan
Dalam aplikasinya, metode Nordic Body menggunakan kuesioner Nordic Body Map
Map dengan menggunakan lembar kerja berupa sebaiknya digunakan untuk menilai tingkat
peta tubuh (body map) merupakan cara yang sangat keparahan gangguan otot sekeletal individu dalam
sederhana, mudah dipahami, murah dan kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok
memerlukan waktu yang singkat (± 5 menit) per sampel yang dapat mempresentasikan populasi
individu. Observer dapat langsung mewawancarai secara keseluruhan. Jika metode ini dilakukan
atau menanyakan kepada responden, pada otot-otot hanya untuk beberapa orang pekerja didalam
sekeletal bgian mana saja yang mengalami kelompok populasi kerja yang besar, maka hasilnya
gangguan kenyerian atau sakit, atau dengan tidak akanvalid dan reliable (Tarwaka, 2010:330).
menunjukkan langsung pada setiap otot sekeletal Penilaian dengan menggunakan kuesioner
sesuai yang tercantum dalam lembar kerja Nordic Body Map dapat dilakukan dengan berbagai
kuesioner Nordic Body Map(Tarwaka, 2010:329). cara; misalnya dengan menggunakan 2 jawaban
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 sederhana yaitu ‘YA’ (ada keluhan atau rasa sakit
“Nordic Body Map” meliputi 28 bagian otot-otot pada otot sekelatal) dan ‘TIDAK’ (tidak ada
sekeletal pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri yang keluhan atau tidak ada rasa sakit pada otot
dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot sekeletal). Tetapi lebih utama menggunakan desain
leher sampai dengan otot bagian paling bawah penilaian dengan ocus (misalnya: 4 skala
yaitu otot pada kaki. Melalui kuesioner Nordic likert).Apabila digunakan ocus dengan skala
Body Map maka akan dapat diketahui bagian- likert, maka setiap skor atau nilai haruslah
bagian otot mana saja yang mengalami gangguan mempunyai definisi operasional yang jelas dan
kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah (tidak mudah dipahami oleh responden (Tarwaka,2010:
ada keluhan/cedera) sampai dengan keluhan tingkat 330).
tinggi (keluhan sangat sakit) (Tarwaka, 2010:329). Di bawah ini adalah contoh desain penilaian
Keluhan pada otot-otot skeletal, biasanya dengan 4 skala likert, dimana:
merupakan keluhan yang bersifat kronis, artinya 1) Skor 1 = tidak ada keluhan/kenyerian atau
keluhan ini sering dirasakan beberapa lama setelah tidak ada rasa sakit sama sekaliyang dirasakan
melakukan aktifitas dan sering meniggalkan residu oleh pekerja (tidak sakit).
yang dirasakan pada hari-hari berikutnya.untuk 2) Skor 2 = dirasakan sedikit adanya keluhan atau
mengatasi kondisi tersebut, maka sebaiknya desain kenyerian pada otot sekeletal (agak sakit).
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah 3) Skor 3 = responden merasakan adanya
melakukan aktifitas kerja (pre and post test). Dari keluhan/kenyerian atau sakit pada otot
perbedaan skor hasil antara sebelum kerja dan sekeletal (sakit).

