Anda di halaman 1dari 3

Oleh :

dr. Josephine Darmawan


Share to Social Media

    

Tidak terdapat terapi spesifik untuk penatalaksanaan Sindrom Distres Pernapasan Akut/Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Terdapat tiga tujuan utama tata laksana ARDS:
1. Identifikasi dan manajemen penyebab faktor etiologis
2. Perawatan suportif yang baik
3. Mencegah komplikasi lanjut [2,3,14,16]
Beberapa intervensi yang direkomendasikan dalam tata laksana ARDS berdasarkan American
Thoracic Society/European Society of Intensive Care Medicine/Society of Critical Care
Medicine antara lain adalah:
 Posisi pronasi
 Volume tidal rendah (4-8 ml/kg berat badan)
 PEEP tinggi pada pasien ARDS sedang atau berat
 Tidak menggunakan ventilator osilasi tinggi secara rutin
Penerapan strategi pemberian cairan, nutrisi, dan menjaga tekanan vena sentral tetap rendah
dinilai dapat mempersingkat masa pemakaian ventilasi mekanik. [3,16,17]
Posisi Pronasi
Memposisikan pasien dalam posisi tengkurap memberikan efek dalam meningkatkan
oksigenasi dan berhubungan dengan menurunkan mortalitas. Posisi pronasi disarankan untuk
dilakukan pada pasien ARDS sedang dan berat selama 12 jam per hari atau lebih.[2,3,17]
Ventilasi Volume Tidal Rendah
Volume tidal rendah (4-8 ml/kg berat badan) sebaiknya dilakukan pada seluruh pasien
ARDS. Rata-rata volume tidal rendah yang digunakan adalah 6 mg/kg berat badan. Limitasi
tekanan inspiratorik plateau < 30cm H2O juga dapat dilakukan. [3,5,17]
PEEP
PEEP lebih tinggi (≥ 5 cm H2O) umumnya lebih dianjurkan. Rata-rata PEEP dapat dimulai
pada 16 cm H2O pada pasien ARDS sedang hingga berat menggunakan metode ventilasi
invasif. PEEP dilakukan untuk memperbaiki oksigenasi, namun metode terbaik untuk
melakukan PEEP hingga saat ini masih kontroversial. Beberapa metode noninvasif yang
dapat dipertimbangkan adalah penggunaan nasal kanula high-flow (50L/menit) dengan
blender oksigen, masker napas (full face mask), atau continuous positive airway
pressure (CPAP). Penggunaan mesin ventilator osilasi tinggi tidak dianjurkan.[3,5,16,17]
Extra Corporeal Membrane Oxygenation
Extra corporeal membrane oxygenation (ECMO) merupakan metode oksigenasi di mana
pertukaran udara dilakukan di luar tubuh menggunakan mesin. Terapi ini dikenal juga
sebagai bypass jantung-paru. Terapi ini masih kontroversial karena saat epidemi H1N1,
ECMO ditemukan meningkatkan tingkat kesintasan pada pasien yang tidak bisa mendapat
metode ventilasi konvensional. Walau demikian, penelitian sebelum dan setelah epidemi ini
tidak menemukan adanya manfaat ECMO terhadap ARDS.
Manajemen Cairan
Manajemen cairan harus dibedakan dengan resusitasi cairan pada tahap awal, terutama bila
terjadi syok. Manajemen cairan dilakukan dengan konservasi cairan dan menjaga balans
negatif. Hal ini dapat mempersingkat durasi penggunaan ventilator. Albumin dan diuretik
dapat dipertimbangkan untuk diberikan. Balans negatif umumnya dilakukan selama 7 hari
pertama. Pemantauan output urin juga harus dilakukan dengan ketat. Balans negatif juga
dapat mengurangi kebutuhan pasien ARDS akan vasopresor.[3,5,14]
Terapi Nutrisi
Pemberian nutrisi pada pasien ARDS dapat dilakukan setelah 48-72 jam mendapatkan
ventilasi mekanik. Nutrisi dapat diberikan secara enteral via selang nasogastrik, kecuali bila
terdapat indikasi. Nutrisi yang dapat diberikan sebaiknya adalah formula rendah karbohidrat
tinggi lemak. Pemberian nutrisi terlalu dini, kalori terlalu tinggi, atau trophic
feeding sebaiknya tidak dilakukan karena dapat meningkatkan mortalitas.[3,5,14]
Terapi Farmakologi
Tidak terdapat terapi farmakologis yang secara efektif dapat menangani ARDS, menurunkan
mortalitas, ataupun mempersingkat durasi rawat. Beberapa obat yang dapat dipertimbangkan
untuk diberikan adalah:
Analgesik atau Sedatif
Analgesik atau sedatif umumnya diberikan pada pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik
agar lebih nyaman. Agen blokade neuromuskular umumnya dapat diberikan.
Heparin
Heparin berat molekul rendah (LMWH) enoksaparin 40 mg atau 5000 unit dalteparin atau
heparin tidak terfraksi dosisi rendah 5000 unit dapat diberikan dua kali sehari untuk
mencegah tromboemboli bila tidak terdapat kontraindikasi.
Profilaksis Stress Ulcer
Sukralfat 4x1000 mg dapat diberikan per oral atau via selang nasogastrik
(NGT), ranitidine 2x150 mg dapat diberikan per oral/NGT atau 3-4x50 mg intravena,
atau omeprazole 1x40 mg per oral/intravena/per NGT.
Terapi Farmakologis Lain
Terapi farmakologis lain seperti inhalasi nitrit oksida, glukokortikoid, surfaktan, statin,
antiinflamasi nonsteroid, salbuterol, dan antioksidan hingga saat ini masih kontroversial dan
dinilai kurang efektif.[3,14,16]
Penyapihan Ventilator
Penyapihan ventilator pada umumnya dapat dilakukan segera setelah pasien stabil. Parameter
yang harus diperhatikan sebelum memulai penyapihan ventilator adalah:
 Dapat memenuhi kebutuhan oksigen dengan metode noninvasif
 Hemodinamik stabil
 Ventilasi menit ≤ 15 L
 Positive end-expiratory pressure ≤ 5 cm H2O
 Jalan napas terproteksi
 Tidak terdapat agitas
 Saturasi oksigen ≥ 90%
 Rasio frekuensi napas/volume tidal ≤ 105
 Laju napas ≤ 35 per menit
Pasien yang memiliki risiko penggunaan ventilator lebih dari 10 hari sebaiknya
dipertimbangkan untuk dilakukan trakeostomi. [3,14]

Anda mungkin juga menyukai