Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS KESALAHAN-KESALAHAN PEMBICARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Publik Speaking

Dosen Penampu : Sri Wahyuningsih, M.Pd.

Kelas : KPI D4

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Arum Fatmawati (1740210109)


2. Mila Sa’ada (1740210120)
3. Moh. Misbahul Umam (1740210132)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup selalu berlompok mulai dari kelompok kecil, misalnya
keluarga, sampai kelompok besar seperti organisasi sosial. Dan kelompok itu,
mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dimana ada kelompok baru,
disitu pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyaraat tradisional
maupun masyarakat modern. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunkasi
lisan dan tulisan.
Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.1 Komunikasi lisan biasanya
sering terjadi dalam kehidupan manusia misalnya, dialog dalam kehidupan
keluarga percakapan antar tetangga, maupun percakapan formal anatara
pembicara dan pendengar. Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang
langsung dan ada pula yang tidak langsung. Interaksi langsung dapat bersifat
dua arah atau multiarah, Sedangkan interaksi tidak langsung bersifat satu arah.
Pembicara berusaha agar pendengar memahami atau menangkap makna apa
yang disampaikannya.
Pada umumnya, seorang pembicara di depan publik selalu menjadi pusat
perhatian karna semua pandangan dan perhatian tertuju kepadanya. Apalagi
bagi orang yang suka memperhatikan keistimewaan dan kelemahan orang lain.
Perhatian yang bersifat negatif akan hilang apabila pembicara bisa menarik
perhatian pendengar dengan gaya berbicara, keterampilan berbicara, ketepatan
berargumentasi, karakteristik, ketenangan dalam penyampaian materi. Dalam
kehidupan sehari-hari terlihat banyak sekali orang yang berbicara dengan tidak
sistematis dan dengan bahasa yang kacau serta sukar dtangkap maknanya
secara langsung. Bahkan beberapa orang cenderung berbelit-belit dalam
menyampaikan pesan. Selain itu, masalah lain yang terjadi dalam lawan bicara
kita atau pendengar. Sering terjadi miscommunication diantara pembicara dan

1
Daryanto, Teori Komunikasi, (Malang: Gunung Samudera, 2013), 163.

1
pendengar karena adanya gangguan-gangguan, baik itu dari diri pembicara,
salauran komunikasi, maupun dari penerima atau lawan bicara yang tidak dapat
menerima pesan yang disampakan. Jadi seorang pembicara tidak harus memili
pendidikan yang tinggi, asalnya pembicara mempunyai wawasan yang luas dan
dapat menguasai beberapa bahasa, baik itu bahasa umum maupun bahasa asing.
Seorang pembicara yang profesional atau handal harus tenang dan jelas dalam
menyampaikan materi. Karena perhatian seorang pendengar terhadap
pembicara tergantung pada keterampilan berbicara, ketepaan argumentasi dan
pada gaya meyakinkan yang disampaikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini
pemateri akan membahas lebih lanjut mengenai kesalahan-kesalahan
pembicara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pembicara dan pendengar?
2. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato dan organisatoris?
3. Bagamana kesalahan-kesalahan dalam berbicara, penampilan, dan sikap?
4. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan pendengar?
5. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan teks atau manuskrip?
6. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembicara dan pedengar.
2. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato dan
organisatoris.
3. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam berbicara, penampilan, dan
sikap.

2
4. Untuk mengetahui saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan
pendengar.
5. Untuk mengetahui saja kesalahan-kesalahan dalam hubungan dengan teks
atau manuskrip.
6. Untuk mengetahui saja kesalahan-kesalahan dalam membawa pidato.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembicara
Pembicara merupakan seseorang yang dipercaya untuk menyampaikan
suatu hal , berita, atau inormasi di depan umum. Seorang pembicara dapat saja
memiliki bidang dan mengambil kedudukan yang berbeda dalam
menyampaikan isi pembicaraannya. Kedudukan pembicara dapat
menyampaikan pembukaan atau penutup, menambah pengetahuan, serta
memotivasi dan mempersuasi pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Seorang
pembicara yang baik harus mengeahui teknik-teknik dasar yang diperlukan
dalam pembicaraannya agar dapat memperoleh perhatian dari pendengarnya,
seperti seorang pembicara tidak boleh terlalu terpaku kepada teks, tetapi harus
tampil prima, antusias, memliki kontak mata dengan pendengarnya, terlihat
sabar, dan memiliki dedikasi yang tinggi. Pembicara akan dikatakan berhasil
apabila pembicara tersebut berhasil memberikan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi para pendengarnya.
Keteramplan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya.
Pembicara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh
pendengar yang baik.Pembicara yang baik mampu memudahkan pendengar
untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan2. Seorang pembicara dapat
menyampaikan pesan kepada orang lain pasti mempunyai tujuan, ingin
mendapatkan respons atau reaksi. Respons atau reaksi itu merupakan suatu hal
yang menjadi harapan. Tujuan atau harapan pembicaraan sangat tergantung
dari keadaan dan keinginan pembicara. Secara umum tujuan pembicaraan
sebagai berikut :3
a. Mendorong atau Menstimulasi
Pembicara berusaha memberi semangat gairah dan hidup kepada pendengar.
Reaksi yang diharapkan adalah memberikan inspirasi atau membangkitkan

