Anda di halaman 1dari 21

11/21/2016

PENGUKURAN

PENGUKURAN (1)
Pengukuran adalah proses pemberian angka2 atau
label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut2 konsep. Proses ini
seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya
definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara
lain kita sering kali melakukan pengukuran.

Contoh:
◦ Angka: “IP rotring/korelasi”
◦ Label: “restoran enak”, “restoran enak banget”

1
11/21/2016

PENGUKURAN (2)
Pengukuran sehari-hari vs. pengukuran dalam
penelitian sosial  intuisi vs. aturan2 rinci

Metode dan prosedur dalam penelitian harus


dirinci dengan gamblang agar:
◦ orang-orang bisa menilai benar-ngawurnya penelitian kita
◦ penelitian bisa diulang orang lain.

PENGUKURAN (3)
Dua langkah awal dalam proses pengukuran:
◦ Konseptualisasi
◦ Operasionalisasi

2
11/21/2016

Proses Pengukuran:
Konseptualisasi (1)
Konseptualisasi adalah proses formulasi & penjelasan
dari konsep.

Sebuah konsep dapat mengacu pada kategori tunggal


(misalnya “pria”) atau pada beberapa kategori
(misalnya “gender”: pria, wanita, dll.). Nilai untuk tiap
kategori harus beda.

Banyak konsep yang tidak bisa langsung diamati.


Misalnya mau ngukur kebohongan.

Proses Pengukuran:
Konseptualisasi (2)
Cek detak jantungnya, tekanan darah, breathing
rate, dsb.

Ini kemudian mengarah pada salah satu aspek


konseptualisasi  analisa konsep yang kompleks
menjadi komponen2/dimensi2:
◦ membantu membentuk pertanyaan penelitian dan
hipotesis yang lebih ‘refined’
◦ sering menunjukkan perwujudan konkrit dari konsep

3
11/21/2016

Proses Pengukuran:
Konseptualisasi (3)
Menentukan manifestasi2/perwujudan2 dari konsep ini merupakan
langkah selanjutnya setelah konseptualisasi.

From a language of concepts to a language of variables, dari yang


abstrak ke yang lebih observable, dari conceptual definitions ke
operational definitions.

Proses Pengukuran:
Operasionalisasi (1)
Contoh:
◦ “Pokoknya aplikasinya musti bagus”. Konsep “bagus” itu apa? Misalnya
komponen2nya adalah informasi (complete, accurate, relevant, timely,
appropriately displayed/CARTA), response time, processing time, availability,
security features, navigability, dsb.
◦ efektif-efisien: input, output, waktu, dsb.

4
11/21/2016

Proses Pengukuran:
Operasionalisasi (2)
Terlihat bahwa definisi operasional ini tergantung pada
penerjemahan konsep dan penerjemahan ini
diusahakan setepat mungkin  (cuma) indikator.

Karena kadang2 ada error2 dikit atau tidak tepat 100%-


nya penerjemahan konsep, seringkali digunakan
multiple indicators.

Membantu penerjemahan: relevant theory, good


judgement, & creative insights.

Proses Pengukuran:
Operasionalisasi (3)
Tips bikin operational definition:
◦ Remember the conceptual definition
◦ Keep an open mind (be creative).
◦ Borrow from others. Good ideas for measures can be
found in other studies or modified from other measures.
Credit must be given.
◦ Anticipate difficulties.
◦ Remember the units of analysis.

5
11/21/2016

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (1)
Manipulasi terhadap variabel dan/atau pengukuran terhadap variabel

Pengukuran (pengumpulan data):


◦ Verbal/self reports
◦ Observation
◦ Archival records

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (2)
Verbal/self reports
◦ Respon terhadap stimulus. Stimulus bisa pertanyaan, bisa gambar, bisa
barang, dsb. Respon bisa panjang atau pendek/isian jika tidak diberi pilihan
jawaban, atau diberi pilihan jawaban dari dua sampai banyak.

6
11/21/2016

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (3)
◦ Composite measures: jawaban sekian pertanyaan dijadikan indeks/skala.

