Anda di halaman 1dari 10

TRANSPARANSI INTI

Larutan – Satuan Konsentrasi

1. Persen Berat & Volume


1.1 Persen Berat (%w)
wA
% wA = × 100%
wtotal

1.2 Persen Volume (%V)


VA
%VA = × 100%
Vtotal
% Volume biasa digunakan untuk cair dalam cair, atau
gas dalam gas.

1.3 Persen w/V (%w/V)


Persen w/V dinyatakan sebagai persentase dari acuan 1 g/mL

2. Fraksi Mol (x)


nA
xA =
ntotal

3. Kemolaran & Kenormalan


3.1 Kemolaran (M)
nA
MA = satuan: mol/L = molar = M
Vlaru tan

3.2 Kenormalan (N)


jumlah ekivalen zat A
NA = satuan: ekiv/L = normal = N
volume larutan
Jumlah ekivalen = (n)(valensi)

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

4. Kemolalan
nA
mA = satuan: mol/kg = molal = m
wpelarut

5. Keformalan
jumlah mol suatu rumus
FA = satuan: formal = F
volume larutan
Digunakan untuk larutan NaCl, dll.

6. Keosmolaran
Keosmolaran menggambarkan jumlah mol partikel total dalam
setiap liter larutan, termasuk partikel hasil disosiasi/ionisasi.

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

Larutan – Sifat Koligatif dan Konsep Ideal

1. Sifat Koligatif Larutan


1.1 Pengertian
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung
pada konsentrasi partikel zat terlarut, dan tidak bergantung pada
jenis zat terlarut.

1.2 Macam-Macam Sifat Koligatif


• Penurunan tekanan uap jenuh
• Penaikan titik didih
• Penurunan titik beku
• Tekanan osmosis

2. Hukum Raoult dan Larutan Ideal


2.1 Hukum Raoult
Ditemukan bahwa tekanan uap jenuh pelarut di atas permukaan
suatu larutan, selalu lebih kecil dari tekanan uap pelarut tersebut
dalam keadaan murni.
PA = xA PAo PA = tekanan uap jenuh pelarut di atas larutan
PA° = tekanan uap jenuh pelarut murni

2.2 Komposisi Fasa Uap


Fraksi mol uap di atas larutan (menggunakan hukum Dalton):
PA
xA' = x’A = fraksi mol A dalam fasa uap
Ptotal

2.3 Larutan Ideal


Larutan ideal didefinisikan sebagai larutan yang memenuhi hukum
Raoult. Jika tekanan uap hasil pengamatan tidak sama dengan
tekanan uap berdasarkan perhitungan hukum Raoult, maka larutan
tersebut tak-ideal.

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

3. Larutan Tak-Ideal (Penyimpangan Hukum


Raoult)
3.1 Penyimpangan Positif
Jika tekanan uap jenuh hasil pengamatan lebih besar dari tekanan
uap jenuh menurut hukum Raoult, maka larutan tersebut dikatakan
mengalami penyimpangan positif (deviasi positif) dari hukum
Raoult.
Larutan yang menunjukkan penyimpangan positif, biasanya
menunjukkan sifat-sifat berikut:
• tarikan antar komponen larutan yang berbeda < rata-rata tarikan
antar komponen yang sama

3.2 Penyimpangan Negatif


Jika …
Sifat-sifat larutan yang menunjukkan penyimpangan ini:
• tarikan antar komponen larutan yang berbeda > rata-rata tarikan
antar komponen yang sama
• ∆Vm < 0
• ∆H m < 0
Pada umumnya, penyimpangan negatif terjadi pada pencampuran
pelarut polar dan polar, sedangkan penyimpangan positif terjadi
pada pencampuran pelarut non-polar dan non-polar.

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

4. Sifat Koligatif Larutan


4.1 Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Jika padatan dilarutkan dalam suatu pelarut, tekanan uap jenuh
pelarut akan turun sebesar:
o
∆p = xz .t . ppel.

4.2 Kenaikan Titik Didih


Karena tekanan larutan menurun dengan hadirnya padatan
terlarut, maka diperlukan suhu yang lebih tinggi agar tekanan uap
larutan mencapai tekanan udara luar. (Ingat definisi titik didih).
∆Tb = mz .t K b mz.t = kemolalan zat terlarut
Kb = tetapan penaikan titik didih molal

4.3 Penurunan Titik Beku


∆T f = mz .t K f mz.t = kemolalan zat terlarut
Kf = tetapan penurunan titik beku molal

4.4 Tekanan Osmosis


Jika suatu larutan dipisahkan dari pelarutnya dengan membran
semipermeabel, maka pelarut cenderung pindah ke larutan. Proses
perpindahan pelarut dalam fenomena ini disebut proses osmosis.
Tekanan osmosis adalah tekanan minimum yang diperlukan untuk
menahan terjadinya proses osmosis.
π = M z .t .R.T Mz.t = kemolaran zat terlarut
R = tetapan gas umum
T = suhu (Kelvin)

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

5. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


5.1 Derajat Disosiasi (α)
~ perbandingan antara jumlah zat yang mengurai dengan jumlah
zat mula-mula.

5.2 Tetapan van’t Hoff (i)


Percobaan menunjukkan, sifat koligatif larutan elektrolit berbeda
dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Perbandingan nilai
keduanya untuk konsentrasi yang sama, disebut tetapan van’t Hoff.