2
Sujianah, Menjadi Pembicara Terampil, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2012), 35.
3
Sujianah, Menjadi Pembicara Terampil, 2-4.

4
emosi para pendengar. Misalnya, pidato ketua umum koni dihadapan para
atlet yang bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet memilki
semangat bertanding yang cukup tinggi dalam rangka membela negara.
b. Meyakinkan
Pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para
pendengar. Alat paling penting dalam penyampaian materi adalah
argumentasi. Untuk itu diperlukan bukti, fatka dan contoh konkret agar
dapat meyakinkan pendengar Para pendengar akan memperlakukan
pembicara dengan sepantutnya bila yang dibicarakan oleh pembicara itu
masuk akal dan bila pembicara mampu menyajikan pembicaraan yang segar
dan aktual dan menyakinkan pendengar.4
c. Menggerakkan
Pembicara menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para
pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi
sosial.
d. Menginformasikan
Pembicara memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat
mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru memberikan pelajaran
di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan lingkungan,
seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlal lintas, dan sebaganya.
e. Menghibur
Pembicara sebisa mungkin menggembirakan dan menyenangkan para
penengarnya. Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu
resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya. Humor
merupakan alat yang paling utama dalam uraian seperti itu. Reaksi atau
respons yang diharapkan adalah timbulnya rasa gembira, senang, dan
bahagia pada hati pendengar.

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Books-9341-Public%20Speaking%20&
4

%20Teknik%20Presentasi%20BAB%209.pdf, diakses pada hari Senin, 11 November pukul 10:00


WIB.

5
Kepribadian pembicara adalah unsur penting yang menentukan
efektifitas komunikasi retoris. Seorang pembicara hendaknya memiliki
dasar pendidikan yang cukup dan pengetahuan umum yang luas. Memiliki
rasa percaya diri dan kepastian. Setiap pembiacara harus tahu tennggang
rasa, dan memperhatikan tata sopan santun dalam setiap penampilan
pembicara bersikap sederhana, tetapi menarik dan asli apa adanya.
Pembicara harus mengenali situasi masyarakat, khususnya para
pendengarnya. Penampilan seorang pembicara yang meyakinkan dapat
merebut hati pendnegar dan mempengaruhi pendengar.

B. Kesalahan-Kesalahan dalam Mengolah Pidato dan Organisatoris


1. Kesalahan-kesalahan dalam mengolah pidato:
a. Pidato tidak cukup menjelaskan pokok-pokok penting.
b. Kekuarangan informasi sebelumnya mengenai situasi pendengar.
c. Faktor-faktor yang menmbulkan keributan tidak diperhitungkan
sebelumnya.
2. Kesalahan Organisatoris:
a. Media-media pembantu tidak direncanakan secara optimal.
b. Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontrak dengan
para pendengar.
c. Tidak menyiapkan teks yang cukup bagi para pendengar.
d. Tidak memperhatikan keadaan tentang ventilasi udara dalam ruangan
ceramah.
e. Tidak mencoba dan mengecek alat-alat teknis sebelum berpidato.5

C. Kesalahan-Kesalahan dalam Berbicara, Penampilan, dan Sikap


1. Kesalahan dalam berbicara:
a. Terlalu banyak mengulang.
b. Tempo bicara yang terlalu cepat.

5
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpdato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, (Yogyakarta: Kanisus, 1991), 182.

6
c. Mengkopi kebiasaan pembicara lain.
d. Teknik bicara yang buruk ( suara, tekanan, ritme, dan lain-lain).
e. Suara yang monoton, tidak ada tinggi rendahnya.
f. Bicara tidak jelas (artikulasi tidak jelas, menelan suku kata).
g. Terlalu banyak bunyi antara yang menggangu, sebagai tanda bahwa
orang tidak menguasai bahan. Misalnya : eh, a, e.
h. Kurang terampil mengatasi kesulitan bila kehilangan jalan pkiran.
i. Terlalu sering menegur atau menyinggung perasaan seorang wanita.
j. Tekanan yang salah atau buruk pada kata-kata.
k. Penggunaan dan pengucapan kata-kata asing yang salah.
2. Kesalahan dalam penampilan dan sikap:
a. Penampilan yang tidak bersemangat.
b. Kurang ada kontak mata dengan para pendengar.
c. Hanya mengarahkan mata dan perhatian pada satu titik atau tempat di
dalam ruangan.
d. Gerak-gerik yang tidak terkontrol.
e. Tangan dimasukkan ke dalam jaket atau saku celana.
f. Berdiri sambil memeluk perut pada mimbar.
g. Penampilan yang sombong dan pongah.
h. Tidak tenang, melenggang kesana kemari.
i. Menunjukkan kejenuhan dan kebosanan atau tanpa perhatian.
j. Pengantar yang salah ke dalam tema.6

D. Kesalahan-Kesalahan dalam Hubungan dengan Pendengar


1. Kesalahan dalam hubungan dengan pendengar:
a. Terlalu sedikit visualisasi.
b. Terlalu sedikit contoh yang memberi kesegaran.
c. Terlalu sedikit jeda diantaranya.
d. Kurang mempertimbangkan harapan dan keinginana pendengar.
6
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpdato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, 183.

7
e. Tidak cukup menanggapi keberatan-keberatan yang dkemukakan.
f. Tidak cukup awal mengenali masalah yang membuat pendengar merasa
malas.
g. Tidak berbicara dengan bahasa pendengar.
h. Menceriakan lelucon tidak pada tempatnya.7

E. Kesalahan-Kesalahan dalam Hubungan dengan Teks atau Manuskrip


1. Kesalahan dalam hubungan dengan teks atau manuskrip8:
a. Terlalu banyak pikiran asing, terpengaruh sedikit pikiran sendiri.
b. Menggunakan rumusan yang terlalu sulit dimengerti.
c. Kalimat-kalimat yang terlalu panjang.
d. Bahan kurang umu da terlalau mendetail.
e. Teks dicetak terlalu rapat dan menggunakan huruf kecil.
f. Bagian yang penting dan mempunyai arti khusus tidak diperhatikan.
g. Tidak ada benang merah.
h. Kekurangan diagram dan grafik.
i. Terlalu banyak bahan yang dibicarakan ( terlalu luas).
j. Terlalu menyimpanga dari tema yang ditetapkan.
k. Seruan akhir yang tidak tepat sasar.
l. Tidak ada rangkuman pada akhir uraian.

F. Kesalahan-Kesalahan dalam Membawa Pidato


1. Kesalahan dalam membawa pidato:
a. Terlalu jelas menunjukkan rasa takut dan cemas.
b. Kurang konsentrasi terhadap pesan yang mau disampaikan, karna terlalu
banyak berkecimpung dengan masalah pribadi.
c. Membuka halaman pidato terlalu keras (apalagi kalau mikrofon peka)
d. Terlalu terikat pada teks, tanpa dan kadang-kadang bicara bebas.

7
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpdato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, 184.
8
http://mempelajariretorika.blogspot.com/2015/05/membawakan-pidato-analisis-
kesalahan.html?m=1, diakses pada hari Senin, 11 November pukul 10:00 WIB.

8
e. Dalam pembeberan kurang ada selingan seperti anekdot, lelucon, atau
visualisasi.9
f. Pidato diawalai dengan permintaan maaf.
g. Sudah mulai bericara, meskipun suasana belum tenang.
h. Kesuliatan waktu memberi salam kepada para pendengar.
i. Pidato itu terlalu sempurna sehingga menjadi steril.
j. Ketiadaan pertanyaan-pertanyaan retoris.
k. Berdiri terlalu jauh dari mikrofon, sehingga suara tidak jelas.
l. Gerak gerik dan mimik kurang menyokong ucapan-ucapan.
m. Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa teang pada pendengar.

Kekurangan-kekurangan pribadi:
a. Pandangan mata yang tidak terkontrol, sarkastis, terlalu sungguh-
sungguh, terlalu tertawa, dahi selalu berkerut dan lain-lain.
b. Memukul podium terlalalu kuat.
c. Kelihatan mengantuk, nerves dan tegang.
d. Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan ditengah pidato.
e. Tidak ada dinamika.
f. Berbicara membosankan.
g. Menunjukkan kelainan pada diri seperti menggaruk-garuk telinga,
menggaruk-garuk kumis atau janggut, mengggit bibir, mempermiankan
kancing baju dan lain-lain.

