Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Setelah peristiwa fertilisasi normal terjadi di ampula yang menghasilkan zigot maka proses
selanjutnya adalah perubahan zigot tersebut menjadi morula dan pada bentuk blastokist
peristiwa selanjutnya yang tidak kalah penting adalah implantasi dari jaringan tersebut.
Proses ini akan terus berlanjut karena harapan akhir dari suatu peristiwa awal fertilisasi
adalah hidup dan berkembangnya janin dalam rahim hingga dilahirkannya janin tersebut ke
dunia.
Selama minggu ke-3 setelah fertilisasi, mulai muncul garis-garis primitif dan pada ujung
kepalanya terdapat nodus primitif. Di daerah nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak
masuk (invaginasi) dan membentuk lapisan baru yaitu endoderm dan mesoderm. Hingga
akhir perkembangan minggu ke-3 ektoderm telah melengkapi lapisan mudigah selain
endoderm dan mesoderm.
Proses selanjutnya, hasil fertilisasi tersebut akan melalui masa embrio dan kemudian masa
janin yang nantinya akan terus berkembang sampai kelahiran. Masa embrionik atau masa
organogenesis ini dimulai pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8/ke-9. Pada masa inilah
lapisanlapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm akan mulai mengadakan perubahan untuk
menjadi organ-organ tubuh manusia. Peristiwa ini sangat penting karena populasi sel induk
yang membangun setiap organ primordial dan interaksi-interaksi ini sangat peka terhadap
gangguan pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan.
Perubahan pada masa janin akan lebih terlihat lagi, karena pada masa ini hasil fertilisasi yang
pada masa embrio belum terlihat jelas sebagai individu manusia secara bertahap tumbuh dan
berkembang menjadi bentuk manusia. Masa ini selain bentuk fisik yang berubah, aktivitas
janin juga sudah ditemukan melalui gerakan-gerakan janin yang dapat dirasakan ibu.
Mempersiapkan janin untuk dapat hidup dan bertahan selama awal-awal masa segera setelah
proses bersalin tentu membutuhkan kesiapan yang matang dari janin. Sehingga menjadi
tanggung jawab semua pihak baik ibu, ayah dan tenaga kesehatan untuk terus mengawasi
perkembangan janin. Memastikan seluruh masa baik embrio dan janin berlangsung dengan
aman dan lancar menjadi salah satu alternatif yang sangat penting.
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang,
umur tulang dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 1988). Perkembangan adalah
bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan
menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan (Soetjiningsih, 1988).
2. Janin
Microsoft Encarta (2006) menyebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang
belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah
dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu
pertumbuhan. Masa embrio dimulai sejak 4 minggu sampai dengan 8 minggu setelah
fertilisasi. Pada masa ini seluruh struktur embrio baik dalam maupun bagian luar mengalami
perkembangan. Hasil akhir dari perkembangan masa ini adalah embrio yang telah memiliki
ciri-ciri atau karakteristik seperti manusia 1. Pada masa embrio atau juga dikenal dengan
masa organogenesis2, masing–masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah membentuk
banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang akhir masa embrio ini, sistem – sistem
organ utama telah terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak
berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan
kedua. Sedangkan masa janin berlangsung sejak 9 minggu sampai dengan dilahirkan. Ciri-ciri
utama masa ini adalah pertumbuhan dan perubahan jaringan serta organ. Struktur baru mulai
terlihat seperti rambut dan kuku dari janin. Pada masa ini pergerakan janin terjadi dan
ditemukan bukti-bukti bahwa reflek-reflek guna mempertahankan hidup (reflek menghisap
dan menelan) janin telah ada1.
3. Fertilisasi
Jika sanggama/coitus terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut "masa subur" wanita), maka
ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur
wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel
telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Menurut Sri Sudarwati (1990)
fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu
baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan
Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Dalam keadaan normal, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya didaerah
ampula/infundibulum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke
dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan
dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Kemudian spermatozoa mengalami peristiwa :
1) Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang
berada dalam cairan mani diluruhkan.
2) Reaksi akrosom : setelah dekat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani kapasitasi
akan terpengaruh oleh zat-zat dari corona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah
kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan corona radiata. Pada saat ini
dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan corona radiata, trypsine-like agent dan lysine
zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pellucida untuk mencapai
ovum. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pellucida, terjadi perlekatan yang kuat
dan penembusan yang sangat cepat.
Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona
pellucida (zone-reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma
lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu
sperma. Setelah sel sperma mencapai oosit, terjadi :
1) Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pellucida.
2) Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang
kemudian menjadi pronukleus wanita.
3) Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
4) Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5) Pronukleus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot yang
memiliki jumlah DNA genap/diploid.
a. Pembelahan
Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi, kemudian tingkat 4 sel,
diteruskan tingkat 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk blastomer yang terdiri
dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.
Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut
blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya sebagian kecil zigot.
Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika
zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada
4 macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan latitudinal.
c. Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000 : 212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap
gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau
stadium paling kritis bagi embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embrio yang dinamis
karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam
suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup
dekat untuk melakukan interaksi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-
organ tubuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam,
mesoderm disebelah tengah dan ektoderm di sebelah luar.
1) Lapisan Mudigah Ektoderm
Mudigah berbentuk buah pir dengan daerah kepala sedikit lebih luas daripada ujung
kaudalnya. Manusia kira-kira 20 hari dilihat dari dorsal. Perhatikan untuk somit dan
pembentukan alur saraf dan lipatan saraf. Proses induksi bersifat kompleks, yang
memerlukan perangsangan suatu jaringan atau sekelompok sel yang responsive oleh suatu
jaringan penginduksi, dalam hal ini epiblas oleh notokord. Ini merupakan proses yang
berulang-ulang
sepanjang masa organogenesis, seperti misalnya induksi jaringan metanefros oleh bakal
ureter untuk membentuk ginjal. Sinyal-sinyal untuk proses-proses ini dan gen-gen yang
mengatur peristiwa-peristiwa ini sekarang sedang diselidiki.
Saluran pencernaan merupakan sistem organ utama yang berasal dari lapisan mudigah
endoderm. Pembentukannya sangat tergantung pada pelipatan mudigah dengan arah
sefalokaudal dan lateral. Pelipatan sefalokaudal terutama disebabkan oleh pertumbuhan
memanjang sistem saraf pusat yang cepat, sementara pelipatan melintang atau lateral timbul
karena pembentukan somitsomit yang tumbuh dengan cepat. Karena itu pembentukan usus
yang menyerupai tabung merupakan kejadian yang pasif dan merupakan penyusupan
(inversi) dan pencakupan (inkoporasi) bagian kantung kuning telur yang dilapisi endoderm ke
dalam rongga tubuh. Sebagai akibat lain dari gerak pelipatan, hubungan antara mudigah dan
kantung kuning telur yang pada mulanya lebar menjadi menyempit hingga hanya tinggal
menjadi sebuah saluran yang sempitdan panjang (duktus vitellinus).
TAHAP PERKEMBANGAN LANJUT JANIN
1) MINGGU KE-8
Pada akhir masa embrional ini, ukuran embrio mencapai kisaran 27-31 mm.
Kepalanya membulat dan wajah polos kekanak-kanakan mulai tampak nyata dengan
tertariknya bagian antara dahi dan pangkal hidung ke arah dalam, hingga kian memperjelas
cikal-bakal kemancungan hidung si janin.
Langit-langit mulut mulai terbentuk, begitu juga kelopak mata serta daun telinga luar.
Secara keseluruhan makin menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 5 gram. Meski
masih lemah, permulaan dari rangka tubuh secara keseluruhan sudah selesai dan lengkap
terbentuk dalam minggu ini. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna,
misalnya otak yang mulai mengirim sinyal/perintah ke organ-organ tubuh atau hati yang
mulai memproduksi sel-sel darah. Tubuh yang masih rentan ini pun mulai bisa bergerak
secara tak teratur, rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam.