5.3 Perhitungan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Sifat koligatif larutan elektrolit, ditentukan oleh konsentrasi total
partikel yang ada dalam larutan.
Contoh:
Tentukan penurunan titik beku larutan:
(a) NaCl 0,2 m, jika garam ini terurai sempurna
(b) Mg(NO3)2 0,8 m, jika α = 0,75
Jawab:
(a) NaCl → Na+ + Cl-
0,2 m- - (sebelum terurai)
0,2 m 0,2 m 0,2 m (reaksi penguraian)

- 0,2 m 0,2 m (setelah penguraian)
Konsentrasi partikel total dalam larutan = 0,4 m
∆Tf = (mt)(Kf) = (0,4) (1,86°C) = …. °C
(b) Mg(NO3)2(s) = Mg2+(aq) + 2 NO3-
0,8 m - - (sebelum penguraian)
0,6 m 0,6 m 1,2 m (reaksi penguraian)

0,2 m 0,6 m 1,2 m (setelah penguraian)
Konsentrasi partikel total dalam larutan = 1,8 m
∆Tf = (mt)(Kf) = (1,8) (1,86°C) = …. °C

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

5.4 Hubungan α dan i


Contoh:
AxBy = xA + yB
mo - - (sebelum terurai)
α mo x α mo y α mo (reaksi penguraian)
mo - α mo x α mo y α mo (setelah setimbang)
mtotal = …

mtotal K f
i= ν=x+y
mo K f

5.5 Asosiasi Zat Terlarut


Akibat terjadi penggabungan (asosiasi) zat terlarut, sifat koligatif
larutan juga berubah, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan
larutan yang zat terlarutnya tidak mengalami asosiasi.
nA = An
mo - (sebelum asosiasi)
α mo α mo /n (reaksi asosiasi)
(setelah asosiasi)

Konsentrasi total: mt =
sifat koligatif larutan terasosiasi
Tetapan van’t Hoff: i =
sifat koligatif larutan non-elektrolit

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

Hantaran Larutan

1. Penghantar Elektronik dan Elektrolit


Penghantar elektronik:
Penghantar elektrolit:

2. Hantaran dan Hantaran Jenis


2.1 Hantaran (G)
1
G= satuan: ohm-1 = mho = S = Siemens
R

2.2 Hantaran Jenis (κ)


Di Fisika SMU, kita mengenal hubungan:
A
R=ρ …
A
Jika persamaan ini kita balik, diperoleh:
A
G =κ κ = hantaran jenis
A
A = luas penampang bahan, luas elektroda
A = panjang bahan, jarak antar elektroda

3. Hantaran Elektrolit
3.1 Faktor-Faktor Penentu Hantaran Elektrolit
1) Jarak antar elektroda
2) Luas elektroda
3) Jenis elektrolit
4) Konsentrasi elektrolit
5) Suhu
Faktor 1 dan 2 bisa disebut sebagai faktor yang ditentukan oleh
ukuran dan geometri pasangan elektroda.

3.2 Tetapan Sel


A
κ= G = kG k = tetapan sel
A

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

4. Hantaran Molar dan Hantaran Ekivalen


4.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Hantaran Jenis

4.2 Hantaran Molar (Λ


Λ)
κ
Λ= c = konsentrasi dalam mol cm-3
C
Λ = hantaran molar; S cm2 mol-1
κ = hantaran jenis; S cm-1
1000κ
Λ= C = konsentrasi dalam mol dm-3 = M
C
Λ = hantaran molar; S cm2 mol-1
κ = hantaran jenis; S cm-1

4.3 Hantaran Ekivalen (Λ


Λ)
Hantaran ekivalen didefinisikan seperti hantaran molar, tetapi
konsentrasi yang digunakan adalah ekivalen dm-3 (N)
Contoh:

4.4 Hantaran Molar Limit Suatu Ion


Hantaran molar limit suatu ion adalah sumbangan hantaran suatu
ion terhadap hantaran molar keseluruhan, pada konsentrasi yang
amat rendah.
Contoh: Λo,Ca2+ = 119,0 S cm2 mol-1
Λo,Cl- = 76,3 S cm2 mol-1
Λo,CaCl2 = 119,0 S cm2 mol-1 + 2 (76,3 S cm2 mol-1)

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB


TRANSPARANSI INTI

5. Hantaran Molar Limit Larutan Elektrolit


5.1 Elektrolit Kuat
Untuk elektrolit kuat pada keadaan encer, hantaran molar yang
terukur mendekati hantaran molar limitnya.

5.2 Elektrolit Lemah


Untuk elektrolit lemah pada keadaan encer, hantaran molar yang
terukur akan lebih kecil dari hantaran molar limitnya, karena
elektrolit tersebut terionisasi sebagian. Makin pekat larutan, persen
ionisasi (atau derajat disosiasi) makin kecil.
Penentuan hantaran molar limit suatu elektrolit lemah tidak
dilakukan secara langsung, melainkan melalui pengukuran
hantaran molar elektrolit lain yang merupakan elektrolit kuat.
Λ°CH3COONa = ΛCH3COO- + ΛNa+
ΛHCl =
Λ°CH3COOH = Λ°CH3COONa + Λ°HCl - Λ°NaCl
Contoh: CH3COOH = CH3COO- + H+ Ka = 10-5
Kasus 1 0,1 M - -
0,099 M 10-3 M 0,001 M
Kasus 2 10 M - -
9,99 M 0,01 M 0,01 M

5.3 Penerapan

KIMIA-TPB Jurusan Kimia FMIPA ITB

Anda mungkin juga menyukai