Anda di halaman 1dari 63

i

©2018, Biro Penerbit Planologi UNDIP


Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh Biro Penerbit Planologi UNDIP

Dilarang keras memperbanyak, mengubah sebagian atau seluruh isi


buku ini dalam bentuk cetak tanpa izin secara tertulis. Versi e-book
dari buku ini adalah gratis.

Anang Wahyu Sejati, Cet. 1


Semarang: Biro Penerbit Planologi UNDIP
59hlm.
ISBN: 978-602-60454-2-3
Pemanfaatan

OPEN DATA
untuk mencari jurnal dan referensi ilmiah

Anang Wahyu Sejati


Edisi ke-1

Cover modified from pxhere (free to use or share)

Copyright ©Author(s) 2018

Attribution-No Derives-CC BY-ND


This license allows for redistribution, commercial and non-commercial, as long as it
is passed along unchanged and in whole, with credit to the author(s).
Kata Pengantar
Dunia digital telah mengubah paradigma pencarian pustaka
sehingga model pencarian data dengan memanfaatkan internet
dan open data sangat membantu dan mempermudah menemukan
pustaka. Dengan buku ini, masyarakat khususnya pendidik, peserta
didik, dan pustakawan dapat memperoleh panduan dalam bentuk
langkah-langkah praktis yang mudah dipahami dalam pencarian
pustaka.

Penulisan buku “Pemanfaatan Open Data untuk Mencari Jurnal dan


Referensi Ilmiah” bertujuan memberikan literasi secara GRATIS
mengenai pemanfaatan basis data akademik di era digital. Secara
khusus, buku ini memberikan panduan yang memudahkan
masyarakat awam dalam mencari jurnal dan referensi ilmiah
lainnya yang sesuai untuk rujukan atau tempat untuk publikasi.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada istri tercinta Herlina
Kurniawati dan anakku Kemal dan Safa atas dukungan dan
pemberian waktu khusus kepada penulis untuk berkarya. Mohon
maaf atas berkurangnya waktu bersama selama berkarya. Buku ini
masih terdapat banyak kekurangan. Penyempurnaan akan terus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan panduan mencari referensi
ilmiah yang baik. Buku ini tidak diperjualbelikan dan dapat diunduh
secara bebas. Semoga bermanfaat.

Salam

Anang Wahyu Sejati

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................ ii
Daftar Gambar .............................................................................. iii

Jurnal Ilmiah Daring dan Perpustakaan di Era Digital ................... 1


a. Perpustakaan di Era Digital ................................................ 1
b. Mengenal Basis Data dan Pengindeks Jurnal ...................... 4
c. Kategori Jurnal berdasarkan Kemenristekdikti ................... 6

Pemanfaatan Basis Data Scimago dan Clarivate analytics ........... 11


a. Basis Data Scimago .......................................................... 11
b. Petunjuk Pencarian dan Interpretasi Hasil........................ 15
c. Memilih Jurnal dari Basis Data Scimagojr ......................... 18
d. Mencari Profil Penulis di Scopus....................................... 26

Pemanfaatan Basis Data DOAJ .................................................... 31


a. Basis Data Directory of Open access Journal (DOAJ) ......... 31
b. Memilih Jurnal dari Basis Data DOAJ ................................ 33

Pemanfaatan Basis Data Science and Technology Index ............. 39


a. Mengenal Science and Technology Index (Sinta) .............. 39
b. Mencari Jurnal Ilmiah di SInta .......................................... 40

Artikel Ilmiah, Profil Penulis dan Jurnal di Google Scholar.......... 45


a. Mengenal Basis Data Google Scholar ............................... 45
b. Memilih Jurnal dan Artikel dari Google Scholar ................ 47

Penutup ....................................................................................... 51
Daftar Referensi ........................................................................... 52

ii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Tampilan Awal Scimago Journal Rank ...................................... 12
Gambar 2.2 Tampilan Awal Master Journal List Clarivate analytics ........... 12
Gambar 2.3 Informasi-Informasi di Scimago................................................ 12
Gambar 2.4 Sebaran Hot Topics Riset .......................................................... 14
Gambar 2.5 Tampilan Clarivate analytics .................................................... 15
Gambar 2.6 Hasil Pencarian Jurnal ............................................................... 17
Gambar 2.7 Info Coverage Jurnal ................................................................. 17
Gambar 2.8 Posisi Informasi Quartile dan Nilai SJR ..................................... 18
Gambar 2.9 Perbandingan H-Index Dua Jurnal di Bidang Planning ............ 20
Gambar 2.10 Perbandingan H-Index Dua Jurnal di Bidang Planning .......... 22
Gambar 2.11 Perbandingan Nilai SJR dua jurnal di Bidang Planning .......... 23
Gambar 2.12 Tampilan Awal Scopus dan Menu Author Search.................. 28
Gambar 2.13 Contoh Pencarian Identitas Penulis ....................................... 28
Gambar 2.14 Hasil Pencarian Identitas dan Bidang yang Ditekuni Penulis 29
Gambar 2.15 Hasil Pencarian Karya Penulis................................................. 29
Gambar 3.1 Hasil Pencarian Jurnal pada Basis Data DOAJ .......................... 32
Gambar 3.2 Keterangan APCs pada DOAJ .................................................... 34
Gambar 3.3 Letak Informasi License, Green Thick dan DOAJ seal .............. 35
Gambar 3.4 Letak Informasi Pencarian di Sidebar DOAJ ............................. 36
Gambar 4.1 Tampilan Laman Sinta............................................................... 41
Gambar 4.2 Tampilan Basis Data Jurnal di Sinta .......................................... 41
Gambar 4.3 Tampilan Hasil Pencarian dengan Sinta ................................... 42
Gambar 4.4 Contoh Informasi Jurnal di Sinta .............................................. 42
Gambar 5.1 Pencarian dengan Kata Kunci Remote Sensing di GS .............. 47
Gambar 5.2 Daftar Karya Ilmiah dengan Kata Kunci Remote Sensing ........ 48
Gambar 5.3 Profil dan Daftar Artikel di Jurnal ............................................. 49
Gambar 5.4 Profil dan Daftar Artikel Berdasarkan Nama Penulis............... 49

iii
1. Jurnal Ilmiah Daring dan
1 Perpustakaan di Era Digital

a. Perpustakaan di Era Digital

Era digital banyak mengubah perilaku masyarakat. Dimulai


dari kemudahan mengakses moda transportasi, sampai
berkembangnya jejaring sosial dan komunitas digital di dunia
pendidikan. Salah satu trobosan dalam dunia pendidikan
adalah berkembangnya perpustakaan digital (Dempsey &
Malpas, 2018). Perpustakaan digital yang memiliki definisi
sebagai bentuk teknologi informasi penyedia layanan basis
data pustaka secara digital dengan berbagai macam bidang
ilmu dan indeks (Saracevic, 2000) telah mengubah paradigma
dalam mencari dan memahami pustaka. Kehadiran
perpustakaan digital yang berkembang sejak tahun 2000-an
seakan menjadi sebuah solusi dari kesulitan mencari sebuah
referensi ilmiah yang dapat membantu dalam studi di
berbagai bidang.

Dalam dunia pendidikan tinggi, mengenal dan memahami


referensi ilmiah dalam bentuk artikel adalah wajib. Sejak

1
tahun 2017, peraturan yang mewajibkan mahasiswa dan
dosen untuk memiliki karya ilmiah yang berupa publikasi
membuat masyarakat khususnya pendidik dan peserta didik
mulai belajar “melek Jurnal”. Bukan hanya belajar mencari
referensi ilmiah yang valid, namun juga belajar mencari
tempat publikasi yang baik, sehingga tidak terjebak pada
tindak pemerasan yang dilakukan sebagian oknum penerbit.

Pergeseran dari media cetak ke digital berlangsung cepat


(Dempsey & Malpas, 2018), sehingga banyak dosen dan
mahasiswa mengalami kesulitan. Beberapa keluhan yang
sering muncul adalah cara mencari jurnal ilmiah dan artikel
ilmiah yang baik. Tidak jarang dosen dan mahasiswa terjebak
ketika memilih jurnal ilmiah untuk publikasi sehingga harus
menyediakan jutaan rupiah untuk dapat menerbitkan artikel.
Permasalahan ini muncul karena minimnya panduan dan
terbatasnya informasi yang dapat diakses terutama dalam
memilih dan memilah referensi ilmiah atau jurnal sebagai
tempat publikasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka sangat penting


hadirnya sebuah buku tutorial yang dapat menuntun dosen
dan mahasiswa untuk menemukan artikel dan jurnal yang

2
baik. Kendala berupa ketersediaan informasi dan data
mengenai jurnal dapat diatasi dengan open data. Konsep
open data adalah memanfaatkan berbagai sumber yang
memberikan informasi ilmiah secara daring dan gratis.
Kemudahan ini sangat membantu bila diterapkan secara
tepat dan terarah.

Open data memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya


adalah referensi dari berbagai mesin pencari jurnal dapat
diakses secara daring dalam waktu cepat (Tomaszewski,
Poulin, & MacDonald, 2013). Kelebihan lain, sumber-sumber
informasi tersebut telah bergabung dalam sebuah mesin
pengindeks jurnal yang berfungsi sebagai perpustakaan
digital, sehingga memudahkan pencarian dengan filter
berupa nama penulis, bidang ilmu, atau nama jurnal (Halevi,
Moed, & Bar-Ilan, 2017). Sebaliknya, kekurangan yang
dimiliki sistem ini adalah bagaimana memilah informasi yang
berkualitas. Informasi yang tidak berkualitas akan
berpengaruh pada kualitas referensi dari penulis. Dengan
kelebihan dan kekurangan tersebut, maka buku ini
memberikan arahan mencari jurnal dan referensi ilmiah yang
dapat dipercaya.

3
b. Mengenal Basis Data dan Pengindeks Jurnal

Setelah mengetahui manfaat buku ini, tahap selanjutnya


adalah pengenalan terhadap basis data jurnal. Basis data
jurnal terbagi dalam beberapa kategori. Sesuai dengan
kebijakan yang berlaku di Indonesia, basis data jurnal
dikategorikan sebagai pengindeks bereputasi tinggi,
menengah, dan rendah berdasarkan tingkat keketatan
seleksi.

Pengindeks bereputasi menurut Kemenristekdikti adalah


pengindeks yang diakui di dunia internasional seperti Scopus
(Scimagojr) dan Clarivate analytics-Web of Science (CA-WoS)
(Bornmann, De Moya Anegón, & Leydesdorff, 2012; Thelwall,
2018) yang saling berkompetisi menyajikan kemajuan
publikasi internasional. Selanjutnya, Indonesia juga
mengembangkan pengindeks baru yaitu Sinta (Science and
Technology Index). Sinta adalah sistem pengindeks yang
digagas untuk memenuhi standar penilaian secara nasional.
Sistem ini juga menggabungkan beberapa data dari
pengindeks bereputasi lainnya. Untuk jurnal, Sinta memiliki
kategori Sinta 1 dan 2 yang setara dengan pengindeks
bereputasi Internasional.

4
Pengindeks Open access adalah pengindeks yang diakui di
dunia internasional namun tidak melakukan pemeringkatan
seperti Directory of Open access Journal (DOAJ) (Ennas & Di
Guardo, 2015; Tomaszewski et al., 2013), EBSCO, dan
Proquest. Untuk dua basis data terakhir tidak dibahas pada
buku ini karena berbayar dan harus berlangganan. Proses
menuju pengindeks ini juga melalui seleksi dengan standar
pengelolaan yang baik. DOAJ menerapkan sistem form
aplikasi dengan 58 kriteria yang harus dilengkapi jurnal.
Selanjutnya, jurnal yang memenuhi kelengkapan dievaluasi
untuk dapat diterima masuk ke basis data DOAJ.

Pengindeks umum adalah pengindeks yang diakui di nasional


dan internasional namun tidak melalui proses seleksi.
Pengindeks ini menerapkan data harvesting dari tiap jurnal
yang dikumpulkan dalam satu direktori khusus. Google
Scholar adalah salah satunya. Dengan metadata yang terbuka
untuk diakses, maka Google membuat sistem yang dapat
digunakan untuk membuat Google Scholar Profile bagi jurnal
atau penulis (Cole, Davis, Eyer, & Meier, 2018; Meier &
Conkling, 2008).

5
c. Kategori Jurnal berdasarkan Kemenristekdikti

Kebijakan mengenai penulisan ilmiah khususnya artikel


dalam jurnal telah mengelompokkan jurnal dalam beberapa
kategori yaitu jurnal internasional pada basis data yang
dianggap bereputasi, jurnal internasional, jurnal nasional
terakreditasi, jurnal nasional terindeks DOAJ, dan jurnal
nasional ber-ISSN. Tujuan pembagian berdasarkan kategori
tersebut adalah untuk menentukan peringkat berdasarkan
kualitas media publikasi. Lebih jauh penjelasan mengenai
basis data jurnal adalah sebagai berikut.