2) MINGGU KE-9
Bila jenis kelaminnya laki-laki, di usia ini sudah bisa jelas dipastikan. Sementara
perempuan masih sesekali meragukan. Aktivitas menelan janin, rata-rata sebanyak 25 kali
dalam satu jam. Tangan janin pun mulai bergerak bebas. Kuku pada setiap jari tangan dan
kakinya muncul di minggu ini. Panjangnya menjadi sekitar 10 cm dengan berat 20 gram.
Dalam minggu ini pula pembentukan kulit dan fungsinya berkembang menuju
penyempurnaan.
3) MINGGU KE-10
Pada beberapa janin, aktivitas menelan dan menggerakkan tangannya secara bebas
baru dimulai minggu ini. Jenis kelamin perempuan bisa diidentifikasikan secara jelas. Sistem
otot dan saraf sudah mencapai tingkat kematangan. Selain telah mampu pula mengirim dan
menerima pesan dari otak. Dengan mulai berfungsinya sistem saraf, janin sudah mampu
melakukan gerak refleks. Bahkan kaki sudah mampu melakukan gerakan menendang.
4) MINGGU KE-11
Panjang tubuh mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya
mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan
tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah
bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus
memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
5) MINGGU KE-12
Struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian sempurna.
Di usia ini umumnya ibu bisa mendengar denyut jantung bayinya, dengan memakai alat
khusus yang disebut fetal dophtone (doppler). Di minggu ini sistem rangka tubuh memiliki
pusat pembentukan tulang/osifikasi pada sebagian besar tulang. Sistem pencernaan mampu
menghasilkan kontraksi untuk mendorong makanan ke seluruh usus dan mampu menyerap
glukosa secara aktif. Bila diinginkan, di minggu ini pun bisa diagnosa penyakit keturunan
misalnya thalassemia dan sindroma Down, yang bisa dilakukan lewat pemeriksaan Chorion
Villus Sampling (CVS) guna memastikan ada tidak kerusakan pada kromosom.
6) MINGGU KE-13
Panjang janin (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm
dengan berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar.
Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami
perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung terus, hingga di
akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira tinggal sepertiga panjang
tubuhnya. Kedua cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski
masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan
menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah
terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang
disebut lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya
dan di minggu-minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat,
hingga tulangnya jadi lebih keras.
7) MINGGU KE-14
Panjangnya mencapai kisaran 80 mm atau 8 cm dengan berat sekitar 25 gram. Telinga
janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala. Demikian pula mata mengarah
ke posisi sebenarnya. Leher pun terus memanjang sementara dagu tak lagi menyatu ke dada.
Sedangkan alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah
membedakan jenis kelaminnya.
8) MINGGU KE-15
Panjang janin sekitar 10-11 cm dengan berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin
terlihat, hingga demi kenyamanan si ibu maupun janinnya. Garis-garis regangan yang disebut
striae umumnya muncul di daerah perut, payudara, bokong dan panggul.
9) MINGGU KE-16
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya terasa sebagai kedutan.
Rambut halus di atas bibir atas dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi
seluruh tubuhnya. Bahkan, jarijemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih panjang daripada
lengan.
Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai
pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah
serius pada janin, seperti spina bifida, yakni kelainan kongenital yang berkaitan dengan saraf
tulang belakang. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan
Sindrom Down. Sementara jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan
pemeriksaan air ketuban/amniosentesis. Sistem pencernaan janin pun mulai menjalankan
fungsinya. Dalam waktu 24 jam janin menelan air ketuban sekitar 450-500 ml. Hati yang
berfungsi membentuk darah, melakukan metabolisme hemoglobin dan bilirubin, lalu
mengubahnya jadi biliverdin yang disalurkan ke usus sebagai bahan sisa metabolisme. Bila
terjadi asfiksia (gangguan oksigenasi) akan muncul rangsangan yang membuat gerak
peristaltik usus janin meningkat sekaligus terbukanya sfingter ani (”klep” anus). Akibatnya,
janin mengeluarkan mekoneum yang membuat air ketuban jadi kehijauan. Di usia ini, janin
juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.
Termasuk detak jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau
teriakan maupun sapaan lembut.
11)MINGGU KE-18
Taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Rahim dapat
diraba tepat di bawah pusar. Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan
tubuh ibu. Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin erat. Tak
mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan hal lain, janin pun
merasakan hal sama.
12)MINGGU KE-19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm dengan taksiran berat 200 gram. Sistem saraf
janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna perkembangannya,
yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang mestinya bersirkulasi di otak dan saraf
tulang belakang tanpa hambatan.
13)MINGGU KE-20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260 gram. Kulit yang
menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis
yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis
selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun
telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf
dan sejumlah besar lemak. Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun
meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi
kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun
suplemen yang dianjurkan dokter.
14)MINGGU KE-21
Beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini, berbagai
sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.
15)MINGGU KE-22
Berat mencapai taksiran 400-500 gram dan panjang sekitar 19 cm. Ciri khas usia
kehamilan ini adalah substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut
vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat
berada di jalan lahir. Di usia ini pula kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk
melindungi mata dengan gerakan menutup dan membuka. Jantung janin yang terbentuk di
minggu ke-5
pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya memompa
darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia.
16)MINGGU KE-23
Tubuh janin tak lagi terlihat rentan karena bertambah montok dengan berat hampir
mencapai 550 gram dan panjang sekitar 20 cm. Kendati begitu, kulitnya masih tampak
keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan kelak.
Namun wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan penampilannya sewaktu
dilahirkan nanti. Hanya saja rambut lanugo yang menutup sekujur tubuhnya kadang berwarna
lebih gelap di usia kehamilan ini.
17)MINGGU KE-24
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram dan
panjangsekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas
simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya makin sempurna dilengkapi bulu
mata. Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan menggerakkan
tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya. Begitu juga ia akan
menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tak
disukainya.
18)MINGGU KE-25
Berat bayi mencapai sekitar 700 gram dengan panjang dari puncak kepala
sampai bokong kira-kira 22 cm. Sementara jarak dari puncak rahim ke simfisis
pubis sekitar 25 cm.
19)MINGGU KE-26
Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram dengan panjang
dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas
terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit.
20)MINGGU KE-27
Beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang
bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak mata mulai membuka.
Sementara retina yang berada di bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang
berfungsi menerima cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus
meneruskannya ke otak. Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan inilah yang
kelak memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi berkabut atau
keputihan. Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada anak-
anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada usia kehamilan di minggu-minggu
akhir trimester dua.
21)MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin makin kuat dengan
intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.
Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran
panjang 35-38 cm. Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan
bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di
usia kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang.
Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola
matanya sudah hilang.
22)MINGGU KE-29
Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur
mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia
pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun
masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna.
23)MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang berada
sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan perut
seiring bertambah besar kehamilan. Mulai dirasakan denyutan halus, sikutan/tendangan
sampai gerak cepat meliukliuk yang menimbulkan rasa nyeri pada ibu. Aktifnya gerakan ini
tak mustahil akan membentuk simpul-simpul. Bila sampai membentuk simpul mati tentu
sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak
terhambat.
24)MINGGU KE-31
Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40 cm.
25)MINGGU KE-32
Pada usia ini berat bayi berkisar 1800-2000 gram dengan panjang tubuh 42 cm.
Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah mengalami puncaknya.
26)MINGGU KE-33
Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm.
27)MINGGU KE-34
Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm.
28)MINGGU KE-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram. Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat
penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si
bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat
pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang
menyelubungi paru-paru.