72 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
4) Skor 4 = responden merasakan keluhan sangat maupun posisi/sikap kerja, jika diperoleh hasil
sakit atau sangat nyeri pada otot sekeletal yang menunjukkan tingkat keparahan pada otot
(sangat sakit) (Tarwaka,2010: 330). skeletal yang tinggi. Tindakan perbaikan yang
Pengumpulan data ini menggunakan metode harus dilakukan tentunya sangat tergantung dari
Nordic Body Map pada pengrajin resiko otot skeletal mana saja yang mengalami
Sungki.Kuesioner Nordic Body Map merupakan adanya gangguan atau ketidaknyamanan. Hal ini
salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomic dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
yang paling sering digunakan untuk mengetahui adalah dengan melihat persentase pada setiap
ketidaknyamanan pada para pekerja bagian otot skeletal dan dengan menggunakan
(Dewayana,Dkk, 2008). Hasil kuesioner Nordic kategori tingkat resiko otot skeletal
Body Mapdapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
3.3 Data Antropometri
Tabel 2. Hasil Kuesioner Nordic Body Map
Anggota Hasil Anggota Hasil
Tubuh NBM tubuh NBM Istilah anthopometri berasal dari bahasa
punggung 39 bahu kiri 24 “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang
lengan bwh
pinggang 38 22 berarti ukuran.Secara umum anthpometri dapat
kiri
pergelangan dinyatakan dalam sebagai suatu studi yang
leher atas 37 22
tangan kiri
tengkuk 32 siku kiri 21 berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
lengan ats manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki
32 siku kanan 21
kanan
pinggul 32 tangan kiri 20 bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan lain-lain), berat
bahu kanan 31 paha kiri 20 dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lain.
lengan atas
30 paha kanan 20 Anthropometri adalah suatu kumpulan data
kiri
pantat 30 lutut kiri 20 yang berhubungan erat dengan karakteristik fisik
kaki kanan 29 lutut kanan 20 tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta
lengan bwh
28 betis kiri 20 penerapan dari data tersebut untuk penanganan
kanan
tangan kanan 28 betis kanan 20 masalah desain (Nurmianto,2008:54).
pergelangan
kaki kiri 27 20 Antropometri pengukuran tubuh ada yang
kaki kiri
pergelangan pergelangan statis dan dinamis. Apa yang disebut enginerring
26 20
tangan kanan kaki kanan
Sumber: hasil kuesioner anthopometri berhubungan dengan aplikasi dari
data-data tipe tubuh terhadap perancangan
Jika di lihat dari hasil kuesioner di atas, peralatan yang digunakan. Anthropometri terbagi
keluhan yang dirasakan oleh 50 % perajin adalah menjadi dua bagian yaitu:
keluhan pada punggung, pinggang, leher atas, 1) Anthropometri statis, yaitu pengukuran
tengkuk, lengan atas kiri dan pinggul. manusia yang dilakukan pada posisi diam dan
Langkah terakhir dari aplikasi metode secara linear pada permukaan tubuh.
“Nordic Body Map” ini, tentunya adalah 2) Anthropometri dinamis, yaitu pengukuran
melakukan upaya perbaikan pada pekerjaan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 73
keadaan bergera, memperhatikan gerakan- 3.4 Uji Kecukupan Data, Keseragaman
gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja Dan Persentil
tersebut melakukan kegiatannya.
Data Antropometri di kumpulkan dari 20 Setelah data antropomrti dari 20 orang
orang pengrajin.Data yang diambil hanya data perajin diukur maka dilakukan beberapa pengujian
antropometri pada posisi duduk saja karena posisi data sebagai berikut:
bekerja perajin adalah duduk. Data yang telah
dikumpulkan adalah lebar bahu, tinggi siku duduk,
3.4.1 Uji Kecukupan Data
jangkauan tangan dan tinggi popliteal.
Pengujian kecukupan data menggunakan
Adapun 20 perajin yang diambil adalah
tingkat keyakinan 95% dan ketelitian 5% sehingga
perajin yang memiliki kriteria yang homogeny
hasil dari pengujian kecukupan data bagi ketiga
yaitu memiliki umur antara 30 -40 tahun dan sudah
data antropometri adalah sebagai berikut.
menjadi pengrajin minimal 2 tahun.
(Sutalaksana dkk, 2006).
Berikut data antropometri yang diambil
Uji kecukupan data ini berdasarkan tingkat
untuk perancangan.
ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Hasil Uji
Tabel 3. Data Antropometri Perajin Songket
Kecukupan Data untuk ketiga data anthropometri
Data Antropometri yang Digunakan
No. dalam Perancanngan adalah:
responden
TSD LB JK TP Tabel 4. Hasil Uji Kecukupan Data
1 24 39 80 47 Dimensi
No N N’ keterangan
2 24 39 73 47 Tubuh
3 26 42 75 46 1 TSD 20 15 Cukup
4 22 41 79 47 2 LBH 20 17 Cukup
5 25 46 83 47 3 JKT 20 6 Cukup
4 TP 20 9 Cukup
6 27 39 80 45
Sumber: pengolahan data
7 25 48 78 36
8 30 40 81 42
9 25 40 77 44 Dari uji kecukupan data diatas diketahui
10 30 44 80 47 bahwa N’ adalah 14,52 ≈ 15 artinya data yang
11 27 40 73 42
harus diambil minimal 15 data, karena data yang
12 24 41 76 40
13 25 50 74 43 diambil 20 data maka data cukup.
14 26 40 77 42 Data dikatakan cukup jika N’ < N. Jadi dari
15 24 42 74 43
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data yang
16 24 44 72 37
diambil dari 20 orang pengrajin sudah cukup.
17 24 55 92 40
18 22 46 79 41
19 30 42 77 43 3.4.2 Uji Keseragaman
20 22 50 83 42
Sumber: pengukuran Pengujian keseragaman data dilakukan untuk
melihat apakah data yang dikumpulkan sudah