1. Jurnal pada Basis Data Scimago dan Clarivate

Jika merujuk pada peraturan kemenristekdikti,


kelompok jurnal ini adalah jurnal yang berada pada basis
data yang diakui internasional dan memiliki faktor
dampak. Beberapa pengindeks yang diakui dunia
internasional antara lain Clarivate Analytics (dulu
Thomson Reuter) dan Scopus. Clarivate analytics adalah
pengindeks yang pertama kali memperkenalkan faktor
dampak (impact factor). Faktor dampak diatas 0,5
adalah yang disarankan oleh pemberi kebijakan untuk
bisa disebut sebagai jurnal bereputasi.

6
Lain halnya dengan Scopus. Basis data besutan belanda
ini sangat progresif dalam menampilkan berbagai profil
akademik. Profil penulis dengan SCOPUS ID, profil
publikasi dari tiap penulis, dan profil jurnal yang
memiliki reputasi semua dapat diakses gratis. Untuk
fitur-fitur lain yang lebih detail di Scopus memang harus
berlangganan dan tidak murah. Namun, profil yang
disediakan secara terbuka dan gratis oleh Scopus melalui
Scimagojr dan Author Search sangat membantu dalam
pencarian jurnal dan profil akademik seseorang.

Jika Clarivate menggunakan Impact Factor sebagai


ukuran kualitas, maka Scopus menggunakan nilai SJR
dan posisi quartile sebagai ukuran kualitas jurnal
(Gómez-Núñez, Batagelj, Vargas-Quesada, Moya-
Anegón, & Chinchilla-Rodríguez, 2014). Nilai SJR yang
disyaratkan oleh pengambil kebijakan adalah 0,15 untuk
kenaikan pangkat tertentu. Selain dua pengindeks
tersebut, jurnal nasional yang menggunakan bahasa PBB
dan terakreditasi Sinta 1 juga dikategorikan sebagai
jurnal internasional bereputasi. Sinta 1 merupakan
pengindeks nasional dengan peringkat 1 setelah melalui

7
penilaian yang menyeluruh baik dari sisi substansi
maupun manajemen.
2. Jurnal Internasional

Jurnal internasional memiliki definisi sebagai jurnal yang


terindeks di basis data yang diakui internasional namun
belum memiliki faktor dampak. Jurnal nasional
terakreditasi Sinta 1-2, menggunakan bahasa PBB, dan
berada pada basis data DOAJ juga masuk ke kategori ini.

3. Jurnal pada Basis Data Sinta (Akreditasi Nasional)

Jurnal nasional terakreditasi adalah jurnal yang


artikelnya diterbitkan dengan Bahasa Indonesia dan
telah masuk ke Sinta 2. Jurnal di Sinta 2 biasanya telah
memiliki manajemen yang baik dan bersifat open access
sehingga rata-rata jurnal di Sinta 2 sudah terindeks di
DOAJ.

4. Jurnal pada Basis Data DOAJ

Jurnal nasional terindeks Directory of Open access


Journal (DOAJ) adalah jurnal yang diterbitkan dalam
Bahasa Indonesia dan masuk ke basidata DOAJ. Jurnal
yang terindeks DOAJ telah melewati seleksi dengan
memenuhi 58 kriteria baik manajemen dan keterbukaan

8
akses jurnal. Fokus pengindeks ini adalah manajemen
pengelolaan dan keteraturan terbit secara daring dan
tingkat keterbukaan jurnal dalam menyediakan artikel
untuk diunduh secara umum.

5. Jurnal Nasional ber-ISSN dan berada pada Basis Data


Google Scholar

Jurnal Nasional yang dimaksud adalah jurnal yang terbit


teratur dan memiliki International Standard Serial
Number (ISSN). Jurnal nasional ber-ISSN yang sudah
mencapai peringkat Sinta 3 dapat dievaluasi untuk naik
peringkat ke sinta 2 melalui jalur Arjuna. Biasanya jurnal-
jurnal ini sudah memiliki profil Google Scholar dan
artikelnya sudah masuk ke basis data Google Scholar.

9
“Penulis yang baik
adalah pembaca
yang baik”

10
2. Pemanfaatan Basis Data
2 Scimago dan Clarivate Analytics

a. Basis Data Scimago

Saat ini Scopus dan Clarivate analytics masih menjadi acuan


untuk menilai sebuah kualitas jurnal (Bornmann et al., 2012;
Thelwall, 2018). Seperti didefinisikan sebelumnya bahwa
jurnal bereputasi adalah jurnal yang memiliki faktor dampak
yang terdaftar dalam pengindeks dengan ukuran yang dapat
dipercaya. Sebenarnya, data untuk melihat daftar jurnal
dengan berbagai indikator sangat terbuka. Namun, informasi
yang tidak sampai ke masyarakat, pendidik, dan peserta didik
menyebabkan munculnya keluhan dalam pencarian jurnal
yang masuk ke basis data Scimago dan Clarivate.

Cara mudah yang dapat digunakan adalah mengunjungi


laman Scimago Journal Rank (https://www.scimagojr.com/)
dan Master Journal List dari Clarivate analytics Web of
Science (http://mjl.clarivate.com/). Jika berhasil mengakses
URL tersebut maka akan tampil halaman awal dari scimago
(Gambar 2.1) dan Clarivate analytics (Gambar 2.2).

11
Gambar 2.1 Tampilan Awal Scimago Journal Rank

Gambar 2.2 Tampilan Awal Master Journal List Clarivate analytics

5
1 2 3

Gambar 2.3 Informasi-Informasi di Scimago

12
Scimago memberikan informasi pemeringkatan jurnal dalam
basis datanya. Bagian-bagian dari scimago dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Bagian 1 adalah menu untuk melihat Jurnal
ranking berdasarkan Quartile, SJR, dan asal negara, bagian 2
untuk melihat pemeringkatan negara dari jumlah publikasi.
Bagian 3 menunjukkan viztools, alat untuk melihat distribusi
dan frekuensi perkembangan ilmu. Lebih jauh, sebaran tema
penelitian yang masih menjadi hot topics dapat dilihat pada
Gambar 2.4.