29)MINGGU KE-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Tes kematangan
paru diminggu ini perlu dilakukan bila muncul keragu-raguan akan taksiran usia kehamilan.
Terutama pada pasien yang tak ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus
haidnya. Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan pertumbuhan usia sebenarnya.
30)MINGGU KE-37
Panjang janin sekitar 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan aterm atau
siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri.
Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
31)MINGGU KE-38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm.
32)MINGGU KE-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan panjang
sekitar 49 cm.
33)MINGGU KE-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram. Betul-betul
cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum, sedangkan
pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan
menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
a. Faktor Genetik
Faktor genetik dari pihak ibu dan ayah, perlu dipertimbangkan dalam perkembangan dan
pertumbuhan janin yang normal. Faktor genetik mempengaruhi pertumbuhan janin secara
langsung. Alel dari janin sesuai dengan alel yang ada pada gen orang tuanya. Gen
mempunyai faktor penting dalam pengaturan pertumbuhan manusia. Pada sebagian besar gen
ibu menekan pertumbuhan, sedangkan gen ayah mendukung pertumbuhan seperti IGF-2.
IGF-2 muncul dikarenakan adanya konflik antara gen ibu dan ayah dan transfer nutrisi dari
ibu ke janin. IGF-2 menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang abnormal dikenal dengan
syndrome beckwith-wiedemann yang memiliki karakteristik berat lahir yang lebih,
organomegali, makroglosia dan hipoglikemi neonatal.
b. Faktor Plasenta
Perfusi plasenta dan fungsi plasenta yang adekuat sangat penting. Kemampuan plasenta
dalam mentransfer nutrisi dari ibu ke janin menentukan pertumbuhan janin yang normal.
Perkembangan dari plasenta itu sendiri dipengaruhi oleh hormon plasenta. Ukuran plasenta
mempengaruhi kemampuannya untuk pengangkutan bahan gizi dan supply oksigen. Glukosa
merupakan bahan bakar utama yang dapat diperoleh dari darah ibu secara langsung. Jadi
fungsi plasenta; sebagai transfer nutrisi pada janin, sebagai alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme (ekskresi), sebagai alat untuk mengeluarkan zat asam dan mengeluarkan CO2
(respirasi), sebagai alat untuk membentuk hormon dan sebagai penyalur berbagai antibodi ke
janin.
c. Nutrisi
Nutrisi ibu bertanggung jawab terhadap ketersediaan nutrisi untuk fetoplasental unit. Hal ini
penting yang ditandai dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan janin terhambat disebabkan
oleh nutrisi ibu yang buruk pada negara berkembang.
d. Faktor Ibu
Berbagai faktor ibu mempengaruhi pertumbuhan janin, meliputi berat badan saat hamil,
kesehatan pada umumnya, genotip. Pada ibu yang memiliki kelebihan berat badan perlu
diperhatikan adanya kemungkinan kehamilan dengan diabetes millitus. Kondisi rahim ibu
yang sehat berpengaruh terhadap proses implantasi dan tumbuh kembang janin yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Reece, E. A. & Hobbins, J.C.. Clinical Obstetrics : The Fetus and Mother . 3th Edition, UK
: Blackwell Publishing Ltd, 2007, P.19 - 32.
2. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman, Jakarta : EGC,1997, P.67 – 99.
3. Langman, Embriologi Kedokteran, EGC : Jakarta, 2000.
4. Llewellyn D, Dasar – dasar Obstetri dan Ginekologi, Edisi 6, Jakarta, 2001.
5. http:// iqbalali.com.Kelainan Pada Janin, Diakses tanggal 12 Januari 2009.
6. www. Gizi.net. Pertumbuhan janin, Diakses tanggal 12 Januari 2009.
7. www.kesrepro.Pertumbuhan janin Diakses tanggal 12 Januari 2009.
8. http://konsultasi spesialis obsgin blogspot com. Gangguan Pertumbuhan Janin, Diakses
tanggal 12 Januari 2009.