74 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
seragam atau belum. Jika ada data yang keluar dari dan nomos yang berarti hukum. Dengan demikian
batas kontrol maka data akan dibuang dan ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan
pengujian akan dilakukan sekali lagi (Sutalaksana yang mempelajari manusia dalam kaitannya
dkk, 2006). dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2003:24).
Tabel 5. Hasil Uji Keseragaman Data Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada
Dimens Keteranga saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat
No i N X BKA BKB n
Tubuh dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah
1 TSD 20 25,3 28,92 21,68 Seragam
2 LB 20 43,4 49,93 36,87 Seragam penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
3 JKT 20 78,2 84,17 72,13 Seragam
4 TP 20 43,1 47,34 38,76 Seragam manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
Sumber: Pengolahan Data
dihadapi. Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan
mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan
Data dikategorikan seragam jika, semua data
dan sosial dari teknologi dan produk-produknya
tidak ada yang keluar dari Batas Kontrol Atas
terhadap manusia melalui pengetahuan-
(BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB).
pengetahuan tersebut.
Permasalahan yang berkaitan dengan faktor
3.4.3 Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95
ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya
Perhitungan persentil dilakukan untuk
ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan
membagi dalam segmen-segmen populasi untuk
kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja.
kepentingan peneliti. Perhitungan persentil
Secara khusus disiplin ergonomi mempelajari
dilakukan dengan menngunakan rumus sebagai
keterbatasan dari kemampuan manusia dalam
berikut (Sutalaksana dkk, 2006).
berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
Persentile 5 = X́ - 1,645 σ x
buatannya. Dengan ergonomi manusia tidak lagi
Persentile 50 = X́
harus menyesuaikan dirinya dengan mesin/ fasilitas
Persentile 95 = X́ + 1,645 σ x yang dioperasikan (the man fits to the design),
Adapun hasil dari perhitungan persentil melainkan sebaliknya yaitu mesin/fasilitas
adalah : dirancang dengan terlebih dahulu memperhatikan
Tabel 6. Hasil Perhitungan Persentil kelebihan dan kekurangan manusia yang
5%- 50 %- 95 %-
mengoperasikannya (the design fits to the man)
N
o
Dimensi
Tubuh X σx ile
cm
ile
cm
ile
Cm dimana manusia sebagai pusat sistem. Karena
1 TSD 25.3 1.21 23.32 25.30 27.28
2 LB 43.4 2.18 39.82 43.40 46.98 manusia sebagai pusat sistem, maka semua sistem
3 JKT 78.2 2.24 74.46 78.15 81.84
4 TP 43.1 1.60 40.42 43.05 45.68 kerja diarahkan pada perancangan yang sesuai
Sumber: pengolahan data dengan manusia itu sendiri.
Tujuan yang hendak dicapai adalah
3.5 Desain Dayan Yang Ergonomis
meningkatkan efektifitas kerja yang dihasilkan oleh
sistem kerja dengan tetap memandang manusia
Ergonomi atau ergonomics sebenarnya sebagai pusat sistem untuk mempertahankan dan
berasal dari bahasa Yunani ergos yang berarti kerja meningkatkan unsur kenyamanan dan kesehatan.