Selanjutnya, pada Bagian 4 terdapat fasilitas pencarian,


pengguna cukup dengan memasukkan kata kunci nama jurnal
atau bidang ilmu, maka sistem akan memberikan informasi
lengkap. Terakhir, Bagian 5 adalah menu untuk menuju
laman ranking institusi. Pemeringkatan institusi pendidikan di
semua negara berdasarkan publikasi dapat diihat pada menu
tersebut.

13
Gambar 2.4 Sebaran Hot Topics Riset

Berbeda dengan scimago, clarivate analytics lebih membatasi


dalam memberikan informasi secara gratis. Clarivate hanya
memberikan informasi nama jurnal dan kategori indeksnya.
Profil seperti perbandingan Negara dan jumlah publikasi
tidak ditampilkan. Keterbatasan informasi yang terbuka dari
clarivate membuat minimnya analisis data. Berikut tampilan
menu pencarian pada clarivate analytics (Gambar 2.5).

14
Gambar 2.5 Tampilan Clarivate analytics

b. Petunjuk Pencarian dan Interpretasi Hasil

Untuk pencarian jurnal internasional, fasilitas pencarian


dapat digunakan dengan mengetikkan nama jurnal atau
bidang ilmu tertentu. Sebagai contoh bidang remote sensing,
hanya dengan memasukkan kata kunci pada fasilitas
pencarian, kita akan mendapatkan nama-nama jurnal yang
sesuai dengan kata kunci (Gambar 2.6).

Selanjutnya, pilih salah satu jurnal dan baca dengan teliti


informasi jurnal tersebut. Informasi terpenting sesuai dengan
acuan dari kebijakan yang berlaku di Indonesia adalah status
indeks. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7. Jika

15
masih terindeks dalam basis data Scopus maka informasi
akan menunjukkan tahun dimulainya jurnal terindeks dan
masa berlakunya. Misal tertulis coverage 1969-ongoing
berarti jurnal sampai saat ini masih terindeks di basis data
Scopus.

Informasi lain yang tidak kalah penting adalah posisi jurnal


terhadap bidang ilmu pengetahuan. Posisi ini menurut
beberapa kalangan merupakan sebuah kebanggaan
walaupun tidak sedikit yang menganggap hal itu hanya
sebuah angka yang masih dapat diperdebatkan. Dalam basis
data Scimagojr kualitas jurnal dalam bidang ilmu ditunjukkan
dengan quartile dan nilai SJR. Quartile menunjukan posisi
jurnal sedangkan nilai SJR menunjukan angka kualitas sebuah
jurnal. Quartile terbaik di posisi 1 atau yang biasa disebut
dengan Q1, sedangkan untuk nilai SJR semakin tinggi semakin
baik. Sebagai contoh untuk pengajuan Guru Besar di
Indonesia menggunakan standar nilai SJR 0.15 (Gambar 2.8).

16
Gambar 2.6 Hasil Pencarian Jurnal

Gambar 2.7 Info Coverage Jurnal

17
Posisi
Q

Info
SJR

Gambar 2.8 Posisi Informasi Quartile dan Nilai SJR

c. Memilih Jurnal dari Basis Data Scimagojr

1. Memilih berdasarkan H-Index

Beberapa kalangan menilai h-index merupakan tolok ukur


produktivitas sebuah jurnal walaupun masih sering
menjadi perdebatan. Sebelum menilai, kita harus paham
dulu apa itu h-index. H-index adalah sebuah indeks yang
ditemukan oleh Jorge E. Hirsch sehingga nama indeks
adalah Hirsch Indeks atau h-index.

H-index adalah perbandingan antara jumlah publikasi dan


jumlah kutipan dimana terdapat batas minimal tertentu.

18
Sebagai contoh h-index = 5 menunjukkan angka dimana
jumlah publikasi minimal 5 dan minimal ada 5 kutipan
untuk masing-masing artikel yang dipublikasikan, dengan
kata lain, walaupun masing-masing artikel dikutip
sebanyak 10 kali namun jumlah artikel yang diterbitkan
hanya 5, maka h-index tetap 5. Begitu juga sebaliknya, bila
artikel yang diterbitkan 10 artikel namun masing-masing
hanya dikutip 5 kali maka h-index juga tidak lebih dari 5.
Sehingga ukuran berimbang antara jumlah kutipan dan
produktivitas artikel.

Jika H-Index menjadi acuan, maka perhatikan dua jurnal


hasil pencarian berikut. Pada Gambar 2.9 tertulis h-Index
untuk jurnal landscape and Urban Planning (LUP) adalah
123 dan jurnal Planning Practice and Research (PPS)
adalah 31. Jika dilihat coverage jurnal maka informasi dari
kedua jurnal sama-sama dimulai dari tahun 1986 dan jelas
bahwa LUP lebih sering mengeluarkan artikel yang banyak
dikutip, sehingga bisa menjadi pilihan untuk rujukan atau
untuk sasaran penerbitan artikel kita.

Apakah h-index mencerminkan kualitas? Penilaian ini


tergantung masing-masing pribadi, karena belum tentu H-
index lebih tinggi mencerminkan kualitas jurnal yang baik,

19
namun h-index yang tinggi menunjukkan visibilitas dan
familiarnya artikel dari jurnal tersebut di bidang ilmu yang
relevan.

Gambar 2.9 Perbandingan H-Index Dua Jurnal di Bidang Planning

2. Memilih berdasarkan Quartile


Istilah Quartile atau Q ini sangat sering diperbincangkan
dan didiskusikan terutama di kalangan akademik kampus.
Q menunjukan ranking dari jurnal. Scopus melalui open
data scimago membagi dalam empat quartile (atau empat
Q yaitu Q1 s.d. Q4.

Jika melihat dari ranking, Jurnal yang masuk ke Q1 dinilai


lebih unggul daripada Q4 atau yang belum memiliki “Q”.
Apakah Q menunjukkan kualitas? Sekali lagi ini tergantung
penilaian pribadi, namun akan lebih baik kalau posisi Q ini

20
lebih menandakan bahwa jurnal tersebut relevan dan
populer di bidangnya.

Hal tersebut diperkuat dengan kondisi tiap jurnal yang


memiliki nilai Q berbeda, bahkan satu jurnal bisa memiliki
lebih dari satu nilai Q. Sebagai contoh pada Gambar 2.10,
perbandingan antara Jurnal landscape and Urban Planning
(LUP) dan jurnal Planning Practice and Research (PPR).
LUP memiliki tiga bidang yang paling sering
memanfaatkan dan berkomunikasi melalui artikel di LUP
yaitu bidang Ecology, Management Monitoring, Policy and
Law, dan Nature and Landscape Conservation. Sejak tahun
1999 tiga bidang tersebut berada pada posisi Q yang
berbeda walaupun di tahun 2017 posisi LUP berada pada
Q1 untuk ketiga bidang.