Kesalahan dialek:
Diealek menurut Hartmab dan Stork (1972) adalah sejenis kelaian
bahasa yang berbeda dari segi pengucapan, tata bahasa dan kosa kata dari
bahasa standart. Pengaruh bahasa dialek begitu menebal mempengaruhi

9
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/
6961_2019-09-05/14.%2520Modul%2520Berbicara%2520di%2520Muka
%2520Umum.pdf&ved=2ahUKEwiR-
rP22enlAhVJXSsKHWHDDWUQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw0LiKzHS6NYc8joKPrvQkeO
, diakses pada hari Senin, 11 November pukul 10.42 WIB.

9
sistem suara. Bahasa dialek sebenarnya adalah tradisi lisan setempat.
Kesalahan dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa (Language habit) yang
salah sehingga terjadi kesalahan berbicara kebiasaan berbahasa ini terjadi
secara spontan dan biasanya sukar dihilangkan, kecuali lingkungan,
bahasanya diubah, misalnya dengan menghilangkan stmulus yang
membangkitkan kebiasaan itu. Dan dapat juga terjadi karena perbedaan
struktur bahasa ibu dengan bahasa yang digunakannya dalam pergaulan atau
komunikasi resmi. Misalnya dengan adanya perbedaan anatara bahasa ibu
sunda atau jawa dengan bahasa Indonesia, maka akan terjadi interferensi
dari bahasa kesatu ke bahasa kedua. Kesalahan karena kasus dwibahasawan
ini misalnya kata gaji oleh orang sunda diucapkan gajih, kata akan oleh
orang dari suku Jawa diucapkan jadi aken dan sebagainya.10

10
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpdato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, 186.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pembicara merupakan seseorang yang dipercaya untuk menyampaikan suatu
hal , berita, atau inormasi di depan umum. Seorang pembicara dapat saja memiliki
bidang dan mengambil kedudukan yang berbeda dalam menyampaikan isi
pembicaraannya.
Kesalahan dalam mengolah pidato adalah kesalahan yang berhubungan atau
tertuju dengan isi pidato dan penyampaiannya. Sedangkan kesalahan organisatoris
berhubungan atau tertuju dengan masalah pengorganisasian.
Kesalahan dalam berbicara, penampilan, dan sikap berhubungan tentang
penjelasan mengenai apa saja kebiasaan buruk yang masih dipergunakan oleh
pembicara perihal dengan cara berbicara, penampilannya, dan sikap dari
pembicara.
Kesalahan dalam hubungan dengan pendengar, dimana dalam hal ini pasti
terjadi miscommunication antara pembicara dan pendengar di dalam sebuah forum
atau acara biasa karena pembicara tidak bisa mengendalikan situasi atau
menguasai situasi, dan lain sebagainya.
Kesalahan dalam hubungan dengan teks atau manuskrip dimana di sini
pembicara pasti melakukan sebuah salah pada pembuatan teks maupun pada
manuskrip sehingga terjadi kekacauan dalam hal penyampaian materi.
Kesalahan dalam membawa pidato, disini pembicara harus bisa
mengendalikan kondisi dan membaca situasi agar dapat membawakan acara
dengan lancar dan berhasil.

11
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2013. Teori Komunikasi. Malang: Gunung Samudera


Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika Terampil Berpdato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi.Yogyakarta: Kanisus
Sujianah. 2012. Menjadi Pembicara Terampil. Yogyakarta: CV Budi Utama
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Books-9341-Public%20Speaking
%20&%20Teknik%20Presentasi%20BAB%209.pdf, diakses pada hari
Senin, 11 November pukul 10:00 WIB
http://mempelajariretorika.blogspot.com/2015/05/membawakan-pidato-analisis-
kesalahan.html?m=1, diakses pada hari Senin, 11 November pukul 10:00
WIB
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/lam
an/uploads/Dokumen/6961_2019-09-05/14.%2520Modul%2520Berbicara
%2520di%2520Muka%2520Umum.pdf&ved=2ahUKEwiR-
rP22enlAhVJXSsKHWHDDWUQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw0LiKz
HS6NYc8joKPrvQkeO, diakses pada hari Senin, 11 November pukul 10.42
WIB

12

Anda mungkin juga menyukai