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 75
Lima bidang yang dipelajari dalam ergonomi Dengan demikian ilmu ergonomi
yaitu: didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
1) Antropometri tentang keterkaitan antara orang dengan lingkungan
Anthropometri adalah ilmu yang mempelajari kerjanya, terutama dengan hasil rancangan kerja.
pengukuran-pengukuran terhadap dimensi Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang
tubuh manusia baik secara statis maupun dilakukan dalam proses kerja. Penelitian
dinamis. menunjukkan bahwa kesalahan dalam proses kerja
2) Faal Kerja lebih banyak disebabkan oleh kesalahan
Faal kerja adalah ilmu yang mempelajari perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah
aspek-aspek pengeluaran energi tubuh ketika peralatan kerja yang dirancang tidak sesusi dengan
bekerja dan pengaruh lingkungan kerja kondisi fisik, psikis dan lingkungannya. Pada
terhadap kinerja operator / manusia. dasarnya terdapat empat sub kategori utama dari
3) Biomekanika Kerja ergonomi yang harus diperhatikan sehubungan
Biomekenika kerja adalah ilmu yang dengan kemampuan manusia dalam melakukan
mempelajari gerakan tubuh yang dilakukan kerja, yaitu skeletal/muscular (kerangka/otot),
saat bekerja yang meliputi : kekuatan dan sensory (alat indera manusia), environmental
kecepatan, ketelitian, ketahanan dan (lingkungan), dan mental. Ergonomi mempunyai 2
keterampilan gerak. cabang atau disiplin utama yaitu:
4) Penginderaan 1) Industrial Ergonomic Occupational
Penginderaan adalah ilmu yang mempelajari Biomechanics : dengan konsentrasi pada aspek
peran dan kerja manusia dari indera-indera fisik dari kerja dan kemampuan-kemampuan
manusia saat bekerja. manusia sepeti kekuatan, postur tubuh dan
5) Lingkungan Kerja pengulangan kerja.
Lingkungan kerja adalah ilmu yang 2) Human Factor : yang beroreantasi pada aspek
mempelajari pengaruh lingkungan kerja psikologi seperti beban mental dan
terhadap performasi kerja yang mencakup : pengambilan keputusan.
Temperatur, kebisingan, pencahayaan, Ergonomi mempunyai 2 tujuan utama yaitu:
kelembaban, sirkulasi udara, getaran mekanik, 1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari
bau-bau dan warna. pekerjaan dan aktivitas yang lain.
Dalam suatu penelitian, kesalahan kerja 2) Meningkatkan nilai-nilai tertentu yang
ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor diinginkan dari pekerjaan termasuk
manusia saja, melainkan dapat diakibatkan oleh memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan
kesalahan dalam perancangan ataupun prosedur dan stress, meningkatkan kenyamanan dan
yang menyebabkan timbulnya kesalahan kerja kepuasan kerja serta memperbaiki kualitas
tersebut. hidup.

