FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2021 Prinsip Desain Lanskap Warna, garis, tekstur dan skala adalah alat-alat yang biasanya digunakan dalam kombinasi untuk menyesuaikan prinsip desain lanskap. Prinsip desain lanskap meliputi unity (kesatuan), balance (keseimbangan), transisi, fokalisasi, proporsi, rhytm (irama), repetition (pengulangan) dan simplicity (kesederhanaan). Semua prinsip ini saling berinteraksi untuk menghasilkan desain seperti yang diharapkan.
o Unity
Kesatuan bisa didapatkan dengan adanya efektifitas penggunaan
komponen dalam sebuah desain untuk mengekspresikan ide utama melalui gaya yang konsisten. Unity di tonjolkan dengan konsistensi dari karakter antara unit-unit dalam lanskap. Penggunaan elemen-elemen untuk mengekspresikan suatu tema yang spesifik akan menciptakan harmoni. Unity dapat dicapai dengan menggunakan massa tanaman dan pengulangan.
Unity berarti bahwa semua bagian dari komposisi atau lanskap
berjalan bersama, mereka tampak sesuai. Sebuah perasaan alami akan terasa saat setiap area aktifitas menjadi milik dan menyatu dengan keseluruhan lanskap. Semua yang dipilih untuk sebuah lanskap harus melengkapi skema utama dan harus-diatas semua- memenuhi beberapa tujuan fungsional. o Balance (Keseimbangan)
Balance dalam desain merujuk pada keseimbangan atau kesamaan dari
atraksi visual. Keseimbangan yang simetris akan tercapai saat satu sisi dari suatu desain menjadi gambaran cermin dari sisi lainnya. Garis yang sama, bentuk, tekstur atau warna berada pada kedua sisi dalam desain simetris. Keseimbangan asimetris menggunakan bentuk yang berbeda, warna dan tekstur untuk mendapatkan keseimbangan atraksi visual. Komposisi yang berlawanan pada sisi lain dari garis tengah ini akan menciptakan atraksi yang sebanding. Misalnya massa mungkin berlawanan dengan warna atau garis linear berlawanan dengan ketinggian. Desainer lanskap harus terlatih untuk memanipulasi elemen-elemen desain untuk menciptakan keseimbangan asimetris.
o Transition (Transisi)
Transisi adalah perubahan secara gradual. Transisi dalam warna dapat
diilustrasikan dengan urutan radial diatas roda warna. Transisi dapat dicapai dengan mengatur objek-objek dengan variasi tekstur, bentuk, atau ukuran dalam urutan yang logis. Sebagai contoh dari tekstur kasar ke halus, bulat ke oval ke bentuk struktur yang linear, slilindris ke globular hingga tidak teratur. Perencanaan dengan jumlah yang tidak terbatas dapat terjadi dengan kombinasi berbagai elemen dalam variasi ukuran, bentuk, tekstur dan warna untuk membentuk transisi. Perlu diingat, transisi merujuk pada perspektif komposisi 3-dimensi, bukan hanya penampakan yang datar. (2 dimensi). Ada peluang bagi kita untuk menggunakan transisi untuk memperluas dimensi visual diantara dimensi aktual. Sebagai contoh, garis radikal dalam area pribadi dari lanskap dapat digunakan untuk membingkai atau memfokalisasi pemandangan danau. Transisi material tanaman sepanjang garis ini dapat menjadikan pemandangan ini sebagai bagian dari lanskap.
o Proportion (Proporsi)
Proporsi merujuk pada ukuran dari bagian dari desain dalam
hubungannya dengan yang lain dan kepada desain secara keseluruhan. Suatu pohon oak yang besar dan tinggi mungkin dapat melengkapi sebuah bangunan kantor tapi mungkin akan mengecilkan suatu tempat tinggal biasa. Sebuah kolam yang kecil mungkin akan hilang dalam suatu lapangan rumput yang luas, tapi mungkin akan tampak cantik sekali dalam sebuah area privat kecil. Dan tentu saja, sebuah air mancur kolosal dapat mendominasi sebuah kebun pribadi tetapi dapat memperluas sebuah plaza kota.
Proporsi dalam desan lanskap biasanya berhubungan dengan manusia
dan aktifitasnya. Hubungan antara ukuran yang diinginkan dari komponen- komponen dalam suatu desain harus menghadirkan suatu masalah kecil bagi desainer yang mempertimbangkan prinsip ini secara rutin dalam proses-proses yang dilakukan secara sistematik. o Rhytm (Irama)
Irama dapat dicapai saat elemen-elemen dalam sebuah desain dapat
menciptkan suatu perasaan dari pergerakan yang menuntun mata yang melihat melalui atau bahkan diluar area yang didesain. Peralatan seperti warna, garis dan bentuk dapat diulang untuk mendapatkan irama dalam desain lanskap. Irama dapat mengurangi kebingungan dalam desain.
o Focalizations (Fokalisasi)
Focalization mencakup pengarahan observasi visual kearah sebuah fitur
dengan menempatkan fitur ini pada titik hilang diantara garis radial atau yang mendekati. Garis radial yang tegas dalam gambar menciptakan focalization yang kuat saat dibandingkan dengan garis kurva. Mata pengamat akan secara cepat diarahkan sepanjang garis lurus ke titik fokal.
Umumnya, garis yang mengalir dari fokalisasi menjadi keinginan dalam
suatu lanskap tempat tinggal. Transisi dari tanaman atau objek lainnya sepanjang garis ini dapat memperkuat atau memperlemah fokalisasi. Fokalisasi dapat diatur dengan material tanaman sepanjang garis untuk menciptakan fokalisasi simetris atau asimetris. o Repetition (Pengulangan)
Pengulangan merujuk pada pengulangan penggunaan fitur seperti
tanaman-tanaman dengan persamaan bentuk, garis, tekstur dan warna. Pengulangan yang terlalu banyak akan menciptakan kesan yang monoton, tapi saat digunakan dengan efektif dapat mengarahkan pada irama, fokalisasi, dan penekanan. Unity dapat dicapai dengan lebih baik dengan dikombinasikan dengan repetisi.
o Simplicity (Kesederhanaan
Kesederhanaan bersambungan dengan pengulangan dan dapat dicapai
dengan mengeliminasi detail yang tidak perlu. Variasi atau detail yang terlalu banyak akan menciptakan kebingungan persepsi. Kesederhanaan adalah pereduksian desain menjadi desain paling sederhana, bentuk yang funsional, yang menghindari biaya dan perawatan yang tidak perlu. REFERENSI https://desainlanskap.blogspot.com/2012/02/prinsip- desain.html#:~:text=Prinsip%20desain%20lanskap%20meliputi%20unity,menghasilk an%20desain%20seperti%20yang%20diharapkan.