◦ Karena kalo pertanyaannya berbeda jawaban beda, wording dalam


pertanyaan sangat penting.

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (4)
Contoh indeks 1: Hulk film score by Danny Elfman
◦ Scorereviews.com: ****
◦ Cinemusic.net: ****
◦ Filmtracks: **
◦ Unweighted score: (4 + 4 + 2)/3 = 3.3 (lebih ke: biasa)
◦ Bobot 1 = 10, bobot 2 = 10, bobot 3 = 1. Weighted score:
(40 + 40 + 2)/(10 + 10 + 1) = 3.9 (lebih ke: bagus)

7
11/21/2016

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (5)
Contoh indeks 2: IP

Contoh skala: Bagi saya makanan di fasilkom:


◦ Sangat enak (5)
◦ Enak (4)
◦ Biasa (3)
◦ Tidak enak (2)
◦ Sangat tidak enak (1)

Misalnya hasilnya sekian: 1.) di atas atau di bawah


mean teoretis, 2.) ada di kelas mana.

Definisi operasional dalam


penelitian sosial (6)
Observation
◦ Firsthand observation atau menggunakan kamera, recorder, log, dsb.

Archival records
◦ Statistical records
◦ Public and private documents
◦ Mass communications, dsb.

8
11/21/2016

Level of Measurement (1)


Nominal measurement, Misalnya pria-wanita.
Kategori2 harus exhaustive (ngga ada sisa) dan
mutually exclusive (ngga ada irisan). Makin banyak
kategori makin refined.

Ordinal measurement, urutan misalnya makanan ngga


enak, biasa, enakkk banget

Interval measurement, misalnya suhu

Ratio measurement, misalnya uang

Level of Measurement (2)


Information Nomi- Ordi- Inter- Ratio
provided nal nal val
Classification x x x x

Rank order x x x

Equal intervals x x

Nonarbitrary x
zero

9
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas (1)


Bagaimana mengukur kualitas dari definisi operasional yang dipilih? 
reliability (reliabilitas, keterandalan) & validity (validitas, kesahihan).

Reliabilitas dan Validitas (2)


Reliabilitas  stabilitas, konsistensi.
◦ Process & content: Apakah definisi operasional mengukur sesuatu secara
konsisten, apapun yang diukur itu? Apakah jika pengukuran dilakukan dalam
kondisi yang mirip, hasilnya akan sama?
◦ Apakah komponen respon/item konsisten satu dengan yang lain?

10
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas (3)


Validitas  kesesuaian antara definisi operasional
dengan konsep yang mau diukur.
◦ Apakah definisi operasional benar2 merefleksikan konsep?
Apakah pengukuran yang dilakukan benar2 mengukur apa yang
mau diukur?

Contoh: power test vs. speed test.

Alat ukur yang tidak reliabel pasti tidak valid.


Alat ukur yang reliabel belum tentu valid.

Reliabilitas dan Validitas (4)


Internal validity: there are no errors internal to the design
of the research project. It is used primarily in experimental
research to talk about possible errors or alternative
explanations of results that arise despite attempts to
institute controls.

External validity: a concern with the question of whether


the results of a study can be generalized beyond the specific
research context in which it was conducted; the ability to
generalize findings from a specific setting and small group
to a broad range of settings and people.

11
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas (5)


Ecological validity: a concern with the question of whether
social scientific findings are applicable to people’s everyday
natural social settings.

Statistical validity: the correct statistical procedure is


chosen and its assumptions are fully met. Contoh: MK A = 1
(3 orang), MK B = 2 (3 orang), MK C = 3 (1 orang). Rata2nya
= 3 + 6 + 3 / 6 = 2. Level of measurement ordinal ngga bisa
pake rata2.

Reliabilitas dan Validitas:


Sumber2 Error (1)
Observed value = true value + systematic error +
random error

True value adalah variasi yang sebenarnya yang


mau diukur. Variasi yang tidak disebabkan karena
perbedaan true value dari objek2/subjek2 yang
diteliti  di-label sebagai error.

Contoh: hasil tes untuk melihat penguasaan materi.