76 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76
Ada delapan bidang yang menjadi garapan kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia,
ergonomi, antara lain: biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja
1) Masalah kekuatan/kontraksi otot; manusia berpengaruh terhadap prestasi dan
bekerja tidak lain terdiri dari proses produktivitas kerja.
memanjang dan memendeknya otot-otottubuh. 4) Kondisi informasi; kompleksnya dunia kerja
Proses itu menjadi salah satu kajian ergonomi. mengharuskan manusia pekerja menguasai
Semakin pendek otot itu dikerutkan akan pekerjaannya secara efisien.Dalam hubungan
semakin besar daya kerjanya. Dengan demikian itulah maka sistem informasi dunia kerja harus
tujuannya adalah agar pemanfaatan tenaga otot dapat ditampilkan dalam layar atau sudut
dapat diwujudkan secara maksimal dan efisien. pandang manusia pekerja. Misalnya manusia
2) Kebutuhan energi; setiap otot memanjang atau dengan memakai peralatan mesin, maka mesin
memendek akan membutuhkan energi; energi yang berputar dapat diwujudkan dalam bentuk
berasal dari simpanan energi dalam tubuh. layar pandang manusianya. Maka dikenalah
Simpanan energi tersebut berasal dari makanan sistem display. Contohnya tanda mesin hidup
dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. bisa dengantanda tombol yang ditekan atau
Manusia bekerja dengan tugas berat akan tombol yang diangkat ke atas. Sebaliknya
membutuhkan energi lebih besar dibandingkan untuk mematikan mesin. Menekan kembali
dengan bekerja dengan tugasringan. Laki-laki tombol atau membuat arah terbalik dari proses
untuk pekerjaan yang sama memerlukan energi menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. terutama bila jenis pekerjaan yangdilakukan
Untuk itupemberian makanan harus sesuai melebihi kapasitas dan kemampuan manusia
dengan besarnya pengeluaran kalori saat pekerjanya.
bekerja. Tanpa memperhatikan keseimbangan 5) Kondisi waktu; lama jam kerja per hari atau per
kalori itu maka akan terjadi masalah kelebihan minggu penting untuk dikaji untuk mencegah
berat atau kekurangan berat. adanya kelelahanberlebihan. Berapa jam per
3) Kondisi lingkungan; aspek lingkungan kerja minggu seorang tenaga kerja harus bekerja.
sangat menentukan prestasi kerja manusia. Kaitan jam kerja dengan jam istirahat, untuk
Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja 8jam kerja sehari. Demikian pula hubungan
akan memberikan beban tambahan bagi tubuh; antara berat ringanya pekerjaan sangat
pada hal tubuh sedang melaksanakan menentukan lama jam kerja. Dalamdunia kerja
bebanutama yaitu tugas yang sedang dikenal kerja bergilir. Ada dengan sistem
dilaksanakan. Demikian juga lingkungan bergilir dua giliran siang dan malam dengan
dingin, kelembaban relatif, penipisan jam kerja 12 jam; atau tiga giliran kerja pagi,
kadaroksigen, adanya zat pencemar dalam sore dan malam.
udara semuanya akan mempengaruhi 6) Kondisi sosial; termasuk di dalamnya
penampilan kerja manusia. Itulah yangmenjadi bagaimana pekerja diorganisir dalam
fokus kajian ergonomi. Penerangan tempat melaksanakan tugas-tugasnya, interaksisosial

