Anda di halaman 1dari 4

C.

Manajemen Asuhan Keperawatan

1. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Usia bagi penderita DM tipe 1 (dibawah umur 35 tahun/bahkan
pada usia anak-anak) sedangkan DM tipe 2 (terjadi pada saat usia
bertambah yaitu resiko meningkat setelah usia 45 tahun), jenis kelamin
yang paling banyak menyerang wanita terutama pada saat hamil
(gestasional) karena wanita cenderung lebih tidak banyak bergerak, tidak
menghasilkan karbohidrat atau glukosanya untuk aktivitas fisik dan
resistensi insulin timbul karena wanita kebanyakan suka makan, terlalu
gemuk, dan kurang olah raga serta pada saat hamil resestensi insulin akan
timbul tapi, jika kehamilan sudah selesai resistensi itu akan hilang dan DM
itupun juga hilang. Pertanda itu tidak menutup kemungkinan kalau anda
bisa hidup dan asupan makan. (Dr. Roy Panusuan Sibarani, SpPD KEMD,
2017)

2. Status kesehatan saat ini


a. Keluhan utama
Adanya kesemutan pada kaki/ tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka (Bararah, 2013).
b. Alasan masuk rumah sakit
Penderita diabetes mellitus mengalami kehausan yang sangat
berlebihan, badan lemas dan penurunan berat badan sekita 10%
sampai 20% (Bararah, 2013).
c. Riwayat penyakit sekarang
Kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasi (Bararah, 2013).
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita (Barara, 2013)
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga mnederita
DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misalkan hipertensi, jantung (Barara, 2013)
f. Riwayat pengobatan
Pengobatan pasien dengan diabetes mellitus tipe I menggunakan terapi
injeksi insulin eksogen harian untuk kontrol kadar gula darah.
Sedangkan pasien dengan DM biasanya menggunakan OAD (Obat
Antri Diabetes) oral seperti sulfonilurea, biguanid, meglitinide,
inkreatin, amylonomimetik, dll (Black, 2014).
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
(a) Kesadaran
Pasien dengan DM biasanya dating ke RS dalam keadaan
komposmentis dan mengalami hipoglikemi akibat reaksi
penggangguan insulin yang kurang tepat. Biasanya pasien mengeluh
gemetaran, gelisah, takikardia (60-100x per menit), tremor, dan pucat
(Bararah, 2013).
(b) Tanda-tanda vital
Terkait dengan tekanan darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan frekuensi
pernafasan (Bararah, 2013).
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : Apakah pasien mengalami sesak nafas
Palpasi : Ketahui vocal premitus dan ketahui adanya massa, lesi, atau
bengkak.
Perkusi : -
Auskultasi : dengar suara nafas normal dan nafas tambahan
(abnormal: wheezing, ronchi) (Bararah, 2013)
c. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : amati ictus kordis terlihat atau tidak
Palpasi : takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, nadi perifer
melemah atau berkurang
Perkusi : mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar,
kardiomegali
Auskultasi : dengar detak jantung, bunyi jantung dapat di deskripsikan
dengan S1, S2, tunggal (Bararah, 2013).
d. Sistem Persyarafan
Terjadi penurunan sensoris, paresthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflex lambat, kacau mental, disorientasi (Bararah, 2013)
Pasien dengan kadar glukosa darah tinggi sering mengalami nyeri
saraf. Nyeri saraf sering dirasakan seperti mati rasa, menusuk,
kesemutan, atau sensasi terbakar yang membuat pasien terjaga waktu
malam atau berhenti melakukan tugas harian (Black, 2014).
e. Sistem perkemihan
Poliuri, retensi urin, inkontinensia urin, rasa panas atau sakit saat
proses miksi (Bararah, 2013).
f. Sistem pencernaan
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen
(Bararah, 2013).
Neuropati autonomi sering mempengaruhi GI. Pasien mungkin
dysphagia, nyeri perut, mual, muntah, penyerapan terganggu,
hipoglikemi setelah makan, diare, konstipasi dan inkontinensia alvi
(Black, 2014).
g. Sistem intergumen
Inspeksi : Melihat warna kulit, kuku, cacat warna, bentuk,
memperhatikan jumlah rambut, distribusi dan teksturnya
Palpasi : meraba suhu kulit, tekstur (kasar atau halus), mobilitas,
meraba tektur rambut (Bararah, 2013).
h. Sistem Muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran massa otot, perubahan tinggi badan,
cepat lemah dan nyeri (Bararah, 2013).
i. Sistem endokrin
Autoimun aktif menyerang sel beta pankreas dan produknya
mengakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat yang
menyebabkan DM tipe I. Respon sel beta pankreas terpapar secara
kronis terhadap kadar glukosa darah yang tinggimenjadi progresif
kurang efisien yang menyebabkan DM tipe 2 (Black, 2014).
j. Sistem reproduksi
Anginopati dapat terjadi pada system pembuluh darah di organ
reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seks, gangguan
kualitas, maupun ereksi serta memberi dampak pada proses ejakulasi
(Bararah, 2013).
k. Sistem penglihatan
Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada pasien
diabetes mellitus (Black, 2014).
l. Sistem imun
Klien dengan DM rentan terhadap infeksi. Sejak terjadi infeksi,
infeksi sangat sulit untuk pengobatan. Area terinfeksi sembuh secara
perlahan karena kerusakan pembuluh darah tidak membawa cukup
oksigen, sel darah putih, zat gizi dan antibodi ke tempat luka. Infeksi
meningkatkan kebutuhan insulin dan mempertinggi kemungkinan
ketoasidosis (Black, 2014).

Anda mungkin juga menyukai