12
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Sumber2 Error (2)
Systematic error. Muncul dari faktor2 yang secara
sistematis mempengeruhi proses pengukuran
dan/atau konsep yang mau diukur.

Contoh:
◦ Tes2 IQ berbahasa Inggris untuk orang Amerika kalo
dikerjakan oleh orang non-Amerika.
◦ Hasil tes untuk melihat penguasaan materi: pokok
bahasan dan tes ngga matched  skor rendah.

Reliabilitas dan Validitas:


Sumber2 Error (3)
Penting diperhatikan (!) dalam pengambilan data:
◦ Social facilitation  reactive measurement effect.
Contoh: motret tanpa film.
◦ Social desirability effect, faking good-bad. Contoh: desa
terbelakang yang mendapat bantuan pemerintah. “Apa
pendapat Anda mengenai Indonesia?”
◦ Acquiescence response set  tidak mendapat jawaban
yang sebenarnya. Efek social conformity? Jenis-jenis
pengaruh? Contoh: capek di rapat atau capek menjawab
pertanyaan. Aktivitas terganggu oleh telepon.

13
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Sumber2 Error (4)
Systematic errors differ from the true value of a
variable by a constant amount, they bias
measurements in a particular direction,
underestimating or overestimating the true value,
which affects their accuracy or validity. Because of
their constancy, however, systematic errors do not
adversely affect reliability.

Reliabilitas dan Validitas:


Sumber2 Error (5)
Random measurement error. It is the result of
temporary, chance factors, such as transitory upswings
and downswings in the health and mood of subjects
and respondents, temporary variations in the
administration or coding of a research measure, or
momentary investor fatigue.

Because they are unsystematic, random errors tend to


cancel each other out with repeated measurements.
Thus, they do not bias the measure in a particular
direction.

14
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Reliabilitas (1)
Test-retest reliability. Mengukur subjek2/objek2 yang sama
pada dua kesempatan yang berbeda. Scores dari
pengukuran yang pertama dikorelasikan dengan scores
pengukuran kedua  korelasi yang range-nya 0
(mengindikasikan pengukuran yang sama sekali tidak
reliabel dan total random error) sampai 1 (mengindikasikan
perfect reliability dengan random error 0). Untuk test-retest
reliability, 0.8 boleh lah sebagai rule of thumb, korelasi di
bawah 0.8 terlalu rendah.

Permasalahan dengan test-retest reliability.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Reliabilitas (2)
Split-half and internal consistency reliability/internal
reliability. Karena mengukur konsep yang sama, items
seharusnya konsisten/selaras/kompak yang berarti
reliabilitasnya tinggi  item2 yang homogen,
unidimensional.

Items dari skala dibagi dua dan diperlakukan seperti dua


pengukuran yang berbeda dst.

Untuk konsep yang multidimensional, setiap dimensi


misalnya diukur dengan a set of items yang homogen

15
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Reliabilitas (3)
Intercoder/Interrater reliability. Dengan asumsi
penilai2 sudah cukup dilatih menggunakan alat,
mustinya hasil penilaian sama. Contoh: nilai
pesenam atau peloncat indah, jangan jauh2 beda
nilainya. Aspek yang dinilai tidak sama?

Hukum bilangan besar  objektif.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Reliabilitas (4)
Cara-cara meningkatkan reliabilitas:
◦ Exploratory studies, preliminary interviews, ujicoba, terhadap
subjek2/objek2 dengan karakteristik sama dengan target aktual.
◦ Menambah jumlah item. With repeated measurements, random
errors will cancel out each other. Smakin besar jumlah sampel
(sampai jumlah tertentu) yang representatif dengan populasi yang
mau diukur, makin reliabel.
◦ Analisa item satu2. Item dengan nilai diskriminasi jelek dibuang; skor
random atau ngga bisa membedakan subjek dilihat dari hal yang
diukur. Corrected item-total correlation.
◦ Cek masalah pengadministrasian pengukuran, instruksi, dsb.

16
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (1)
Mengukur reliabilitas lebih gampang karena pengukuran ini
independen terhadap content. “Apakah definisi operasional
mengukur sesuatu secara konsisten, apapun yang diukur itu?”