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 77
sesama pekerja, khususnya menghadapi 5) Produktivitas membaik
teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang 6) Alur kerja bertambah baik
dilaksanakan bila tidak sesuai dengan 7) Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera
kemampuan dan kapasitasnya akan 8) Kepuasan kerja meningkat
menimbulkan stress psikologis dan problem Bagaimana ergonomi diterapkan untuk
kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak memenuhi tujuan yang dimaksud agar manusia
seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat efektif dan efisien maka ergonomi mengajarkan
kerja untuk membina dan membangkitkan beberapa pendekatan yang harus diterapkan.
motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
yang berhasil dan hukuman bagi yang salah 1) Dengan teknologi tepat guna; artinya dengan
dan lalai bekerja. memanfaatkan teknologi yang dapat dimengerti
7) Sikap kerja; sikap kerja yang bertentangan serta diterapkan oleh pemakainya. Dengan
dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan demikian tidaklah benar bahwa pendekatan
kelelahan dan cedera otot. Dalam sikap yang ergonomi memerlukan biaya tinggi. Syarat
tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi teknologi tepat guna harus terpenuhi, yaitu:
gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi secara ekonomis murah biayanya, secara
sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu kesehatan tidak menimbulkan penyakit, secara
akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot. teknik dapat dikuasai, secara sosio-budaya
8) Interaksi manusia-mesin/peralatan kerja; tidak ada benturan dengan budaya lokal, dan
tujuannya untuk menentukan keserasian antara ramah lingkungan dan tidak boros sumber daya
manusia dengan mesin/peralatan kerjanya. alam.
Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin- 2) Pendekatan partisipatorik; yang dimaksud ialah
mesin melalui display dan control. melakukan suatu perbaikan dengan melibatkan
Ketidakserasianantara kedua faktor tersebut si pemakai secara dini. Mau diapakan,
akan menimbulkan dampak buruk terhadap bagaimana caranya semuanya itu dimintakan
kesehatan tubuh (Adiputra, 2008:23). pendapat kepada yang akan memakai nantinya.
Adapun keuntungan melaksanakan Demikian pula kalau rencananya sudah pasti
ergonomi. Keuntungan pelaksanaan ergonomi dimintakan lagi apakah masih ada masukan dan
dapat dirasakan pada tingkat individu dan pendapat dari si pemakai. Dalam upaya ini
organisasi. Kedua-duanya akan berpengaruh pada diusahakan agar ada komitmen dan rasa ikut
tingkat produktivitas kerjanya. Keuntungannya memiliki sehingga rasa tanggung jawab untuk
adalah sebagai berikut: secara bersama-sama ikut menjaga
1) Menurunnya angka sakit akibat kerja keberlanjutannya.
2) Menurunnya kecelakaan kerja 3) Dengan pertimbangan budaya pemakai; di atas
3) Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang dalam teknologi tepat guna telah diutarakan
4) Stress akibat kerja berkurang agar tidak bertentangan dengan budaya
78 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -
76
setempat. Yang dimaksud dengan budaya supaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan
pemakai ialah agar secara khusus hilangnya risiko kesehatan akibat metoda kerja
memanfaatkan budaya setempat dalam upaya yang kurang tepat (Nurmianto, 2008).
pendekatan ergonomi tersebut. Termasuk Ergonomi dapat berperan pula sebagai
dalam hal ini ialah beberapa norma, kebiasaan, desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya:
kepercayaan, ketersediaan bahan alami, dan penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal
lain-lainnya sehingga nantinya dengan pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan
penerapan ergonomi hasilnya betul-betul variasi pekerjaan dan lain-lain. Penerapan
menjadi milik masyarakat setempat, sehingga ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas
tidak asing dalam memakainya. Di samping itu rancang bangun (disain) ataupun rancang ulang
dilihat dari sejak kapan ergonomi diterapkan, yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan
dikenal dua macam istilah pendekatan, yaitu: juga anatomy, psysiology, industrial medicine.
penerapan sejak perencanaan (disebut Perbaikan yang dilakukan di awal adalah
ergonomi konsepsional); sedangkan kalau dengan membuat dayan yang biasa mereka pakai
diterapkan setelah muncul masalah di tempat untuk menenun dengan menambahkan kursi untuk
kerja disebut pendekatan kuratif sehingga memudahkan mereka menenun. Kursi sedang di
disebut sebagai ergonomi kuratif. coba secara bergilir untuk mengetahui seberapa
4) Penempatan peralatan kerja; di atas meja atau jauh kursi yang diajurkan dapat mengatasi keluhan
di dalam rak harus diatur barang-barang atau terhadapkelelahan otot yang di rasakan.
peralatan kerja sedemikian rupa, yang paling
sering akan dipergunakan diletakkan paling
dekat; yang paling jarang akan
diambildiletakkan paling jauh dari jangkauan
tubuh (Adiputra, 2008:24).
Ergonomi memberikan peranan penting
dalam meningkatkan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, misalnya: desain suatu sistem
kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada Gambar 3. Desain Dayan Ergonomis dan Kursi
sistem kerangka manusia dan desain stasiun kerja
untuk alat peraga visual. Hal itu adalah untuk 3.6 Evaluasi Desain Dayan Ergonomis
mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur
kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) Ukuran Dayan yang ergonomis dilihat dari
untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu hasil ukuran antropometri yang telah diambil dari
peletakan instrumen dan sistem pengendali agar 20 sampel pengrajin songket. Dari hasil
didapat optimasi dalam proses transfer informasi antropometri didapatkan bahwa ukuran dayan
dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat sudah sesuai. Hal tersebut dapat dilihat dari
dengan meminimumkan risiko kesalahan, serta perbandingan ukuran dayan dan ukuran

Aplikasi Nordic Body Map untuk Mengurangi…… (Christofora DK, Rina O, dan Erna Y) 79
antropometri yang diambil seperti tabel di bawah 3) Hasil uji keseragaman data untuk data
ini: anthropometri adalah semua data seragam.
Tabel 7. Perbandingan Ukuran Dayan dengan 4) Desain awal dari dayan sudah cukup
Ukuran Athropometri
memberikan rasa aman bagi pengrajin sehingga

Dimensi
Ukuran Ukuran
Pembahasan bentuk kursi yang telah dicoba dapat
Dayan Antropometri
Panjang 160 cm 2 x JKT = 2 x Ukuran mengurangi rasa sakit akibat kelelahan kerja
79 = 158 cm mnedekati
ukuran dan meningkatkan lamanya pengarajin dalam
antropometri
dari ukuran 2x melakukan aktivitas menenun.
jangkauan 5) Berdasarkan ukuran antropometri maka
tangan
Lebar 47 cm LB = 47 cm Ukuran fit dimensi dayan dan kursi adalah panjang 158
kursi dengan ukuran
antropometri cm, lebar kursi 47 cm dan panjang kursi = 64
Tinggi 52 cm 5%TSD + 5% Ukuran kursi
Kursi TP = 64 cm dibawah ukuran cm.
antropometri
Sumber: hasil pengukuran

Dengan ukuran yang demikian maka dapat


diambil kesimpulan bahwa desain dayan sudah DAFTAR RUJUKAN
sesuai dengan ukuran antropometri pengrajin. Dari
hasil wwancara akhir yang dilakukan mengenai
Adiputra, Nyoman. 2008. Ergonomi Fakultas
tambahan kursi kerja pada dayan dapat Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
disimpulkan bahwa pengrajin merasa kursi yang Pelatihan Upaya Kesehatan Kerja di
Denpasar Bali. Denpasar.
telah dibuat cukup nyaman dan dapat menambah
lamanya kegiatan menenun mereka. Dewayana, Triwulandari S., Nora, Azmi., Riviana.
2008. Identifikasi Resiko Ergonomi Pada
Pekerja di PT Asaba Industri. Laboratorium
Disain Sistem Kerja & Ergonomi Jurusan
Teknik Industri – Universitas , J@TI Undip,
4. SIMPULAN Vol III, No 2, Mei 2008.

Nurmianto. 2008. Ergonomi, Konsep Dasar dan


Berdasakan bahasan yang telah diuraikan Aplikasinya. PT. Guna Widya. Surabaya.
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja.
1) Hasil kuesioner Nordic Body Map ITB. Bandung.
menunjukkan bahwa bagian tubuh yang sakit
Tarwaka, Solichul H. A dan Lilik S.Bakri. 2010.
akibat kelelahan kerja adalah punggung, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas. Uniba Pres,
pinggang,tengkuk, leher atas, lengan atas
Universitas Islam Batik. Solo.
kanan dan pinggul.
Wignjosoebroto, S. 2003. Pengantar Teknik
2) Hasil uji kecukupan data untuk data
Industri. P.T. Guna Widya. Jakarta.
anthropometri adalah semua data cukup.

80 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, Oktober 2014: 65 -


76

Anda mungkin juga menyukai