cara menilai validitas dan reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas
Validitas pada dasarnya adalah tingkat kesesuaian antara indikator yang digunakan dengan konsep
yang akan diukur. Langkah awal menilai validitas alat ukur suatu penelitian adalah dengan mencari
variabel utama penelitian tersebut, kemudian mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat
abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana dan tidak rumit, maka penilaian
validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi konsepnya lebih rumit, maka gunakan
penilaian validitas kriteria. Jika abstraksi konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas
konstruk.
Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan konstruk, maka perlu dipertimbangkan
dimensi definisi yang lebih banyak dan pendapat banyak ahli tentang konsep yang bersangkutan,
serta membandingkannya dengan alat ukur yang sudah terbukti valid.
Reliabilitas digunakan untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan tepat untuk mengukur
variabel yang hendak diukur. Secara sederhana reliabilitas merujuk pada masalah keajegan atau
kemantapan alat ukur yang dipakai. Terdapat 3 aspek penting dalam reliabilitas: dapat diandalkan
(dependability), dapat diramalkan (predictability), dan menunjukkan ketetapan. Berikut merupakan
3 cara yang dapat digunakan untuk menilai reliabilitas alat ukur, yaitu:
1. Metode Ulang
Penilaian ini dilakukan dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang sama
tetapi dalam situasi yang berbeda. Suatu alat ukur dikatakan reliable atau memiliki reliabilitas tinggi
jika hasil dari kedua pengukuran itu sama. Aspek reliabilitas yang ditekankan pada metode ini yaitu
kemantapan.
2. Metode Paralel
Dalam metode ini, pengujian reliabilitas dilakukan melalui dua cara, yaitu:
Cara pertama pengukuran dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan menggunakan satu alat ukur yang
sama. alat ukur yang digunakan dikatakan reliable atau memiliki reliabilitas tinggi jika hasil dari
kedua orang peneliti tersebut sama.
Cara kedua pengukuran dilakukan oleh 1 orang peneliti, tetapi menggunakan alat ukur yang
berbeda. Alat ukur dikatakan relianel jika hasil kedua alat ukur tersebut sama
Kedua cara tersebut mengukur konsep yang sama, menggunakan kelompok responden yang sama,
dan pada waktu yang sama.
Validitas adalah alat ukur untuk menilai apakah suatu konsep telah dijabarkan dengan benar ke
dalam indikator-indikator pada tingkat empiris. Hasil dari penilaian menentukan apakah konsep
tersebut telah diukur dengan tepat dengan hasil yang sesuai. Untuk memastikan bahwa konsep
tersebut telah diukur secara benar, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Sedangkan reliabilitas
akan muncul jika alat ukur tersebut menunjukan hasil pengukuran yang tepat dan tetap. Dengan
demikian, validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dengan kenyataan
empiris, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran pada
tingkat empiris. Alat ukur yang absah atau valid otomatis akan dapat diandalkan, tetapi alat ukur
yang dapat diandalkan belum tentu absah atau valid. Alat ukur penelitian haruslah memiliki validitas
dan reliabilitas yang tinggi agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar bermakna. Jika penilaian
validitas cenderung bersifat kualitatif karena abstrak, penilaian reliabilitas lebih bersifat nyata karena
dapat menggunakan perhitungan kuantitatif.
sumber :
BMP ISIP4216 Modul 6 halam 6.3-6.10, Lilik Aslichati, H.i. Bambang Prasetyo, Prasetya Irawan.