Validity cannot be assessed directly. If we knew a case’s true


value on a variable independent of a given measure then there
would be no need for the measure.

Mengukur validitas:
◦ Secara subjektif mengevaluasi apakah definisi operasional benar2
mengukur apa yang mau diukur
◦ Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil pengukuran lain, baik
yang berhubungan atau tidak.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (2)
Subjective validation. Dua pengukuran validitas
berdasarkan evaluasi subjektif terhadap definisi
operasional:
◦ Face validity
◦ Content validity.
Dua2nya kurang diterima, tapi dapat membantu
mengarahkan.

Face validity: pertimbangan subjektif mengenai


validitas (mengukur apa yang hendak diukur)
berdasarkan yang tampak.

17
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (3)
Content validity: mengukur apakah semua aspek dari
konsep sudah terukur. Contoh: pokok bahasan validitas
dan reliabilitas tapi yang banyak ditanya adalah cara
menghitung reliabilitas, misalnya ada konsep2 validitas
yang tidak diujikan  content validity agak kurang.

To demonstrate content validity, one must be able to


identify clearly the components of the total domain
and then show that the test items adequately
represent these components.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (4)
Criterion-related validation. Mengukur
kemampuan suatu pengukuran sebagai indikator
dari suatu tingkah laku atau sifat yang spesifik. Hal
yang penting adalah keakuratan indikator. Contoh:
intensi nyontek.

Pengukuran dapat mengindikasikan posisinya saat


ini atau di masa yang akan datang. Contoh: nilai
NEM dengan kemungkinan masuk PTN.

18
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (5)
Concurrent validity. Contoh: pengukuran baru ketertarikan
pada kuliah. Alat baru dites dengan data variabel
absen/bolos. Liat perbedaan antara mahasiswa2 yang
menurut pengukuran sangat tertarik pada kuliah dengan
mahasiswa2 yang menurut pengukuran tidak tertarik pada
kuliah, dalam hal bolos. Kalau tidak ada beda, jangan2
pengukuran baru tersebut gak valid.

Predictive validity. Kalo variabel yang digunakan belum


terjadi. Contoh: blum ada data bolos.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (6)
Construct validation. Construct: a concept
developed for scientific purposes.

Construct validity, apakah alat sudah mengukur


konsep/konstruk yang mau diukur?

Construct validity is based upon an accumulation of


research evidence.

19
11/21/2016

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (7)
Empat jenis evidence yang biasa digunakan untuk
menentukan construct validity:
◦ Correlations with related variables (variabel lain).
◦ Consistency across indicators and different methods of
measurement (pengukuran lain). Satu konsep bisa saja
diukur dengan berbagai alat (self-reports, observation,
archival records). Kalo setiap alat konsisten
pengukurannya (sama2 tinggi, sama2 sedang, sama2
rendah skornya), maka valid  convergent validity,
karena converge on the same underlying concept.

Reliabilitas dan Validitas:


Pengukuran Validitas (8)
◦ Correlations with unrelated variables. Korelasi dengan
variabel lain musti jangan terlalu tinggi, kalo alat ngga
jelas mengukur A atau B, validitasnya rendah; alat harus
memperlihatkan bahwa ia mampu membedakan
seseorang dalam konsep yang diukur  discriminant
validity. Contoh: Zick Rubin’s love scale dan liking scale.
◦ Differences among known groups (pengukuran sama,
subjek beda). Contoh: Dogmatism scale  score
pengukuran dari kelompok orang yang dinilai close-
minded harusnya beda dengan score pengukuran dari
orang yang dinilai tidak close-minded.

20
11/21/2016

Sumber Bahan
Bryman, Alan. (2001). Social Research Methods. New York:
Oxford University Press.

Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods:


Qualitative and Quantitative Approaches. Fifth Edition.
Singapore: Allyn and Bacon.

Singleton Jr., Royce A. & Bruce C. Straits. (1999).


Approaches to Social Research. Third edition. New York:
Oxford University Press.

21

Anda mungkin juga menyukai