1. Komponen minimal yang harus dimiliki oleh DCS adalah:
a. Fill Control Station (FCS). FCS berperan sebagai central atau otak dari DCS. b. Area Engineering atau Human Interface. Sering disebut dengan HIS (Human Interface Station). Berfungsi untuk menghubungkan manusia dengan sistem kontrol. HIS berfungsi untuk monitoring dan operation. Terdapat satu atau dua HIS yang dikhususkan untuk melakukan engineering yang disebut dengan EWS (Engineering Walk Station). EWS berfungsi sebagai fungsi engineering, operating dan monitoring. c. Control Network. Merupakan network yang difungsikan untuk menghubungkan antara FCS dengan station yang lain. Biasanya menggunakan topologi jaringan. 2. Fill Control Station (FCS) a. Terdiri dari: Power Supply. CPU. Data dari FCS nantinya akan diangkut CPU. Communication modul. Fungsinya untuk menghubungkan node-node input/output dalam panel instalasi. b. Fitur-fitur FCS: Extremely low failure rate design od each hardware. Karena dalam FCS terdapat 2 sampai 4 controller yang fungsinya terus mengupdate data untuk kemudian disinkrokan. Self-diagnosis Function. Sistem FCS bisa mendeteksi indikasi kerusakan secara otomatis dan akan memberi tanda pada operator melalui HIS dalam bentuk alarm. Dual Hardware Configuration. Terdiri dari dua sistem konfigurasi dimana komponen yang satu menjadi komponen utama atau main komponen dan komponen yang satu lagi menjadi back-up komponen yang akan melakukan take over jika sewaktu-waktu komponen utama mengalami fail. Real-time Abnormally Detecting. Keluarannya berupa alarm langsung tanpa adanya delay jika terdeteksi adanya kerusakan dalam sistem. Seamless switching. Jika terjadi fail pada komponen utama, maka komponen back-up otomatis akan melakukan take over tanpa ada gangguan. Hot swapping. Jika terjadi kerusakan, operator tidak perlu menunggu sampai keseluruhan sistem mati, melainkan operator bisa langsung mengganti part atau bagian yang rusak. Basic Control Function disiapkan dalam satu elemen yang disebut dengan Function Block. Dalam FCS terdiri dari banyak Function block yang disesuaikan dengan kebutuhan kontrol. Proses dari seluruh Function Block dieksekusi secar berkala oleh scanning time satu sekon. Artinya, setiap satu sekon data-data yang masuk dalam DCS akan diupdate. Waktu update dapat dicustom sesuai kebutuhan. 3. Tipe-tipe sinyal yang masuk ke FCS: Sinyal Analog. Artinya, keluaran dari sistemnya mempunyai nilai yang jika dikonversikan dalam sistem DCS akan mempunyai range tertentu. Biasanya dikirim dalam Ampre 4 – 20 mA. Contohnya pembacaan level, pembacaan temperatur. Sinyal Digital. Mempunyai tipe kontak atau nonkontak. Artinya sinyal yang diterima hanya 1 atau 0. Sinyal Pulse. Yaitu sinyal yang hanya terbaca saat itu saja. 4. Setiap tipe sinyal yang masuk dalam DCS mempunyai tipe card yang berbeda-beda. 5. Engineering station: Terdapat fungsi engineering, monitoring dan operating. Berupa VP yang diinstal dalm PC. 6. HIS dan EWS dapat dibedakan berdasarkan license yang diinstal. 7. Konfigurasi Peer-to-Peer Configuration memungkinkan network yang lain akan tetap bekerja normal meskipun ada satu network yang terputus. 8. Konfigurasi DCS: FCS > masing-masing fill instrument akan melakukan proses sensing > ditransmit atau mengirimkan sinyal ke Fill Junction Box terdekat. Junction Box diperlukan untuk menampung seluruh data dari Fill Instrument yang ada > dari Junction Box data akan diteruskan melalui satu kabel besar yang berisi kabel multicore > data akan dikirimkan ke Marshalling Cabinet. Cabinet ini, data akan dipecah dan dipasang alamat untuk setiap data transmit. Data keluaran dari Marshalling akan dijadikan satu berdasarkan arrangement yang ada di input output modul dalam DCS > data diteruskan oleh Marshalling Cabinet ke DCS atau PLC Cabinet sesuai data yang sudah disusun > keluaran data yang sudah disesuaikan dalam sistem DCS akan dikomunikasikan dalam HIS.