Berbeda dengan LUP, PPR lebih konsisten dalam


pengembangan bidang ilmu dimana pembahasan fokus
pada Geography, Planning, and Development. Posisi PPR
di scimago juga sering berubah, tahun 2000 dan 2014
sempat berada pada posisi Q1 namun di tahun 2017 turun
pada posisi Q2. Bisa jadi penurunan tersebut disebabkan
oleh jurnal yang terlalu focus pada bidang tertentu

21
sehingga tidak banyak jurnal lain yang mengutip
walaupun sebenarnya ada beberapa yang relevan.

Kemudian, bagaimana kita memilih? Jika acuan yang


digunakan adalah peraturan kemenristedikti jelas bahwa
jurnal pada posisi Q1 memiliki nilai lebih. Selain itu,
tingkat kepopuleran jurnal juga lebih baik. Namun,
pertimbangan lain yang bisa digunakan adalah kesesuaian
terhadap bidang ilmu. Jika tulisan dan bidang ilmu yang
ditekuni fokus ke geografi dan perencanaan maka bisa
jadi PPR lebih dapat mewakili dan diakui di komunitas
walaupun posisi jurnal berada pada Q2.

Gambar 2.10 Perbandingan H-Index Dua Jurnal di Bidang Planning

22
3. Memilih Berdasarkan SJR dan IF
Scimago Journal Rank (SJR) dan Impact Factor (IF) ini
sering menjadi tolok ukur peringkat jurnal berdasarkan
dua database dengan penyedia yang berbeda. SJR
disediakan oleh Scimago sedangkan IF disediakan oleh
Clarivate analytics.

Nilai SJR bisa langsung dilihat pada laman Scimagojr


dengan melihat pada ilustrasi seperti Gambar 2.11. Nilai
SJR pada tahun 2017 untuk LUP adalah 2,12 dan PPR
adalah 0,53.

Gambar 2.11 Perbandingan Nilai SJR dua jurnal di Bidang Planning

Dari perbandingan ini, informasi penting yang diperoleh


adalah ranking jurnal dimana nilai SJR sangat menentukan
ranking jurnal, namun perlu disadari bahwa berbeda
bidang ilmu maka rentang nilai juga berbeda. Misal untuk

23
LUP nilai SJR 2.12 masuk ke kategori Q1 namun ada juga
yang memiliki nilai SJR 0.63 masuk ke Q1.

Apa pentingnya informasi ini? Jika dalam proses


pengajuan ke tingkat jabatan fungsional bagi dosen dan
peneliti ini sangat penting mengingat nilai SJR adalah
syarat. Jika ingin ke Guru Besar maka jurnal yang dituju
harus memiliki nilai SJR minimal 0,15 artinya dua jurnal ini
sangat memenuhi untuk syarat maju ke jenjang Guru
Besar.

Untuk peneliti pemula yang ingin berkiprah menulis di


jurnal internasional, nilai SJR ini bisa dijadikan acuan
tingkat keketatan masuk, artinya semakin tinggi nilai SJR
maka tingkat seleksi artikel semakin ketat, namun bukan
berarti bahwa nilai SJR rendah tidak menyeleksi artikel
yang masuk dengan baik. Semua jurnal dengan proses
peer-reviewed yang baik memiliki tingkat keketatan yang
variatif. Sehingga, untuk pemula bisa dimulai dari jurnal-
jurnal Q4 atau nilai SJR yang tidak terlalu tinggi.

Lebih lanjut, jika nilai SJR mudah ditemukan melalui laman


Scimagojr, nilai IF diumumkan per tahun pada Bulan Juni-

24
Juli. Untuk IF 2018 dari hasil perhitungan di tahun 2017
dapat diunduh pada link berikut;

https://www.researchgate.net/publication/326110173_Jo
urnal_impact_factors_2018

Hasil perhitungan Impact Factor menunjukan LUP


memiliki IF 4,994 dan PPR belum masuk dalam daftar
jurnal yang memiliki faktor dampak dari Clarivate
Analytics. Pertanyaan selanjutnya muncul, apakah jurnal
yang belum memiliki IF dari Clarivate Analytics adalah
jurnal yang tidak bagus? Jawabannya adalah tidak. Hal ini
benar-benar dipengaruhi oleh jumlah artikel yang
diterbitkan dan jumlah kutipan dalam kurun waktu
tertentu. Usia jurnal sangat berpengaruh di sini, namun
sekali lagi nilai ini menunjukkan tingkat popularitas jurnal
di bidang tertentu.

Beberapa penggiat open access jurnal dan open science


telah menambahkan dan memberi pandangan baru yaitu
penggunaan metric yang lain selain IF yaitu tingkat
popularitas sebuah artikel dari media sosial seperti
tweeter, facebook, dan sejenisnya. Semakin banyak riset
dipakai dan dibicarakan orang maka riset atau artikel yang

25
telah diterbitkan memiliki daya tarik tersendiri bagi para
pembacanya. Hal ini tidak diakomodasi pada penilaian IF
oleh Clarivate Analytics.

d. Mencari Profil Penulis di Scopus

Salah satu fasilitas Scopus yang gratis selain scimagojr adalah


Scopus Author Profile. Scopus memberikan ID untuk setiap
penulis yang telah mempublikasikan artikel di jurnal atau
prosiding terindeks Scopus. Profil ini bersifat public apabila
penulis sudah menulis minimal 2 artikel terindeks Scopus.
Jika masih 1 artikel, profil ID bisa dilihat namun harus
melakukan login dan harus berlangganan.

Scopus Author Profile ini penting untuk menunjukkan profil


penulis dan rekam jejak karya ilmiahnya. Pada prinsipnya
profil yang disajikan Scopus ini sama dengan profil pada
Google scholar, perbedaannya adalah artikel dan kutipan
yang diakui hanya dari sumber jurnal dan prosiding yang
terindeks Scopus saja. Scopus memiliki alasan khusus karena
jurnal-jurnal yang masuk ke basis datanya dianggap telah
memenuhi syarat seleksi sebagai jurnal yang baik walaupun
pada kenyataannya banyak jurnal yang menurun kualitasnya
setelah terindeks Scopus dan menjadi lebih komersial. Scopus

26
juga menyediakan fasilitas metric untuk melihat kinerja dan
kualitas publikasi antara lain jumlah sitasi, jumlah artikel, dan
pengukuran H-index dengan tampilan yang baik dan mudah
dipahami.

Beberapa alasan mengakses author profile bagi beberapa


mahasiswa adalah mencari profil pembimbing baik untuk
studi tingkat sarjana ataupun pascasarjana. Profil publikasi
pembimbing akan menjadi rujukan tema penelitian atau
proposal dari mahasiswa yang akan menempuh tugas akhir,
tesis, atau disertasi. Selain itu, profil penulis di Scopus biasa
diakses untuk hal kepangkatan. Beberapa nilai diambil dari
rekam jejak publikasi untuk melihat bidang ilmu dan
linearitas dari penulis pada suatu bidang ilmu tertentu.

Karena disediakan gratis, maka cara mengetahuinya tidak


terlalu sulit. Berikut cara mengakses author profil di Scopus;
(1) Masuk ke laman https://www.scopus.com/ (2) Pilih menu
Author search (3) masukkan nama belakang dan nama depan
penulis (4) Klik Search (Lihat Gambar 2.12 s.d 2.15)

27
Gambar 2.12 Tampilan Awal Scopus dan Menu Author Search

Gambar 2.13 Contoh Pencarian Identitas Penulis

28
Gambar 2.14 Hasil Pencarian Identitas dan Bidang yang Ditekuni Penulis

Gambar 2.15 Hasil Pencarian Karya Penulis

29
“Menulis adalah
mengabadikan
waktu dan
menandai zaman”

30
3. Pemanfaatan Basis Data
3 DOAJ

a. Basis Data Directory of Open access Journal (DOAJ)

Selain Scimago dan Clarivate, ada satu direktori pencarian


khusus untuk jurnal-jurnal dengan akses terbuka atau OA
yaitu DOAJ. Jurnal-jurnal yang terindeks di DOAJ adalah
jurnal yang lolos seleksi dari 58 kriteria yang ditetapkan
DOAJ. Kriteria tersebut menyangkut regularitas jurnal,
manajemen, dan tim editor jurnal serta layanan open access
jurnal terhadap full-text nya.

Sampai saat buku ini ditulis, ada 12.397 jurnal dari 129
negara. Artinya jurnal-jurnal yang terindeks DOAJ tidak hanya
dalam bahasa inggris namun tersedia juga dalam berbagai
bahasa termasuk Indonesia. Jumlah jurnal dari Indonesia
yang terindeks DOAJ adalah 1.374, dan masuk pada peringkat
kedua setelah inggris di angka 1.469 dan disusul Brazil di
peringkat ketiga dengan 1.292 jurnal. Angka ini cukup
menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius membangun
jurnal open access untuk kemajuan dan peningkatan akses
terhadap artikel ilmiah. Hal ini sebagai bukti bahwa tidak ada

31
lagi alasan kekurangan literasi bagi masyarakat Indonesia,
karena jurnal yang open access sudah tersedia dalam jumlah
besar.

Permasalahan umum yang sering dihadapi adalah informasi


mengenai cara mengakses jurnal open access yang belum
sampai pada level masyarakat dan mahasiswa, sehingga
diperlukan informasi dengan kualitas yang sama hingga level
masyarakat awam. Untuk mengakses jurnal yang ada pada
basis data DOAJ, silakan mengunjungi laman https://doaj.org
hingga muncul tampilan seperti pada Gambar 3.1, dimana
terdapat kolom pencarian yang dapat memudahkan kita
untuk mencari nama jurnal atau judul artikel.

Gambar 3.1 Hasil Pencarian Jurnal pada Basis Data DOAJ

32
b. Memilih Jurnal dari Basis Data DOAJ
Ada beberapa pertimbangan ketika mencari jurnal untuk
penerbitan dan mencari artikel ilmiah untuk dijadikan
rujukan penelitian berdasar basis data DOAJ. Kita mulai dari
mencari jurnal untuk penerbitan artikel. Pada dasarnya
semua jurnal di DOAJ adalah open access sehingga artikel
yang akan diterbitkan jurnal-jurnal pada basis data DOAJ
akan dapat dinikmati masyarakat luas secara daring dan
gratis. Namun perlu digaris bawahi ada dua hal yang perlu
dicermati yaitu APC (Article Processing Charges) dan hak
cipta.

Informasi mengenai APC tertulis jelas pada laman hasil


pencarian. Sebagai contoh Geoplanning Journal of Geomatics
and Planning (Gambar 3.2) yang tidak mensyaratkan APC
untuk pengiriman dan pemrosesan artikel, berbeda dengan
IJRED yang mematok APC sebesar 150 USD per artikel yang
masuk dan dinyatakan diterima untuk diterbitkan. Beberapa
jurnal juga melakukan perubahan data, sebagai contoh data
yang tampil di DOAJ tidak mewajibkan pembayaran APC
namun pada kenyataannya jurnal menarik APC bagi
penulisnya. Ini perlu diwaspadai supaya tidak salah informasi
yang pada akhirnya merugikan salah satu pihak.

33
Keterangan
APCs No

Keterangan
APCs 150 USD

Gambar 3.2 Keterangan APCs pada DOAJ

Perhatian kedua adalah informasi mengenai pemegang hak


cipta. Jika terdapat informasi bahwa jurnal merupakan
kategori DOAJ seal maka hak cipta ada di tangan penulis.
Sebaliknya, beberapa jurnal yang tidak masuk ke dalam DOAJ

34
seal maka hak cipta biasanya menjadi milik penerbit jurnal.
Dengan informasi tersebut, sebaiknya benar-benar dipahami
sebelum mengirimkan artikel ke jurnal yang dituju.

