Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN

RUANG LUAR
“ PRINSIP-PRINSIP DESAIN LANSEKAP “

Nama : Septerlan manitu


Stambuk : F22119073

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Prinsip Desain Lanskap
Warna, garis, tekstur dan skala adalah alat-alat yang biasanya digunakan
dalam kombinasi untuk menyesuaikan prinsip desain lanskap. Prinsip desain
lanskap meliputi unity (kesatuan), balance (keseimbangan), transisi, fokalisasi,
proporsi, rhytm (irama), repetition (pengulangan)
dan simplicity (kesederhanaan). Semua prinsip ini saling berinteraksi untuk
menghasilkan desain seperti yang diharapkan.

o Unity

Kesatuan bisa didapatkan dengan adanya efektifitas penggunaan


komponen dalam sebuah desain untuk mengekspresikan ide utama
melalui gaya yang konsisten. Unity di tonjolkan dengan konsistensi dari
karakter antara unit-unit dalam lanskap. Penggunaan elemen-elemen
untuk mengekspresikan suatu tema yang spesifik akan menciptakan
harmoni. Unity dapat dicapai dengan menggunakan massa tanaman dan
pengulangan.

Unity berarti bahwa semua bagian dari komposisi atau lanskap


berjalan bersama, mereka tampak sesuai. Sebuah perasaan alami akan
terasa saat setiap area aktifitas menjadi milik dan menyatu dengan
keseluruhan lanskap. Semua yang dipilih untuk sebuah lanskap harus
melengkapi skema utama dan harus-diatas semua- memenuhi beberapa
tujuan fungsional.
o Balance (Keseimbangan)

Balance dalam desain merujuk pada keseimbangan atau kesamaan dari


atraksi visual. Keseimbangan yang simetris akan tercapai saat satu sisi dari
suatu desain menjadi gambaran cermin dari sisi lainnya. Garis yang sama,
bentuk, tekstur atau warna berada pada kedua sisi dalam desain simetris.
Keseimbangan asimetris menggunakan bentuk yang berbeda, warna dan
tekstur untuk mendapatkan keseimbangan atraksi visual. Komposisi yang
berlawanan pada sisi lain dari garis tengah ini akan menciptakan atraksi yang
sebanding. Misalnya massa mungkin berlawanan dengan warna atau garis linear
berlawanan dengan ketinggian.
Desainer lanskap harus terlatih untuk memanipulasi elemen-elemen
desain untuk menciptakan keseimbangan asimetris.

o Transition (Transisi)

Transisi adalah perubahan secara gradual. Transisi dalam warna dapat


diilustrasikan dengan urutan radial diatas roda warna. Transisi dapat dicapai
dengan mengatur objek-objek dengan variasi tekstur, bentuk, atau ukuran
dalam urutan yang logis. Sebagai contoh dari tekstur kasar ke halus, bulat ke
oval ke bentuk struktur yang linear, slilindris ke globular hingga tidak teratur.
Perencanaan dengan jumlah yang tidak terbatas dapat terjadi dengan
kombinasi berbagai elemen dalam variasi ukuran, bentuk, tekstur dan warna
untuk membentuk transisi. Perlu diingat, transisi merujuk pada perspektif
komposisi 3-dimensi, bukan hanya penampakan yang datar. (2 dimensi).
Ada peluang bagi kita untuk menggunakan transisi untuk memperluas
dimensi visual diantara dimensi aktual. Sebagai contoh, garis radikal dalam area
pribadi dari lanskap dapat digunakan untuk membingkai atau memfokalisasi
pemandangan danau. Transisi material tanaman sepanjang garis ini dapat
menjadikan pemandangan ini sebagai bagian dari lanskap.

o Proportion (Proporsi)

Proporsi merujuk pada ukuran dari bagian dari desain dalam


hubungannya dengan yang lain dan kepada desain secara keseluruhan. Suatu
pohon oak yang besar dan tinggi mungkin dapat melengkapi sebuah bangunan
kantor tapi mungkin akan mengecilkan suatu tempat tinggal biasa. Sebuah kolam
yang kecil mungkin akan hilang dalam suatu lapangan rumput yang luas, tapi
mungkin akan tampak cantik sekali dalam sebuah area privat kecil. Dan tentu
saja, sebuah air mancur kolosal dapat mendominasi sebuah kebun pribadi tetapi
dapat memperluas sebuah plaza kota.

Proporsi dalam desan lanskap biasanya berhubungan dengan manusia


dan aktifitasnya. Hubungan antara ukuran yang diinginkan dari komponen-
komponen dalam suatu desain harus menghadirkan suatu masalah kecil bagi
desainer yang mempertimbangkan prinsip ini secara rutin dalam proses-proses
yang dilakukan secara sistematik.
o Rhytm (Irama)

Irama dapat dicapai saat elemen-elemen dalam sebuah desain dapat


menciptkan suatu perasaan dari pergerakan yang menuntun mata yang melihat
melalui atau bahkan diluar area yang didesain. Peralatan seperti warna, garis
dan bentuk dapat diulang untuk mendapatkan irama dalam desain lanskap.
Irama dapat mengurangi kebingungan dalam desain.

o Focalizations (Fokalisasi)

Focalization mencakup pengarahan observasi visual kearah sebuah fitur


dengan menempatkan fitur ini pada titik hilang diantara garis radial atau yang
mendekati. Garis radial yang tegas dalam gambar menciptakan focalization yang
kuat saat dibandingkan dengan garis kurva. Mata pengamat akan secara cepat
diarahkan sepanjang garis lurus ke titik fokal.

Umumnya, garis yang mengalir dari fokalisasi menjadi keinginan dalam


suatu lanskap tempat tinggal. Transisi dari tanaman atau objek lainnya
sepanjang garis ini dapat memperkuat atau memperlemah fokalisasi. Fokalisasi
dapat diatur dengan material tanaman sepanjang garis untuk menciptakan
fokalisasi simetris atau asimetris.
o Repetition (Pengulangan)

Pengulangan merujuk pada pengulangan penggunaan fitur seperti


tanaman-tanaman dengan persamaan bentuk, garis, tekstur dan
warna. Pengulangan yang terlalu banyak akan menciptakan kesan yang
monoton, tapi saat digunakan dengan efektif dapat mengarahkan pada irama,
fokalisasi, dan penekanan. Unity dapat dicapai dengan lebih baik dengan
dikombinasikan dengan repetisi.

o Simplicity (Kesederhanaan

Kesederhanaan bersambungan dengan pengulangan dan dapat dicapai


dengan mengeliminasi detail yang tidak perlu. Variasi atau detail yang terlalu
banyak akan menciptakan kebingungan persepsi. Kesederhanaan adalah
pereduksian desain menjadi desain paling sederhana, bentuk yang funsional,
yang menghindari biaya dan perawatan yang tidak perlu.
REFERENSI
https://desainlanskap.blogspot.com/2012/02/prinsip-
desain.html#:~:text=Prinsip%20desain%20lanskap%20meliputi%20unity,menghasilk
an%20desain%20seperti%20yang%20diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai