Anda di halaman 1dari 5

Tafsir Al Kahfi Ayat 9-20

Ayat 9-16: Kisah As-habul Kahfi dan bagaimana mereka pergi untuk
menyelamatkan agama mereka dari fitnah serta pengorbanan demi membela
kebenaran.

( ‫ْف َوال َّرقِ ِيم َكانُوا ِم ْن آيَاتِنَا َع َجبًا‬ ِ ‫اب ْال َكه‬ َ ‫ْت أَ َّن أَصْ َح‬ َ ‫أَ ْم َح ِسب‬
ً‫ك َرحْ َمة‬ َ ‫ْف فَقَالُوا َربَّنَا آتِنَا ِم ْن لَ ُد ْن‬ ِ ‫)إِ ْذ أَ َوى ْالفِ ْتيَةُ إِلَى ْال َكه‬٩
‫ْف‬ِ ‫ض َر ْبنَا َعلَى آ َذانِ ِه ْم فِي ْال َكه‬ َ َ‫) ف‬١٠( ‫َوهَيِّئْ لَنَا ِم ْن أَ ْم ِرنَا َر َش ًدا‬
‫صى لِ َما لَبِثُوا‬ َ ْ‫) ثُ َّم بَ َع ْثنَاهُ ْم لِنَ ْعلَ َم أَيُّ ْال ِح ْزبَي ِْن أَح‬١١( ‫ين َع َد ًدا‬ َ ِ‫ِسن‬
‫ق إِنَّهُ ْم فِ ْتيَةٌ آ َمنُوا‬ ِّ ‫ك نَبَأَهُ ْم ِب ْال َح‬
َ ‫) نَحْ ُن نَقُصُّ َعلَ ْي‬١٢(      ‫أَ َم ًدا‬
‫طنَا َعلَى قُلُوبِ ِه ْم إِ ْذ قَا ُموا فَقَالُوا‬ ْ َ‫) َو َرب‬١٣( ‫ِب َربِّ ِه ْم َو ِز ْدنَاهُ ْم هُ ًدى‬
‫ض لَ ْن نَ ْد ُع َو ِم ْن ُدونِ ِه إِلَهًا لَقَ ْد قُ ْلنَا‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫َربُّنَا َربُّ ال َّس َما َوا‬
َ ُ‫) هَ ُؤال ِء قَ ْو ُمنَا اتَّ َخ ُذوا ِم ْن ُدونِ ِه آلِهَةً لَ ْوال يَأْت‬١٤( ‫إِ ًذا َشطَطًا‬
‫ون‬
)١٥( ‫ظلَ ُم ِم َّم ِن ا ْفتَ َرى َعلَى هَّللا ِ َك ِذبًا‬ ْ َ‫ان بَي ٍِّن فَ َم ْن أ‬
ٍ َ‫َعلَ ْي ِه ْم بِس ُْلط‬
‫ْف يَ ْن ُشرْ لَ ُك ْم‬ ِ ‫ون إِال هَّللا َ فَأْ ُووا إِلَى ْال َكه‬ َ ‫َوإِ ِذ ا ْعتَ َز ْلتُ ُموهُ ْم َو َما يَ ْعبُ ُد‬
١٦( ‫َربُّ ُك ْم ِم ْن َرحْ َمتِ ِه َويُهَيِّئْ لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْم ِر ُك ْم ِمرفَقًا‬
9. Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) Ar
Raqim[1] itu, termasuk tanda-tanda kebesaran Kami yang menakjubkan[2]?

10. [3](Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua[4], lalu mereka


berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan Kami[5]."

11. Maka Kami tutup telinga mereka[6] di dalam gua itu selama beberapa tahun[7],

12. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua
golongan itu[8] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam
gua itu).

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya.


Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda[9] yang beriman kepada Tuhan mereka, dan
Kami tambahkan petunjuk kepada mereka[10].
14. Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri[11], lalu mereka berkata, "Tuhan
kami adalah Tuhan langit dan bumi; Kami tidak menyeru tuhan selain Dia[12]. Sungguh,
kalau kami berbuat demikian tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh
dari kebenaran.”

15. [13]Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain
Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan
mereka)? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah[14]?

16. [15]Dan apabila kamu meninggalkan mereka[16] dan apa yang mereka sembah selain
Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan
melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna
bagimu dalam urusanmu[17].

Ayat 17-20: Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak dapat dikalahkan


oleh sesuatu pun juga, kebangkitan adalah benar, keutamaan bergaul dengan
orang-orang yang baik serta menerangkan dialog antara sesama As-habul
Kahfi.

‫ين َوإِ َذا‬ ِ ‫ات ْاليَ ِم‬ َ ‫ت تَ َزا َو ُر َع ْن َك ْهفِ ِه ْم َذ‬ ْ ‫س إِ َذا طَلَ َع‬ َ ‫َوتَ َرى ال َّش ْم‬
ِ ‫ك ِم ْن آيَا‬
‫ت‬ َ ِ‫ال َوهُ ْم فِي فَجْ َو ٍة ِم ْنهُ َذل‬ ِ ‫ات ال ِّش َم‬ َ ‫ضهُ ْم َذ‬ ُ ‫ت تَ ْق ِر‬ ْ َ‫َغ َرب‬
‫هَّللا ِ َم ْن يَ ْه ِد هَّللا ُ فَهُ َو ْال ُم ْهتَ ِد َو َم ْن يُضْ لِلْ فَلَ ْن تَ ِج َد لَهُ َولِيًّا‬
َ ‫) َوتَحْ َسبُهُ ْم أَ ْيقَاظًا َوهُ ْم ُرقُو ٌد َونُقَلِّبُهُ ْم َذ‬١٧(     ‫ُمرْ ِش ًدا‬
‫ات‬
َ ‫صي ِد لَ ِو اطَّلَع‬
‫ْت‬ ِ ‫اسطٌ ِذ َرا َع ْي ِه بِ ْال َو‬ ِ َ‫ال َو َك ْلبُهُ ْم ب‬ ِ ‫ات ال ِّش َم‬َ ‫ين َو َذ‬ ِ ‫ْاليَ ِم‬
‫ك‬َ ِ‫) َو َك َذل‬١٨( ‫ت ِم ْنهُ ْم ُر ْعبًا‬ َ ‫ْت ِم ْنهُ ْم فِ َرارًا َولَ ُملِ ْئ‬ َ ‫َعلَ ْي ِه ْم لَ َولَّي‬
‫بَ َع ْثنَاهُ ْم ِليَتَ َسا َءلُوا بَ ْينَهُ ْم قَا َل قَائِ ٌل ِم ْنهُ ْم َك ْم لَبِ ْثتُ ْم قَالُوا لَبِ ْثنَا يَ ْو ًما‬
‫ْض يَ ْو ٍم قَالُوا َربُّ ُك ْم أَ ْعلَ ُم بِ َما لَبِ ْثتُ ْم فَا ْب َعثُوا أَ َح َد ُك ْم بِ َو ِرقِ ُك ْم‬ َ ‫أَ ْو بَع‬
ُ‫ق ِم ْنه‬ ٍ ‫هَ ِذ ِه إِلَى ْال َم ِدينَ ِة فَ ْليَ ْنظُرْ أَيُّهَا أَ ْز َكى طَ َعا ًما فَ ْليَأْتِ ُك ْم بِ ِر ْز‬
‫ظهَرُوا َعلَ ْي ُك ْم‬ ْ َ‫) إِنَّهُ ْم إِ ْن ي‬١٩( ‫ف َوال يُ ْش ِع َر َّن ِب ُك ْم أَ َح ًدا‬ ْ َّ‫َو ْليَتَلَط‬
٢٠( ‫يَرْ ُج ُمو ُك ْم أَ ْو يُ ِعي ُدو ُك ْم فِي ِملَّتِ ِه ْم َولَ ْن تُ ْفلِحُوا إِ ًذا أَبَ ًدا‬
17. Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah
kanan, dan apabila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri[18] sedang mereka
berada dalam tempat yang luas di dalam (gua) itu[19]. Itulah sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka Dialah yang
mendapat petunjuk[20]; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan
mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya[21].

18. Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur[22]; dan Kami bolik-
balikkan mereka ke kanan dan ke kiri[23], sedang anjing mereka membentangkan kedua
lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentu kamu akan
berpaling melarikan diri dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap
mereka[24].

19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka[25], agar di antara mereka saling bertanya.
Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?"
Mereka menjawab, "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari[26].” berkata (yang lain
lagi), "Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah
dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu,
dan hendaklah dia berlaku lemah-lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada
siapa pun.

20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan
melempari kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika
demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya[27].”

[1] Raqim, menurut sebagian ahli tafsir adalah nama anjing, dan sebagian yang lain
mengartikan batu bertulis, yang di sana tertulis nama dan nasab mereka.

[2] Tidak ayat-ayat-Nya yang lain. Bahkan ayat-ayat-Nya yang lain pun sama menakjubkan
pula, oleh karena itu perlu diperhatikan dan dipikirkan, karena memperhatikan ayat-ayat-
Nya merupakan kunci keimanan, jalan mencapai ilmu dan keyakinan. Allah Subhaanahu wa
Ta'aala senantiasa memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya ayat-ayat-Nya di alam
semesta dan pada diri mereka agar semakin jelas antara yang hak dengan yang batil, dan
petunjuk daripada kesesatan.

[3] Di ayat ini disebutkan kisah mereka secara jumlah (garis besar), dan nanti (yaitu pada
ayat 13 dan seterusnya) akan disebutkan lebih rinci.

[4] Dalam keadaan takut disiksa oleh kaum mereka yang kafir karena beriman kepada Allah.

[5] Mereka menggabung antara usaha dan menjauh dari fitnah dengan sikap tadharru’
(merendahkan diri) dan meminta kepada Allah, serta tidak bersandar kepada diri dan orang
lain. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengabulkan doa mereka.

[6] Yakni Kami tidurkan mereka.

[7] Maksudnya, Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (Lihat
ayat 25) sehingga mereka tidak dapat dibangunkan oleh suara apa pun. Dalam tidur mereka
selama ratusan tahun itu untuk menjaga mereka dari keguncangan hati dan rasa takut,
demikian pula untuk menjaga mereka dari penangkapan oleh kaum mereka, serta sebagai
salah satu di antara ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

[8] Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa
lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
[9] Dalam ayat tersebut dipakai jama’ yang menunjukkan sedikit, yaitu kata “fityah”
(beberapa pemuda), yang menunjukkan bahwa jumlah mereka di bawah sepuluh.

[10] Berupa ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.

[11] Maksudnya, berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan
diri, serta memerintahkan mereka bersujud kepada berhala.

[12] Mereka berdalih dengan rububiyyah Allah terhadap alam semesta untuk menunjukkan
keberhakan-Nya untuk diibadahi, yaitu karena Dia Tuhan Pencipta langit dan bumi, maka
hanya Dialah yang brhak diibadahi. Mereka menggabung antara mengikrarkan tauhid
rububiyyah dan tauhid uluhiyyah, demikian pula berpegang di atasnya serta menerangkan
bahwa selain Alah adalah batil. Hal ini merupakan bukti sempurnanya pengetahuan mereka
terhadap Tuhan mereka dan pemberian petunjuk dari Allah kepada mereka.

[13] Setelah mereka menyebutkan nikmat yang telah diberikan Allah berupa iman dan
hidayah, maka mereka beralih melihat keadaan kaum mereka yang menjadikan sesembahan
selain Allah. Mereka membenci perbuatan itu dan menerangkan, bahwa perbuatan itu sama
sekali tidak di atas ilmu dan keyakinan.

[14] Dengan menisbatkan sekutu bagi-Nya, padahal Dia tidak mempunyai sekutu.

[15] Perkataan ini terjadi antara mereka sendiri yang timbul karena ilham dari Allah.

[16] Karena tidak sanggup menghadapi mereka dan tidak mungkin tinggal di tengah-tengah
mereka.

[17] Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa mereka berdoa, “Ya Tuhan kami.


Berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus
bagi kami dalam urusan Kami.” Di mana dalam doa tersebut mereka menggabung antara
sikap berlepas diri dari kemampuan mereka, menghadap kepada Allah agar Dia
memperbaiki urusan mereka, berdoa dengannya, dan merasa yakin dengan Allah, bahwa Dia
akan melakukannya, maka sudah tentu Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada
mereka, menyiapkan hal yang berguna bagi mereka, menjaga agama dan badan mereka,
serta menjadikan mereka termasuk di antara ayat-ayat-Nya, menyebut mereka dengan
sebutan yang baik, di mana hal itu termasuk rahmat-Nya kepada mereka. Demikian pula
memudahkan sebabnya untuk mereka, sampai tempat yang mereka singgahi untuk istirahat
pun sangat cocok bagi mereka.

[18] Oleh karena itu, mereka tidak terkena panasnya matahari.

[19] Oleh karena itu, udara dan angin sepoi-sepoi masuk mengenai mereka, tidak ada udara
kotor, dan mereka tidak terganggu dengan tempat yang sempit, terlebih dengan waktu yang
lama. Hal ini termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah dan rahmat-Nya. Demikian pula
sebagai pengabulan terhadap doa mereka, dan hidayah bagi mereka sampai dalam masalah
ini.

[20] Tidak ada jalan untuk memperoleh hidayah kecuali dengan meminta kepada Allah.

[21] Yakni engkau tidak akan mendapatkan seorang pun yang mengarahkan dan
mengaturnya kepada hal yang bermaslahat baginya; hal yang di dalamnya terdapat kebaikan
dan keberuntungan baginya, karena Allah telah memutuskannya sebagai orang yang
tersesat, dan tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya.
[22] Banyak para mufassir yang mengatakan, bahwa hal itu karena mata mereka terbuka
agar tidak rusak.

[23] Hal ini termasuk penjagaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap badan mereka,
karena tanah itu pada tabi’atnya memakan jasmani yang menempel dengannya. Oleh karena
itu, termasuk qadar Allah, Dia membolak-balikkan rusuk mereka ke kanan dan ke kiri
seukuran yang tidak dimakan tanah. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sesungguhnya
Mahakuasa menjaga mereka tanpa perlu membolak-balikkan badan mereka, akan tetapi Dia
Mahabijaksana; Dia ingin sunnah-Nya berlaku di alam semesta dan mengikat sebab dengan
musabbabnya.

[24] Hal ini merupakan penjagaan Allah untuk mereka dari manusia, setelah sebelumnya
disebutkan penjagaan-Nya agar jasad mereka tidak dimakan tanah. Penjagaan-Nya dari
manusia adalah apabila ada manusia yang melihat mereka, tentu hatinya penuh rasa takut
dan melarikan diri dari mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka, padahal gua tersebut
dekat sekali dengan kota.

[25] Dari tidur yang panjang.

[26] Hal itu, karena mereka memasuki gua ketika matahari terbit dan dibangunkan ketika
matahari tenggelam, sehingga mereka mengira bahwa terbenamnya matahari itu adalah
pada hari ketika mereka memasuki gua itu.

[27] Dari ayat 19 dan 20 dapat diambil kesimpulan:

- Dorongan untuk memperoleh ilmu dan membahasnya.

- Adab bagi orang yang masih samar baginya suatu ilmu, yaitu mengembalikan kepada yang
tahu, dan berhenti sampai di situ, serta mengucapkan, “Wallahu a’lam” (Allah lebih
mengetahui).

- Sahnya wakalah (perwakilan) dalam hal menjual dan membeli.

- Bolehnya memakan makanan yang enak dan lezat apabila tidak sampai israf (belebihan)
yang terlarang. Hal ini berdasarkan kata-kata, “dan hendaklah dia lihat manakah makanan
yang lebih baik,” terlebih apabila seseorang tidak biasa kecuali makanan yang enak.
Mungkin inilah yang dijadikan sandaran para mufassir yang menyebutkan, bahwa mereka
(As-habul kahfi) ini adalah anak-anak raja yang biasanya memakan yang paling enak.

- Dorongan untuk menjaga diri dan bersembunyi serta menjauhi tempat-tempat fitnah.

- Perintah untuk berhijrah jika dia tidak dapat menjalankan agama di negeri tersebut

Anda mungkin juga menyukai