Gambar 3.3 Letak Informasi License, Green Thick dan DOAJ seal

Lebih lanjut, DOAJ juga bermanfaat untuk mencari artikel-


artikel open access yang sesuai dengan bidang ilmu yang
diinginkan. Pembaca dapat mengatur pencarian dengan
memilih beberapa kategori mulai dari bahasa yang digunakan
sampai negara penerbit. Pembaca dapat menggunakan
fasilitas filter pada sidebar sebelah kiri dengan mengaktifkan
full-text language sehingga artikel yang muncul hanya artikel
yang menggunakan Bahasa Indonesia, begitupun untuk
bahasa yang lain. Selanjutnya, untuk memudahkan pencarian

35
sesuai bidang ilmu maka pembaca dapat memilih
berdasarkan subyeknya, begitupun untuk informasi yang lain
yang dapat diakses melalui sidebar pencarian DOAJ (Gambar
3.4)

Gambar 3.4 Letak Informasi Pencarian di Sidebar DOAJ

Dengan kemudahan ini, sebenarnya sudah tidak ada lagi


alasan sulit mencari referensi dari jurnal internasional atau
jurnal nasional karena dengan adanya DOAJ, referensi
tersedia dengan jangkauan yang sangat luas baik dari
cakupan keilmuan sampai bahasa yang digunakan. Kendala
yang sering muncul mengenai ketersediaan pustaka yang
terbaru juga dapat teratasi. Setiap tahun, jurnal
memperbarui data di DOAJ sehingga terbitan terbaru dapat
dinikmati tentunya secara daring dan gratis. Berkembangnya
platform DOAJ ini menjadi solusi yang sangat diharapkan

36
untuk kemajuan literasi sebuah negara terutama negara
berkembang seperti Indonesia, sehingga diharapkan akan
meningkatkan minat baca terhadap hasil-hasil penelitian
yang dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di
Indonesia.

37
“Keterbukaan data
dan informasi
adalah setitik air
dalam dahaga
ilmu”

38
4. Pemanfaatan Basis Data
4 Science and Technology Index

a. Mengenal Science and Technology Index (Sinta)

Science and Technology Index (Sinta) merupakan pengindeks


dalam negeri hasil besutan Tim Kemenristekdikti dengan para
ahli perjurnalan di Indonesia. Saat ini sinta bukan hanya
menyediakan informasi mengenai jurnal saja namun juga
jumlah publikasi individual peneliti di Indonesia dan
pemeringkatan universitas berdasarkan publikasinya.

Khusus buku ini, fokus pembahasan adalah sinta sebagai


basis data jurnal ilmiah. Setelah peraturan menteri
Permenristekdikti No. 9 Tahun 2018 yang diterbitkan pada
bulan April 2018, pola akreditasi jurnal di Indonesia mencatat
sejarah perubahan besar yaitu dari akreditasi A dan B
menjadi akreditasi sinta dengan 6 peringkat.

Peringkat tersebut menunjukkan kualitas dari tiap-tiap jurnal.


Untuk menuju 6 peringkat tersebut jurnal menjalani proses
seleksi dengan ketat dan melalui proses penilaian dari
kualitas manajemen dan substansi artikel. Penilaian

39
dilakukan melalui sistem akreditasi daring yang disebut
Arjuna.

Dari Arjuna, diperoleh skor jurnal sebagai acuan


pemeringkatan. Untuk mencapai Sinta 1 diperlukan skor
minimal 85, sedangkan untuk Sinta 2 diperlukan skor minimal
70. Untuk Sinta 3 skor 60-69 dan menjadi jurnal yang dibina
untuk dapat naik peringkat ke Sinta 2. Jurnal dengan Sinta 1
memiliki kualitas yang baik dari segi substansi artikel dan
manajemen serta sudah diakui pengindeks lain di kancah
internasional yang menurut kemenristekdikti sebagai
pengindeks bereputasi. Untuk Sinta 2 sedikit dibawah Sinta
satu sehingga untuk naik peringkat ke Sinta 1 harus dapat
mencapai skor 85 atau harus mampu menembus basis data
internasional bereputasi.

b. Mencari Jurnal Ilmiah di SInta

Bagaimana melihat peringkat sebuah jurnal di Sinta? Caranya


sangat mudah. Pengguna dapat memanfaatkan menu
pencarian dalam Sinta untuk melihat kategori jurnal. Pertama
kunjungi laman http://sinta2.ristekdikti.go.id/ hingga muncul
tampilan seperti Gambar 4.1.

40
Gambar 4.1 Tampilan Laman Sinta

Setelah laman awal Sinta muncul, pengguna dapat


memanfaatkan kolom pencarian yang bertuliskan search
something. Ketik nama jurnal atau bidang jurnal yang
diinginkan. Cara lain adalah klik pie chart pada informasi
Number of Journal, setelah itu akan muncul halaman basis
data jurnal berdasarkan peringkat di Sinta.

Gambar 4.2 Tampilan Basis Data Jurnal di Sinta

41
Sebagai contoh, pencarian jurnal dengan nama Geoplanning
journal of geomatics and planning pada kolom pencarian
akan memberikan hasil seperti pada Gambar 4.3.
Selanjutnya, jika memilih jurnal berdasarkan peringkat Sinta
maka pilih peringkat pada tombol yang bertuliskan logo S1
sampai dengan S6 maka otomatis akan muncul jurnal-jurnal
sesuai dengan peringkatnya di Sinta.

Gambar 4.3 Tampilan Hasil Pencarian dengan Sinta

Gambar 4.4 Contoh Informasi Jurnal di Sinta

42
Lebih detail, jika nama jurnal diklik maka akan tampil
informasi jurnal seperti nama jurnal, penerbit, jumlah
kutipan, h-index, dan peringkat di Sinta seperti pada Gambar
4.4. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memilih
jurnal yang sesuai dengan artikel kita dan informasi untuk
memenuhi persyaratan administrasi dari tawaran hibah
penelitian dan sebagainya. Melalui informasi tersebut, maka
lebih memudahkan pembaca mencari dan mengidentifikasi
jurnal sesuai kebutuhan.

43
“Memulai suatu
karya untuk bangsa
bagai menyediakan
tongkat untuk
estafet antar
generasi”

44
5. Artikel Ilmiah, Profil Penulis
5 dan Jurnal di Google Scholar

a. Mengenal Basis Data Google Scholar

Google scholar (GS) adalah basis data ilmiah terbesar di


dunia. Jangkauannya sangat luas dan hampir semua
komponen publikasi akademik baik berbayar maupun tidak
berbayar masuk dalam GS dan mudah dicari. Kemudahan ini
membuat GS berkembang cepat, sehingga jumlah data yang
dapat diakses lebih besar dari basis data yang lain sebagai
penyedia layanan pencarian jurnal dan referensi ilmiah.

Selain layanan referensi ilmiah, GS juga mampu memberikan


layanan profil penulis berdasarkan jumlah publikasi yang ada
di GS. Mirip dengan Scopus yang menggunakan h-index
dalam profil penulis, GS juga memberikan h-index dan
layanan tambahan berupa i10-index yaitu artikel yang dikutip
lebih dari 10 kali.

Perbedaan yang signifikan antara GS dan mesin pengindeks


lain adalah dalam proses seleksi. Jika Scopus, Clarivate, DOAJ,
dan Sinta menggunakan proses seleksi sebelum masuk ke
basis data mereka, maka GS ini tidak memerlukan seleksi

45
yang ketat. Syarat agar jurnal atau artikel dapat diindeks oleh
GS adalah level metadata yang mudah ditangkap oleh Robot
txt GS sehingga mampu mengunduh data publikasi dengan
benar.

Untuk kasus di Indonesia, GS sangat mudah dan familiar


terhadap basis data jurnal-jurnal terbitan Indonesia karena
menggunakan platform yang sama yaitu Open Journal
System. Platform tersebut sangat bagus dalam menyediakan
metadata yang dapat diambil GS dalam jangka waktu singkat
setelah beberapa hari artikel terunggah secara daring.

Kemudahan tersebut membuat profil GS banyak


dimanfaatkan untuk melihat produktivitas sebuah jurnal dan
seorang penulis. Angka-angka ukuran seperti H-index dan
i10-Index menjadi salah satu tolok ukur khususnya dalam
eksistensi keilmuan. Sehingga pemanfaatan GS yang mudah
dan dapat menjangkau semua lapisan sangat membantu
dalam publikasi hasil-hasil karya Ilmiah, baik dalam bentuk
buku maupun artikel jurnal.

46
b. Memilih Jurnal dan Artikel dari Google Scholar

Untuk memilih artikel dari GS, pengguna dapat mengunjungi


situs GS https://scholar.google.co.id/. Selanjutnya, masukkan
kata kunci baik nama bidang ilmu yang sesuai dengan
kepakaran pembaca, nama penulis, atau kata kunci lain yang
sesuai dengan kebutuhan (Gambar 5.1). Lebih jauh, GS akan
menampilkan daftar artikel sesuai dengan kata kunci
pencarian (Gambar 5.2).

Gambar 5.1 Pencarian dengan Kata Kunci Remote Sensing di GS

47
Gambar 5.2 Daftar Karya Ilmiah dengan Kata Kunci Remote Sensing

Berikutnya, pengguna dapat memasukkan nama jurnal yang


dituju, sebagai contoh geoplanning. Setelah nama jurnal
dimasukkan, maka mesin pencari akan menampilkan tautan
profil dari jurnal tersebut (Gambar 5.3). Klik tautan dan
selanjutnya pilih artikel yang ada di dalam profil jurnal sesuai
dengan kebutuhan. Cara lain yang dapat digunakan adalah
memasukkan nama penulis ke GS. Secara otomatis GS akan
menampilkan profil penulis dan pengguna dapat memilih
artikel dari penulis atau buku yang ada pada daftar karya
penulis sebagai rujukan (Gambar 5.4).

48
Gambar 5.3 Profil dan Daftar Artikel di Jurnal

Gambar 5.4 Profil dan Daftar Artikel Berdasarkan Nama Penulis

49
“Pastikan karyamu
memberikan
manfaat dan
menjadi amal
jariyahmu”

50
6. Penutup
6
Demikian uraian mengenai open data yang tersedia untuk
membantu para pendidik dan peserta didik dalam memilih
jurnal sebagai tujuan penerbitan maupun sebagai dasar
referensi ilmiah yang layak. Konsep open data secara daring
sangat memudahkan peneliti sehingga berbagai variasi basis
data dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Buku ini masih membutuhkan banyak penyempurnaan


khususnya dalam perkembangan basis data ilmiah yang
semakin pesat. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian di
edisi berikutnya. Dengan buku ini, masyarakat awam, peneliti
pemula, dan mahasiswa sangat terbantu khususnya dalam
teknik pencarian dengan memanfaatkan berbagai sumber
basis data yang dapat dipertanggungjawabkan. Seri e-book
untuk buku ini dipublikasikan gratis dan tidak dikomersilkan.
Untuk versi cetak, informasi lebih lanjut dapat menghubungi
perpustakaan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro. Silakan disebarluaskan untuk tujuan
pembelajaran yang lebih baik.

51
Daftar Referensi

Bornmann, L., De Moya Anegón, F., & Leydesdorff, L. (2012). The


new Excellence Indicator in the World Report of the SCImago
Institutions Rankings 2011. Journal of Informetrics, 6(2), 333–
335. https://doi.org/10.1016/j.joi.2011.11.006
Cole, C., Davis, A. R., Eyer, V., & Meier, J. J. (2018). Google Scholar’s
Coverage of the Engineering Literature 10 years Later. Journal
of Academic Librarianship, 44(3), 419–425.
https://doi.org/10.1016/j.acalib.2018.02.013
Dempsey, L., & Malpas, C. (2018). Academic Library Futures in a
Diversified University System. In N. W. Gleason (Ed.), Higher
Education in the Era of the Fourth Industrial Revolution (pp.
65–89). Palgrave Macmillan.
Ennas, G., & Di Guardo, M. C. (2015). Features of top-rated gold
open access journals: An analysis of the Scopus database.
Journal of Informetrics, 9(1), 79–89.
https://doi.org/10.1016/j.joi.2014.11.007
Gómez-Núñez, A. J., Batagelj, V., Vargas-Quesada, B., Moya-
Anegón, F., & Chinchilla-Rodríguez, Z. (2014). Optimizing
SCImago Journal & Country Rank classification by community
detection. Journal of Informetrics, 8(2), 369–383.
https://doi.org/10.1016/j.joi.2014.01.011
Halevi, G., Moed, H., & Bar-Ilan, J. (2017). Suitability of Google
Scholar as a source of scientific information and as a source
of data for scientific evaluation—Review of the Literature.
Journal of Informetrics, 11(3), 823–834.
https://doi.org/10.1016/j.joi.2017.06.005
Meier, J. J., & Conkling, T. W. (2008). Google Scholar’s Coverage of
the Engineering Literature: An Empirical Study. Journal of
Academic Librarianship, 34(3), 196–201.
https://doi.org/10.1016/j.acalib.2008.03.002
Saracevic, T. (2000). Digital library evaluation: Toward an evolution
of concepts. Library Trends, 49(3).

52
Thelwall, M. (2018). Dimensions: A competitor to Scopus and the
Web of Science? Journal of Informetrics, 12(2), 430–435.
https://doi.org/10.1016/j.joi.2018.03.006
Tomaszewski, R., Poulin, S., & MacDonald, K. I. (2013). Publishing in
Discipline-Specific Open access Journals: Opportunities and
Outreach for Librarians. Journal of Academic Librarianship,
39(1), 61–66. https://doi.org/10.1016/j.acalib.2012.11.008

53

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai